Você está na página 1de 16

CEDERA KEPALA

Anatomi dan Fisiologi

 Scalp ( kulit kepala )  vaskularisasi sangat baik  jika


terjadi perdarahan hebat potensial menimbulkan syok
 Skull ( tulang/tengkorak )  fraktur tengkorak dapat terjadi
dengan atau tanpa kerusakan otak. Fraktur tengkorak
diklasifikasikan terbuka (dura rusak) atau tertutup (dura tidak
rusak )
 Meninges ( selaput otak )  terdiri dari 3 lapis : duramater,
arachnoid, dan piamater
Adanya arteri meningea media  potensial terlibat pada kasus
EDH(EPIDURAL HEMATOMA )
 Brain ( otak ), dibagi menjadi komusio dan kontusio
Komusio adalah hilangnya fungsi neurologik sementara tanpa
kerusakan struktur, meliputi periode tak sadarkan diri dalam
waktu yang berakhir selama beberapa detik sampai beberapa
menit
Kontusio merupakan cedera kepala berat dimana otak mengalami
memar dengan kemungkinan adanya hemoragi
 LCS Diproduksi oleh pleksus koroideus; rata-rata 30ml/jam
 Tentorium ( sekat )  membagi 2 ruang intracranial yaitu
supratentorial dan infratentorial
 GCS  Eye, Verbal, Movement
 ICP ( Intra Cranial Pressure ) / TIK . Normalnya ≤ 15mmHg
makin tinggi TIK makin jelek prognosis. Ingat Hukum Monro-
Kellie, prinsip : total volume intracranial bersifat tetap, karena
kranium merupakan non expansive box
Klasifikasi Cedera Kepala

Berdasarkan :
- Mekanisme : tumpul ( kecelakaan lalu lintas ) dan tajam ( luka
tembak, luka tusuk )
- Severity : Ringan ( GCS 14-15 ), sedang ( GCS 9-13 ), berat
( GCS 3-8 )
- Morfologi : Fraktur kranium ( linear, depresi, terbuka/tertutup
), lesi intracranial ( Fokal/EDH, Difus/Kontusio )
DERAJAT KESADARAN DGN GCS UNTUK MENENTUKAN
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

KATEGORI GCS MANIFESTASI SCANNING


KLINIK OTAK
CKR 13-15 Pingsan≤10menit Normal
,deficit
neurologik -

CKS 9-12 Pingsan>10meni Abnormal


t s/d ≤6jam,
deficit
neurologik +
CKB 3-8 Pingsan>6jam, Abnormal
deficit
neurologik +
CEDERA KEPALA BERAT / KONTUSIO SEREBRI

Manifestasi klinik :
1. Pasien terbaring kehilangan gerakan
2. Denyut nadi lemah
3. Pernafasan dangkal
4. Kulit dingin dan pucat
5. Sering terjadi inkontinensia
6. Pasien dapat diusahakan bangun tetapi segera masuk kembali
ke keadaan tidak sadar
7. Tekanan darah dan suhu subnormal dan gambaran sama
dengan syok
8. Gerakan mata abnormal ( pupil anisokor )
9. Peningkatan TIK mempunyai prognosis buruk
Hemoragi Intrakranial

Hematoma ( pengumpulan darah ) yang terjadi di


dalam kubah cranial adalah akibat paling serius dari
cedera kepala :
1. Epidural Hematoma ( EDH/Hematoma Ekstradural )
Darah berkumpul dalam ruang ekstradural / epidural diantara tengkorak
dan dura.
Manifestasi klinik : kehilangan kesadaran sebentar saat cedera diikuti
pemulihan secara perlahan-lahan. Komplikasi terhadap hematoma luas
terjadi melalui absorbsi cepat CSS dan penurunan volume intravaskular
yang mempertahankan TIK normal. Saat mekanisme ini tidak dapat
mengkompensasi lagi, peningkatan volume bekuan darah menimbulkan
peningkatan TIK dan tanda kompresi timbul ( penurunan kesadaran dan
tanda defisit neurologis )
Penatalaksanaan : Membuat lubang melalui tengkorak ( lubang burr ) 
mengangkat bakuan  mengontrol titik perdarahan
2. Subdural Hematoma ( SDH )
Pengumpulan darah diantara dura dan dasar otak. SDH sering terjadi pada
vena akibat putusnya pembuluh darah kecil yang menjembatani ruang
subdural.
Penatalaksanaan : Evakuasi bedah bekuan dengan pengisapan atau
irigasi terhadap area tersebut. Prosedur ini dapat dilakukan melalui lubang
burr ganda, atau kraniotomi dapat dilakukan untuk lesi masa subdural yang
cukup besar yang tidak dapat dilakukan melalui lubang burr
3. Intracerebral Hematoma ( ICH )
ICH merupakan perdarahan ke dalam substansi otak. Biasanya terjadi pada
cedera kepala dimana tekanan mendesak kepala ( cedera peluru atau luka
tembak, cedera tumpul ); hipertensi sistemik  degenerasi dan ruptur
pembuluh darah, rupture kantung aneurisma, tumor intracranial.
Penyebab sistemik seperti gangguan perdarahan seperti leukemia,
hemofilia, anemia aplastik dan trombositopenia, serta komplikasi terapi
antikoagulan dapat menyebabkan ICH
Terapi medis meliputi pemberian cairan dan elektrolit, medikasi
antihipertensif, kontrol TIK
Intervensi : Pembedahan kraniotomi, kraniektomi

