Você está na página 1de 82

TATA SURYA

1. Latifah ( 4201415032 )
2. Risma Kurnia Fitri ( 4201415052 )
3. Ela Zulia Choirunnisa ( 4201415059 )
4. Setyadi Riqki Mahardhika ( 4201415063 )

Universitas Negeri Semarang


 Selain matahari, sebagaian material tata
surya terkosentrasi pada planet-planet.
 Karakteristik Planet-planet dibandingkan
Matahari:
-Ukuran jauh lebih kecil
-Lebih dingin
-Padat atau cair
-Tidak memiliki cahaya sendiri

Universitas Negeri Semarang


 Merkurius
 Venus
 Bumi
 Mars
 Yupiter
 Saturnus
 Uranus
 Neptunus
 Pluto.

Universitas Negeri Semarang


 Terdekat dengan matahari (± 58 x 106 km)
 Mengelilingi matahari 88 hari sekali
(revolusinya)
 Satu kali berputar rotasinya 59 hari
 Massanya 0,52 kali massa bumi dan
diameternya 4867 km
 Permukaannya berkepundan akibat
tumbukan meteor dan atmosfernya tipis dan
tidak memiliki satelit
Universitas Negeri Semarang
 Jaraknya 108 x 106 km
 Planet yang terdekat dengan bumi
 Bersuhu tinggi
 Rotasinya 243 hari
 Massanya 0,815 x bumi dan diameternya
12383 km
 Tidak memiliki satelit

Universitas Negeri Semarang


 Jaraknya 150 juta kilometer yang disebut
satuan astronomi Angstrom
 Ada kehidupan
 Rotasinya 23 jam 56 menit
 Massa 5,98 x 1024 kg volumenya 1021 km3,
dan massa jenisnya 5,5 x 103 kg/m3
 Revolusinya 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik
atau 365,25 hari
 Memiliki satu satelit yang bernama bulan
Universitas Negeri Semarang
 Berdiameter 6803 km (1/2 diameter bumi)
 Revolusinya 687 hari
 Memiliki satelit yang bernama Phobos dan
Delmos
 Rotasinya 24,6 jam
 Massanya 0,108 x massa bumi
 Berjarak 228 x 106 km dari matahari

Universitas Negeri Semarang


 Planet terbesar dan berjarak 778 x 106 km
 Berdiameter 139503 km
 Rotasinya 9,9 jam
 Kala revolusinya 11,9 tahun
 Massanya 317,900 x massa bumi
 Memiliki 17 satelit

Universitas Negeri Semarang


 Memiliki cincin
 Berjarak 1426 x 106 km
 Kala rotasinya 10,4 jam
 Kala revolusinya 29,5 tahun
 Massanya 95,220 x massa bumi
 Diameternya 120000 km
 Memiliki 18 satelit

Universitas Negeri Semarang


 Berjarak 2872 x 106 km
 Berdiameter 49700 km
 Massanya 14,55 x bumi
 Kala rotasinya 10 jam 49 menit
 Kala revolusinya 84 tahun
 Memiliki 5 satelit

Universitas Negeri Semarang


 Kala rotasinya 15,7 jam
 Kala revolusinya
 Massanya 17,320 x bumi
 Diameternya 53000 km
 Jaraknya 4490 x 106 km
 Memiliki 2 satelit

Universitas Negeri Semarang


 Planet etrjauh dari matahari
 Berjarak 5,900 x 106 km
 Berdiameter 2400 km
 Kala rotasinya 153 jam
 Kala revolusinya 284,4 tahun
 Memiliki satu satelit

Universitas Negeri Semarang


1. Observasi percepatan gravitasi panet pada
salah satu satelitnya
2. Observasi pertubrasi terhadap gerakan
planet lainnya
3. Observasi pertubrasi terhadap gerakan
asteroid yang dekat dengannya
4. Observasi melalu pelacak ruang angkasa

