Você está na página 1de 15

 Tujuan

Menstandarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar


NaCl dengan metode Mohr.

 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Botol timbang
2. Neraca analitik
3. Spatula
4. Kaca arloji
5. Kertas hisap
6. Tissue
7. Labu ukur
8. Corong kaca
9. Batang pengaduk
10. Pipet volume
11. Pipet tetes
12. Ball pipet
13. Erlenmeyer
14. Buret
15. Klem dan Statif
16. Botol semprot
17. Tabung reaksi
18. Gelas kimia
19. Tegel porselen

 Bahan
1. AgNO3
2. NaCl
3. Indikator K2CrO4
4. Aquades
 Bagan Kerja

AgNO3 dan NaCl

Buat larutan NaCl Ambil larutan AgNO3


0,58 gram. dari botol reagen.

Pipet NaCl 10 mL, lalu masukkan Masukkan larutan AgNO3


kedalam erlenmeyer. kedalam buret.

Beri indikator K2CrO4 Lakukan titrasi


2% sebanyak 1 mL. (catat hasilnya).
 Data pengamatan

No. N NaCl V NaCl V AgNO3

1. 0,1 N 10 mL 10,3 mL
2. 0,1 N 10 mL 10,2 mL

 Pembahasan
Pastikan meja kerja bersih dan alat yang akan
digunakan dibilas terlebih dahulu. Langkah awal titrasi yaitu
mengambil larutan AgNO3 dari botol reagen, lalu masukkan
kedalam buret dengan corong kaca dan kertas hisap yang dialirkan
dengan bantuan batang pengaduk. Warna AgNO3 dalam buret
tidak berwarna.
Selanjutnya, timbang NaCl sebanyak 0,58 gram dengan botol
timbang dan neraca analitik, lalu encerkan dengan aquades
didalam labu ukur. Setelah itu, pipet 10 mL larutan NaCl dengan
pipet volume kedalam erlenmeyer. Larutan NaCl awalnya tidak
berwarna, setelah diberi indikator K2CrO4 2% sebanyak 1 mL
warnanya berubah menjadi kuning, dan dititrasi dengan larutan
AgNO3 akan terbentuk endapan putih yang merupakan AgCl.
Dan ketika NaCl sudah habis bereaksi
dengan AgNO3, sementara jumlah AgNO3
masih ada maka AgNO3 akan bereaksi
dengan indikator K2CrO4 yang akan
terbentuk endapan berwarna merah bata
yang merupakan Ag2CrO4 yang
menunjukkan titik akhir titrasi sudah dicapai.
Adanya indikator K2CrO4 menyebabkan
terjadinya reaksi pada titik akhir titrasi
dengan titran sehingga terbentuk endapan
berwarna merah bata.
 Perhitungan
𝑉1+𝑉2
V rata – rata AgNO3 =
2
10,3 𝑚𝐿+10,2 𝑚𝐿
=
2
= 10,25 mL
𝑉 𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑐𝑙
N AgNO3 =
𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
10 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁
=
10,25 𝑚𝐿
= 0,097 N

 Persamaan Reaksi
AgNO 3 + NaCl AgCl + NaNO3
Ag+ + Cl- AgCl
Ag+ + CrO42- Ag2CrO4
Konsentrasi AgNO 3 yang didapat
adalah 0,097 N sedangkan menurut teori
adalah 0,1 N. Hal ini terjadi karena
kurangnya ketelitian dalam proses titrasi,
larutan yang tidak terpipet secara
sempurna, kelebihan tetapan dalam
penimbangan NaCl, dan kurangnya
ketelitian dalam mengamati perubahan
warna.

 Kesimpulan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai fase padat yang keluar dari larutan.
Dari hasil praktikum standarisasi AgNO 3
dengan larutan NaCl didapat konsentrasi AgNO 3
0,097 N.
 Tujuan
Menentukan kadar Cl dalam garam dapur dengan cara
menstandarisasi larutan NaCl dengan larutan standar AgNO 3.

