Você está na página 1de 24

Agama Islam

(Ekonomi Islam)
Nama:
• M. Fauzan Dita Rizkyawan
(185120600111027)
• Savira Alvionita
(185120607111015)
• Puput Purwaningsih
(185120607111018)
Pengertian
Ekonomi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam
mengalokasikan sumber-sumber alam
secara efisien.
Ekonomi islam adalah sebuah
mahzhab ekonomi yang di dalamnya
menjelaskan bagaimana cara islam
mengatur kehidupan perekonomian, dari
suatu paradigma yang terdiri dari nilai-
nilai moral islam dan nilai-nilai ekonomi.
1. Prinsip zhulumat/syar (non islam): prinsip
ekonomi yang melandaskan pada pola pikir
matrealisme, yang menempatkan manusia
sebagai segala-galanya, baik secara kolektif
maupun individu.
2. Prinsip nur (khair): prinsip ekonomi yang
didasarkan atas konsep ketuhanan secara
fungsional.
1. Alam ini mutlak milik Allah SWT.
2. Alam merupakan karunia Allah,
diperuntukkan bagi manusia
3. Alam karunia allah untuk dinikmati dan
dimanfaatkan dengan tidak melampaui
batas-batas ketentuan.
4. Hak milik perseorangan diakui sebagai hasil
jerih payah usaha yang halal dan hanya
boleh dipergunakan untuk hal-hal yang
halal pula.
5. Allah melarang menimbun kekayaan tanpa
ada manfaat bagi sesama manusia.
6. Di dalam harta orang kaya itu terdapat hak
orang miskin, fakir miskin dsb.
 Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem
ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan
nilai-nilai islam, bersumber dari Al Quran,
As-Sunnah, ijma dan qiyas.
 Sistem ekonomi islam berbeda dengan sistem
ekonomi kapitalis maupun sosialis, sistem
ekonomi islam memiliki sifat-sifat baik dari
sistem ekonomi sosialis dan kapitalis, namun
terlepas dari sifat buruknya.
 Maisyir adalah suatu tindakan perjudian, yang
berarti seseorang ingin mendapatkan harta
dengan instan tanpa harus bersusah payah.
 Gharar adalah semacam tindakan penipuan
yang tentu dapat merugikan orang lain
 Haram adalah hukum yang dijatuhkan pada
suatu dzat atau benda, yang dilarang untuk
digunakan atau dikonsumsi karena dilarang
oleh Allah, baik dari barang itu sendiri
maupun cara memperolehnya.
 Dzalim adalah tindakan yang merugikan
orang lain, maupun menyakiti orang lain
untuk tujuan tertentu.
 Ikhtikar adalah suatu kegiatan menimbun
barang, saat harganya akan naik.
 Riba adalah tambahan atas suatu transaksi
yang dilakukan, biasanya dalam utang
piutang yaitu dalam bentuk bunga.
Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata
“zaka” yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik.
Segala sesuatu yang bertambah disebut zakat.
Menurut istilah fikih zakat berarti sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan
kepada yang berhak. Orang yang wajib zakat disebut
“muzakki”,sedangkan orang yang berhak menerima
zakat disebut ”mustahiq” .
Di dalam Alquran Allah telah berfirman sebagai
berikut:

“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan


kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu,
tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu
kerjakan”.
Q.S. Al-Baqarah, 2:110

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan


zakat itu kamu membersihkan[658] dan
mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui”.
Q. S. At-Taubah, 9:103.
Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW
ketika mengutus Mu’az ke Yaman, ia
bersabda:
“Sesungguhnya engkau akan datang ke satu kaum dari Ahli
Kitab, oleh karena itu ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya aku adalah
utusan Allah. Kemudian jika mereka taat kepadamu untuk
ajakan itu, maka beritahukannlah kepada mereka, bahwa
Allah telah mewajibkan kepada mereka atas mereka salat lima
kali sehari semalam; lalu jika mereka mentaatimu untuk
ajakan itu, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah
telah mewajibkan zakat atas mereka, yang diambil dari
orang-orang kaya mereka; kemudian jika mereka taat
kepadamu untuk ajakan itu, maka berhati-hatilah kamu
terhadap kehormatan harta-harta mereka, dan takutlah
terhadap doa orang yang teraniaya, karena sesungguhnya
antara doa itu dan Allah tidak hijab (pembatas)”.
Adapun harta-harta yang wajib dizakati itu adalah
sebagai berikut:
1. Harta yang berharga, seperti emas dan perak.

