Você está na página 1de 12

Arthritis Rheumatoid

Kelompok 4 :
Dian Pangesti
Maya Handani
Oktari Muliati
Ririn
Siti Ardianti
DEFENISI
Artritis Rheumatoid (AR) merupakan suatu penyakit
inflamasi sistemik kronik yang walaupun manifestasi
utamannya adalah poliartritis yang progresif, akan
tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ
tubuh. Pada umumnya selain gejala artikular, AR
dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa
kelemahan umum, cepat lelah atau gangguan organ
non artikular lainnya.
ETIOLOGI
Penyebab AR sampai sekarang belum diketahui.
Beberapa faktor di bawah ini diduga berperan dalam
timbulnya penyakit artritis rheumatoid.
• Faktor genetik dan lingkungan
• Hormon seks
• Infeksi
• Heat Shock Protein (HSP)
• Radikal bebas
• Umur
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia,
berat badan menurun dan demam. Kadang dapat terjadi
kelelahan yang hebat.
• Poliartritir simetris, terutama pada sendi perifer,
termasuk sendi-sendi ditangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir
semua sendi diartrodial dapat terserang.
• Kekakuan di pagi hari selama lebig dari satu jam, dapat
bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-
sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi
pada osteoarthritis, yang biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.
PATOFISIOLOGI
Pada artritis reumatoid, reaksi autoimun (yang sudah
dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan
sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim
dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kogen
sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan
akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi
tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi
yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan terkena
karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan
kontraksi otot.
KOMPLIKASI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai
adalah gastritis dan ulkus peptikum yang merupakan
komplikasi utama penggunaan obat obat anti inflamasi
non-steroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan
penyakit (desease modifying antirhematoid drugs, DMARD)
yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas
utama pada arthritis rheumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan
gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan akibat lesi
artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan myelopati akibat ketidakstabilan vertebra vertical
dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
Gbr. 2 Radiogram tangan reumatoid. Perhatikan penurungan jarak sendi (panah
hitam), erosi kaput metakarpal (panah putih kecil) dan tejadi deformitas sendi
(panah putih besar).
ANJURAN BAGI PENDERITA
ARTRITIS RHEUMATOID
• Makan sayuran (bayam, lobak, wortel, daun singkong,
daun ubi jalar, seledri)
• Mengkonsumsi buah-buahan segar (tomat, kesemek,
pepaya, mangga)
• Tiga hari berturut-turut minumlah susu dan telur ayam
kampung setengah matang.
• Jangan mengkonsumsi makanan/minuman yang
dingin.
• Mandi berendam dengan air hangat.
• Istirahat yang cukup.
• Jangan sampai kedingingan
Beberapa jenis makanan yang harus dihindari bagi
semua penderita rematik adalah sebagai berikut:
• Minuman berarkohol, teh, kopi, coklat.
• Mentega, telur ayam negeri, rempah-rempah yang
pedas.
• Kue-kue dari tepung dan gula putih.
• Sayur kangkung, melinjo (daun dan buah), rebung
dan daging.
DIAGNOSA KEPERWATAN
• Nyeri b/d proses inflamasi.
• Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.
• Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.
• Perubahan pola tidur b/d nyeri.
PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Medis
 Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
 Kortikosteroid
 Desease Modifing Anti Rheumatoid Drugs
(DMARDs)
 Obat imunosupresif
 Suplemen antiokdsidan
2. Pengobatan Tradisional

Você também pode gostar