Você está na página 1de 35

 Periode post partum

(peurperium) adalah jangka


waktu 6 minggu, yang dimulai
setelah kelahiran bayi sampai
pemulihan kembali organ-organ
reproduksi seperti sebelum
kehamilan
 Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
 Puerperium dini adalah kondisi kepulihan
dimana seorang ibu sudah diperbolehkan
berdiri dan berjalan
 Puerperium Intermedial adalah kondisi
kepulihan organ genital secara
menyeluruh dengan lama ± 6-8 minggu
 Remote Puerperium waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila saat hamil
atau waktu persalinan mengalami
komplikasi. Waktu yang diperlukan
untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan
ataupun tahunan.
Periode post partum dibagi menjadi
tiga yaitu:
1.Immediately Post Partum:
berlangsung sampai 24 jam pertama
Post Partum
2. Early Post Partum : berlangsung
sampai minggu pertama Post Partum
3. Late Post Partum : berlangsung
minggu ke 2-ke 6 Post Partum
 Banyak faktor yang mempengaruhi proses
pemulihan ini, termasuk tingkat energi,
kenyamanan psikologis dan fisik,
kesehatan bayi baru lahir, perawatan dan
motivasi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan profesional, dimana pada
periode ini lebih ditekankan pada
kesejahteraan ibu dan respon dari
bayinya. Untuk memberikan perawatan
yang bermanfaat bagi ibu, bayi dan
keluarganya, perawat harus menggunakan
pendekatan yang holistik.
ADAPTASI FISIOLOGIS

1. SISTEM
REPRODUKSI
A. UTERUS

1. Proses Involusi
Involusi adalah proses kembalinya uterus ke
kondisi sebelum kehamilan, yang dimulai sesaat
setelah pengeluaran plasenta dengan kontraksi
otot uterus. Dalam 12 jam persalinan, tinggi
fundus uteri kurang lebih 1 cm di atas umbilicus
dan turun 1-2 cm tiap harinya. 6 hari postpartum,
fundus uteri setinggi pertengahan anatara
umbilicus dan simfisis
9 hari postpartum, uterus tidak teraba karena
masuk ke rongga pelvis 1 – 2 minggu postpartum,
berat uterus berkisar antara 500-350 gr. Dan pada
minggu ke 6 postpartum, berat uterus antara 50-60
gr.

Penurunan hormon esterogen dan progesteron


setelah persalinan menyebabkan terjadinya autolisis
pada jaringan uterus dalam proses pengembalian ke
kondisi sebelum hamil. Penyebab utama dari
subbinvolusi adalah tertinggalnya jaringan plasenta
dan infeksi
2. Kontraksi Uterin
Intensitas kontraksi uterin meningkat
secara bermakna segera setelah
persalinan bayi, yang merupakan respon
untuk segera mengurangi jumlah volume
intra uterin. Selama 1 sampai 2 jam
pertama postpartum, aktivitas uterin
menurun dengan halus dan dengan
progresif dan stabil
3. Afterpains
Relaksasi dan kontraksi secara bergantian
dan periodik menyebabkan kram uterus
yang tidak nyaman dan sisebut sebagai
afterpains dan terjadi pada awal
postpartum. Afterpains lebih dirasakan
ibu-ibu yang melahirkan bayi yang besar,
gemeli atau hidramnion. Menyusui dan
oksitosin injeksi dapat memperberat
afterpains karena menyebabkan
kontraksi uterus lebih kuat
4. Tempat Perlekatan Plasenta
Segera setelah plasenta dan selaput amnion
keluar, terjadi vasokonstriksi dan trombosis untuk
mencegah tempat perlekatan plasenta melebar.
Pertumbuhan endometrium menyebabkan
terlepasnya jaringan nekrotik dan mencegah
timbulnya jaringan scar.
Hal ini akan mempengaruhi tempat perlekatan
plasenta pada kehamilan yang akan datang.
Regenerasi endometrium akan selesai pada
minggu ke-3 postpartum, sedangkan pada tempat
plasenta akan pulih pada minggu ke-6 postpartum
5. Lokhea
Pengeluaran uterus setelah melahirkan
disebut sebagai lokhea yang keluar dari
kavum uteri dan vagina selama masa
nifas
 Lokea rubra (merah segar): hari 1 dan 2
post partum
 Lokea sanguinoleta (merah kecoklatan);
hari 3 post partum
 Lokea serosa (merah kekuningan) ;
hari 7-14 post partum
 Lokea alba (putih) ; > 2mgg post
partum
 Lokea purulenta; terjadi infeksi
keluar airan seperti nanah dan
berbau busuk
 Lokea stasis ; lokea tidak lancar
keluarnya
B. Cerviks

