Você está na página 1de 13

M EW U JUD KAN K ELUA RGA SA K I NAH

KELOMPOK 9
• Mauza Oktaviani
• Meutia Nur Pratiwi
• Muhammad Fikri
• Muhammad Nofrialdy
KELUARGA SAKINAH

Keluarga yang Sakinah

Sakinah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah ketenangan,


ketentraman, aman atau damai. Lawan kata dari ketentraman atau ketenangan adalah
keguncangan, keresahan, kehancuran. Sebagaimana arti kata tersebut, keluarga
sakinah berarti keluarga yang didalamnya mengandung ketenangan, ketentraman,
keamanan, dan kedamaian antar anggota keluarganya.
KRITERIA KELUARGA SAKINAH
1. Keluarga pra sakinah, yaitu keluarga – keluarga yang dibentuk bukan melalui ketentuan perkawinan
yang sah, tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar spiritual dan material (basic need ) secara minimal,
seperti keimanan, shalat,zakat, fitrah, puasa, sandang, pangan, papan dan kesehatan.
2. Keluarga sakinah 1, yaitu keluarga – keluarga yang dibangun atas perkawinan yang sah dan telah
dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan material secara minimal tetapi masih belum dapat memenuhi
kebutuhan social psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, bimbingan keagamaan dalam
keluarganya , mengikuti interaksi social keagamaan dengan lingkungannya.
3. Keluarga sakinah 2, yaitu keluarga – keluarga yang dibangun atas perkawinan yang sah dan
disamping telah dapat memenuhi kebutuhan kehidupannya juga telah mampu memahamj pentingnya
pelaksanaan ajaran agama serta kebimbingan keagamaan dalam serta mampu mengadakan interaksi
sosial keagamaan dan lingkungannya, tetapi belum mampu menghayati serta mengembangkan nilai –
nilai keimanan dan ketaqwaan dan ahklaqul karimah, infaq, zakat, amal jariah, menabung dan
sebagainya.
4. Keluarga sakinah 3, yaitu keluarga – keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan keimanan,
ketaqwaan, ahklaqul karimah, social psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum mampu
menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.
5. Keluarga sakinah 3 plus, yaitu keluarga – keluarga yang telah memenuhi seluruh kebutuhan
keimanan, ketaqwaan dan ahklaqul karimah secara sempurna, kebutuhan sosial psikologis, dan
pengembangannya serta dapat menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.
KELUARGA PRA SAKINAH

1. Kepala Keluarga tidak memiliki Kutipan Akta Nikah dari pejabat yang berwenang
2. Ada anggota Keluarga yang usianya lebih 10 (Sepuluh) tahun buta shalat
3. Ada anggota Keluarga yang lebih usia 7 (Tujuh) tahun buta aksara Al-Qur’an
4. Kepala Keluarga tidak mampu membayar Zakat Fitrah
5. Ada anggota Keluarga usia lebih 10 (Sepuluh) tahun tidak puasa selama bulan Ramadhan
6. Sering terjadi perselisihan dalam keluarga
7. Tidak ada kitab suci Al-Qur’an dan Sajadah
KELUARGA SAKINAH 1

1. Telah memenuhi indikator keluiarga Pra Sakinah


2. Seluruh anggota keluarga lebih 7 (tujuh) tahun mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar
3. Seluruh anggota keluarga lebih 10 (Sepuluh) tahun telah mendirikan shalat fardhu tapi
belum rutin setiap waktu
4. Kepala Keluarga telah mampu membayar Zakat Fitrah
5. Seluruh anggota keluarga lebih 7 (Tujuh) tahun melaksanakan puasa tetapi ada yang tidak
penuh sebulan tanpa alasan Rukhshah
6. Kepala keluarga pernah berinfaq / bersadaqah kepada orang lain atau kepentingan sarana
agama
7. Telah memiliki Kitab Suci Al-Qur’an dan Sajadah
8. Tidak ada terjadi pertengkaran Suami – Isteri
9. Memiliki rumah tempat tinggal walaupun menyewa
KELUARGA SAKINAH 2

1. Ada anggota keluarga yang mendirikan shalat berjama’ah dirumah atau di Masjid /
Mushalla
2. Secara tidak rutin ada pembacaan Al-Qur’an dirumah
3. Ada anggota keluarga yang bisa baca Al-Qur’an dengan tajwid yang baik
4. Pada bulan Ramadhan sebagian anggota keluarga aktif puasa dan seluruh anggota
keluarga telah mendirikan shalat fardhu secara rutin setiap waktu
5. Tarawih berjama’ah di Masjid / Mushalla
6. Ada anggota keluarga yang aktif bertadarus Al-Qur’an pada bulan Ramadhan
7. Suka memberi perbukaan puasa kepada tetangga
8. Setiap bulan mengeluarkan infaq dan shadaqah
9. Suami / Isteri belum rutin mengikuti majelis ta’lim di Masjid / Mushalla atau ditempat
lainnya
10. Tahu melaksanakan shalat fardhu kifayah
11. Kondisi tempat tinggal bersih dan rapi
KELUARGA SAKINAH 3