Universitas Negeri Semarang


Universitas Negeri Semarang
 Planet inferior, merupakan planet yang
orbitnya di dalam bumi.
-Merkurius,Venus dan Mars
 Planet Superior, merupakan planet diluar
orbit bumi.
-Jupiter,saturnus,uranus,neptunus dan
pluto

Universitas Negeri Semarang


Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang
1. Untuk Planet Inferior

Universitas Negeri Semarang


2. Untuk Planet Superior

Merupakan jarak planet P ke


mataharidalam satuan jarak
bumi ke matahari

Universitas Negeri Semarang


 Satelit adalah benda yang
mengelilingi planet yang memiliki
orbit peredaran sendiri.
 Merkurius, venus dan pluto tidak
memiliki satelit.

Universitas Negeri Semarang


1. Planet Mars, memiliki 2 satelit yaitu :
- Phobos
- Deimos
2. Planet Yupiter, memiliki 17 satelit yaitu:
- Metis -Ganymede -Lysithea
- Adrestea -Callisto -Elara
- Amalthea -Leda -Ananke
- Thebe -Lida -Carme
- Io -Himalia -Pasiphae
- Sinope
3.Planet Saturnus, memiliki 18 satelit yaitu:
- Pan - Telesto
- Athlas - Calypso
- Prometheus - Dione
- Pandora - Helene
- Janus - Rhea
- Epimetheus - Titan
- Mimas - Hyperion
- Enceladus - Lapetus
- Tethys - Phoebe
4. Planet Uranus, memiliki 20 satelit antara lain:
- Cordelia - Puck
- Ophelia - Miranda
- Bianca - Ariel
- Cressida - Umbriel
- Desdemona - Titania
- Juliet - Oberon
- Portia - Caliban
- Rosalind - Sycorax
- Belinda
KOMET
 .
suatu benda langit yang di tutupi kabut tipis
panjang dan mirip dengan ekor. ( bintang
berekor ). tersusun atas materi-materi lemah
seperti batuan, debu, es, dan gas dingin.
seperti air, karbon dioksida, amonia dan
metana, bercampur dengan debu.

Komet merupakan benda kecil yang sangat


sulit untuk dilihat. Ketika komet mendekati
matahari, terjadi efek visual yang spektakuler.
Komet tersebut menguap dan memiliki ekor
yang terang, membentang hingga puluhan juta
kilometer di belakangnya

Komet sering diartikan sebagai bintang jatuh.


Namun sebenarnya komet bukanlah bintang,
ia adalah benda langit yang mengitari
matahari dan memiliki orbitnya sendiri seperti
planet. Dengan demikian komet seperti juga
planet akan terus berputar mengitari matahari
pada orbitnya.
Universitas Negeri Semarang
 Komet bergerak
mengelilingi matahari.
 Hampir seluruh komet
yang kita kenali
mendekati Matahari
dalam jarak antara
0.005 hingga 2.5 AU
pada perihelion.
Apabila perihelion
komet lebih jauh dari
2.5 AU, komet biasanya
tidak dapat diamati.
 Komet memiliki orbit
atau lintasan yang
berbentuk elips
(lonjong), parabolis dan
hiperbolis.
Universitas Negeri Semarang
Bagian-bagian Komet
1. Nukleus/inti
2. Koma
3. lapisan
hidrogen
4. ekor komet

Universitas Negeri Semarang


• komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-
daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan
Komet menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati
berekor Matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk
panjang koma dan ekor yang sangat panjang.
• Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat Matahari setiap
75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.

• komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang


memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang
Komet dilaluinya. Ketika mendekati Matahari, komet tersebut
berekor melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk
pendek koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor.
• Contohnya komet Encke yang melintas mendekati Matahari
setiap 3,3 tahun sekali.
Universitas Negeri Semarang
• Komet tersebut ada di wilayah dingin yang dikenal sebagai Awan
komet Oort (Oort cloud). Awan ini ada pada jarak antara 5.000 dan
periode 100.000 AU (AU atau astronomical unit adalah satuan jarak dengan
panjang 1AU = jarak bumi-matahari = 150 juta kilometer)
(long-
period • Contoh komet periode panjang adalah Pons-Brooks (71 tahun),
comet) Halley (76 tahun), dan Rigollet (151 tahun)

