Você está na página 1de 19

OLEH KELOMPOK 2

DEYASRIN RATNASARI PAKAYA


HERLINA K ADAM
SISKAWATI LATIF
JAMALUDIN BUKA
MOH INDRA C NTUNTU
PUTRI RAHAYU
KONSEP DASAR MEDIS

DEFINISI

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik


yang kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda
hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik,
sebagaiakibat dari kurangnya insulin efektif di
dalam tubuh, gangguan primer terletak pada
metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai
juga ganngguan metabolisme lemak dan protein.
ETIOLOGI

Pada DM tipe I terdapat kekurangan insulin absolut


sehingga pasien membutuhkan suplai insulin dari luar.
Keadaan ini disebabkan oleh lesi pada sel beta pankreas
karena mekanisme autoimun, yang pada keadaan tertentu
dipicu oleh infeksi virus. Pulau pankreas diinfiltrasi oleh
limfosit T dan dapat ditemukan autoantibodi terhadap
jaringan pulau dan insulin. ICA ( antibodi sel pulau ) pada
beberapa kasus dapat di deteksi selama bertahun – tahun
sebelum onset penyakit. Setelah kematian sel beta, ICA akan
menghilang kembali. Sekitar 80 % pasien membentuk
antibodi terhadap glutamatdekarboksilase yang di
ekspresikan di sel beta.
KLASIFIKASI

Klasifikasi dari Diabetes Melitus menurut Arief


Mansoer (2001) adalah sebagai berikut :
Diabetes tipe I (Insulin Dependent Diabetes
Melitus (IDDM) /Diabetes Melitus Tergantung
Insulin (DMTI). DM tipe ini di sebabkan oleh
distruksi sel beta pulau langerhans akibat proses
auto imun dan idiopatik.
PATOFISIOLOGI

Diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk


menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankrea stelah di
hancurkan oleh proses auto imun. Hiperglikemia puasa
terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.
Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disimpan dala hati meskipun tetap berada dalam darah
dan menimbulkan hiperglikemia post prandial (sesudah
makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi,
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam
urine (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di
ekskresikan dalam urine, ekskresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan.
*
Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan
cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih
(poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defisiensi insulin juga mengganggu
metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan.
Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat
menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan
kelemahan. Proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut
menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak
yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan
produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang
mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.
Ketoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda
dan gejala seperti nyeri abdominal, mual, muntah, hiperventilasi, nafas
berbau aseton dan bila tidak di tangani akan menimbulkan perubahan
kesadaran, koma bahkan kematian.
MANIFESTASI
KLINIK

1. Polipagi, poliuria, berat badan menurun,


polidipsia, lemah dan somnolen
berlangsung beberapan hari atau minggu
2.Timbul ketoasidosis dan dapat
meninggal bila tidak segera diobati
3.Biasanya memerlukan terapi insulin
untuk mengontrol karbohidrat.
KOMPLIKASI

komplikasi akut dari diabetes melitus adalah sebagai berikut :

1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan kronik gangguan syaraf yang disebabkan
penurunan glukosa darah . Gejala ini dapat ringan berupa gelisa sampai
berat berupa koma dengan kejang . penyebab tersering hipoglikemia adalah
obat-obat hiperglikemik oral golongan sulfonilurea.
2. Hiperglikemia
Secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan ,
penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Penanganan efektif untuk kedua tipe diabetes akan menormalkan glukosa darah
dan mengurangi komplikasi.
Diabetes tipe I :
1. Dengan penggantian insulin ; insulin manusia bisa bertindak cepat (reguler),
bertindak sedang (NPH atau Lente), bertindak lama (Ultralente, Lantus), atau
kombinasi antara bertindak cepat dan bertindak sedang (70/30 atau 50/50 dari
NPH dan reguler).
2. Transplantasi sel kepulauan atau pankreas bisa dilakukan untuk diabetes tipe I
; membutuhkan imunosupresi kronis.
3. Penanganan kedua tipe diabetes membutuhkan diet terencana untuk
memennuhi kebutuhan nutrisional, untuk mengtrol kadar glukosa darah, dan
untuk mendapatkan dan menjaga berat badan yang tepat
4. Penanganan komplikasi diabetik jangka panjang meliputi transplantasi atau
dialisis untuk gagal ginjal, fotokoagulasi untuk retinopati, dan pembedahan
vaskular untuk penyakit pembuluh besar. Kontrol glukosa darah dengan saksama
sangatlah penting.
PENGKAJIAN
1. Aktivitas istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Gangguan tidur/istirahat.
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan
aktivitas. Letargi/disorientasi, koma.Penurunan kekuatan otot.
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi; IM akut. Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : Takikardia. Perubahan tekanan darah postural; hipertensi. Nadi yang
menurun atau tak ada. Distritmia. Krekels; DVJ (GJK). Kulit panas, kering
dan kemerahan; bola mata cekung.
3. Integritas Ego
Gejala : Stres, tergantung pada orang lain. Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas, peka rangsang.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa nyeri terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru atau berulang. Nyeri tekan abdomen.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning; poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria
atau anuria jika terjadi hipovolemia berat). Urine berkabut, bau busuk (infeksi).
Abdomen keras, adanya asitesis. Bising usus lemah dan menurun; hiperaktif
(diare).
5. Makanan/cairan
Gejala : Hilang nafsu makan. Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari atau minggu. Haus. Penggunaan diaretik (tiazid).
Tanda : Kulit kering atau bersisik, turgor jelek. Kekakuan atau distensi abdomen,
muntah. Pembesaran iroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan
gula darah). Bau halitosis atau manis, bau buah (napas aseton).
6. Neurosenseri
Gejala : Pusing atau pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas.
Kelemahan pada otot, parestesia. Gangguan penglihatan.
Tanda :Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor atau koma (tahap
lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu); kacau mental. Refleks
tendon dalam (RTD) menurun (koma). Aktivitas kejang (tahap lanjut
dari DKA).
7. Nyeri Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang atau berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati.
8. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi / ulserasi
9. Pernafasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanda sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak).
Tanda : Demam, diaforesis. Menurunnya kekuatan umum / rentang gerak.
Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernafasan
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Tanda : Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita.
11. Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga; DM, penyakit Jantung, Stroke, Hipertensi,
fenobarbital penyembuhan yang lambat. Penggunaan obat sepertisteroid, diuretik
(tiazid); Dilantin dan dapat meningatkan kadar glukosa darah).
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 5,9 hari
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet,
pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
DIAQNOSA NOC (KRITERI HASIL) NIC (INTERVENSI)

