Você está na página 1de 24

METODOLOGI PENELITIAN

ANGGI DITA PERTIWI


25000117130175
C 2017
JUDUL PENELITIAN
Hubungan Kualitas Pelayanan Ante-natal
Terhadap kondisi kesehatan Ibu Hamil di wilayah
pelayananPuskesmas Rowosari.
PICO • P : Ibu hamil
• I : Pelayanan ante-natal di Puskesmas Rowosari
• C : Ada hubungan antara kualitas pelayanan ante-
natal yang baik dangan pelayana ante-natal yang
buruk pada kondisi kesehatan ibu hamil di wilayah
Puskesmas Rowosari
• O : kondisi kesehatan ibu hamil di wilayah
Puskesmas Rowosari
Apakah terdapat hubungan kualitas
RUMUSAN MASALAH : pelayanan ante-natal terhadap kondisi
kesehatan ibu hamil di wilayah
Puskesmas Rowosari
Untuk mengetahui hubungan
TUJUAN : kualitas pelayanan ante-natal
teradap kondisi kesehatan ibu
hamil di wilayah Puskesmas
Rowosari
Exposure dari
penelitian ini adalah
pelayanan kesehatan

Outcome dari penelitian


ini yang dipengaruhi oleh
exposure adalah kondisi
kesehatan ibu hamil
MANFAAT
• Untuk mengevaluasi kualitas peyanan ante-natal di
Puskesmas Rowosari
• Meningkatkan kesadaran ibu hamil tentang pentingya
pemeriksaan ante-natal
• Meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil di wilayah
pelayanan puskesmas Rowosari
PERCEIVED QUALITY OF ANTENATAL CARE SERVICE BY PREGNANT WOMEN IN
PUBLIC AND PRIVATE HEALTH FACILITIES IN NORTHERN ETHIOPIA
Fesseha,Girmatsion. Perceived quality of antenatal care service by pregnant women in public and private health
facilities in Northern Ethiopia .American Journal of Health Research. 2014; 2(4): 146-151