• Komet tersebut ada di wilayah kawasan Sabuk Kuiper. (ditemukan


komet
oleh astronom Gerand Kuiper yg mengamati adanya piringan
periode
pendek
seperti sabuk di luar orbit Neptunus yang didalamnya terdapat
(short- benda yang beku)
period • Jaraknya jauh lebih dekat dibandingkan Awan Oort yaitu sekitar 35
comet) sampai 55 AU.
• Contoh komet periode pendek adalah komet Encke (3,3 tahun)
Asteroid
Benda langit kecil dan padat yang terdapat
dalam sistem tata surya kita. (planetoida),
namun jauh lebih kecil dari sebuah planet.

Asteroid berada dalam sebuah sabuk antara


Mars dan Yupiter yang disebut sabuk asteroid.

Banyak asteroid terletak di luar sabuk utama.


Misalnya, sejumlah asteroid yang disebut Trojan
terletak di sepanjang jalur orbit Jupiter.

Hampir semua asteroid bentuknya tidak teratur,


meskipun ada beberapa yang hampir bulat.

Suhu rata-rata permukaan asteroid minus 100


derajat F (minus 73 derajat C).

Universitas Negeri Semarang


 Semua asteroid berputar
mengelilingi matahari
dengan arah yang sama dari
barat ke timur dan sebagian
besar orbitnya terletak
hampir sebidang dengan
bidang orbit Bumi.
 Kebanyakan asteroid
mengorbit Matahari dalam
sabuk asteroid, suatu zona
kira-kira selebar 1,5 juta
kilometer di antara jalur
lintasan Mars dan Yupiter.
Tetapi, beberapa asteroid
beredar dalam orbit lonjong-
eksentrik (tronjolan asteroid)
Universitas Negeri Semarang
 Sebagian besar asteroid, Semi
majornya antara 2,3-3,3 SA.
Perioda sideralnya antara 3,5-6
tahun.
 Icarius orbitnya paling kecil,
dengan semi major 1,077 SA
dan mempunyai eksintrisitas
paling besar yakni 0,83.
 Hidaldo merupakan asteroid
dengan orbit paling besar,
dengan semi major 5,282 SA
dan terbesar kedua
eksintrisitasnya yaitu 0,66.
Universitas Negeri Semarang
 Asteroid dikelompokkan menurut kandungan
mine-ral batuannya, yaitu:
Asteroid tipe C (= carbonaceous): asteroid yang tersusun
atas material silikat dengan banyak senyawa karbon
sehingga terlihat sangat gelap. Komposisi material
penyusunnya ini dapat diketahui dengan menganalisis
spektrum cahaya Matahari yang dipantulkan permukaan
asteroid (hanya 3% hingga 4% saja sinar Matahari yang
dipantulkan). Spektrum pantulan ini menunjukkan bahwa
asteroid jenis ini tergolong primitif, artinya batuan
angkasa ini belum berubah sejak pertama kali terbentuk
sebagai sisa-sisa pembentukan planet pada 4,6 milyar
tahun yang lampau.

Universitas Negeri Semarang


Asteroid tipe S (S = silicate): asteroid yang tersusun
atas material silikat tanpa senyawa karbon, se-hingga
terlihat lebih terang daripada asteroid tipe C. Asteroid
tipe ini memantulkan 15% sampai 20% cahaya yang
tiba di permukaannya.
253 Mathilde –Tipe C Gaspra –Tipe S

Universitas Negeri Semarang


Asteroid tipe M (M = metal): asteroid yang tersusun
atas logam besi dan nikel. Asteroid logam lebih
terang daripada asteroid tipe karbon dan silikat.
Asteroid ini diduga terbentuk dari objek yang intinya
mengalami diferensiasi. Objek-objek besar pada awal
pembentukan Tata Surya memiliki temperatur yang
cukup panas sehingga berada dalam keadaan cair.
Keadaan seperti ini memungkinkan besi dan nikel
terbenam ke arah pusat sementara material yang lebih
ringan, seperti batuan silikat, bergerak ke arah
permukaan. Karena objek-objek yang lebih kecil
mendingin lebih cepat dibandingkan objek-objek yang
lebih besar, intinya pun menjadi kurang terdiferensiasi.