2. Hasil tanaman dan tumbuh-tumbuhan, seperti


padi, gandum, kurma, anggur.
3. Binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing,
dan domba.
4. Harta perdagangan.

5. Harta galian termasuk juga harta rikaz.


Adapun orang yang berhak menerima zakat adalah:
1. Fakir, ialah orang yang tidak mempunyai dan tidak pula berusaha.
2. Miskin, ialah orang yang tidak cukup penghidupannya dengan
pendapatannya sehingga ia selalu dalam keadaan kekurangan.
3. Amil, ialah orang yang pekerjaannya mengurus dan mengumpulkan
zakat untuk dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya.
4. Muallaf, ialah orang yang baru masuk Islam yang masih lemah
imannya, diberi zakat agar menambah kekuatan hatinya dan tetap
mempelajari agama Islam.
5. Riqab, ialah hamba sahaya atau budak belian yang diberi kebebasan
berusaha untuk menebus dirinya agar menjadi orang merdeka.
6. Gharim, ialah orang yang berhutang yang tidak ada kesanggupan
membayarnya.
7. Fi sabilillah, ialah orang yang berjuang di jalan Allah demi
menegakkan Islam.
8. Ibnussabil, ialah orang yang kehabisan biaya atau perbekalan dalam
perjalanan yang bermaksud baik (bukan untuk maksiat)
Sehubungan pengelolaan zakat yang kurang
optimal, sebagian masyarakat yang tergerak hatinya
untuk memikirkan pengelolaan zakat secara
produktif, sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan umat Islam pada umumnya dan
masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, pada
tahun 1990-an, beberapa perusahaan dan
masyarakat membentuk Baitul Mal atau lembaga yang
bertugas mengelola dan zakat, infak dan sedekah
dari karyawan perusahaan yang bersangkutan dan
masyarakat. Sementara pemerintah juga membentuk
Badan Amil Zakat Nasional.
Dalam pengelolaan zakat diperlukan beberapa
prinsip, antara lain:
1. Pengelolaan harus berlandasakn Alquran dan
Assunnah.
2. Keterbukaan. Untuk menumbuhkan kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga amil zakat, pihak
pengelola harus menerapkan manajemen yang
terbuka.
3. Menggunakan manajemen dan administrasi
modern.
4. Badan amil zakat dan lembaga amil zakat harus
mengelolah zakat dengan sebaik-baiknya.
Selain itu amil juga harus berpegang teguh pada
tujuan pengelolaan zakat, antara lain:
1. Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin
dan membantunya keluar dari kesulitan dan
penderitaan.
2. Membantu pemecahan masalah yang dihadapi
oleh para mustahik
3. Menjembatani antara yang kaya dan yang
miskin dalam suatu masyarakat.
4. Meningkatkan syiar Islam
5. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan
negara.
6. Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial
dalam masyarakat.
 Wakaf adalah bentuk lembaga ekonomi
islam yang muncul dari suatu suatu
pernyataan dan perasaan iman yang
mantap dan solidaritas yang tinggi antar
sesama manusia.

Sebagai ibadah
Berfungsi secara
kepada Allah Fungsi
sosial
Swt
Rukun Wakaf Syarat Wakaf
Wakif ( orang yang Merdeka, Berakal sehat, Dewasa,
mewakafkan ) Tidak di bawah pengampuan

