Você está na página 1de 15

KERAJAAN SYAFAWI

OLEH KELOMPOK 2
ANGGOTA
Gestia Agustina
Hefriza Putri
Ikhsal Mukri Jumadila
Ismi Nadiyatul Khusna
Juwita Oktavia
Melly Putri
Mifta Cahya Kusuma Damayanti
Muhammad Izzul Islam
Nasya Aprilla Narvieko
Nur Aisyah
Octaviana Gunawan
Raihan Zaki
Pendiri Kerajaan Syafawi
Pendirian Kerajaan Syafawi oleh Safi Ad-Din Ardabili pada
tahun 1501 M. Kerajaan Syafawi terlatak di Persia
Safi Ad-Din, awalnya hanya sebagai mursyid tarekat
dengan tugas dakwah agar umat islam secara murni berpegang
teguh pada ajaran agama. Pada tahun selanjutnya, karena
memiliki pengikut fanatik, akhirnya aliran tarekat ini berubah
menjadi gerakan npolitik dan diteruskan mendirikan sebuah
kerajaan.
Kemajuan Kerajaan Syafawi
• Bidang Agama
Pada masa pemerintahan Ismail, Syafawi berhasil
mengembangkan wilayah kekuasaan sampai ke daerah-daerah. Kemudian
berusaha mengembangkan wilayahnya sampai ke Turki Usmani, tetapi
menghadap kekuatan besar dari kerajaan tersebut yang sangat membenci
golongan Syi’ah. Dalam perebutan ini, Syafawi mengalami kekalahan yang
menyebabkan Ismail mengalami depresi yang meruntuhkan rasa percaya
dirinya sehingga ia menempuh kehidupan dengan cara menyepi dan hidup
hura-hura.
Kendala ini diatasi pada masa pemerintahan Abbas I. Usaha yang
di lakukan Abbas I terbukti membawa hasil yang baik dan membuat
kerajaan Syafawi menjadi kembali kuat. Kemudia Abbas I meluaskan wilayah
dengan merebut kembali daerah yang telah lepas dari Syafawi maupun
mencari daerah baru. Abbas I berhasil menguasai Herat, Marw, dan Balkh.
Lalu Abbas I mulai menyerang kerajaan Turki Usmani dan berhasil
menguasai Tabriz, Sirwani, Baghdad, Nakhchivan, Erivan, dan Tiflis.
Kemudian pada tahun 1622 M Abbas I berhasil menguasai
kepulauan Hurmuz dan mengubah menjadi pelabuhan Bandar Abbas.
• Bidang Politik

Kemajuan dibidang politik dicapai pada masa raja kelima,


Syah Abbas (1587-1628 M).
Secara politik, Syah Abbas sangat maju, karena ia mampu
mewujudkan integritas wilayah negara yang luas yang dikawal
oleh suatu angkatan bersenjata yang tangguh (pasukan Ghulam).
Kemajuan politik lain, yaitu keberhasilan merebut kembali
daerah-daerah yang pernah direbut Turki Usmani.
• Bidang Ekonomi

Perkembangan pesat di sektor perdagangan terjadi


setelah Abbas I menguasai kepulauan Hurmuz dan mengubah
pelabuhan Gumrun menjadi Baandar Abbas. Dengan ini, Safawi
telah memegang kunci perdagangan internasional, khususnya di
Teluk Persia yang ramai, di utara Safawi menjalin hubungan
perdagangan dengan Rusia.
• Bidang Iptek
Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai
bangsa yang beradaban tinggi dan berjasa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila pada masa kerajaan Safawi tradisi
keilmuan terus berlanjut.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Safawi lebih mengalami
kemajuan daripada kerajaan Mughal dan Turki usmani. Pada
masa Syafawi Filsafat dan Sins bangkit lagi di dunia Islam,
khususnya dikalangan orang-orang Persia yang berminat tinggi
pada perkambangan kebudayaan. Perkembangan baru ini erat
kaitannya dengan aliran Syi’ah yang ditetapkan Dinasti Safawi
sebagai agama resmi mereka.
• Bidang Budaya

Pembanguna besar-besaran dilakukan Syah Abbas


terhadap ibu kotanya Isfahan. Pada saat Syah Abbas I meninggal,
terdapat 162 Masjid, 48 Perguruan Tinggi, 1082 Losmen yang luas
untuk penginapan tamu, dan 237 unit pemandian umum.
Bangunan yang paling terkenal adalah Masjid Luthfullah yang
dibangun pada 1603-1618 M.
• Bidang Pendidikan

Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, Syah Abbas


sendiri ikut aktif dalam penelitian ilmu-ilmu tersebut, kota Qumm
pada saat itu menjadi pusat pengembangan kebudayaan dan
penyelidikan mazhab Syiah terbesar.
Faktor Kemunduran
• Faktor Internal
Parah Syah sesudah Syah Abbas I kurang memiliki bakat dan
kecakapan untuk memimpin negara, mereka lebih suka hidup berfoya-
foya daripada memikirkan negara dan masa depan kerajaannya, banyak
wanita cantik dari Georgia yang dijadikan herem-herem istana untuk
memuaskan nafsu oleh Syah Sulaiman, lebih mengutamakan ulama
Syi’ah yang memaksakan pendapat ke aliran sunni sehingga
membangkitkan kemarahan golongan sunni Afghanistan yang akhirnya
mereka berontak dan menentang.
Kemudian bertambah parah lagi setelah pasukan Qizil-bash
menekan para penguasa karena mereka digusur atau dikurangi
perannya di istana oleh Abbas I, sementara pasukan Ghulam kurang
militan.
Hampir seluruh penguasa Syafawi tidak menyiapkan calon
penggantinya secara baik sehingga keturunan kerajaan Syafawi hanya
mengandalkan hak nya sebagai pewaris kerajaan tanpa berusaha secara
maksimal untuk melatih kemiliterannya dan mencari pengalaman
menjadi pemimpin di luar istana.
• Faktor Eksternal
Timbulnya kekecewaan golongan sunni akibat dari perlakuan
Syah Husain yang lebih mengutamakan ulama Syiah yang sering
memaksakan pendapat para golongan sunni, maka pada tahun 1709 M,
pasukan Afghanistan dengan pimpinan Mir Vyas mengadakan
pemberontakan dan berhasil menguasai Kandahar. Bagian lain suku
Abdali Afghanistan juga memberontak di Herat dan mengepung
Mashad.
Mir Vyas diganti putranya Mir Mahmud dan ia berhasil
memperkuat pendukungnya serta mempersatukan pasukan dengan
pasukan Ardatil, lalu ia berusaha memperkuat wilayah kekuatannya dan
merebut negeri-negeri Afghanistan dari kekuasaan Syafawi lalu
berusaha menguasai Persia.
Akhirnya Syah Husein terpaksa mengakui kekuasaan Mahmud
dan kepadanya diberikan kekuasaan di Kandahar sebagai ubernur
dengan gelar Husein Quli Khan (budak Husein)
Daftar Raja Kerajaan Syafawi
Nama Raja Tahun Pimpinan
Ismail I 1501-1524
Tahmasp I 1524-1576
Ismail II 1576-1577
Muhammad Khudabanda 1577-1587
Abbas I 1587-1628
Safi Mirza 1628-1642
Abbas II 1642-1667
Sulaiman 1667-1694
Sultan Husein 1694-1722
Tahmasp II 1722-1732
Abbas III 1732-1736
Beberapa Peninggalan Kerajaan
Syafawi
Maidan Imam
Peninggalan bangunan monumental dari masa kejayaan kerajaan
Syafawi di Isfahan bisa disaksikan di Maidan Imam, sebuah
kompleks seluas 500x160 meter persegi.
Maidan Imam menjadi simbol utama pemerintahan Dinasti
Syafawi. Kini kompleks Maidan imam menjadi tujuan wisata
utama para pelancong dunia.
Lapangan megah ini dikelilingi tembok memanjang pada keempat
sisinya. Dimana pada masing-masing sisi terdapat bangunan
peninggalan kerajaan Syafawi, yakni Masjid Shah di sisi selatan,
Masjid Syaikh Luthfallah di timur, Istana Ali Qapu di barat, dan di
pintu masuk utama kompleks yang terkenal dengan sebutan
Bazaar di bagian utara.
Masjid Shah
Masjid yang mulai dibangun pada 1611 M itu terletak di sisi
selatan kompleks Maidan Imam. Keberadaan bangunan masjid ini
sebagai simbol penguasa Kerajaan Syafawi. Karenanya, masjid ini
kemudian disebut masjid Shah (sebutan untuk penguasa monarki
di Persia).
Pembangunan Masjid ini hingga masa Syah Safi (1629-1642 M),
pengganti Syah Abbas I, belum selesai. Bagian kubah Masjid baru
selesai dibangun pada 1638 M. Dari segi tata letak Masjid,
terlihat perbedaan cukup prinsip dibanding dengan Mesjid
kerajaan di negeri Muslim pada masa itu yang kebanyakan
menyatu dengan istana raja.
end.

Você também pode gostar