Você está na página 1de 50

AMDAL PADA PERTAMBANGAN EMAS

KELOMPOK 1

Rizco
Devina Dianmahendra
Ra’i Nizhan Sabillah
Putra Desandra Wicaksana
EXPLORASI
A. PEMBEBASAN KEPEMILIKAN LAHAN
• Sosial : Perubahan perilaku sosial
Karena adanya pembebasan lahan, maka ada masyarakat yang setuju dan tidak terhadap
rencana penambangan.
Perubahan Kepemilikan Lahan
Karena adanya pembebasan lahan, maka secara otomatis pemilik dari lahan tersebut akan
berubah.
Gangguan Proses Sosial
Pada saat pembebasan lahan tidak semua masyarakat setuju jika lahanya dijadikan area
pertambangan karena mereka berfikir jika lahanya dijual untuk perusahaan, maka mata
pencaharian mereka dan lingkungan mereka kedepanya akan terganggu. Dan masyarakat
akan berdemo.
Sikap Dan Persepsi Masyarakat
Dengan adanya pembebasan lahan, masyarakat akan memiliki sifat dan persepsi yang berbeda-
beda terhadap perusahaan. Karena sebagian masyarakat menganggap perusahaan akan
memberikan dampak positif dan sebagian akan memberikan dampak negative.
B. SURVEY LAPANGAN
• Geofisik : Kebisingan
Survey lapangan akan menimbulkankan kebisingan karena pada saat survey menggunakan
peralatan-peralatan seperti Geo Penetrating Radar, Drone/Pesawat atau pemboran inti,
sehingga dari alat-alat tersebut dapat menimbulkan kebisingan
Getaran
Pada saaat survey lapangan akan terjadi getaran-getaran yang akan dirasakan karena
beberapa alat akan menumbuk tanah yang mengakibatkan getaran seperti Geo Penetrating
Radar.
• Biologi : Flora
Survey lapangan akan mengakibatkan perubahan pada flora karena akan banyak
sekali membuka jalan-jalan baru yang memungkinkan untuk menebang tumbuh-
tumbuhan, sehingga tumbuh-tumbuhan akan mati.
Fauna
Pembukaan jalur-jalur baru pada aera survey akan menggangu fauna yang berada di daerah
tersebut karena akan merubah jalur lintas fauna, sehingga fauna akan berpindah-pindah tempat
karena keberadaan manusia.
• Sosial : Kesempatan Kerja
Survey lapangan yang dilakukan perusahaan akan banyak membutuhkan tenaga kerja seperti
pemandu, kuli panggul sampai pembuat makanan untuk memenuhi kebutuhan survey.
Peluang Usaha
Survey lapangan akan membuka kesempatan untuk membuka usaha kepada masyarakat
terutama dibingan kuliner.
Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat akan sedikit meningkat karena adanya survey lapangan karena
masyarakat mendapat manfaat berupa peluang usaha.
Pengurangan Pengangguran
Karena survey lapangan membutuhkan cukup banyak orang, sehingga masyarakat yang
menganggur dapat menjadi pekerja untukmebantu kegiatan survey lapangan.
• Kesehatan Masyarakat : Kecelakaan Kerja
Pada saat survey lapangan dapat menimbulkan kecelakaan kerja karena
alat-alat yang digunakan sangat perlu kehati-hatian sehingga jika terjadi
kesalahan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Termasuk tersesat didalam
hutan pada saat survey lapangan.
C. PENGUMUMAN PEMBANGUNAN TAMBANG
• Sosial : Perubahan Perilaku Sosial
Karena adanya pengumuman pembangunan pertambangan, maka masyrakat akan memiliki
reaksi setuju dan menolak.
Gangguan Proses Sosial
Saat pengumuman akan menimbulkan gangguan social khususnya kepada masyarakat yang
menolak penambangan sehingga memungkinkan saat pengumuman akan terjadi penolakan-
penolakan seperti demo dan pencopotan papan proyek.