 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Botol timbang
2. Neraca analitik
3. Spatula
4. Kaca arloji
5. Kertas hisap
6. Tissue
7. Labu ukur
8. Corong kaca
9. Batang pengaduk
10. Pipet volume
11. Pipet tetes
12. Ball pipet
13. Erlenmeyer
14. Buret
15. Klem dan Statif
16. Botol semprot
17. Tabung reaksi
18. Gelas kimia
19. Tegel porselen

 Bahan
1. AgNO3
2. NaCl
3. Indikator K2CrO4
4. Aquades
 Bagan Kerja

AgNO3 dan NaCl

Buat larutan NaCl Ambil larutan AgNO3


1 gram. 0,1 N.

Pipet NaCl 10 mL, lalu masukkan Masukkan AgNO3 0,1 N


kedalam erlenmeyer. kedalam buret.

Beri indikator K2CrO4 Lakukan titrasi


2% sebanyak 1 mL. (catat hasilnya).
 Data pengamatan

No. N AgNO3 V NaCl V AgNO3

1. 0,1 N 10 mL 17,8 mL
2. 0,1 N 10 mL 17,8 mL

 Pembahasan
Pastikan meja kerja bersih dan alat yang akan digunakan
dibilas terlebih dahulu. Langkah awal titrasi yaitu mengambil larutan
AgNO3 dari botol reagen, lalu masukkan kedalam buret dengan
corong kaca dan kertas hisap yang dialirkan dengan bantuan
batang pengaduk. Warna AgNO3 dalam buret tidak berwarna.
Selanjutnya, timbang NaCl sebanyak 1 gram dengan botol
timbang dan neraca analitik, lalu encerkan dengan aquades
didalam labu ukur. Setelah itu, pipet 10 mL larutan NaCl dengan
pipet volume kedalam erlenmeyer. Larutan NaCl awalnya tidak
berwarna, setelah diberi indikator K2CrO4 2% sebanyak 1 mL
warnanya berubah menjadi kuning, dan dititrasi dengan larutan
AgNO3 akan terbentuk endapan putih yang merupakan AgCl.
Adapun prinsip dari metode Mohr ini
adalah AgNO3 akan bereaksi dengan
NaCl membentuk endapan AgCl yang
berwarna putih. Bila semua Cl- sudah
habis bereaksi dengan Ag+ maka Ag+ akan
bereaksi dengan CrO42- dari indikator
K2CrO4 yang ditambahkan. Fungsi
indikator K2CrO4 adalah sebagai
indikator yang digunakan untuk
mendeteksi kelebihan Ag. Titik akhir titrasi
telah tercapai bila terbentuk warna
merah bata dari endapan Ag2CrO4.
 Perhitungan
𝑉1+𝑉2
V rata – rata AgNO3 =
2
17,8 𝑚𝐿+17,8 𝑚𝐿
=
2
= 17,8 mL

𝑉 AgNO3 𝑥 𝑁 AgNO 3
% NaCl = Fp x BE NaCl x 100%
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
17,8 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁
= 10 x 58,5 x 100%
1000
= 104,13%

 Persamaan Reaksi
AgNO 3 + NaCl AgCl + NaNO3
Ag+ + Cl- AgCl
Ag+ + CrO42- Ag2CrO4
Faktor – faktor yang mempengaruhi
kegagalan percobaan ini adalah kelebihan
tetapan dalam penimbangan NaCl, zat
AgNO 3 mungkin sudah teroksidasi,
kurangnya ketelitian saat mengamati
perubahan warna, dan kurangnya
ketelitian saat proses titrasi.

 Kesimpulan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai fase padat yang keluar dari larutan.
Dari hasil praktikum penetapan kadar Cl
dalam garam dapur didapat kadar NaCl 104,13%.

Você também pode gostar