Você está na página 1de 12

TATA LAKSANA BEDAH KOSMETIK DAN INTEGUMEN

ABSES

PRAISELIA D. A. TAFUI 1609010007


MARIA M. KEWA 1609010017
KEFIN E. TAHUN 1609010027
DIANA R. N. A. AWA 1609010037
AGATHA SADA UA 1609010043
JUAN B. A. ALLE 1609010047
PENGERTIAN ABSES

Pus yang terlokalisir akibat adanya infeksi dan


supurasi jaringan.
PENYEBAB ABSES

• Dapat terjadi pada semua jaringan atau struktur


anatomi pertulangan.
• Abses pada kuku anjing ini dapat timbul karena
adanya infeksi dari berbagai bakteri, yaitu :
Staphylococcus pyogenes, Streptococcus pyogenes,
Corynebacterium pyogenes, Pseudomonas
aeruginosa, Actinomyces bovis, dan E. coli.
PREDISPOSISI ABSES

• Dapat terjadi pada anjing ras maupun anjing


lokal.
• Anjing ras yang berisiko terkena penyakit abses
ini yaitu : German Shepherd, giant, standard and
miniature Schnauzer, Rottweiler, Greyhound,
Bearded Collie and Norwegian Gordon and
English Setter (Rosychuk, 2015).
GEJALA KLINIS ABSES

• Adanya tonjolan pada kulit


• Berdinding tipis, lunak, elastis.
• Biasana berwarna orange kemerahan mengkilat.
• Terdapat elevasi kulit.
• Terkadang terjadi kerontokan rambut di sekitar
terjadinya abses.
PENDEKATAN ANATOMI ABSES

• Digit kucing terdiri


dari tiga phalang. Pemotongan digiti
Selama onichectomy,
phalanx ketiga
seluruhnya atau
sebagian besar
dihilangkan.
• Pertumbuhan kuku
berasal dari jaringan
epitel germinal pada
puncak ungual.
• Jika epitel germinal
jaringan tidak
sepenuhnya
dihilangkan cakarnya,
maka dapat tumbuh
kembali.
TEKNIK OPERASI ABSES

• Umumnya dilakukan dengan mengincisi pada daerah


abses, kemudian dilakukan pembersihan abses beserta
jaringan – jaringan yang mati menggunakan NaCl dan
lalu ditutup dengan jahitan.
• Onychectomy merupakan suatu tindakan pembedahan
untuk menghilangkan kuku pada hewan (Schwartz, 2011).
• Onychectomy ini biasanya dilakukan pada kasus tumor,
proses inflamasi kronis, gangren, adanya infeksi baik
persisten maupun parah dan abses pada phalang distal.
a. Teknik diseksi.
 Bersihkan rambut pada anjing dan kucing yang akan
di operasi.
 Posisikan hewan dengan rebah lateral dan gunakan
tourniquet untuk meminimalkan pendarahan.
 Incisi kulit di sepanjang puncak ungual distal.
 Gunakan allis tissue forceps untuk memegang kuku.
 Phalanx ketiga diperpanjang dan kulit atas
artikulatio P2-P3 dilakukan incisi.
 Ligamen dan ikatan tendon ke phalanx ketiga yang
tajam dipindahkan dengan hati-hati agar tidak
merusak digital.
 Penjahitan luka dapat menggunaka benang yang
dapat diserap.
b. Teknik Guillotine
 Aplikasikan tourniquet.
 Kuku dijepit dengan allis tissue forceps.
 Lakukan pemotongan di antara puncak ungual dan
phalanx kedua.
 Kemudian, lakukan penutupan kulit dengan jahitan.

c. Teknik Laser
 Dilakukan dengan menggunakan laser.

 Laser CO2 dengan ujung 0,4 -0,8 mm diatur pada 4 -6 watt


untuk melakukan onychectomi.
 Dokter bedah dan staf di ruangan harus mengenakan
kacamata pelindung laser dan sungkup muka untuk
menghindari paparan dari laser CO2.
RESIKO OPERASI ABSES

 Stress.
 Rasa sakit atau infeksi setelah prosedur
dilakukan dan/atau selama penyembuhan.
 Ketidaknyamanan hewan saat berjalan
(Gunawan ,et all 2016).
 Untuk beberapa kasus pada kucing dapat
menimbulkan tingkah laku yang agresif.
PERAWATAN POST OPERASI ABSES

Dapat diberikan antibiotika dan vitamin yang


harus disesuaikan dengan riwayat pasien,
apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan
alergi obat.

Você também pode gostar