Sebagai Sistem Filsafat 1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Yang Bersifat Organis
• Isi sila-sila Panacasila pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan. Dasar filsafat negara Indonesia terdiri dari lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas peradaban ,Namun demikian sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan keutuhan. Maka Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal. Konsekuensinya setiap sila tidak dapat beridiri sendiri-sendiri serta diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. • Kesatuan sila-sila Panacasila yang bersifat organis tersebut secara filosofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti. Unsur-unsur hakikat manusia merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Setiap unsur memiliki fungsi masing-masing dan saling berhubungan .Oleh karena sila-sila Pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia ‘monopluralis’ yang merupakan kesatuan organis, maka sila-sila Panacasila juga memiliki kesatuan yang bersifat organis pula. 2. Susunan Kesatuan Pancasila Yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal • Susunan pancasila adalah hierarkis dan mempunyai bentuk piramidal. Pengertian matematika piramidal digunakan dalam urut- urutan luas dan juga dalam hal sifat-sifatnya. Jika dilihat dari intinya, urutan lima sila menunjukan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya,merupakan pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya. Jika urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka diantara lima sila ada hubungan yang mengikat satu sama lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat. Andai kata urutan itu di pandang sebagai tidak mutlak. Diantara salah satu sila dengan sila lain tidak ada sangkut-pautnya,maka Pancasila itu terbelah-belah,oleh karena itu tidak dapat dipergunakan sebagai suatu asas kerohanian bagi negara. Jikalau tiap-tiap sila dapat diartikan dalam bermacam-macam maksud, sama saja dengan tidak ada pencasila. • Dalam susunan hierarkis dan piramidal ini,maka Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, Kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial demikan selanjutnya,sehingga tiap-tiap sila didalamnya mengandung sila-sila lainnya.