Sikap Dan Persepsi Masyarakat
Pengumuman akan menimbulkan sikap dan persepsi masyarakat baik yang setuju maupun
menolak karena pada pengumuman akan dijelaskan dampak-dampak apa saja yang akan
ditimbulkan.
D. PERENCANAAN TAMBANG
• Sosial : Kesempatan Kerja
pada tahap perencanaan tambang akan membuka kesempatan kerja kepada masyarakat karena
pada saat perencanaan beberapa kali harus meninjau lapangan untuk memastikan recana,
sehingga masyarakat dibutuhkan untuk membantu jalanya proses perencanaan.
E. TENAGA KERJA
• Sosial : Kesempatan kerja
Pemilihan tenaga kerja dalam suatu kegiatan pra-konstruksi pertambangan memiliki dampak
kepada kesempatan kerja para pekerja khususnya penduduk sekitar daerah pertambangan.
Peluang usaha
Dalam kegiatan pra-konstruksi di daerah pertambangan tentunya dapat meningkatkan peluang
usaha masyarakat sekitar daerah pertambangan, dimana masyarakat dapat membuka toko
kewirausahaan seperti kuliner
Pendapatan masyarakat
Dimana adanya peluang usaha pada daerah pertambangan yang mana dapat memenuhi
kebutuhan para tenaga kerja dalam kegiatan pra- konstruksi dapat memberikan pendapatan
kepada masyarakat.
Pengurangan pengangguran
Adanya tenaga kerja dalam kegiatan pra-konstruksi pertambangan tentunya dapat mengurangi
pengangguran di daerah sekitar pertambangan
Perubahan jumlah penduduk
Kegiatan pra-konstruksi dimana terdapat banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga perlu
mendatangkan tenaga kerja ahli pada bidangnya dari berbagai daerah tentunya dapat meningkatkan
perubahan jumlah penduduk pada daerah sekitar pertambangan
Gangguan proses sosial
Tenaga kerja yang ada di daerah pertambangan dapat menimbulkan gangguan proses sosial
masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan adanya persaingan kerja antara tenaga kerja dari luar
daerah dan tenaga kerja masyarakat setempat di daerah pertambangan.
BAKU MUTU GETARAN
BAKU MUTU KEBISINGAN
KONSTRUKSI
TAHAPAN KEGIATAN KONSTRUKSI
TAHAP STUDI KELAYAKAN
Studi kelayakan mempunyai tujuan yaitu meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek
yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek tersebut
• Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik
manfaat langsung (manfaatekonomis) maupun manfaat tidak langsung
(fungsisosial)
• Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial
• Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadiapabila proyek tersebut
dilaksanakan
TAHAP PENJELASAN (BRIEFING )
Tujuan : Pemilik proyek menjelaskan fungsi dan biayaproyek, sehingga konsultan
perencana dapat secara tepatmenafsirkan keinginan pemilik dan membuat
taksiranbiayaKegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rencana kerja dan menunjuk pada perencana dan tenaga ahli
• Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan,taksiran biaya, dan persyaratan mutu
• Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan implikasinya,
serta rencana pelaksanaan
• Mempersiapkan sketsa dengan skala 1:1.000, 1:1.500,atau 1:2.000, yang
menggambarkan denah dan batas-batas proyek.
TAHAP PERANCANGAN (DESIGN)
Memiliki tujuan :
• Untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak,rancangan, metoda konstruksi, dan taksiran
biaya agarmendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenangyang terlibat
• Untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan,termasuk gambar rencana dan spesifikasi serta
untuk melengkapisemua dokumen tender.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir
• Memeriksa masalah teknis
• Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek
Mempersiapkan :
• Rancangan skema (pra-rancangan) termasuk taksiran biayanya
• Rancangan terinci
• Gambar kerja, spesifikasi, dan jadwal
• Daftar kuantitas
• Taksiran biaya akhir
• Program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu
TAHAP PENGADAAN (PROCUREMENT)
Bertujuan untuk menentukan kontraktor sebagai pelaksanaatau sejumlah kontraktor
sebagai sub-kontraktoryang melaksanakan konstruksi di lapangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Prakualifikasi, agar kontraktor yang berkompeten saja yangikut dalam pelelangan
• Dokumen kontrak, merupakan dokumen legal yang menguraikan tugas dan tanggung jawab
pihak-pihak yang terlibat
Penggunaan formulir kontrak standar disarankan karena :
• Isinya harus diketahui dan dipahami oleh semua pihak
• Isinya telah teruji dalam mengatasi kesukaran pada penafsiran dan pelaksanaan
• Biasanya sudah diuji menurut Undang-Undang yang telah ditetapkan.