• Ante-natal care merupakan pelayanan yang diterima oleh perempuan selama masa kehamilan yang membantu
memastikan bahwa nantinya akan mengasilkan konsisi ibu dan bayi yang sehat. Hampir (99%) semua kematian ibu terjadi di
negara berkembang dikarenakan komplikasi yang meningkat selama masa kehamilan sampai saat kelahiran. Kebanyakan
kasus dari kematian ini bersifat dapat dicegah melalui program ANC, persalinan yang aman, dan dukungan kesehatan
selama beberapa minggu setelah kehamilan. Walaupun di berbagai negara di afrika cakupan ANC sudah mulai berkembang,
tetapi cakupan nya seendiri belum termasuk penyediaan informasi tentang kualitas dari pelayanan , kualitas klinik ANC yang
masih buruk, berkaitan juga dengan kulaitas peralatan untuk pelayanan yang masih buruk, dan sikpan dari pelayan
kesehatan yang masih belum bagus.
• Terlepas dari kenyataan bahwa kualitas perawatan kesehatan ibu adalahpenting untuk peningkatan lebih lanjut ibu dan
anak kesehatan, sedikit yang diketahui tentang kualitas yang dirasakan saat ini layanan dan faktor yang mempengaruhi di
Ethiopia termasuk di area study
• Studi yang dilakukan di Kawasan Tigray di Kawasan utara ethiopia ini dilakukan melalui metude cross sectional. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan prevalens dari semua persepsi kulitas dari pelayanan kesehatan ante-natal yang terdiri dari lama
waktu mengunggu untuk mendapatkan pelayanan, waktu untuk melakukan konsultasi dengan pelayan kesehtan, dan
persepsi tentang kualitas pelayanan kesehatan yang didapatkan termasuk rendah, baik untuk pelayanan ANC dari swasta
maupun pelayanan ANC public. Perempuan yang mendatangi pelayanan ANC swasta memiliki persepsi kualitas pelayanan
ANC yang lebih tinggi daripada yang mendatangi tempat pelayaan ANC public. Berdasarkan studi yang dilakukan waktu
menunggu untuk mendapatkan pelayanan diasosiasikan dengan kualitass dari suatu tempat pelayanan kesehatan.
FACTORS ASSOCIATED WITH THE USE AND QUALITY OF ANTENATAL CARE IN NEPAL: A
POPULATION-BASED STUDY USING THE DEMOGRAPHIC AND HEALTH SURVEY DATA
Joshi,Chandni. Factors associated with the use and quality of antenatal care in Nepal: a population-based study using the
demographic and health survey data. BMC Pregnancy and Childbirth .2014.
• pelayanan ante-natal yang memiliki kualitas yang bagus dapat mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu.
Kualitas dari pelayanan ANC di ukur melalui 3 aspek yaitu, banyak nyajumlah kedatangan, waktu untuk inisiasi suatu
aksi, dan penyertaan dari semua komponen pelayanan yag direkomendasikan. Pemeriksaan ANC memberikan
kesempatan yang bagus untuk membrikan edukasi tentang tanda bahaya dan gejala yang mungkin ada selama
kehamilan, kelahiran, dan juga untuk family planning.
• Nepal sendiri mengikuti rekomendasi dari WHO untuk setidaknya melakukan pemeriksaan ANC paling tidak empat kali
selama masa kehamilan. Beberapa penelitian pada negara berpenghasilan rendah menunjukan adanya korelasi positif
antara banyaknya jumlah kunjungan ante-natal dengan status kesehatan anak yang dilahirkan, komplikasi ibu, bayi lahir
mati , dan BBLR. Komponen antenatal yang disarankan di Nepal terdiri dari: sumplemen Fe, tes darah dan urin, paliing
tidak dua kali suntik tetanus toxoid, tes tekanan darah, dan edukasi tentang kehamilan.
• Hasil darin studi ini menunjukan Hanya 50% wanita Nepal menghadiri yang d minimal empat kunjungan antenatal
selama kehamilan terakhir mereka seperti yang direkomendasikan
• Studi ini menyoroti faktor sosial ekonomi yang terkait denga akses ke ANC berkualitas baik. Ini mendukung penargetan
perempuan yang kurang berpendidikan dan kurang beruntung secara sosial ekonomi untuk partisipasi dalam ANC
sebagai langkah jangka pendek untuk meningkatkan hasil. Namun, untuk perbaikan jangka Panjang dalam akses
perempuan ke ANC berkualitas baik, perlu ada fokus pada peningkatan pendidikan anak perempuan dan perempuan di
Indonesia Nepal sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
• Pada studi ini dibatasi pada 4,079 ibu hamil yang dattanya diadapatkan dari survey demografi dan kesehtan nepal
FACTORS AFFECTING THE UTILIZATION OF ANTENATAL CARE
AMONG PREGNANT WOMEN
Aziz, Sumera ali.Factors affecting the utilization of antenatal care among pregnant women. J Preg
Neonatal Med 2018 Volume 2 Issue 2