Manifestasi klinik

Gangguan kesadaran, konfusi, abnormalitas pupil,


awitan tiba-tiba fungsi neurologis, dan perubahan
tanda vital, mungkin ada gangguan penglihatan dan
pendengaran, disfungsi sensori, kejang otot, sakit
kepala, vertigo, gangguan pergerakan, kejang, dll
Cedera SSP tidak menyebabkan syok adanya syok
hipovolemik menunjukkan kemungkinan cedera
multisistem
Evaluasi diagnostik

 Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan fisik
 CT Scan kepala
Penatalaksanaan

 Tindakan terhadap peningkatan TIK


Bila terjadi peningkatan TIK, keadaan diatasi dgn mempertahankan
oksigenasi adekuat, pemberian manitol atau gliserol ( mengurangi
edema serebral dengan dehidrasi osmotic ), hiperventilasi,
penggunaan steroid, peningkatan kepala tempat tidur, dan
kemungkinan intervensi bedah neuro.
 Tindakan pendukung lain
Tindakan mencakup dukungan ventilasi, pencegahan kejang,
pemeliharaan cairan dan elektrolit, keseimbangan nutrisi
Antikonvulsan dapat dimulai karena kejang, umum tjd setelah cedera
kepala dan dapat menyebabkan kerusakan otak sekunder terhadap
hipoksia
Pengkajian

 Tingkat kesadaran dan responsivitas


 Pemantauan Tanda vital
 Pemantauan fungsi motorik
 Pemantauan adanya komplikasi :
 Edema serebral dan herniasi
 Defisit neurologik dan psikologis
 Infeksi sistemik ( pneumonia, ISK ), infeksi bedah neuro (
infeksi luka, meningitis, abses otak )
Diagnosa keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b.d hipoksia, kerusakan pusat


pernafasan ( medula oblongata )
2. PK : Peningkatan TIK b.d adanya desakan ruang akibat
penimbunan cairan darah, kelainan sirkulasi serebrospinalis
3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d terfiksasinya
hypotalamus, penurunan produksi ADH
4. Kerusakan mobilitas fisik b.d imobilisasi ; penurunan kekuatan
dan kemampuan motorik
5. Sindrom kurang perawatan diri b.d kelemahan
6. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
perubahan metabolisme, pembatasan cairan, intake yang tidak
adekuat
7. Resiko injury b.d disorientasi
TUGAS MANDIRI
BUATLAH RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN DARI DIAGNOSA
DIBAWAH INI :
(DIKUMPULKAN MINGGU DEPAN PD PERTEMUAN BERIKUTNYA)

1. Pola nafas tidak efektif b.d hipoksia, kerusakan pusat


pernafasan ( medula oblongata )
2. PK : Peningkatan TIK b.d adanya desakan ruang akibat
penimbunan cairan darah, kelainan sirkulasi serebrospinalis
3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d terfiksasinya
hypotalamus, penurunan produksi ADH
4. Kerusakan mobilitas fisik b.d imobilisasi ; penurunan kekuatan
dan kemampuan motorik
5. Sindrom kurang perawatan diri b.d kelemahan
6. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
perubahan metabolisme, pembatasan cairan, intake yang tidak
adekuat
7. Resiko injury b.d disorientasi
OTAK
PERDARAHAN OTAK

Você também pode gostar