• Penyusunan formulir kontrak yang baru mahal dan menyita waktu
TAHAP PELAKSANAAN (CONSTRUCTION )
Bertujuan mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan yang sudah dirancang oleh
konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu yang telah
disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan,mengkoordinasikan, dan
mengendalikan semua operasional dilapangan.
Perencanaan dan pengendalian proyek secara umum meliputi :
• Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
• Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan
• Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
• Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material
Koordinasi seluruh operasi di lapangan meliputi :
• Seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunansementara maupun bangunan permanen, serta
semuafasilitas dan perlengkapan yang terpasang
• Mengkoordinasikan para sub kontraktor
TAHAP PEMELIHARAAN DAN PERSIAPAN PENGGUNAAN
(MAINTENACE AND START UP )
Memiliki tujuan menjamin agar bangunan yang telah selesai, sesuai dengan dokumen kontrak dan
semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Selain itu, pada tahap ini juga dibuat suatu catatan
mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang
tersedia.
Kegiatan yang dilakukan :
• Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-dataselama pelaksanaan maupun gambar
pelaksanaan (as built drawing )
• Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaikikerusakan-kerusakan
• Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedomanpemeliharaannya
• Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan
BAKU MUTU PADA KEGIATAN KONSTRUKSI
• Baku Mutu Tingkat Kebisingan : Ketentuan yang secara rinci mengatur baku tingkat kebisingan adalah Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Baku Mutu Yang
ditetapkan : 55-70 dB
• Baku Mutu Air : Ketentuan yang dilakukan untuk mengatur baku mutu air yaitu, Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Dalam pengertian pencemaran air, baku
mutu air akan selalu terkait dengan peruntukan air. Dimana untuk peruntukannya, dikenal penggolongan air
sebagai berikut:
Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha
perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
• Baku Mutu Udara : Dimana ketentuan yang dilakukan adalah pada pengendalian pencemaran udara, mengacu
pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP.13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak.
BAKU MUTU UDARA
• Dimana ketentuan yang dilakukan adalah pada pengendalian pencemaran udara, mengacu pada
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP.13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak.
BAKU MUTU UDARA
• Pada Baku Mutu Tingkat Getaran : mengacu pada KEP-49/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat
Getaran. Dimana Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran
mekanik yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.
EXPLOITASI
EKSPLOITASI
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan
galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat
bahan galiannya yaitu, galian padat dan bahan galian cair serta gas.
• Pembongkaran
• Pengangkutan
• Pengolahan
PEMBONGKARAN
Kegiatan pembongkaran merupakan suatu proses pemisahan material batuan dari batuan
induknya dengan cara peledakan, agar kemudian dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan
baku industri dan dapat bernilai ekonomis. Tahap pembongkaran meliputi 2 kegiatan yaitu :
1. Pemboran
2. Peledakan/Pengerukan
PEMBONGKARAN
Pemboran (Drilling)
Merupakan kegiatan pembuatan lubang menggunakan mesin bor. Pekerjaan pemboran pada
tambang bawah tanah PT Antam Tbk. UBPE Pongkor meliputi pemboran lubang ledak dan
pemboran untuk penyanggaan (supporting). Pemboran dapat dilakukan secara manual dengan
Jackleg dan secara mekanis dengan Jumbo Drill.