• Pelayanan ante-natal merupakan pelayanan yang diberkiikan kepada perempuan agar mereka memiliki
kehamilan yang aman dan bayyi yang sehat. Efek positifini mungkin didapat memlaui skrining tentang
masalah kehamilan, memberikan penangan pada masalah yang mungkin muncul saat periode ante-
natal, memebrikan obat yang bias meningkatkan kualitas bayi, menfasilitasi ibu dengan informasi-
informasi yang dapat digunakan untuk mempersiapkan fisik dan psikis untuk mempersiapkan kelahiran
dan menjadi orang tua
• Faktor yang diasosiasikan dengan penggunaan pelayanan ante-natal
1. Status social ekonomi.
Banyak penelitian yang telah menunjukan asosiasi positif antara status sosio-ekonomi dengan penggunaan
ANC. Pelnelitian darin Ethiopia mengidentifikasikan bahwa perempuan dengan penghasilan lebih tinggi
memiliki kemungkinan yang lebih tinggidalam penggunaan ANC dibandingkan dengan wanita dari keluarga
berpenghassilan rendah.
• Usia saat mengandung
Pada beberapa studi perempuan dengan usia yang lebih muda diindikasiikan sebagai factor yang lebih mungkin
untuk menggunakan ANC.
• Pendidikan perempuan
Perempuan dengan tingkat Pendidikan yang tinggi cenderung memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk
menggunakan ANC. Selain itu tingkat Pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpengaruh positif dengan perilaku
kesehtan , dan juga Pendidikan yang tinggi memungkinkan wanita untuk memiliki control yang lebih besar terhadap
kehamilannya.
• Paritas.
Penelitian menunjukan bahwa juumlah paritas mempengaruhi inisiasi penggunaan ANC. Perempuan dengan paritas
tinggi cenderung bergantung pada da pengalaman sebelumnya dan merasa tidak membutuhkan ANC.
• Riwayat abortus dan komplikasi.
Riwayat abortus dan komplikasi telah dibktikan sebagai prediksi kuat sebagai inisiasi penggunaan ANC.
• Pasangan yang mendukung.
Menurut studi perempuan yang tidak mendapat dukungan dari pasangan menggunakan ANC hamir tiga minggu
lebih lambat daripada yang mendapatkan dukuungan.
• Kualitas dari pelayanan.
Perempuan lebih cenderung untuk menggunakan ANC lebih lambat karena pengalamannya mendapatkan pelayanan
yang kurang baik dari klinik ANC. Kriitik dari para wanita mengenai kulaitas ANC termasuk pada tidak lengakpnya
pelayanan, ppelayan kesehan yang kurang professional, diikenakan biaya walaupun seharusnya pelayanan tersebuut
gratis, selain ittu skill pelayan kesehtan , dan peralatan yang digunakan
WHO RECOMMENDATIONS ON ANTENATAL CARE FOR A POSITIVE
PREGNANCY EXPERIENCE
WHO.2016. WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy experience. Switzerland.world
Health organization.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/250796/9789241549912-
eng.pdf;jsessionid=E13310C2DB2D7C1761A6224AC4DB9D58?sequence=1
• Perlu ada komitmen pemerintah yang kuat untuk meningkatkan implementasi layanan ANC untuk mencapai cakupan
nasional di fasilitas pelayanan kesehatan; dukungan nasional harus diamankan untuk keseluruhan paket daripada untuk
komponen tertentu, untuk menghindari fragmentasi layanan.
• Di negara-negara berpenghasilan rendah, para donor dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan
implementasi model. Mekanisme sponsor yang mendukung proses yang didorong oleh domestik untuk meningkatkan
keseluruhan model lebih mungkin membantu daripada mekanisme yang hanya mendukung sebagian dari paket.
• Untuk menetapkan agenda kebijakan, untuk mengamankan penahan luas dan untuk memastikan kemajuan dalam
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, para pemangku kepentingan harus ditargetkan di antara pejabat
terpilih dan birokrasi.
• Selain itu, perwakilan dari fasilitas pelatihan dan spesialisasi medis yang relevan harus dimasukkan dalam proses
partisipatif di semua tahap, termasuk sebelum keputusan kebijakan aktual, untuk mendapatkan dukungan luas untuk
scaling-up.
• Untuk memfasilitasi negosiasi dan perencanaan, informasi tentang dampak yang diharapkan dari model pada
pengguna, penyedia (mis. beban kerja, persyaratan pelatihan) dan biaya harus dinilai dan disebarluaskan.
• Model harus disesuaikan dengan konteks lokal dan pengaturan pemberian layanan.
Pertimbangan sistem kesehatan atau tingkat organisasi untuk implementasi
model
• Pengantar model harus melibatkan lembaga pelatihan pra-jabatan dan badan profesional, sehingga
kurikulum pelatihan untuk ANC dapat diperbarui secepat dan semulus mungkin.
• Perencanaan jangka panjang diperlukan untuk menghasilkan sumber daya dan alokasi anggaran untuk
memperkuat dan mempertahankan layanan ANC berkualitas tinggi.
• Pelatihan in-service dan model pengawasan perlu dikembangkan sesuai dengan penyedia layanan
kesehatan ’persyaratan profesional, mempertimbangkan konten, durasi, dan prosedur pemilihan
penyedia pelatihan. Model-model ini juga dapat dirancang secara eksplisit untuk mengatasi pergantian
staf, khususnyadalam pengaturan sumber daya rendah.
• Alat terstandarisasi perlu dikembangkan untuk pengawasan, memastikan bahwa pengawas dapat
melakukannya mendukung dan memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan layanan
ANC yang terintegrasi dan komprehensif.
• Strategi untuk pengalihan tugas mungkin perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan penggunaan
sumber daya manusia.
• Alat atau "alat bantu kerja" untuk implementasi ANC (mis. kartu ANC) perlu disederhanakan dan
diperbarui dengan semua informasi kunci sesuai dengan model.
• Strategi perlu dirancang untuk meningkatkan manajemen rantai pasokan sesuai dengan persyaratan
lokal, seperti mengembangkan protokol untuk prosedur mendapatkan dan memelihara
persediaan,mendorong penyedia untuk mengumpulkan dan memantau data pada tingkat stok dan
memperkuat koordinasi tingkat penyedia dan tindak lanjut dari obat-obatan dan persed
