Você está na página 1de 7

“Aliran atau

mahzab didalam
filsafat hukum”

Ryandhika Taufik Ibrahim


1710601066

Jangkung Hermawan
1710601068

Desi Indah Jayani


1710601072
Filsafat Hukum
Filsafat hukum adalah ilmu yang mengambil sumber dan
menjabarkan asas tertinggi dan/atau cipta hukum dari
manusia dan kemanusian, untuk selanjutnya dikembangkan
diterapkan pada kehidupan manusia, sedangkan menurut
kodratnya factor manusia dan kemanusian adalah bersifat
universal dan terbuka.
Mazhab Sejarah
Lahirnya mazhab sejarah merupakan suatu reaksi yang
langsung terhadap suatu pendapat yang diketengahkan oleh
Thibaut dalam pamfletnya yang berbunyi : Uber Die
Notwendig-keit Eines Allgemeinen Burgerlichen Rechts fur
Deutschland (Keperluan akan adanya kodifikasi hukum
perdata bagi negeri Jerman).
Aliran Sociological
Jurisprudence
– Aliran ini termasuk kepada aliran sosiologis yang memandang
hukum sebagai kenyantaan sosial. Kalau aliran positivis melihat “law
in books”, maka aliran sosiologis memandang “law in action”.
– Aliran Sociological Jurisprudence antara lain dipelopori oleh Roescoe
Pound. Inti pemikiran aliran ini adalah bahwa hukum yang baik
adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat. Artinya hukum itu harus merupakan percerminan nilai-
nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Aliran Realis (Realisme)
– Aliran realism hukum merupakan satu sub aliran (pecahan) dari aliran positivisme hukum yang
dipelopori antara lain oleh John Chipman. Roescoe Pound melalui pendapatnya bahwa aliran
hukum itu merupakan a tool of social engineering dapat digolongkan kepada aliran ini.
– Aliran realisme hukum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
– 1. Realisme bukanlah suatu aliran/madzhab. Realisme adalah suatu gerakan dalam cara
berpikir dan cara bekerja tentang hukum.
– 2. Realisme adalah suatu konsepsi mengenai hukum yang berubah-ubah dan sebagai alat
untuk mencapai tujuan maupun hasilnya. Hal ini berarti bahwa keadaan sosial lebih cepat
mengalami perubahan dari pada hukum.
– 3. Realisme mendasarkan ajarannya atas pemisahan sementara antara sollen dan sein untuk
keperluan suatu penyilidikan agar penyelidikan itu mempunyai tujuan maka hendaknya8.
diperhatikan adanya nilai-nilai dan observasi terhadap nilai-nilai itu haruslah seumum mungkin
dan tidak boleh dipengaruhi oleh kehendak observer da tujuan kesusilaan.
– 4. Realisme tidak mendasarkan pada konsep hukum tradisonal karena realisme bermaksud
melakukan apa yang dilakukan sebenarnya oleh pengadilan dan orang-orangnya. Untuk itu
dirumuskan definisi dalam peraturan yang merupakan ramalan umum tentang apa yang akan
dikerjakan oleh pengadilan. Berdasarkan keyakinan ini, realisme menciptakan penggolongan
perkara dan keadaan hukum yang lebih kecil jumlahnyan dan jumlah pengglongan yang ada pada
masa lampau.
– 5. Gerakan realisme menekankan pada perkembangan setiap bagian hukum haruslah
diperhatikan dengan seksama mengenai akibatnya.

Você também pode gostar