Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
Vektor & Matriks
• Skalar = kuantiti matematis yg digambarkan dg besaran
(single number, ditulis dg huruf kecil)
ex : tekanan, debit alir, temperatur
• Vektor = kuantiti matematis yg digambarkan dg besaran
dan arah (ditulis dg huruf kecil tebal). Vektor merupakan
matriks spesial yg ditulis dlm satu baris atau satu kolom
• Vektor x berdimensi-d dan transposenya ditulis :
x1
x
x ,xT x1 x2 xd
2
xd
Vektor
• Inner product (dot product/scalar product) :
d
x , y x T y yT x x k yk
k 1
• Panjang vektor (norma vektor) :
1
d 2
x xT x xk xk
k 1
• Outer product :
x, y xyT yxT
• Sudut antara vektor x & y
cos
x. y
x. y
• Dua vektor x & y orthogonal jika : xT y 0
• Dua vektor x & y orthonormal jika :
xT y 0 dan x y 1
Matlab user’s guide
>> a=5 % a sebagai skalar
a=
5
>> x=[3;4;5]
x=
3
4
5
>> b=x‘ % matriks transpose
b=
3 4 5
x=[3;4;5];y=[1;2;3];
>> x'*y % inner product
ans =
26
>> sqrt(x'*x) % panjang vektor x
ans =
7.0711
>> norm(x) % panjang vektor x
ans =
7.0711
>> x*y‘ % outer product
ans =
3 6 9
4 8 12
5 10 15
Matriks
Matriks adalah suatu susunan dari banjar
(array) bilangan-bilangan dalam bentuk segi
empat, dengan jumlah baris sebanyak m dan
jumlah kolom sebanyak n dan dinotasikan
sebagai A = (aij) mxn ,i = 1,…,m dan j = 1,…,n
serta aij adalah elemen dari matriks A pada
baris ke-i kolom ke-j
ditulis sebagai berikut :
b11 b12
a11 a12 a13 a14 c11 c12
AB a21 a22 b21 b22
a23 a24 c21 c22
b31 b32
a31 a32 a33 a34 c31 c32
b41 b42
c22 a21b12 a22b22 a23b32 a24b42
cij aik bkj
k
• Kuadrat matriks
Syarat : Jika matriks adalah matriks bujur sangkar (jumlah
baris = jumlah kolom)
4 7
A
5 2
2 51 42
A
30 39
Matriks Transpose
Jika A = (aij)mxn, transpose A (ditulis AT) didefinisikan
sebagai matriks nxm yang kolom pertamannya merupakan
baris pertama matriks A, kolom keduanya merupakan baris
kedua matriks A, dst
B(bij)=AT(aji)
a11 a12
Invers dari matriks berorde 2x2 : A
21
a a 22
a 22 a12
A1
1
a11 .a22 a12 .a21 a 21 a11
Matriks spesial
• Symmetric : A AT
1 2 3
A 2 4 5
3 5 6
• Skew symmetric :
A AT
0 2 3
A 2 0 5
3 5 0
Matriks spesial
• Hermitian : A AH
1 4 3i 5i
A 4 3i 2 2 i
5i 2i 0
• Skew Hermitian :
A AH
i 4 4i 7
A (4 4i ) 5i (8 8i )
7 8 8i 0
• Orthogonal : AAT AT A I
• Unitary : AAH AH A I
• Idempotent :
Am A ,m = integer
• Nilpotent : ,k=integer tertentu
A 0
k
• Diagonal :
1 0 0
A 0 2 0
• Triangular : 0 0 3
1 4 5
A 0 2 6
0 0 3
Aturan-aturan Ilmu Hitung Matriks
BAB II
Permutasi & Inversi
Deff Permutasi :
Susunan bilangan-bilangan bulat dari suatu himpunan bilangan
bulat menurut suatu aturan tanpa menghilangkan atau
mengulangi bilangan-bilangan tersebut.
