Você está na página 1de 26

ADAB TERHADAP

LINGKUNGAN
EKOSISTEM KEHIDUPAN
SETIAP makhluk hidup sangat terpengaruh oleh lingkungan
hidupnya, pun sebaliknya, keberlangsungan makhluk hidup
juga dapat memengaruhi lingkungannya.
Antara makhluk hidup dan lingkungan senantiasa terjadi
interaksi, sehingga di antara keduanya merupakan satu
kesatuan secara fungsional yang disebut ekosistem.
Oleh sebab itu, setiap individu dituntut untuk bertanggung
jawab atas keharmonisan, kebersihan, dan keteraturan
lingkungannya.
Manusia sebagai Khalifah
• Akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi
antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan
(sebagai pengayom, pemeliharaan, dan pembimbing).
• Seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang atau
memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
• Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses
yang sedang berjalan, sehingga ia tidak melakukan pengrusakan atau
bahkan dengan kata lain.
• Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan
pada diri manusia sendiri.
Alasan Beradab terhadap Lingkungan
• Bahwa disisi Allah manusia adalah makhluk yang mulia.Allah
telah menundukkan semua yang ada dilangit dan dibumi
untuk memudahkan manusia.
• Allah berfirman: “Dan sesungguhnya telah kami muliakan
anak-anak Adam,kami angkut mereka didaratan dan
dilautan,kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan” (Q.S Al-
Israa:70).
Alasan Beradab terhadap Lingkungan
Interaksi manusia dengan alam lingkungan bukanlah
sebuah konflik ataupun peperangan. Akan tetapi,
interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah
ketundukan alam untuk membantu manusia dengan
tetap menjaga keseimbangan yang menempatkan
manusia dan alam lingkungn pada posisinya masing-
masing.
Alasan Beradab terhadap Lingkungan
Manusia dituntut untuk memakmurkan dan melestarikan
bumi. Hal ini dapat terimplementasi dalam beberapa hal
sebagai berikut:Belajar, mencari ilmu dan mengajar.
Menunaikan amar ma’ruf nahi munkar.Berjihad dijalan Allah
dengan tujuan agar ajaran Allah tetap jaya.
Mematuhi konsep dan aturan Islam dalam kehidupan yang
merupakan bentuk ibadah kepada Allah, serta mengikuti
prinsip musyawarah, keadilan, menolak kerugian, serta
mewujudkan kemaslahatan.
Alasan Beradab terhadap Lingkungan
• Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang
ada dilangit dan apa yang ada bumi. Hal ini bertujuan agar
kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan memanfaatkan
yang ada di sekelilingnya, serta lebih dapat mendekatkan diri
kepada Allah sehingga memperoleh ridho-Nya.
• Dalam menggunakan akal, pikiran, dan dalam
perenungannya, manusia tidak boleh melampaui apa yang
telah digariskan oleh Allah.
Alasan Beradab terhadap Lingkungan
Manusia dituntut untuk menghiasi diri mereka dengan
keutamaan-keutamaan, meninggalkan hal-hal yang
tercela dan berinteraksi dengan baik antar sesama
manusia dan lingkungannya.
Cara Beradab terhadap Lingkungan
• Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan
kepada penciptaan suasana yang baik, serta
pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa
kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat
kerusakan dan polusi sehingga pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang
menciptanya
Adab Terhadap Lingkungan

‫َصيبَ َك ِم َن‬
ِ ‫سن‬ َ ‫ار ا ْْل ِخ َرة َ َو ََل ت َ ْن‬ َ ‫اك ه‬
‫َّللاُ الده‬ َ َ ‫َوا ْبتَغِ ِفي َما َءات‬
‫سادَ ِفي‬ َ
َ ِ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ْغ‬‫ب‬َ ‫ت‬ َ
‫َل‬ ‫و‬ َ ‫ْك‬َ ‫ي‬ َ ‫ل‬‫إ‬ ُ ‫ه‬
‫َّللا‬
ِ ْ َ ‫ن‬
َ ‫س‬ ‫ح‬ْ َ ‫أ‬ ‫ا‬‫م‬َ َ
‫ك‬ ْ
‫ن‬ ‫س‬
ِ ‫ح‬ْ َ ‫الدُّ ْنيَا َوأ‬
)77(‫ين‬ َ ‫ب ال ُم ْف ِس ِد‬ ُّ ‫َّللاَ ََل يُ ِح‬‫ض ِإ هن ه‬ ِ ‫ْاْل َ ْر‬
Terjemahnya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Penanaman Pohon dan Penghijauan
Nabi Muhammad saw menggolongkan orang-orang yang
menanam pohon sebagai shadaqah. Hal ini diungkapkan
dalam dalam hadits :
• “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali
yang dimakan darinya merupakan sedekah, apa yang
dicuri darinya merupakan sedekah, apa yang dimakan
oleh binatang buas merupakan sedekah, apa yang
dimakan oleh burung merupakan sedekah, dan apa
yang diambil oleh orang lain juga merupakan sedekah.”
dalam lafal lain : “…Merupakan sedekah sampai akhir
kiamat” (HR Muslim)
Menghidupkan Lahan Mati
Allah swt, telah menjelaskan dalam QS. Yasin (36):