Cerviks kembali lembut segera


setelah persalinan. Cerviks atas atau
segmen bawah uterus tampak edema,
tipis dan fragil selama beberapa hari
setelah postpartum. Porsio mungkin
menonjol kearah vagina, tampak
memar dengan sedikit laserasi. Laktasi
dapat menghambat produksi mukosa
cerviks karena menghambat produksi
estrogen.
c. Vagina dan Perineum
Kondisi vagina kembali seperti sebelum
kehamilan terjadi pada minggu ke 6-8
postpartum. Rugae muncul kembali setelah
minggu ke 4 postpartum tetapi tidak
mungkin kembali ke kondisi seperti saat
sebelum menikah.
Penurunan estrogen juga menyebabkan
produksi mukosa vagina berkurang sehinga
lubrikasi minimal mukosa kembali menebal
setelah ovarium kembali berfungsi.
Pada ibu dengan luka episiotomi maka harus
menjaga kebersihan daerah perineum minimal
selama 2 minggu postpartum. Proses penyembuhan
luka episiotomi sama dengan luka insisi pada
tindakan bedah lainnya. Tanda-tanda infeksi
menurut Davidson (1974) yaitu (REEDA) harus selalu
dipantau. Proses penyembuhan akan terjadi setelah
minggu 2 -3 postpartum.
Hemoroid juga dapat ditemukan pada ibu
postpartum, terutama pada ibu yang mengedan kuat
saat persalinan. Ibu mungkin mengeluh gatal, tidak
nyama atau terdapat perdarahan selama defekasi.
Hemoroid akan berkurang setelah 6 minggu
postpartum
 R : Redness (kemerahan)
 E : edema (Bengkak)
 E : Echimosis (kebiruan)
 D : Discharge (keluaran~ cairan ~
lokea)
 A : Approksimity (perlekatan luka
jahitan)
2. Sistem Endokrin

a. Hormon Plasenta
Keadaan hormon plasenta menurun
dengan cepat setelah persalinan seperti
human plasenta laktogen (hPL), human
corionik gonadotropin (hCG). Estrogen
dan progesteron mencapai kadar
terendah pada minggu pertama
postpartum
b. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Hormon prolaktin meningkat secara progresif
selama kehamilan dan setelah melahirkan akan
tetap meningkat pada ibu menyusui. Kadar
prolaktin akan ditentukan oleh lama dan
frekuensi menyusui, status nutrisi ibu, serta
kekuatan bayi dalam menghisap. Penurunan
kadar estrogen dan progesteron juga
menyebabkan kadar hormon prolaktin
meningkat. Pada ibu tidak menyusui kadar
prolaktin akan berkurang dan mencapai kadar
seperti sebelum kehamilan pada minggu ke 4-6
postpartum.

Ovulasi pada ibu tidak menyusui terjadi pada hari


ke 27 setelah persalinan, denga rata-rata waktu
70-75 hari. Pada ibu menyusui, menstruasi terjadi
pada minggu ke-17 postpartum. Ovulasi mungkin
terjadi sebelum menstruasi pertama, sehingga
perlu didiskusikan tentang metode keluarga
berencana yang tepat.
3. Abdomen

Abdomen pada ibu postpartum akan


kembali normal hampir seperti
kondisi sebelum hamil setelah
minggu ke-6 postpartum. Striae
mungkin masih ada. Pengembaliuan
tonus otot dipengaruhi oleh tonus itu
sendiri, latihan yang tepat, dan
jumlah dari sel lemak. Diaktasis
rektus abdominis tetap ada.
4. Sistem Perkemihan

Steroid yang tinggi selama kehamilan


menyebabkan fungsi ginjal menjadi
meningkat. Setelah persalinan, kadar
steroid berkurang dan fungsi ginjal
juga menurun. Ginjal akan kembali
normal seperti sebelum hamil
setelah 1 bulan persalinan.
a. Komponen Urin

 BUN meningkat akibat autolisis pada


proses involusi. Proteinuria + 1
normal karena pemecahan sel otot
uterus selama 1 dan 2 postpartum.
Ketonuria terjadi pada ibu dengan
persalinan lama yang disertai
dehidrasi
b. Diuresis Postpartum

