Você está na página 1de 11

TEORI ABRAHAM

MASLOW
Teori Kepribadian
KELOMPOK 3
FUTRI USWATUN KHASANAH
MONICA SURYA L.B
MUTIA NUR AINI
NUHA TSAQIFA.S
R. MUHAMMAD FIRMAN
YUNI NUR ROHMAN
ANALISIS KASUS
Beberapa minggu ini, saya selalu merasakan kegelisahan dan sering emosi jika
berbicara. Maaf ya bu, saya ini bukan orang yang suka melihat teman saya marah,
terutama dengan saya. Saya barusan mendapatkan hasil pembagian raport, saya
mendapatkan peringkat pertama. Saya merasa khawatir dan takut jika teman saya
akan marah dibelakang saya dan menjauh. Rasanya tidak enak. Saya selalu berpikir,
padahal teman saya orang yang lebih pintar dari saya (semester yang lalu ia berada
pada peringkat pertama, sedangkan saya berada pada peringkat ketiga- sekarang itu
berbalik). Saya takut, jika mereka berpendapat bahwa saya melakukan hal yang tidak
baik, atau karena saya termasuk dekat dengan guru-guru. Saya bingung harus
melakukan apa?, bagaimana cara saya menyikapi hal tersebut? Ini selalu jadi pikiran
saya.
KATA KUNCI
◦ Merasakan kegelisahan dan sering emosi
◦ Saya mendapatkan peringkat pertama
◦ Merasa khawatir dan takut jika teman saya akan marah dibelakang saya dan
menjauh
◦ Teman saya orang yang lebih pintar dari saya, tetapi pada semester ini saya yang
mendapatkan peringkat pertama
◦ Saya takut, jika mereka berpendapat bahwa saya melakukan hal yang tidak baik,
atau karena saya termasuk dekat dengan guru-guru.
Merasakan kegelisahan dan sering
emosi
Maslow berpendapat bahwa kegagalan mencapai kepuasan kebutuhan cinta atau
kasih sayang merupakan penyebab utama dari gangguan emosional atau
maladjustment yang membuat anak tersebut merasakan kegelisahan dan sering emosi.
Jadi kebutuhan fisiologis dan rasa aman anak tersebut belum terpenuhi sehingga
membuat individu tersebut tidak bisa mengembangkan kebutuhan untuk diakui dan
disayangi atau dicintai.
Dan dibuktukan dengan dia mereka bahwa temannya akan menjauhinya.
◦ Tipe kepribadian
Anak tersebut mengalami metapatologis, karena kebutuhan rasa aman dan kasih
sayangnya tidak terpenuhi. Sehingga menimbulkan sikap emosional.
Saya mendapatkan peringkat
pertama
◦ Teori :
Didalam hierarki kebutuhan Maslow, anak tersebut berada pada tingkat kebutuhan
aktualisasi diri , walaupun kebutuhan lainnya terpenuhi tetapi dirinya kurang
mengembangkan atau tidak mampu menggunakan kemampuan bawaanya secara
penuh, maka ia akan merasakan kegelisahan, ketidaksenangan atau frustasi.
◦ Tipe Kepribadian :
Anak tersebut mengalami metapatologis, karena kebutuhan rasa amannya tidak
terpenuhi. Sehingga menimbulkan rasa tidak puas terhadap apa yang telah ia capai.
Merasa khawatir dan takut jika teman saya
akan marah dibelakang saya dan menjauh
◦ Teori :
Kebutuhan rasa aman anak tersebut tidak terpenuhi, terlihat dari sikap dirinya yang
selalu khawatir dan takut jika temannya akan marah dibelakangnya dan menjauh. Dan
selain itu pun, anak tersebut mempunyai iklim kehidupan yang tidak memberikan
kebebasan untuk berekspresi karena ia selalu terikat oleh sebuah pandangan bahwa
dirinya takut dan khawatir bila temannya akan marah dibelakangnya dan menjauh.

◦ Tipe Kepribadian
Anak tersebut mempunyai mental yang tidak sehat. Karena seorang anak yang sehat
mentalnya, ditandai dengan perasaan aman, bebas dari rasa takut dan cemas.
Sementara yang tidak sehat ditandai dengan perasaan seolah-olah selalu dalam
keadaan terancam bencana besar.
Teman saya orang yang lebih pintar dari saya,
tetapi pada semester ini saya yang
mendapatkan peringkat pertama
◦ Teori :
Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan penghargaan itu dibagi menjadi dua
kategori yaitu harga diri yang salah satunya meliputi prestasi dan penghargaan diri dari orang
lain yang meliputi pengakuan dan respek. Harga diri anak tersebut sudah terpenuhi dengan
dibuktikan bahwa dirinya bisa mendapatkan peringkat pertama, tetapi disamping itu
penghargaan diri dari orang lain itu tidak terpenuhi. Sehingga menimbulkan
ketidakpercayaan pada dirinya sendiri , karena dia hanya memenuhi satu kebutuhan saja
yaitu harga diri meliputi prestasi. Untuk itu, anak tersebut mengalami kegagalan dalam
memperoleh kepuasan atau mengalami lack of self-esteem maka dia akan mengalami
rendah diri, tidak berdaya, tidak bersemangat, dan kurang percaya diri akan
kemampuannya. Kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini juga akan mengakibatkan
defisiensi (ketidaknyamanan) dalam diri individu.
◦ Tipe Kepribadian
Anak tersebut mengalami metapologis , yang menyebabkan sikap tidak percaya diri, dan
juga anak tersebut merasakan rendah diri yang sangat dalam (inferiorty complex).
Saya takut, jika mereka berpendapat bahwa
saya melakukan hal yang tidak baik, atau karena
saya termasuk dekat dengan guru-guru.
◦ Teori :
Kebutuhan aktualisasi dirinya tidak terpenuhi , maka anak tersebut semakin takut dan
beranggapan bahwa dirinya akan melakukan hal yang tidak baik dan juga ia membuat
anggapan bahwa temannya akan mengira bahwa dirinya termasuk dekat dengan
guru-guru itu yang bisa membuat ia mendapatkan peringkat pertama. Tidak
tercapainya pemuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi tersebut yang membuat
anak tersebut melahirkan rasa tidak senang, tidak bahagia, dan tidak mempunyai
perasaan bermakna. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi itu memerlukan situasi
eskternal yang lebih baik (sosial, dll) sedangkan anak tersebut tidak mendapatkanya.
Contohnya seperti ia tidak mempunyai kehidupan yang memberi kebebasan untuk
berekspresi dan berpeluang, karena dia selalu terikat oleh anggapam bahwa temannya
lebih unggul atau lebih pintar darinya.
◦ Tipe Kepribadian :
Anak tersebut mengalami metapologis , yang menyebabkan sikap tidak percaya diri.
Kesimpulan
◦ Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan kedalam sebuah hirarki
kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar
harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul.

◦ Analisis kasus ini menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami patologis, dimana ia
selalu memikirkan pengaruh lingkungannya. Seperti dia terlalu memikirkan temannya
disaat dia sudah mengaktualasikan dirinya.
Daftar Pustaka
Boeree, C. (2009). Perosanality Theories. Jogjakarta: Prismasophie.
Nurihsan, S. Y. (2011). Teori Kepribadian. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Você também pode gostar