1. Defisit volume a). Mmepertahankan urine output 1. Timbang popok/pembalut jika


cairan berhubungan sesuai dengan usia dan BB, BJ diperlukan
dengan penurunan urine normal, HT normal 2. Pertahankan cairan intake dan output
cairan intravaskuler, b). Tekanan darah, nadi, suhu yang akurat
intersttial, dan/atau tubuh dalam batas normal 3. Monitor status hidrasi (kelembapan
intraselullar c). Tidak ada tandan-tanda membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
dehidrasi, elastisitas turgor kulit darah ortostatik), jika diperlukan
baik, membran mukosa lembab, 4. Monitor vital sign
tidak ada rasa haus yang 5. Monitor masukan makanan/cairan dan
berlebihan hitung intake kalori harian
6. Kolaborasi pemberian cairan intra vena
(IV)
7. Monitor status nutrisi
8. Dorong masukan oral
9. Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
10. Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul memburuk
11. Atur kemungkinan transfusi
12. Persiapan untuk transfusi
DIAQNOSA KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI (NIC)
2. Perubahan nutrisi : a). Adanya peningkatan berat 1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan badan sesuai dengan tujuan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi nuntuk
tubuh berhubungan b). Berat badan ideal sesuai menentukan jumlah kalori dan
dengan intake nutrisi dengan tinggi badan nutrisi yang dibutuhkan pasien
tidak cukup untuk c). Mampu mengidentifikasi 3. Anjurkan pasien untuk
keperluan metabolisme kebutuhan nutrisi meningkatkan intake Fe
tubuh d). Tidak ada tanda malnutrisi 4. Anjurkan pasien untuk
e). Menunjukkan peningkatan meninhkatkan protein dan vitamin
fungsi pengecapan dari menelan C
f). Tidak terjadi penurunan berat 5. Yakinkan diet yang dimakan
badan yang berarti mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipsi
6. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikosultasikan dengan ahli
gizi)
7. Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian
8. Monitor jumlah nutrisi kandungan
kalori
9. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
10. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
DIAQNOSA KRITERIA HASIL NOC) INTERVENSI (NIC)
3. Resiko infeksi a). Klien bebas dari tanda dan 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
berhubungan dengan gejala infeksi pasien lain
peningkatan resiko b). Menunjukkan kemampuan 2. Pertahankan tehnik isolasi
masuknya organisme untuk mencegah timbulnya 3. Batasi pengunjung bila perlu
patogen infeksi 4. Instruksikan pada pengunjung untuk
c). Jumlah leukosit dalam mencuci tangan saat berkunjung dan
batas normal setelah berkunjung meninggalkan pasien
d). Menunjukkan perilaku 5. Gunakan sarung tangan antimikroba
hidup sehat untuk cuci tangan
6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
pelindung
8. Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
9. Ganti letak IV perifer dan line central dan
dressing sesuai dengan petunjuk umum
10. Gunakan kateter intermiten untuk
menurunkan infeksi kandung kemih
11. Tingkatkan intake nutrisi
12. Berikan terapi antibiotik bila perlu
DIAQNOSA KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI (NIC)
4. Kurang a). Pasien dan keluarga 1. Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan menyatakan pemahaman tentang pengetahuan pasien tentang proses
berhubungan penyakit, kondisi, prognosis dan penyakit yang spesifik
dengan tidak program pengobatan 2. Jelaskan patofiologi dari penyakit dan
adanya atau b). Pasien dan keluarga mampu bagaimana hal ini berhubungan dengan
kurangnya melaksanakan prosedur yang anatomi fisiologi, dengan cara yang tepat
informasi dijelaskan secara benar 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
kognitif dengan c). Pasien dan keluarga meampu muncul pada penyakit, dengan cara yang
topic spesifik menjelaskan kembali apa yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara
lainnya. yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
dengan cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
7. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
8. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
9. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pad pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat.
SELESAI
TERIMA KASIH

Você também pode gostar