Você está na página 1de 51

REVIEW FISIOLOGI

Bismillahirahmanirahim
Gerak Refleks
Gerak Refleks
• Suatu gerakan yang involunter terhadap stimulus
• Refleks fisiologis  reflek yang terdapat pada orang
normal

• Pemeriksaan dilakukan pada


mudah lelah, sulit berjalan, kesemutan, nyeri anggota
gerak, kelumpuhan
• Syarat :
1. Relax
2. Puluk bagian tendo
3. Tidak menyakiti pasien
4. billateral

RangsangReseptor  Neuron Aferen  Medula Spinalis  Neuron eferen organ efektor


Interpretasi pemeriksaan refleks fisiologis
Beberapa jenis reflek
• Brainstem Refleks
Menguji pergerakan bulu mata, kornea, dan bola mata
• Refleks superfisial
Goresan dinding perut
kremaster
Refleks Primitif Refleks Fisiologis Refleks Patologis
Fisiologis Patologis

 Bisep  Hoffman tromer


 Trisep  Gaspring Reflekas
 Brachioradialis  Plamomental
 Radialis  Snouting
 Ulnaris  Mayer

 Kremaster  Babinski
 Patela  Oppenhim
 plantar  Gordon
 Gluteal  Schaefer
 Anal eksterna  Caddock
 Rosolimo
 Mendel Bacctrerew
Pemeriksaan Indra
Telinga
• Suara ditandai oleh 3 hal :

• a. Nada

Ditentukan oleh frekuensi getaran

• b. Intensitas / kepekaan

Ditentukan oleh amplitudo gelombang suara ( perbedaan tekanan antara daerah pemampatan
yang bertekanan tinggi dengan daerah penjarangan yang bertekanan rendah )

• c. Timbre ( kualitas suara )

Ditentukan oleh nada tambahan = frekuensi tambahan yang menimpa nada dasar.
Tes Pendengaran
• Tes pendengaran
1. Tes tutur
2. Tes garpu tala
3. Tes audiometer
Tes Garputala
Interpretasi
Mata
Terdapat 3 lapisan Mata
(1) sklera,kornea,
(2) koroid,badan siliaris/iris
(3) retina.
Pemeriksaan Visus
a. Visus Optotype Snelen/straub

Visus Normal 6/6, Penderita bisa membaca huruf pada optotipe pada jarak 6 m yang se harusnya dapat dibaca oleh orang normal
pada jarak 6 m.

b. Visus Hitung Jari

Penderita hanya bisa menghitung jari pada jarak 1 meter yang seharusnya orang normal pada jarak 60 m

c. Visus Gerakan Lambaian tangan

Penderita HANYA bisa melihat lambaian pada jarak 1 m yang se harusnya bisa dilihat orang normal pada jarak 300 m.

d. Visus Gelap & terang

Penderita HANYA bisa membedakan gelap dan terang. Perlu diperiksa apakah masih dapat mem bedakan arah datangnya sinar dan
membedakan warna merah hijau
Proses Melihat
Benda memantulkan cahaya  Kornea  pupil  Lensa  Retina (makula)  n. II 
otak area 17

makula lutea /
fovea
Refraksi  pembelokan cahaya ke medium
lain
• Media Refraksi
Kornea  membiaskan cahaya agar jatuh di retina
H.Aquous Menutrisi kornea
Lensa  pengaturan fokus cahaya agar jatuh diretina
C. Viterus  menutrisi retina, mengisi ruang mata
• Kelainan Refraksi
Hipermetropia
Miopia
Astigmatisme
HIPERMETROPIA

• Bayangan jatuh dibelakang retina


Hipermetropia
• Aksial : sumbu bola mata terlalu pendek
• Normal Dewasa : 23 – 24 mm
• Bayi : 2,5 – 3 D hipermetrop

• Curvatura cornea:
• Cornea plana
• Mikro Cornea
• Trauma

• Indeks refraksi menurun:


• Lensa pada usia tua
• Penderita DM yang diterapi
HIPERMETROPIA

• Koreksi : Spheres +
MIOPIA

• Bayangan jatuh didepan retina


Miopia
• Klasifikasi myopia menurut derajatnya dibedakan menjadi :
• Ringan : 1 –3 D Sedang : 4 – 6 D Berat : > 6 D
• Etiologi
• 1. Aksial : sumbu bola mata > panjang
• 2. Curvatura : > melengkung (normal : 7-8,5 mm)
• 3. Perubahan indeks refraksi pada Nukleus yang sklerosis / Katarak
insipiens
MIOPIA

• Koreksi : Spheres –
• Operatif
• Refraktif Keratoplasti
• Ablasi kornea
Astigmatisma
• Definisi :
• sinar yang datang pada mata dibiaskan pada lebih dari satu bidang
meridian  mempunyai beberapa titik fokus