1. Seluruh anggota keluarga lebih 10 ( Sepuluh ) tahun pernah ikut Shalat Berjama’ah di
rumah atau di Masjid / Mushalla
2. Anggota keluarga ada yang aktif mendirikan shalat sunnat minimal halat Rawatib
3. Dirumah tersebut ada Al-Qur’an dan terjemahan serta buku Agama / Pustaka mini
4. Dirumah tersebut ada ruang khusus tempat shalat
5. Telah mampu membayar Zakat Mal
6. Menjadi donatur tetap kegiatan keagamaan
7. Rumah milik keluarga / tidak menyewa
8. Suami / Isteri aktif mengikuti wirid pengajian ( majelis ta’lim )
9. Sebagian anak berpendidikan Sarjana
10. Menjadi orang tua Asuh Anak Yatim
KELUARGA SAKINAH 3 PLUS

1. Suami / Isteri aktif shalat dhuha dan tahajjudplus


2. Suami / Isteri telah menunaikan ibadah Haji
3. Suami / Isteri aktif dalam kegiatan kemasyarakat dan kegiatan keamagaan
4. Pendidikan anak-anak semuanya berhasil
5. Semua anak-anak ta’at beribadah
KIAT-KIAT MENUJU KELUARGA SAKINAH
Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan untuk menikah,
karena nikah merupakan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan). Allah Subhanhu wa Ta’ala
berfirman:

‫ق‬َّ ‫ت‬َ ‫ي‬‫ل‬ْ


َ ِ َ‫ ف‬،‫ف ا ِلدي ِْن‬
‫هللا ِف ْي َما بَ ِقي‬ ْ ‫ُ فَقَ ِد ا ْست َ ْك َم َل ِن‬،‫ِإذَا تَزَ َّو َج اْلعَبْد‬
َ ‫ص‬
“Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia
bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”. [1]

- Memilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang menjalankan perintah Allah SWT, dari Abu
Hurairah Radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Allaihi Wa Sallam,beliau bersabda :
“Perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya
dan karena agamanya, pilihlah perempuan yang beragama, niscaya kamu akan bahagia”
- Suami menjalankan kewajibannya sebagai kepala keluarga dengan dorongan iman,cinta dan
ibadah, seperti memberikan nafkah kepada anak istrinya, memberikan keamanan, didikan dan
bimbingan, serta berusaha mengajarkan dan memberi contoh kebaikan, amal soleh untuk
membimbing anak istrinya kesurga, dan melarang anak istrinya melakukan keburukan agar bisa
menghindari anak istri dari api neraka .

- Istri berusaha menjalankan kewajibannya dengan dorongan iman, ibadah, cinta dan ridho
Allah SWT, seperti melayani dan mengurus semua kebutuhan suami dan anak, mendidik anak
anaknya, karena seorang ibu adalah Madratsah pertama bagi anak anaknya, menjaga
kehormatannya dan keluarga, memelihara harta suami dan manjaga diri ketika suami sedang tidak
berada dirumah dan membahagiakan suaminya.

- Suami istri saling mengenali sifat kekurangan dan kelebihan pasanganya, saling percaya setia, saling
melengkapi, saling menghormati dan saling mencintai, selalu terbuka dalam hal apapun agar
komunikasi antara suami istri tetap berjalan. Selalu berkomitmen menempuh perjalanan rumah
tangga untuk selalu bersama dalam kondisi apapun serta melewati badai dan gelombang
kehidupan .
• - Suami mengajak anak istrinya shalat berjamaah atau melakukan ibadah bersama - sama, seperti
mengajak anak istri bersedekah, mengikuti kajian, mengajak anak istrinya membaca Al-Quran
serta berdzikir bersama, agar menanamkan kebiasaan baik untuk beribadah pada diri si anak
serta mengajak anak istri bertamasya untuk melihat keagungan Allah SWT.

- Suami istri sellau berdoa dan meminta kepada Allah SWT agar diberikan keluarga yang sakinah
mawadah warahmah .

- Suami secara berkala mengajak anak istrinya untuk melakukan evaluasi atau introspeksi diri
masing masing agar melakukan perbaikan kedepannya bila sebelumnya melakukan
kesalahan, agar masing - masing anggota tidak ada rasa dengki dan dendam, dan mengajarkan
untuk saling meminta maaf supaya hubungan keluarga tetap harmonis dan damai.

- Saat menghadapi suatu masalah atau kesulitan maka selalu mengadakan permusyawarahan agar
semua dapat mengemukakan pendapatnya, dan ketika terjadi perselisihan maka anggota
keluarga cepat memohon perlindungan Allah SWT dari keburukan nafsu amarahnya.

Você também pode gostar