Universitas Negeri Semarang


METEORID
 batu-batu angkasa
berukuran kecil-kecil
yang melayang-layang
bebas di angkasa dan
bergerak cepat.
 Lintasan meteoroid
tidak beraturan dan
tidak mengorbit kepada
Matahari.

Universitas Negeri Semarang


 Meteorid atau bintang
jatuh adalah meteor yang
jatuh dan masuk ke dalam
atmosfer bumi.
 Meteor itu bergesekan
dengan lapisan atmosfer
maka timbullah panas
sehingga meteor akan
berpijar.
 Kebanyakan meteor akan
habis terbakar sebelum
sampai di permukaan
bumi.
Universitas Negeri Semarang
Meteor adalah pecahan benda langit yang masuk ke dalam atmosfer
bumi dan menyebabkan terjadinya gesekan antara permukaan
meteor dengan udara dalam kecepatan tinggi. Proses ini
menimbulkan sebuah fenomena pijaran api dan cahaya dari kejauhan
yang biasa kita sebut dengan fenomena bintang jatuh.

Meteoroid adalah benda kecil di luar angkasa yang ukurannya lebih kecil
daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul yang
bergerak dalam ruang antar planet

Meteorit adalah sisa dari meteor yang menyentuh permukaan bumi


karena tidak habis terbakar di atmosfer.
Universitas Negeri Semarang
Berdasarkan Komposisinya

Berdasarkan Asal Usulnya

Berdasarkan Jenis Hujan Meteornya

Universitas Negeri Semarang


Secara umum terdapat Tiga jenis meteorit
berdasarkan komposisi penyusunnya, yaitu :
1. Meteorit besi (Sekitar 4,8 % dari meteorit
yang pernah ditemukan)
2. Meteorit stony (sekitar 94 % dari meteorit
yang ditemukan)
3. jenis meteorit langka yang merupakan
campuran dari Stony dan Besi (1,2 % dari
yang pernah ditemukan).
Universitas Negeri Semarang
1. Meteor Asteroidal/keplanetan , Meteor yang
berasal dari pecahan asteroid atau planet.
2. Meteor Kekometan, meteor yang berasal
dari pecahan komet.
3. Meteor Parabolis, meteor yang merupakan
pecahan dari sesuatu di dalam tata surya
tetapi belum diketahui apa sesuatu tersebut.

Universitas Negeri Semarang


A.
• Hujan Meteor Orionid

B.
• Hujan Meteor Perseid

C.
• Hujan Meteor Geminids

D.
• Hujan Meteor Quadrantid

Universitas Negeri Semarang


Fluks partikel
terionisasi,
Materi antar Komponen
berasal dari
planet terdiri padat yang
Matahari;
dari 2 terdiri dari
angin
komponen : debu.
Matahari
(solar wind)

Universitas Negeri Semarang


Angin Matahari merupakan plasma
bertemperatur sangat tinggi, sangat
konduktif. Interaksi angin Matahari dengan
objek Tata Surya akan menghasilkan
konfigurasi yang berbeda, bergantung pada
objek tersebut apakah ia mempunyai
selubung gas bersifat maknetik atau tidak.
Objek yang mempunyai selubung gas bersifat
maknetik adalah Venus, Mars, Titan dan
Komet. Sedangkan yang tidak mempunyai
selubung gas dan sifat maknetik adalah Io,
Bulan dan kebanyakan Satelit lainnya. Namun
khusus untuk Io pendapat itu mulai berubah
setelah ditemukannya jejak sulphur pada
lintasannya. Sulphur yang berasal dari letupan
gunung api. Selain itu ada juga planet yang
mempunyai bidang maknetik seperti
Merkurius, Bumi, Jupiter dan Saturnus. Universitas Negeri Semarang
Keberadaan debu antarplanet ini dibuktikan oleh adanya meteor
Debu maupun meteorit yang secara kontinyu memasuki atmosfer Bumi.