َ ُُُُ ‫ض أال َم أيتَةُ أ َ أحيَ أينَا َها َوأ َ أخ َر أجنَا نم أن َها َحًّاا ََ نم أنُُ يَْ أ‬
َ‫و‬ ُ ‫َو َءايَةٌ لَ ُه ُم أاْل َ أر‬
“Dan suatu tanah (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
bumi yang mati, Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan
daripadanya biji-bijian, maka dari padanya mereka makan”.
Menghidupkan lahan mati adalah diambil dari pernyataan Nabi saw,
dalam bagian matan hadis, yakni: ُ‫ي لَه‬ َ ‫ه‬
ِ َ ‫ف‬ ً ‫ة‬َ ‫ت‬ِّ ‫ي‬
ِ ‫م‬
َ ‫ا‬ ‫ض‬
ً ‫ر‬ ْ َ ‫أ‬ ‫ا‬ َ ‫ي‬‫ح‬ْ َ ‫م ََ ْن أ‬
Barang siapa yang menghidupkan tanah (lahan) mati maka ia
menjadi miliknya).
Motivasi bagi Yang menghidupkan
Dalam hadis ini Nabi saw, menegaskan bahwa status kepemilikan
bagi tanah yang kosong adalah bagi mereka yang
menghidupkannya, sebagai motivasi dan anjuran bagi mereka
yang menghidupkannya.
Sedangkan bagi siapa saja yang berusaha untuk merusak usaha
seperti ini dengan cara menebang pohon akan dicelupkan
kepalanya ke dalam neraka. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasulullah saw sebagaimana dalam bagian matan hadis, yakni:
‫ار‬ َ ‫َّللاُ َرأأ‬
‫سُُ َني النَّ ن‬ َّ ‫ب‬ َ َ‫َم أَ ق‬
َ ً ‫ط َع نس أد َرة‬
َ ‫ص َّو‬

(Barang siapa yang menebang pepohonan, maka Allah akan


mencelupkannya ke dalam neraka).
Menjaga Kesegaran Udara
Dalam QS. al-Rum (30): 48 Allah berfirman :

‫ْف يَشَا ُء‬َ ‫اء َكي‬ ‫طهُ فِي ال ه‬


ِ ‫س َم‬ ُ ‫س‬ُ ‫س َحابًا فَيَ ْب‬
َ ‫ير‬ ِّ ِ ‫َّللاُ اله ِذي يُ ْر ِس ُل‬
ُ ِ‫الريَا َح فَتُث‬ ‫ه‬
‫اب ِب ِه َم ْن‬
َ ‫ص‬َ َ ‫سفًا فَت َ َرى ْال َو ْدقَ يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخ ََل ِل ِه فَإِذَا أ‬ َ ‫َويَ ْجعَلُهُ ِك‬
َ ‫يَشَا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِه ِإذَا ُه ْم يَ ْست َ ْب ِش ُر‬
‫ون‬
Terjemahnya : Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-
gumpal; lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya, maka
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang
dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.
Hakekat Udara
• Udara merupakan pembauran gas yang mengisi ruang bumi, dan
uap air yang meliputinya dari segala penjuru. Udara adalah salah
satu dari empat unsur yang seluruh alam bergantung
kepadanya. Empat unsur tersebut ialah tanah, air, udara dan api.
• Air misalnya, terdiri dari unsur oksigen dan hidrogen. Demikian
juga tanah yang terbentuk dari belasan unsur berbeda. Adapun
udara, ia terbentuk dari sekian ratus unsur, dengan dua unsur
yang paling dominan, yaitu nitrogen yang mencapai sekitar
78,084 persen dan oksigen sebanyak 20,946 persen. Satu persen
sisanya adalah unsur-unsur lain.
Fungsi Lain Angin
• Fungsi lain dari udara adalah dalam proses mengawinkan tumbuh-
tumbuhan. Allah swt, berfirman dalam QS. al-Hijr (15): 22 :