{1,2,3} permutasinya : {1,2,3} {2,1,3} {3,1,2}
{1,3,2} {2,3,1} {3,2,1}
3! = 6 buah permutasi
Deff Inversi :
Permutasi dimana angka besar mendahului angka yang lebih
kecil
{2,3,1,5,6,4} inversinya : {2,1} {3,1} {5,4} {6,4}
4 inversi
{2,4,1,3} inversinya : {2,1} {4,1} {4,3}
3 inversi
• Permutasi disebut genap jika jumlah inversinya genap.
Permutasi {2,3,1,5,6,4} adalah genap, memiliki 4 inversi
• Permutasi disebut ganjil jika jumlah inversinya ganjil.
Permutasi {2,4,1,3} adalah ganjil, memiliki 3 inversi
Determinan
• Teorema 1 :
Jika A matriks bujur sangkar maka |AT|=|A|
• Teorema 2 :
Jika [B] berasal dari [A] dg pertukaran 2 baris/kolom
dari [A], maka |B|=-|A|
• Teorema 3 :
Determinan dari matriks dengan 2 baris/kolom yang
sama bernilai nol
4 7 2 6
1 2 3 1 4 7 1 2 3 7 8 9 2 6 4 1
0
4 5 62 5 8 4 5 6 4 5 6 8 6 3 0
7 8 9 3 6 9 7 8 9 1 2 3 4 7 2 6
• Teorema 4 :
Jika [B] dari [A] dengan mengalikan baris/kolom [A]
dengan bilangan real p maka |B|=p|A|
1 2 3 1 2 3 1 2 1
1 5 3 2 1 5 3 ( 2)( 3) 1 5 1 ( 2)( 3)(0)
2 8 6 1 4 3 1 4 1
• Teorema 5 :
Jika [B] dari [A] dengan menambahkan setiap unsur pada
baris r dengan c kali baris s (r≠s) maka |B|=|A|
• Teorema 6:
Jika [F] sejajar nxn maka |A| adalah hasil kali unsur-unsur
Pada diagonal utama |A|=a11 a22 … ann
2 7 3 8 3
0 3 7 5 1
0 0 6 7 6 ( 2)( 3)( 6)( 9)( 4) 1296
0 0 0 9 8
0 0 0 0 4
• Teorema 7 :
Jika [G] dan [H] bujur sangkar berorde sama maka
|GH|=|G|.|H|
• Teorema 8 :
[A] bujur sangkar mempunyai invers jika & hanya jika |A|≠0
Ekspansi Kofaktor
Jika [A]=(aij)nxn maka :
• Minor entri aij, dinyatakan oleh Mij adalah
determinan submatriks yang tetap setelah baris ke-i &
kolom ke-j dihilangkan dari [A].
BAB III
Sistem Persamaan Linier
Definisi :
• Suatu himpunan berhingga dari persamaan- persamaan
linear dalam peubah-peubah x1, x2, … , xn dinamakan
sistem persamaan linear atau sistem linear
Elimination
b * x1 b1*
1 0 0 1
matriks
0 1 0 b* x2 b2*
No back
subtitution
satuan 2
0 0 1 * x3 b3*
3
b
Iterasi Gauss-Siedel
a11 x1 + a12 x2 + … + a1n xn = b1 …(1)
a21 x1 + a22 x2 + … + a2n xn = b2 …(2)
: : :
am1 x1 + an2 x2 + … + amn xn = bn …(n)
Dapat ditulis kembali :
1
x1 (b1 a12 x2 a13 x3 a1n xn )
a11
1
x2 (b2 a21 x1 a23 x3 a2n xn )
a22
1
xn (bn an1 x1 an2 x2 an( n 1) x( n 1) )
ann
Langkah-langkah Iterasi Gauss-Siedel :
b1
1. Asumsikan x2, x3, …, xn = 0, diperoleh ; x1
a11
2. Hasil “x1” dimasukkan ke persamaan (2) untuk
mendapatkan harga x2, asumsikan x3, …, xn = 0, diperoleh ;
