Você está na página 1de 19

Arthritis pada Persendian Jari dan

Pergelangan Tangan

D1
Riama Sihombing (102012185)
Bryan Raka Alim (102013145)
Felysia Margaret Giovani (102013211)
Willis (102014010)
Silvia Gunawan (102014043)
Evalusty Karunia Paulus Lopa (102014093)
Graciela Anjanette p.l (102014138)
Ruth Anthea Airin Simanjuntak (102014210)
Lim Kee Zhen (102014237)
Anamnesis
 Keluhan Utama
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Pengobatan
 Riwayat Keluarga
 Riwayat Sosial
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum: Pasien tampak sakit sedang
 Kesadaran: Compos Mentis
 Berat Badan: 48kg
 Tinggi Badan: 158cm
 Tekanan darah: 110/80mmHg
 Denyut Nadi: 24x /menit
 Frekuensi Nafas: 18x/menit
 Suhu: 36.9°C
 Inspeksi
 Status Lokalis: PIP 2,4 & MCP 2,4
 Merah & Bengkak
 Palpasi
 Nyeri tekan pada PIP 2,4 & MCP 2,4
 Movement
 Functio laesa
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan Lab
 Reumatoid Factor
 Anti CCP (Cyclic Citrulinated Peptide Antibody)
 C-Reaktif Protein
 Test Ana
 Pemeriksaan radiologi
Differential diagnosis
Ciri-ciri Osteoarthritis Sistemik Lupus Arthritis Gout Rheumatoid
Eritematosus (SLE) Arthritis

Nyeri + + + +
Inflamasi - - + -
Merah + + - +
Erosi - - - +
Cairan Sendi Normal Normal + warna susu + tidak jernih
kental
Kristal - - + -
LED Normal + - +
CRP - - +tinggi +tinggi
RF Normal + - +
ANA Normal + - +
Working diagosis

 Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimun yang


ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif,
dimana sendi merupakan target utama.
Etiologi
 Artritis reumatoid terjadi akibat adanya predisposisi genetik,
terutama HLA-DR4 dan HLA-DR1, yang menimbulkan
reaksi imunologis pada membran sinovium.
Epidemiologi
 Prevalensi dunia 1%
 native american (indian) 5,3%.
 Usia 40 hingga 60 tahun.
 Perempuan beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan pria
Manifestasi Klinis
 Kekakuan pada pagi hari setidaknya 1 jam atau lebih
 Artritis pada 3 persendian atau lebih
 Artritis pada tangan
 Artritis yang simetris
 Nodul subkutan pada tonjolan tulang
 Serum faktor reumatoid faktor positif
 Deformitas dan kehilangan fungsi
 Terjadi destruksi pada sendi dan pertumbuhan tulang-tulang
secara berlebih
Patofisiologi
Treatment
 Medica Mentosa
 OAINS : piroxicam
 DMARD
Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs
 Metrotreksat
 Dosis sebagai DMARD adalah 15-25mg per minggu dan ditingkatkan sampai
30-35 mg per minggu bila perlu.
 Efek sampingnya antara lain, mual, ulkus mukosa gastrointestinal.
Hepatotoksisitas
 kontraindikasi dengan penderita dengan kreatinin 2.5 sampai 2.0 mg/dL.
 Klorokuinidin dan Hidroksiklorokuin
 Obat ini memiliki potensi yang lebih sedikit dibandingkan dengan DMARD
yang lain.
 digunakan untuk pasien dengan AR ringan dengan kombinasi dengan OAINS
lain.
 Beberapa penelitian menjelaskan bahwa obat ini menstabilkan lisosim dan
menghambat metabolisme deoksiribonukleotida.
 Dosis hidroksiklorokuin 6,4mg/KgBB/hari.
 Toksisitas pada retina
 Garam Emas
 Sulfasalazin
 Hasil metabolit yang berupa sulfapyridine dan 5-ASA memiliki
efek-efek terhadap imun selular.
 Sulfasalazin lebih baik dalam sediaan salut enterik untuk
menghindari resiko toksisitas pada gastrointestinal.
 Dosis 500mg/hari eskalasi 1 hingga 2 bulan dosis maksimal
2000mg/hari.
 Toksisitas gastrointestinal & Agranulositosis
Komplikasi
 Mata
 Paru
 Jantung
 Ginjal
 Kulit
 Jaringan ikat
Prognosis
 Penderita yang diobati saat keadaan masih ringan
memberikan respon terapi yang lebih baik daripada yang
diterapi saat keadaannya sudah lebih berat. Hasil dapat
terganggu ketika diagnosis dan pengobatan tertunda.
Kesimpulan
 Rheumatoid artritis adalah penyakit autoimun dimana
terjadi inflamasi kronik, ditandai dengan nyeri sendi
poliartritis simetris. Rheumatoid artritis lebih banyak
menyerang wanita daripada laki-laki. Penanganan dini
dan pemberian obat/terapi yang adekuat dapat
memperbaiki keadaan.

Você também pode gostar