Você está na página 1de 20

Anatomi Fisiologi

Pendengaran

Kelompok 10
Anatomi Sistem Pendengaran

Indera pendengar merupakan salah satu


alat pancaindra untuk mendengar. Telinga
adalah organ pendengaran. Saraf yang
melayani indra ini adalah saraf cranial
kedelapan atau nervus auditorius.
1. Telinga bagian luar

 Aurikula (daun telinga), menampung


gelombang suara yang datang dari luar masuk
kedalam telinga.
 Meatus akustikus eksterna (liang telinga).
Saluran penghubung aurikula dengan
membran timpani, panjangnya ± 2,5 cm,
terdiri dari tulang rawan dan tulang keras.
2. Telinga bagian tengah

Telinga tengah atau rongga timpani adalah


bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu
terletak sebelah dalam membran timpani atau
gendang telinga, yang memisahkan rongga itu
dari meatus auditorius eksterna.
 Membrane timpani adalah membrane fibrosa.
Tepinya menebal tertanam ke dalam alur sisi
tulang yang disebut sulkus timpani.
 Kavum timpani, rongga dalam tulang temporalis
yang didalamnya terdapat 3 buah tulang
pendengaran. Ossikula auditus: terdiri dari
maleus, inkus, stapes.
• Tulang yang berada di tengah adalah inkus atau
landasan, sisi luarnya bersendi dengan maleus,
maleus dan inkus berputar pada sumbu
anterior,posterior, dan berjalan melalui :
a. Ligamentum yang menghubungkan prosesus anterior
maleus dengan dinding anterioe kavum timpani.
b. Prosesus anterior maleus dengan prosesus breve
inkudis
c. Ligamentum yang menghubungkan prosesus breve
inkudis dengan dinding posterior kavum timpani.
d. Selama penghantaran getaran dari membrane
timpani ke perilimf melalui osikula.
 Antrum timpani merupakan rongga tidak
teratur yang agak luas, terletak dibagian
bawah samping dari kavum timpani.
 Tuba auditevia eustaki. Saluran tulang rawan
yang panjangnya ± 3,7 cm berjalan miring
kebawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan
mukosa.
 Selulae mastoidea: prosesus mastoideus mulai
berkembang pada tahun kedua kehidupan.
Selulae mastoid adalah suatu rongga yang
bersambungan dalam prosesus mastoid.
3. Telinga bagian dalam

Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang


keras pilorus temporalis. Rongga telinga dalam itu
terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu
disebut labirin tulang dan dilapisi membrane sehingga
membentuk labirin membranosa.
Labirintus osseous, terdiri dari vestibulum,
semisirkularis, dan kokhlea. Ketiganya merupakan
rongga-rongga yang terletak dalam substansi tulang
padat terstruktur dilapisi endosteum dan berisi cairan
bening (perilimf) yang terletak dalam labirinitus
mambranaseus. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian:
Labirin tulang terdiri dari tiga bagian:
o Vestibulum
o Koklea
o Kanalis semisirkularis