antar
Planet Debu ini berasal dari erosi dan evolusi dan pecahnya inti Komet. Objek
yang mencapai permukaan Bumi tanpa dihancurkan total oleh
atmosfer adalah meteorit. Komposisi Meteorit terdiri dari logam,
dapat juga terdiri dari campuran logam-silikat atau silikat. Selain dari
Komet, boleh jadi Asteroid juga merupakan sumber asal meteorit.

Keberadaan debu antarplanet dapat ditunjukkan melalui pengamatan


cahaya zodiak(zodiacal light). Cahaya ini akibat pantulan sinar
Matahari oleh partikel- partikel debu yang ada di dalam Tata Surya.
Ditemukan sekitar bidang ekliptika dalam arah berlawanan dengan
kedudukan matahari, fenomena ini dikenal sebagai Gegenschein. Pada
tahun 1983 satelit Iras menemukan fakta, debu ini tidak selalu tepat
pada bidang ekliptika tapi dapat muncul pada latitude tertentu
Universitas Negeri Semarang
Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk menjelaskan
bagaimana asal mula terjadinya Sistem Tata Surya. Cabang ilmu
astronomi yang khusus mempelajari asal-muasal terbentuknya
Tata Surya adalah kosmogoni (cosmogony). Sejak abad ke-18
sudah diusulkan teori-teori mengenai asal-muasal Tata Surya ini.
Tidak ada yang benar dalam sebuah teori. Namun, pengujian
teori-teori tersebut dilakukan dengan membandingkannya
dengan fakta-fakta di lapangan dan temuan-temuan baru akibat
perkembangan teknologi.

Universitas Negeri Semarang


Orbit-orbit planet yang paralel terhadap ekuator matahari;

Orbit-orbit anggota Tata Surya yang sirkular;

Semua planet bergerak dalam arah berlawanan arah jarum jam sesuai dengan
gerakan rotasi Matahari;

Planet yang juga berotasi dalam arah berlawanan arah jarum jam (kecuali Venus dan
Uranus);

Planet terestrial dan planet jovian yang memiliki karakteristik fisik dan kimia yang berbeda;

Struktur satelit-satelit yang mengorbit planet mirip miniatur sistem Tata Surya.

Universitas Negeri Semarang


Hukum
Kepler II

Geosentris adalah teori yang


mengatakan bumi sebagai pusat
tata surya. Toko hnya Claudius
Ptolemeus. Sekarang teori ini
tidak berlaku. Heliosentris
adalah teori yang mengatakan
matahari sebagai pusat tata
surya. Tokohnya Copernicus. Teori
ini yang berlaku.
Universitas Negeri Semarang
• Orbit setiap planet berbentuk elips, dan
matahari sebagai titik fokusnya.
• P1 = Perihelium= titik terdekat planet
dengan matahari. P2
+bumi berada pada jarak 147 juta km pada
tanggal 1 januari
• P2 = Aphelium = titik terjauh planet dengan
matahari. Bumi berada pada jarak 152 juta
km pada tanggal 1 Juli.
Universitas Negeri Semarang
Garis yang menghubungkan planet dan
matahari selama revolusi planet itu,
melewati bidang yang sama luasnya dalam
jangka waktu yang sama.
• - Waktu tempuh yang sama : EF = GH = IJ = KL
• - Luas bidang yang sama luasnya: Luas EMF =
bidang GMH = bidang IMJ = bidang KML.
• - Jarak EF > GH > IJ
• - Kecepatan EF > kecepatan GH > kecepatan IJ
• - Ketika dekat ke matahari planet bergerak cepat
(EF)
• - Ketika jauh ke matahari planet bergerak lambat (IJ)
Universitas Negeri Semarang
Setiap planet dalam tata
surya beredar mengelilingi
matahari, karena adanya
gaya tarik menarik antara
matahari dengan planet
(gaya gravitasi matahari)
sementara itu planet
mempertahankannya
(esntrifugal).