PREGNANCY AND ANTENATAL CARE
Phleps,Kerryn and Craig Hassed.2011.Pregnancy And Antenatal Care.Elseviser Australia
https://books.google.co.id/books?id=HOcEMkmBD-
gC&printsec=frontcover&dq=antenatal+care&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwji3bXSzpzhAhUzheYKHeEqC7
MQ6AEIPzAE#v=onepage&q=antenatal%20care&f=false
Framework dari Bruce (1990) ini terdiri dari 6 elemen yang saling mendukung satu sama lain. Elemen-
elemen ini tidak hanya mengukur mutu dari sisi provider tapi juga dari sisi pasien.
1. Kompetensi teknis: masih ada disparitas dalam pelayanan ANC antar rumah sakit dimana masih ada
rumah sakit yang minim peralatan dan tenaga sehingga ANC yang dilakukan kurang maksimal. Di sisi
lain, penggunaan peralatan yang berlebihan seperti USG membuat antrian untuk menggunakan
peralatan USG menjadi sangat panjang dan membuat pasien mencari pelayanan USG di klinik swasta
atau praktik dokter di luar rumah sakit dengan membayar biaya tambahan. Hal lain adalah masalah
personal hygiene dari petugas rumah sakit yang masih rendah seperti kebiasan mencuci tangan dan
merokok di lingkungan klinik ANC
2. Mekanisme follow-up dan continuity of care: lemahnya manajemen data dan pengaturan jadwal
praktek dokter membuat pasien yang melakukan ANC di rumah sakit pemerintah harus melakukan
beberapa tes secara berulang-ulang. Hal ini disebabkan karena mereka ditangani oleh dokter yang
berbeda dan dokumentasi riwayat ANC mereka terkadang kurang jelas. Selain itu, proses rujukan yang
tidak menyertakan rekam medik pasien ditambah dengan tidak adanya tenaga kesehatan pendamping
membuat penerima rujukan mengalami kesulitan dalam mengikuti proses perawatan dari pasien yang
bersangkutan.
3. Ketepatan paket pelayanan: beberapa rumah sakit yang memiliki tenaga dan fasilitas yang terbatas
terpaksa memilah pelayanan ANC mereka sehingga menjadi terfragmentasi atau terpisah-pisah. Hal ini
membuat pasien harus melalui proses administrasi yang lebih panjang dan terkadang pasien harus
mengeluarkan biaya ekstra untuk beberapa tes laboratorium yang tidak tersedia di rumah sakit tersebut.
4. Konseling dan penyampaian informasi: berdasarkan penelitian menyatakan bahwa ibu hamil yang
mengunjungi klinik ANC lebih banyak menerima informasi tentang perkembangan kehamilan dan bayi
mereka pada saat ANC, sedangkan informasi mengenai kiomplikasi, pengenalan tanda-tanda bahaya,
persiapan kelahiran, dan konseling mengenai kontrasepsi setelah melahirkan jarang disampaikan.
5. Pengambilan keputusan terkait persalinan/pasca persalinan: sebagian besar wanita hamil merasa lebih
nyaman mendiskusikan opsi persalinan mereka dengan dokter berjenis kelamin perempuan namun secara
umum dalam ANC jarang dibahas mengenai alternatif persalinan mereka termasuk perawatan bayi pasca-
persalinan dan opsi penggunaan alat kontrasepsi setelah bersalin.
6. Relasi interpersonal: konflik interpersonal baik antar tenaga kesehatan maupun tenaga kesehatan dengan
pasien kerap terjadi di rumah sakit pemerintah dibandingkan rumah sakit swasta. Hal ini disebabkan
karena tingginya beban kerja, kurangnya fasilitas, job description yang kurang jelas, dan
insentif/kompensasi yang rendah
Hipotesis :
• Hipotesis nol : Tidak Terdapat Hubungan antara Kualitas Pelayanan Ante-natal
Terhadap kondisi kesehatan Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Rowosari.
• Hipotesis 1 : Terdapat Hubungan antara Kualitas Pelayanan Ante-natal Terhadap
kondisi kesehatan Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Rowosari.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi :
Ibu hamil di wilayah pelayanan puskesmas Rowosari
Sample :
ibu hamil dari wilayah pelayanan Puskemas rowosari yang memeriksakan diri ke
puskesmas Rowosari yang dipilih melalui sistem non probability sampling yaitu
purposesive sampling.
Desain penelitian :
Penelitian ini berjenenis observasional dengan sifat retrospektif, pendekatan
penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dimana data yang akan digunakan
berasal dari data banyak nya ibu hamil yang melakukan kunjungan di puskesmas rowosari
beserta dengan kondisi kesehatan nya, serta data kuantitatif dari kuisioner dan wawancara.
Variabel penelitian :
• variabel bebas :
1. kompetensi pelayan kesehatan .
2. kelengkapan pelayanan ANC.
3. Kelengkapan alat untuk pelayanan ANC.
4. waktu menunggu untuk mendapat pelayanan.
5. waktu yang diberikan untuk melakukan konsultasi dengan pelayan
kesehatan
• Variabel terikat :
1. Kondisi kesehatan ibu hamil
Analisis data :
Data diringkas oleh statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan rata-rata.
Persepsi tentang kualitas layanan ANC dianggap sebagai variable bebas . Untuk
mengukur kualitas perawatan yang dirasakan, skor rata-rata pertanyaan yang
dimaksudkan untuk mengukur persepsi kualitas layanan ANC dipertimbangkan.
Seorang klien yang memiliki skor di atas rata-rata adalah dicap sebagai perawatan
kualitas yang dipersepsikan tinggi; kalau tidak klien dikategorikan sebagai kualitas
rendah yang dirasakan.
Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
logistik.
KERANGKA KONSEP
Variable bebas
Faktor predisposisi : Variable bebas
1. Tingkat Pendidikan perempuan.
2. Umur wanita saat mengandung.
3. Status ekonomi.
Faktor pemungkin
1. Lamanya waktu menunggu untuk mendapatkan
pelayanan ANC. Kondisi kesehatan
2. Kualitas pelayanan ANC. ibu hamil
3. Kelengkapan pelayanan ANC
Faktor pendukung.
1. Dukungan dari pasangan.
2. kompetensi pelayan kesehatan .
3. Kelengkapan alat untuk pelayanan ANC.
4. waktu yang diberikan untuk melakukan konsultasi
dengan pelayan kesehatan
KERANGKA TEORI
Faktor predisposisi :
•Tingkat Pendidikan
perempuan.
•Umur wanita saat
mengandung.
•Status ekonomi.