Labirintus membranosus, terdapat dalam


labirinitus osseus. Struktur ini berisi endolimf
dan dikelilingi oleh perilimf, terdiri dari dari
utrikulus dan sakulus yang terdapat dalam
vestibulum, terdiri dari duktus semisirkularis.
Fisiologi Sistem Pendengaran
1. Proses pendengaran
Penghantar suara, telinga mengubah
gelombang suara dari dunia luar menjadi
potensial aksi dalam nervus koklearis.
Refleks gendang: apabila otot telinga tengah
(m.tensor timpani dan m.stapedius)
berkontraksi, menarik manubrium maleolus
ke dalam dan papan kaki stapes keluar.
Gelombang jalan: papan kaki stapes
menimbulkan serangkaian gelombang pada
perilimfe dalam skala vestibuli.
Apabila bergerak ke arah koklea, tinggi
gelombang meningkat sampai maksimum dan
kemudian menurun dengan cepat yang
menimbulkan gelombang suara dengan nada
tinggi. Suara rendah gelombang memuncak
pada apeks dinding tulang dari skala vestibuli,
membran basilaris tidak dalam keadaan
tegang.
Fisiologi pendengaran
1. Daun telinga mengarahkan gelombang suara
ke dalam saluran pendengaran eksternal.
2. Ketika gelombang suara menyerang
membran timpani, gelombang bolak tekanan
tinggi dan rendah di udara menyebabkan
membran timpani bergetar kembali dan
sebagainya.
3. Daerah pusat membran timpani
menghubungkan ke maleus, yang bergetar
bersama dengan membran timpani.
4. Sebagai stapes bergerak bolak-balik, piring kaki
berbentuk oval, yang terpasang melalui
ligamentum untuk keliling jendela oval, bergetar
di jendela oval.
5. Gerakan stapes pada jendela oval set up
gelombang tekanan cairan di perilymph dari
koklea. Sebagai jendela oval tonjolan ke dalam,
itu mendorong pada perilymph dari vestibule
scala.
6. Gelombang tekanan yang ditransmisikan dari
vestibule scala ke timpani scala dan akhirnya ke
jendela bulat, menyebabkan ia menonjol keluar
ke ke telinga tengah.
7. Gelombang tekanan perjalanan melalui
perilymph dari vestibule scala, maka membran
vestibular, dan kemudian pindah ke endolymph
dalam saluran koklea.
8. Gelombang tekanan di endolymph menyebabkan
membran basilar bergetar, yang bergerak sel-sel
rambut organ spiral terhadap membran tectorial.
9. Suara gelombang berbagai frekuensi
menyebabkan daerah-daerah tertentu dari
membran basilar bergetar lebih intens
dibandingkan daerah lain.
2. Kemampuan dengar

Telinga manusia dapat mendengar


frekuensi 20-20.000 Hz. Ambang dengar suara
(kepekaan) tidak sama dengan frekuensi.
Kepekaan tertinggi adalah 1-4 KHz. Anjing
dapat mendengar suara 50 Khz, kelelawar
dapat mendengar suara ultra di atas 20 KHz.
3. Pusat pendengaran

Pusat pendengaran di otak jarasnya sangat


rumit. Neuron auditorik primer mempunyai
badan sel di ganglia spiral yang berlokasi di
koklea. Setelah keluar dari koklea bergabung
dengan serabut dari organ vestibuli untuk
membentuk saraf VIII (n.auditorius) masuk ke
medula berakhir di nuklei koklea.
4. Lokasi Bunyi

Penentuan arah bunyi berasal dari deteksi


perbedaan dari deteksi perbedaan dalam
waktu antara tibanya rangsangan pada dua
telinga. Perbedaan waktu merupakan faktor
penting pada frekuensi 3.000 Hz dan
perbedaan kekerasan terpenting pada
frekuensi di atas 3.000 Hz.
5. Keseimbangan

Apabila seseorang didorong kesalah satu sisi maka


kepalanya cenderung miring kearah lain (berlawanan
dengan arah badan yang didorong) guna
mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur,
posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya badan
dapat dipertahankan. Berdiri, bergerak, dan banyak
posisi tubuh yang lain melawan gaya gravitasi bumi,.
Untuk dapat mempertahankan posisi tertentu,
gaya gravitasi harus dilawan melalui mekanisme
motorik dan sensorik organ proprioseptif di sendi dan
aparatus vestibularis di telinga dalam. Aparatus
vestibuli mendeteksi perubahan sinyal untuk
mengaktifkan respons motor adaptif yang diperlukan
dalam mempertahankan keseimbangan.
6. Ketulian

• Tuli saraf
• Kerusakan sel rambut luar
• Tuli hantaran
TERIMA KASIH ;)

Você também pode gostar