Universitas Negeri Semarang


Immanuael Kant (1749-1827) mengatakan
dijagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar
perlahan-lahan.Bagian tengah kabut itu lama-
kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang
kemudian menjadi matahari dan bagian kabut
sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya.
Pierre Simon de Leplace,mengemukakan teori
yang hampir sama. Menurutnya,tata surya berasal
dari kabut panas yang berpilin.Karena pilinannya itu
berupa kabut yang membentuk bentukan bulat
seperti bola yang besar.Makin mengecil bola
itu,makin cepat pula pilinannya.Akibatnya bentuk
bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di
bagian ekuatornya,bahkan sebagian massa gas di
ekuatornya itu menjauh dari gumpalan intinya yang
kemudian membentuk gelang-gelang dan berubah
menjadi gumpalan padat.Itulah yang disebut planet-
planet dan satelitnya.Sedangkan bagian inti kabut
tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat seperti
Universitas Negeri Semarang
sekarang ini.
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von
Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan
Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory).Teori ini kemudian
disempurnakan lagi oleh Gerard P.Kuiper (1950),Subrahmanyan
Chandrasekhar,dan lain-lain.
Teori ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu. Sekarang ini di alam semesta
bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari 5 milyar tahun
yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami
pemampatan.Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu
tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola
dan mulai berpilin
Lama- kelamaan gumpalan gas itu memipih menyerupai bentuk cakram
yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Partikel -
partikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan,sehingga
menimbulkan panas dan menjadi pijar.Bagian inilah yang disebut
matahari. Bagian yang lebih luar berpusing sangat cepat, sehingga
terpecah - pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih
kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian ini kemudian membeku
dan menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.
Universitas Negeri Semarang
Thomas C.Chamberlin (1843-1928),seorang ahli Geologi
serta Forest R.Moulton (1872-1952) seorang ahli Astronomi,
keduanya berasal dari Amerika Serikat.Teorinya dikenal
sebagai Teori Planetesimal (Planet Kecil),karena planet
terbentuk dari benda padat yang memang sudah ada.

Teori ini mengatakan, matahari telah ada sebagai


salah satu dari bintang - bintang. Pada suatu masa, ada
sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak
terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang
naik pada permukaan matahari maupun bintang itu.
Sebagian dari massa matahari tertarik kearah bintang.
Pada waktu bintang itu menjauh, menurut Moulton
dan Chamberlin, sebagian dari massa matahari itu
jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi
terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah
yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi
planet-planet yang akan beredar pada orbitnya.
Universitas Negeri Semarang
Teori ini dikemukakan oleh Sir James
Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys
(1891), keduanya adalah ilmuwan Inggris.
Mereka melukiskan, bahwa setelah bintang
itu berlalu, massa matahari yang lepas itu
membentuk bentukan cerutu yang yang
menjorok kearah bintang.Kemudian, akibat
bintang yang makin menjauh,massa cerutu
itu terputus-putus dan membentuk
gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan
- gumpalan itulah yang kemudian membeku
menjadi planet- planet.
Teori ini menjelaskan, apa sebab planet -
planet di bagian tengah, sepertinJupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus merupakan
planet raksasa, sedangkan di bagian
ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat
matahari dan Pluto di ujung lain merupakan
planet yang lebih kecil.

Universitas Negeri Semarang


Teori ini hampir sama dengan teori
planetesimal. Dahulu matahari mungkin
merupakan bintang kembar, kemudian
bintang yang satu meledak menjadi
kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh
gaya gravitasi bintang,maka kepingan-
kepingan yang lain bergerak mengitari
bintang itu dan menjadi planet-
planet.Sedangkan bintang yang tidak
meledak menjadi matahari.

Universitas Negeri Semarang


TERIMA KASIH

Você também pode gostar