 Selama 12 jam postpartum, ibu mulai


kehilangan cairan yang bertumpuk
di ekstrasel selama kehamilan akibat
dari penurunan kadar estrogen.
Pengeluaran cairan dapat
mengurangi berat badan ibu
postpartum sebanyak 2.25 kg.
c. Uretra dan Bladder
 Penekanan kepala bayi pada bladder saat
persalinan dapat menyebabkan penurunan
sensitivitas syaraf destrusor terhadap volume
urin yang ada di bladder. Ditambah adanya
laserasi di perineum dan episiotomi
menyebabkan keinginan untuk berkemih
menjadi menurun. Hal ini menyebabkan
timbulnya distensi bladder yang dapat
menghambat turunnya uterus dan
memudahkan timbulnya infeksi. Syaraf dan
otot dinding bladder akan kembali normal
setelah 5-7 hari postpartum
5. Sistem Gastrointestinal
 Nafsu makan
Ibu postpartum akan merasa kelaparan setelah
melahirkan karena energi yang dikeluarkan saat
persalinan
 Buang air besar
BAB Spontan mungkin terjadi pada hari 2-3
postpartum. Keterlambatan ini disebabkan oleh
penurunan tonus otot kolon selama persalinan dan
postpartum, diare, kekurangan makanan, atau
dehidrasi. Trauma karena persalinan pada sistem
gastrointestinal, seperti : laserasi perineum grade
3 dan 4 juga dapat menghambat BAB secara
normal
6. Payudara
Ibu Menyusui
Saat mulai menyusui, massa berupa
kantong ASI dapat teraba di payudara,
hanya berbeda dengan massa pada
tumor atau karsinoma, massa pada
payudara ibu menyusui berpindah-
pindah dan tidak menetap. Sebelum
proses menyusui dimulai, pengeluaran
payudara berupa cairan kekuningan
yang disebut kolostrum. Payudara
tegang dapat terjadi setelah 48 jam
menyusui dan gangguan putting dapat
terjadi, seperti pecah-ecah, kemerahan
dan melepuh
7. Sistem kardiovaskuler

a. Volume Darah
Perubahan volume darah dipengaruhi
oleh kehilangan darah saat persalinan
dan pengeluaran edema fisiologi saat
kehamilan. Volume darah yang
bertambah (1000-1500 ml) selama
kehamilan akan berkurang sampai 2
minggu postpartum dan kembali ke
kondisi sebelum kehamilan pada bulan
ke-6 postpartum.
b. Cardiac Output (CO)

CO akan meningkat dibanding saat


kehamilan pada 30-60 menit setelah
persalinan. Hal ini disebabkan karena
adanya pemutusan sirkulasi
uteroplasenta. Ini akan menurun cepat
pada minggu ke-2 postpartum dan
kembali pada kondisi sebelum
kehamilan pada 24 minggu postpartum
c. Komponen Darah
 Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht)
Selama 72 jam setelah persalinan, terdapat kehilangan
plasma dalam jumlah besar sehingga menyebabkan Hb dan
Ht meningkat hingga 7 hari setelah persalinan. Tidak
terdapat destruksi sel darau merah selama periode
postpartum dan kadar sel darah merah akan kembali
normal setelah minggu 8 postpartum
 Sel Darah Putih
Leukosit normal pada ibu hamil adalah 12.000/mm3. pada
ibu postpartum, kadar leukosit bisa mencapai 20.000-
25.000/mm3 dan ini normal.
 Faktor Pembekuan
Faktor pembekuan dan fibrinogen akan meningkat selama
kehamilan dan masa postpartum. Jika ditambah dengan
kerusakan pembuluh darah dan immobilisasi maka hal ini
akan beresiko terjadinya tromboembolisme.
d. Varicosites

 Varicosites di ekstremitas dan anus,


kadang-kadang di vulva akan
berkurang segera setelah
persalinan.
8. Sistem Persyarafan

 Sakit kepala (headaches) saat


postpartum dapat disebabkan oleh
beberapa hal, seperti : preeklamsi
,stress, kehilangan cairan
serebrospinal saat dilakukan spinal
anesthesi. Tergantung pada
penyebab dan tindakan, sakit kepala
akan berkurang pada hari ke 1-3
postpartum sampai beberapa
minggu
9. Sistem Muskuloskeletal

 Relaksasi sendi terutama pada sendi


panggul yang terjadi selama
persalinan kembali mendekat dan
stabil pada minggu ke 6-8 post
partum
10. Sistem integumen

 Kloasma gravidarum biasanya


menghilang pada akhir kehamilan.
Hiperpigmentasi pada areola dan
linea nigra mungkin masih ada
sampai setelah persalinan. Striae di
payudara, abdomen dan tungkai
mungkin berkurang tetapi tidak
hilang

Você também pode gostar