Faktor pemungkin Faktor Tingkah laku


•Lamanya waktu menunggu
dan gaya hidup
untuk mendapatkan Kondisi kesehatan
pelayanan ANC.
•Kualitas pelayanan ANC.
ibu hamil
Factor lingkungan
•Kelengkapan pelayanan
ANC

Faktor pendukung.
•Dukungan dari pasangan.
•Sikap dari pelayan
kesehatan.
•Skill dari pelayan
kesehatan.
Abstrak :
Pelayanan antenatal adlaah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil agar wanita
hamil dapat memiliki kehamilan yang aman dan bayi yang sehat. Pelayanan antenatal
merupakan determinan penting dari tingginya angka kematian ibu dan merupakan salah
satu komponen dari maternal care. Telah dibuktikan melalui berbagai penelitian bahwa
wanita yang mengikuti pelayanan antenatal lebih rendah angka kematian dan kesakitannya
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak menggunakannya. Studi ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor kualitas pelayanan antenatal dengan dampaknya pada kesehatan ibu
hamil.
Latar belakang:
Kualitas pelayanan antenatal yang baik dapat mengurangi kematian ibu dan bayi baru lahir
dan meningkatkan derajat kesehatan. Kualitas pelayanan antenatal diukur dengan
banyaknya kuunjungan, waktu inisiasi dari kunjungan, dan penerapan dari komponen
pelayanan yang direkomendasikan. Sehingga penelitan ini bertujuan untuk mengidentifikassi
factor kualitas pelayanan antenatal dengan dampaknya pada kesehtaan ibu hamil.
Metode :
Studi cross-sectional pada wanita hamil di wilayah pelayanan puskesmas Rowosari
yang melakukan pemeriksaan antenatal. Data yang dikumpulkan melalui data
banyaknya ibu hamil yang melakukan kunjungan perawwatan antenatal di Puskesmas
Rowosari dan data kuantitatif dari kuesioner dan wawancara.
Key-word :
Antenatal, kehamilan, factor, penggunaan

Você também pode gostar