Você está na página 1de 17

ASUHAN KEPERAWATAN RETINO BLASTOMA DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN

KELOMPOK III
DI SUSUN OLEH :
MEDRI ADAM
MEYSTINCH NOOR
MUTMAINAH RASULU
MUTIARA DAUD
DEFINISI
Retinoblastoma adalah tumor endo-
okular pada anak yang mengenai saraf
embrionik retina
ETIOLOGI

Retinoblastoma terjadi secara familiar atau


sporadik. Namun dapat juga diklasifikasikan
menjadi dua subkelompok yag berbeda,
yaitu bilateral atau unilateral dan
diturunkan atau tidak diturunkan.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata.


Bila letak tumor dimakula, dapat terlihat gejala awal
strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan
memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di
vitreus (Vitreous seeding) yang menyerupai endoftalmitis. Bila
sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata ,
akan menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan
berupa hipopion atau hifema.
PATOFISIOLOGIS

Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal


strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan
memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan
vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor
terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan
menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa hipopion
atau hifema.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk


pasien dengan metastase ke luar misalnya dengan gejala proptosis bola
mata.
2. Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai kerusakan luas pada
retina.
3. Elektro-okulogram (EOG)
4. Visual Evoked Respons (VER), berguna untuk mengetahui adanya
perbedaan rangsangan yang sampai ke korteks sehingga dapat diketahui
adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang.
PENATALAKSANAAN

Dua aspek pengobatan retinoblastoma harus diperhatikan,


pertama adalah pengobatan local untuk jenis intraocular, dan
kedua adalah pengobatan sistemik untuk jenis ekstrokular,
regional, dan metastatic.
JENIS TERAPI

1. Pembedahan
2. External beam radiotherapy (EBRT)
3. Radioterapi plaque
4. Kryo atau fotokoagulasi
5. Modalitas yang lebih baru
6. Kemoterapi
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Anamnesa:
1. Identitas pasien
a. Nama : T
b. Usia : 3 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Keluhan Utama :
Keluhan utama yang di rasakan pasien adanya penurunan fungsi penglihatan
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Satu tahun yang lalu pasien mengalami retino blastoma di mata sebelah kanan.
Kemudian dilakukan tindakan operasi pengangkatan mata. Saat ini di mata kiri
pasien terdapat retino blastoma. Terdapat bintik putih pada mata tepatnya pada
retina, terjadi penonjolan,dan terdapat stabismus.
4. Riwayat penyakit keluarga
Dari keterangan keluarga di temukan data bahwa nenek dari pasien pernah
menderita kanker servix.
5. Riwayat penyakit masa lalu
 Pemeriksaan Fisik

 •B1 : Breathing (Respiratory System)


 Normal
 •B2 : Blood (Cardiovascular system)
 Normal
 •B3 : Brain (Nervous system)nyeri kepala, visus 1/60, strabismus, bola
mata menonjol
 •B4 : Bladder (Genitourinary system)
 Normal
 •B5 : Bowel (Gastrointestinal System)
 Normal
 •B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument)
 Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas.
 •Biopsikososial spiritual
 Gejala : Perasaan tidak percaya diri ,berbeda dengan teman sebayanya.
 Tanda : murung, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan persepsi sensorik penglihatan berhubungan dengan


gangguan penerimaan sensori dari mata
2. Resiko tinggi cidera, berhubungan dengan keterbatasan lapang
pandang
3. Nyeri berhubungan dengan metastase ke otak, penekanan tumor ke
arah otak.
4. d. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan
penampilan pasca operasi
5. Risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan
pembatasan aktivitas.
INTERVENSI

1. Gangguan persepsi sensorik penglihatan berhubungan dengan gangguan


pen
Merimaan sensori dari mata
NOC:
• Mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih
lanjut.
• Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata
terlibat.
NIC:
• Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya.
• Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam
jangkauan.
• Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan/kemungkinan kehilangan penglihatan.
• Lakukan tindakan untuk membantu pasien untuk menangani
keterbatasan penglihatan, contoh, atur perabot/mainan, perbaiki sinar
suram dan masalah penglihatan malam
o Ketajaman penglihatan dapat digunakan untuk mengetahui gangguan
penglihatan yang terjadi
o Orientasi akan mempercepat penyesuaian diri pasien di lingkungan baru
o Mempermudah pengambilan barang jika dibutuhkan
2. Resiko tinggi cidera, berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang
NOC:
• Resiko cedera berkurang.
• Orientasikan pasien klien terhadap lingkungan, staf, dan orang lain yang
ada di areanya.
• Anjurkan keluarga memberikan mainan yang aman (tidak pecah), dan
pertahankan pagar tempat tidur.
• Arahkan semua alat mainan yang dibutuhkan klien pada tempat sentral
pandangan klien dan mudah untuk dijangkau.
• Orientasi akan mempercepat penyesuaian diri pasien di lingkungan baru
3. Nyeri berhubungan dengan metastase ke otak, penekanan tumor ke arah otak.
NOC:
• Rasa nyeri yang ri rasakan pasien berkurang / hilang
o Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan
intensitas (skala 0 – 10) dan tindakan penghilangan yang digunakan
NIC:
• Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya: reposisi) dan aktifitas
hiburan (misalnya: mudik, telefisi).
• Bicarakan dengan individu dan keluarga penggunaan terapi distraksi, serta
metode pereda nyeri lainnya.
• Ajarkan tindakan pereda nyeri
• Beri individu pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesik
• Dengan mengetahui skala nyeri penderita maka dapat ditentukan tindakan
yang sesuai untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut
• Tindakan kenyamanan dasar dapat menurunkan rasa nyeri
4. Risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan pembatasan
aktivitas.
NOC:
• Proses perkembangan klien berjalan dengan normal.
• Berikan kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua
dalam perencanaan kegiatan.
o Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
o Lakukan pendekatan melalui metode permainan.
o Buat jadwal untuk prosedur terapi dan latihan.
o Upaya meningkatkan pola pikir klien
5. Cemas berhubungan dengan penyakit yang diderita klien
NOC:• Kecemasan dapat segera teratasi.
• Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbulnya gejala tiba – tiba
dan pengetahuan kondisi saat ini.
• Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan dengan keluarga bahwa
pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
• Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.
• Identifikasi sumber/orang yang menolong.
• Untuk mempermudah rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan
selanjutnya
• Kolaborasi dengan keluarga pasien akan mempercepat proses penyembuhan.

Você também pode gostar