• Etiologi
• Curvatura
• Sentrasi
• Indeks refraksi
Penglihatan Warna
• Fotoreseptor
• Fotoreseptor mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik untuk disalurkan ke SSP.
• Fotoreseptor terdiri dari 3 bagian :
• a. Segmen luar  Mendeteksi rangsangan cahaya
• b. Segmen dalam  Mengandung perangkat metabolic sel
• c. Terminal sinaps  Menyalurkan sinyal dari fotoreseptor ke sel berikutnya di
jalur penglihatan
Penerjemah Warna  Cahaya masuk mata distimulasi sel batang & kerucut

• Adaptasi Terang ke gelap

Saat terang: rhodopsin di-resintesis scr lambat ketika pindah ke ruang gelap, mata butuh waktu
untuk resintesis rhodopsin shg mencukupi

• Adaptasi gelap ke terang

rhodopsin di-resintesis scr cepat (penuh)  pindah ke ruang terang  tjd pemecahan rhodopsin
scr cepat  intensitas impuls meningkat tajam otak m’interpretasikan impuls sbg rasa nyeri nyeri
 stlh bbrp saat berada di r.terang, rhodopsin kmbali di-resintesis scr lambat nyeri hilang
Kesanggupan
Kardiovaskular
Tekanan darah merupakan besaran yang penting
dalam sistem sirkulasi. Tekanan darah penting
karena:
a. Tekanan harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup.

b. Tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga menimbulkan beban kerja tambahan
bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh, bahkan ruptur pembluh halus.

c. Tekanan darah arteri merupakan hasil perkalian curah jantung dan resistensi vaskular
perifer.

d. Tekanan darah seseorang secara langsung dipengaruhi oleh volume darah pada sirkulasi
sistemik.
Faktor-faktor vaskular yang mempengaruhi
tekanan darah antara lain

1. Gerakan pompa jantung

2. Volume darah
3. Viskositas darah

4. Elastisitas dinding pembuluh darah


JNC 7
Kesangguapan CAV
SPIROMETRI
VOLUME DAN KAPASITAS PARU
Volume Kapasitas Paru

 Volume Tidal (VT)  Kapasitas Inspirasi (KI)


 Volume cadangan inspirasi (VCI) KI = VT + VCI
 Volume cadangan ekspirasi (VCE)
 Kapasitas residu fungsional (KRF)
 Volume residu (VR)
KRF = VCI + VR

 Kapasitas vital (KV)


KV = VT + VCI + VCE

 Kapasitas Paru Total (KPT)


KPT = KV + VR /
Dijumlah semua
Spirometri
• Tujuan
Spirometri adalah salah satu teknik pemeriksaan untuk mengetahui
fungsi/faal paru
• Alat dan Bahan
Spirometer, Mouthpiece, tissue, Penjepit hidung, Tinta Spirometer
Indikasi dan Kontraindikasi
INDIKASI KONTRA INDIKASI

 Deteksi penyakit paru  Hemoptisis


 Riwayat penyakit paru  Pneumothorax
 Sakit dada atau ortopneu  Infark miokard
 Kelainan dinding dada  Emboli Paru
 Sianosis  Anneurisma cerebri
 Clubbing finger  Aneurisma thorax
 Akan menjalani pembedahan  Status kardiovaskular tidak stabil
SVC Start
Beep 1
Nafas Biasa
Beep 2
Ekspirasi Max

Inspirasi Max

Ekspirasi Max

Nafas Biasa

Stop
FVC Start
Beep 1
Nafas Biasa

Inspirasi Max
Pelan

Ekspirasi Max
Cepat

Inspirasi Max
Cepat

Tahan

Stop
Interpretasi / Kelainan
Obstruktif Restriktif

 Gangguan Pengeluaran Udara  Ganggauan Pengembangan Udara

 FEV 01  < 70%  Lihat FVC  < 80%

Penyakit : Penyakit

Asma Sarcosidosis

Bronkitis Pneumoconiosis

Cystic Fibrosis Obat

Enfisema GBS
Myastenia Gravis
Obesitas
Termoregulasi
Regulasi Suhu
• Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi
dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu
inti tubuh melawan perubahan suhu lingkungan yang dingin / hangat.

• Mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia erat kaitannya antara kerja


sama system syaraf otonom, somatic, dan endokrin.
Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu :
• 1. Exercise
• 2. Hormon
• 3. Sistem syaraf
• 4. Suhu tubuh
• 5. Asupan makanan
• 6. Berbagai macam faktor lain seperti gender, iklim dan status malnutrisi.
Pusat Termoregulasi
Hipotalamus Anterior Hipotalamus Posterior

 Regulator terhadap suhu panas  Regulator Suhu dingin


 Menyebabkan Hipotermia  Menyebabkan hipertermia
 ketika merasa panas  vasodilatasi perifer,
 ketika dingin  vasokonstriksi perifer,
berkeringat, peningkatan respirasi.
memakai baju tebal, curling up.

Termolisis :
Termogenesis :
a. Melalui kulit : radiasi, konduksi, konveksi,
a. Basal Metabolisme rate,
eksresi, evaporasi.
b. intake makanan,
b. Melalui traktus respiratorius.
c. aktivitas otot.
c. Melalui urin dan feses
Mekanisme Demam

Você também pode gostar