Você está na página 1de 9

PERADABAN ISLAM

INDONESIA
Kelompok
12

Oleh :
 Maulana Adinuhud Mi’raj
 Erik Wahyudi
 Dita Anggraeni
 Ivadatul Maghfiroh
 Muhammad Dandi

AKUNTANSI 1
Pengertian Peradaban Islam
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-
hadharah al-Islamiyyah. Kata arab ini sering juga
diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dengan
kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah
al-tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan
Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata
“kebudayaan” (Arab, al-tsaqafah; Inggris, civilization).
istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan
unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.
Menurutnya, peradaban sering juga dipakai untuk menyebut
suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni
bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang maju dan kompleks.
Sejarah Perkembangan Islam
Masa Pemerintahan Al-Khulafa Ar- Rasyidin (Nabi
Muhammad, Abu bakar, Umar bin khattab,Utsman,
dan Ali bin Abi Thalib)
1. Nabi Muhammad
Masa perkembangan Islam diawali semenjak diangkatnya Nabi
Muhammad SAW menjadi rasul sampai dengan tahun 1000 M.
Periode ini merupakan masa ekspansi, integrasi, dan sekaligus
masa disintegrasi umat Islam.
Saat Nabi Muhammad SAW mendekati ajalnya, beliau tidak
meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikannya
sebagai pemimpin umat Islam setelah beliau wafat. Kemudian
persoalan ini diserahkan sepenuhnya kepada umat Islam untuk
menentukannya dengan mengadakan musyawarah , dan mereka
memutuskan untuk memilih Abu Bakar sebagai penggantinya.
2. Abu Bakar
Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul wafat,
Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah. Masa
kepemimpinannya hanya berjalan selama dua tahun.
Masa kepemimpinannya hanya berjalan selama dua
tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Dimasa
singkatnya itu, ia gunakan untuk menyelesaikan
berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku
bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
pemerintahan Madinah.
3. Umar bin Khattab

Setelah Abu Bakar wafat, usaha-usaha yang telah


dilakukannya dilanjutkan oleh khalifah kedua, Umar bin
Khattab (634-644 M). Pada perkembangan selanjutnya ia
memperkenalkan istilah Amir Al-Mu’minin yang artinya
komandan orang-orang beriman.
Karena perluasan daerah islam terjadi dengan cepat, Umar
segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh
administrasi yang sudah berkembang, terutama di Persia.
Administarasi pemerintahan saat itu diatur menjadi delapan
wilayah provinsi yaitu Mekkah, Madinah, Syiria, Jazirah,
Bazrah Kufah, Palestina, dan Mesir. Umar memerintah selama
10 tahun. Masa jabatannya berakhir dengan kematiannya
karena dibunuh oleh seorang budak Persia bernama Abu
Lu’lu’ah
4. Utsman

Khalifah yang keempat yakni Utsman. Ekspansi islam pertama


berhenti sampai disini, kemudian muncul oposisi dari kalangan umat
Islam sendiri yang merasa tidak puas dan kecewa terhadap
pemerintahan Utsman. Salah satu faktor yang menyebabkannya
adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan
yang tinggi seperti Marwan bin Hakam. Dia pada dasarnya yang
menjalankan pemerintahan sedangkan Utsman hanya menyandang
gelar Khalifah.
Setelah banyak keluarganya yang duduk dalam masa jabatan-jabatan
penting, peran Utsman laksana boneka dihadapannya.Hal ini terjadi
karena pada masa itu usia Utsman sudah lanjut. Akhirnya pada tahun
35 H/655 M, Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri
atas para oposan yang merasa kecewa itu.
5. Ali bin Abi Thalib

Khalifah yang terakhir adalah Ali bin Abi Thalib. Selama


masa pemerintahannya ia menghadapi berbagai pergolakan,
sehingga tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya
yang dapat dikatakan stabil. Alasan mereka memberontak
karena Ali tidak menghukum para pembunuh Utsman. Ali
bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah
besar tentaranya.Pasukannya bertemu dengan pasukan
mu’awiyah di Shifin. Kemudian disini terjadi pertempurann
yang dikenal dengan perang shifin.
Umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu
Mu’awiyah, syi’ah (pengikut Ali), dan Khawariij (Orang-orang
yang keluar dari barisan Ali). Dengan munculnya kelompok
Khawariij menyebabkan tentaranya semakin lemah. Sementara
posisi Mu’awiyah semakin kuat.Akhirnya pada tanggal 20
Ramadhan 40 H/660 M Ali terbunuh oleh salah seorang
anggota khawariij. Kemudian jabatan sebagai khalifah
digantikan oleh anaknya yaitu Hasan yang hanya berjalan
beberapa bulan saja. Karena ternyata Hasan lemah, sementara
Mu’awiyah semakin kuat. Maka akhirnya Hasan membuat
perjanjian damai, perjanjian ini dapat menyatukan kembali
umat Islam dalam satu kepemimpinan politik dibawah
kekuasaan Mu’awiyah bin Abi Shufyan.

Você também pode gostar