Benda tersebut harus mempunyai nilai,


Mauquf ( barang yang Benda bergerak atau benda tetap yang
dibenarkan untuk diwakafkan, Benda yang
diwakafkan ) diwakafkan harus tertentu (diketahui)
ketika terjadi wakaf, Benda tersebut telah
menjadi milik si wakif
Mauquf ‘Alaih
(orang/lembaga yang Harus dinyatakan secara tegas pada
waktu mwngikrarkan wakaf, kepada
berhak menerima siapa/apa ditujukan wakaf tersebut,
waqaf) Tujuan wakaf itu harus untuk ibadah
Shigat (pernyataan wakif
Shighat harus munjazah (terjadi
untuk mewakafkan seketika), Shighat tidak diikuti syarat
bathil. Shigaht tidak diikuti pembatasan
harta / bendanya
waktu tertentu, Tidak mengandung suatu
pengertian untuk mencabut kembali
wakaf yang sudah dilakukan
Indonesia sudah memiliki regulasi yang memadai sebagai dasar
pengelolaan wakaf yang sejalan dengan ketentuan syariat Islam,
antara lain UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan PP
Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU Nomor 41 Tahun
2004.
Wakaf di Indonesia umumnya berupa masjid, mushalla,
madrasah, sekolah, makam, rumah yatim piatu.
Seperti data dari Departemen Agama RI, sampai dengan
September 2002 jumlah seluruh tanah wakaf di Indonesia
sebanyak 359.462 lokasi dengan luasa 1.472.047.607,29 𝑚2
Nadzir wakaf merupakan orang orang yang diserahi tugas
untuk mengurus dan memelihara benda wakaf. Dengan demikian
nadzir berhak untuk bertindak atas harta wakaf untuk baik untuk
mengurus, memelihara, dan mendistribusikan hasil wakaf kepada
orang yang berhak menerimanya.
Dalam PP No.28 Tahun 1977 Pasal 7 ayat (1) disebutkan
bahwa nadzir berkewajiban untuk mengurus dan mengawasi
kekayaan wakaf serta hasilnya menurut ketentuan-ketentuan yang
diatur oleh Menteri Agama sesuai dengan tujua wakaf
Dalam pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Agama No. I
Tahun 1978 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
No. 28 Tahun 1977 dijelaskan bahwa nadzir berkewajiban
1. Menyimpan salinan lembar kedua salinan Akta Ikrar Wakaf
2. Memelihara tanah wakaf
3. Memanfaatkan dan berusaha meningkatkan tanah wakaf
4. Menyelenggarakan pembukuan / administrasi yang meliputi :
a. Buku catatan tentang keadaan tanah wakaf
b. Buku catatan tentang pengelolaan dan hasil tanah wakaf
c. Buku catatan tentang Penggunaan hasil tanah wakaf
• Menurut data Kementerian • Masih terdapat tanah wakaf
Agama RI Tahun 2010, hampir yang belum bersertifikat
95 % asset wakaf belum maupun tanah wakaf yang
dimanfaatkan secara optimal belum memiliki memiliki
sehingga peran sosial-
Konflik
Pemanfaa tanah wakaf
dokumen Akta Ikrar Wakaf
ekonomi wakaf belum (AIW)
maksimal tan yang antara
belum Nazhir
maksimal dengan ahli
waris

Adanya Penyelewen
sengketa gan harta
• Adanya sengketa akibat perwakafan wakaf
tuntutan perubahan status
atau peralihan asset wakaf
untuk keperluan •Masih terdapat penyelewengan
terhadap tanah wakaf apalagi yang
pembangunan sarana dan
bila mendaftarkan wakafnya tidak di
prasarana
lekmbaga resmi
Untuk mengelola wakaf diIndonesia, yang pertama-tama adalah
pembentukan suatu badan atau lembaga yang mengkordinasi
secara nasional bernama Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Badan Wakaf Indonesia di berikan tugas mengembangkan wakaf
secara produktif dengan membina Nazhir wakaf (pengelola
wakaf) secara nasional, sehingga wakaf dapat berfungsi untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dalam pasal 47 ayat 2 disebutkan bahwa Badan Wakaf Indonesia
bersifat independent, dan pemerintah sebagai fasilitator. Tugas
utama badan ini adalah memberdayaan wakaf melalui fungsi
pembinaan, baik wakaf benda bergerak maupun benda yang
bergerak yang ada diIndonesiasehingga dapat memberdayakan
ekonomi umat.
 Badan wakaf nasional
hanya mengelola benda-
benda bergerak dan wakaf
tunai (uang) serta harta
wakaf yang diamanahkan
kepadanya. Wakaf benda-
benda bergerak
dikembangkan melalui
lembaga terkait ,
sedangkan wakaf uang
dikembangkan melalui
bank-bank syariah
Zakat itu kewajiban
Sedekah
menyempurnakan
Wakaf Abadikan
Kebaikan

Você também pode gostar