x2
1
b2 a21 x1
a22
3. Langkah 1 dan 2 dilakukan terus sampai diperoleh nilai xn
dan selesailah proses iterasi pertama. Kemudian hasil
proses tersebut dimasukkan kembali pada persamaan
untuk mendapatkan harga “unknown” dari x1,x2, x3, …,
xn pada proses iterasi kedua, ketiga dst
4. Proses iterasi berakhir jika hasil iterasi terakhir sama
4. Dengan atau hampir sama dengan iterasi sebelumnya.
1
y1 (72 6(3,15)) 3,54
15
3. Masukkan hasil x1 dan y1 ke dalam persamaan 3 :
1
z1 (110 3,15 3,54) 1,91
54
• Iterasi kedua
1
x2 (85 6( 3,54) 1,91) 2,43
27
1
y2 (72 6( 2,43) 2(1,91)) 3,57
15
1
z2 (110 2,43 3,57) 1,926
54
• Iterasi selanjutnya
Sama dengan cara sebelumnya.
Iterasi berakhir pada saat iterasi ke-5, yaitu nilai x, y dan
z hampir sama dg iterasi ke-4,di mana
x=2,425; y=3,573; z=1,926
Persamaan Linier Homogen
Sistem persamaan linear Homogen merupakan kasus khusus
dari Sistem persamaan linear biasa A x=b untuk kasus b=0.
Pada SPL homogen, matriks diperbesar [A|b ] setelah melalui
eliminasi Gauss–Jordan, kolom terakhirnya akan selalu nol
sehingga penyelesaian dari SPL akan selalu ada. Ada dua
macam penyelesaian dalam SPL homogen ini yaitu :
trivial ( tak sejati ) = solusi SPL hanya x = 0 (solusi tunggal)
Ciri : semua kolom matriks A memiliki 1 utama
tak trivial ( sejati ) = solusi SPL tak hingga banyak
Ciri : tidak semua kolom matriks A memiliki 1
utama/memiliki baris 0
Contoh 1
SIFAT
SPL
HOMOGEN
PEMECAHAN
- AX=B
ATURAN
- Koefisien [A] merupakan matriks bujur
CRAMER
sangkar
BAB IV
Q adalah bidang melalui titik Po (xo, yo, zo) & tegak lurus vektor
n = (a,b,c). Bidang Q terdiri dari titik-titik P (x, y, z)
maka vektor P 0 P ortogonal ke n :
n.P0 P 0 (1)
di mana
P0 P ( x x0, y y 0, z z 0) (2)
(3 bidang sejajar)
(2 bidang sejajar)
Solusi pemecahan Kemungkinan Geometrik
Satu pemecahan
(3 bidang berpotongan di sebuah
titik)
Contoh Soal 1 :
Carilah persamaan bidang yang melewati titik (3, -1, 7) dan
tegak lurus ke vektor n = (4, 2, -5)
4(x-3)+2(y+1)-5(z-7)=0
4x+2y-5z+25=0
Contoh Soal 2 :
Carilah persamaan bidang yang melewati titik P1 (1, 2, -1), P2
(2, 3, 1) dan P3 (3, -1, 2)
Pers. Umum : ax+by+cz+d=0
Pers. bidang melalui titik P1 : a+2b-c+d=0
Pers. bidang melalui titik P2 : 2a+3b+c+d=0
Pers. bidang melalui titik P3 : 3a-b+2c+d=0
Dari ketiga pers. bidang yang melalui titik P1, P2 dan P3 di
atas, gunakan metode eliminasi Gauss/Gauss-Jordan untuk
mendapatkan pemecahannya, yaitu diperoleh nilai-nilai :
P0 P ( x x0, y y 0, z z 0)
Persamaan (5) dapat ditulis kembali menjadi :
P0 P ( x x0, y y 0, z z 0) (ta, tb, tc) (6)
Dari persamaan (6) diperoleh :
x=xo+ta (7)
y=yo+tb dimana -∞‹t ‹+ ∞ (8)
z=zo+tc (9)
Persamaan (7) s.d. (9) disebut persamaan parametik.
Contoh Soal 3 :
Cari persamaan parametik garis yang melalui titik-titik P1 (2,
4, -1) dan P2 (5, 0, 7), dimanakah garis tersebut memotong
bidang xy?
x 3 y 4 dan y 4 z 1
2 7 7 3
Ekivalen dengan
7x-2y-29=0 dan 3y-7z+19=0
Mencari jarak antara dua bidang sejajar