ُ‫اء َما ًء فَأ َ ْسقَ ْينَا ُك ُموهُ َو َما أ َ ْنت ُ ْم لَه‬ ‫الريَا َح لَ َواقِ َح فَأ َ ْنزَ ْلنَا ِم َن ال ه‬
ِ ‫س َم‬ ِّ ِ ‫س ْلنَا‬
َ ‫• َوأ َ ْر‬
‫ين‬
َ ‫َاز ِن‬ِ ‫ِبخ‬
• Terjemahnya : Dan Kami telah meniupkan angin untuk
mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan
dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpan-nya.
Fungsi Angin
• Dengan Di antara sekian banyak manfaat angin adalah
kemampuannya dalam menggerakkan kapal-kapal untuk
terus berlayar dengan izin Allah. Angin berfungsi juga untuk
mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain, dan yang
menyebabkan terbaginya hewan-hewan air ke berbagai
permukaan air. Dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan,
anginlah yang membawa benih-benih yang menyebabkan
kesuburan dan penyerbukan serta penyebaran tumbuh-
tumbuhan ke berbagai belahan bumi.
ADAB KEPADA BINATANG
Memberinya makan dan minum apabila
hewan itu lapar dan haus,
“Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu
terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadaNya)” [HR Al-
Bukhari : 2363]
“Barangsiapa yang tidak belas kasih niscaya tidak
dibelaskasihi” [HR Al-Bukhari ; 5997, Muslim : 2318]
‫ارحموا من فى اَلض ير حمكم من فى السماء‬
“Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian
dikasihani oleh yang ada di langit” [HR At-Tirmdzi : 1924]
Menyayangi dan kasih sayang kepadanya
Rasulullah Saw telah bersabda ketika para sahabatnya menjadikan burung
sebagai sasaran memanah.
‫لعن هللا من اتخذ شيئا فيه روح غر ضا‬
“Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai
sasaran” [HR Al-Bukhari : 5515)
Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk
dibunuh dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya.
Beliau bersabda. “Siapa gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini
karena anaknya? Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya”. Beliau
mengatakan hal tersebut setelah beliau melihat seekor burung berputar-
putar mencari anak-anaknya yang diambil dari sarangnya oleh salah seorang
sahabat” [HR Abu Daud : 2675 ]
Menyenangkannya di saat menyembelih atau
membunuhnya,
• Rasulullah Saw telah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu, maka apabila
kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan,
dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam
penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan
sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya” [HR
Muslim : 1955]
Tidak menyiksanya
• Tidak menyiksanya dengan cara apapun, atau dengan membuatnya
kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak
mampu, menyiksanya atau membakarnya,
• Rasulullah Saw telah bersabda : “Seorang perempuan masuk neraka karena
seekor kucing yang ia kurung hingga mati, maka dari itu ia masuk neraka
karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya makan dan tidak
pula memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia
membiarkannya memakan serangga di bumi” [HR Al-Bukhari : 3482]
• Ketika berjalan melintasi sarang semut yang dibakar, beliau bersabda.
‫• انه َلينبغى أن يعذ ب بالنار اَل رب النار‬
• “Sesungguhnya tidak ada yang berhak menyiksa dengan api selain Rabb
(Tuhan) pemilik api” [HR Abu Daud : 2675, hadits shahih]
Boleh membunuh hewan yang mengganggu
Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing
buas, serigala, ular, kalajengking, tikus dan lain-lainnya,
karena beliau telah bersabda,
” Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu
halal (tidak ihram) dan di waktu ihram, yaitu ular, burung
gagak yang putih punggung dan perutnya, tikus, anjing buas
dan rajawali” [HR Muslim : 1198]. Juga ada hadits shahih
yang membolehkan membunuh kalajengking dan
mengutuknya
Boleh memberi wasam
6. Boleh memberi wasam (tanda/cap) dengan besi panas pada telinga
binatang ternak yang tergolong na’am untuk maslahat, sebab telah
diriwayatkan bahwasanya Nabi Muhammad Saw memberi wasam pada
telinga unta shadaqah dengan tangan beliau yang mulia. Sedangkan
hewan lain selain yang tergolong na’am (unta, kambing dan sapi) tidak
boleh diberi wasam, sebab ketika Rasulullah Saw melihat ada seekor
keledai yang mukanya diberi wasam beliau bersabda,
“Allah mengutuk orang yang memberi wasam pada muka keledai ini”
[HR Muslim : 2117]
7. Mengenal hak Allah pada hewan
Mengenal hak Allah pada hewan, yaitu menunaikan zakatnya jika
hewan itu tergolong yang wajib dizakati.
8. Tidak boleh sibuk mengurus hewan hingga lupa taat dan dzikir kepada
Allah

• “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan


kamu dari mengingat Allah” [Al-Munafiqun : 9]
• Rasulullah Saw bersabda:
“Kuda itu ada tiga macam. Kuda bagi seseorang menjadi pahala, kuda bagi seseorang
menjadi pelindung dan kuda bagi seseorang menjadi dosa. Adapun kuda yang
mendatangkan pahala adalah kuda seseorang yang dipangkal untuk fisabilillah, ia banyak
berdiam di padang rumput atau di taman. Maka apa saja yang dimakan oleh kuda itu selama
dipangkal di padang rumput atau di taman itu, maka pemiliknya mendapat pahala-pahala
kebajikan. Dan sekiranya ia meninggalkannya lalu mendaki satu atau dua tempat tinggi, maka
jejak dan kotorannya menjadi pahala-pahala kebajikan baginya. Maka dari itu kuda seperti
itu menjadi pahala bagi pemiliknya. Kuda yang diikat oleh seseorang karena ingin menjaga
kehormatan diri (tidak minta-minta) dan ia tidak lupa akan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala
pada leher ataupun punggung kuda itu, maka kuda itu menjadi pelindung baginya. Dan kuda
yang diikat (dipangkal) oleh seseorang karena kebanggaan, riya dan memusuhi orang-orang
Islam, maka kuda itu mendatangkan dosa baginya” [HR Al-Bukhari : 2371]

Você também pode gostar