PEMBONGKARAN
Drilling Manual menggunakan Jackleg
Alat yang digunakan untuk melakukan pemboran secara manual adalah Mesin Bor Jackleg
lengkap dengan selang angin dan air , kunci – kunci ( kunci inggris , kunci batang bor) , batang
bor 1,5 m, dan oli sebagai pelumas dari Jackleg. Pengoperasian mesin Jackleg membutuhkan
tenaga kerja minimal 2 orang, satu sebagai operator dan satu sebagai helper terutama untuk
collaring. Dalam pemboran menggunakan mesin manual Jackleg, pemboran dibedakan menjadi
2 yaitu, pemboran atas dan pemboran bawah.
PEMBONGKARAN
Drilling Mekanis menggunakan Jumbo Drill
Alat yang digunakan untuk melakukan pemboran secara mekanis adalah mesin Jumbo Drill,
batang bor 2,4 m dan solar sebagai bahan bakar dari Jumbo Drill. Pengoperasian mesin Jumbo
Drill untuk pemboran membutuhkan tenaga kerja minimal 2 orang, satu sebagai operator Jumbo
Drill dan satu sebagai helper. Pada kegiatan pengeboran menggunakan Jumbo Drill, tidak perlu
adanya proses Muck Level karena alat tersebut dapat mencapai ketinggian untuk pemboran
lebih dari 2m.
PEMBONGKARAN
Peledakan (Blasting)
Pada proses ini dilakukan Charging – Blasting. Charging merupakan kegiatan pengisian bahan
peledak di lubang – lubang ledak yang telah dibuat pada proses pemboran. Sedangkan blasting
adalah proses peledakan setelah charging. Bahan peledak yang digunakan adalah Dynamit dan
ANFO. Proses Charging – Blasting membutuhkan tenaga kerja minimal 2 orang dengan
maksimal ± 4 orang.
PEMBONGKARAN
Peledakan (Blasting)
PEMBONGKARAN
PENGANGKUTAN
PT Antam Tbk. UBPE Pongkor melakukan proses Mucking yang merupakan proses penataan dan
pemindahan material hasil peledakan. Pada proses mucking, terdapat dua jenis pekerjaan yaitu
Muck Level dan Muck Out.
PENGANGKUTAN
Muck Level
Muck Level adalah pekerjaan untuk menata material hasil peledakan di front kerja sebagai
pijakan untuk melakukan pemboran atas menggunakan Jackleg dan untuk penyanggaan (misal:
meshing & rock bolting). Apabila pemboran mengunakan Jumbo Drill , maka tidak perlu adanya
proses Muck Level karena alat Jumbo Drill dapat mencapai ketinggian untuk pemboran lebih
dari 2 m. Pada proses ini dibutuhkan minimal 2 orang, dimana sebagai operator dan helper.
PENGANGKUTAN
Muck Out
Muck Out adalah proses pemindahan material (ore / waste) untuk dipindah ke tempat yang
telah disediakan. Ore dipindah ke Muck Bay sedangkan waste digunakan untuk perbaikan jalan
yang tidak rata atau digunakan sebagai material filling. Alat yang digunakan pada proses
Mucking adalah alat muat Wheel Loader dengan type LWF 200 kapasitas bucket 2,5 ton, Load
Haul Dump type LHD 02 Wagner dengan kapasitas bucket 5 ton dan Grandby dengan kapasitas 5
ton.
PENGOLAHAN
Ore pada tambang PT Antam Tbk. UBPE Pongkor umumnya berjenis kuarsa atau
pyrite (FeS2). Pengolahan ore dilakukan dengan metode Hydrometallurgy, yaitu
pengolahan emas dengan proses sianidasi dan electrowinning.

Unit Sianidasi antara lain :


• Crushing
• Milling
• Leaching
• Gravity Concentration Circuit (GCC)
PENGOLAHAN
Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Pengolahan Bijih Emas dan atau Tembaga
KOMPONEN LINGKUNGAN YANG
TERPENGARUH OLEH KEGIATAN
PERTAMBANGAN
1. REKLAMASI

GEOFISIK
Dari komponen lingkungan Geofisik, kegiatan reklamasi mempengaruhi komponen yang ada
didalamnya. Reklamasi menimbulkan kebisingan karena adanya kegiatan menggunakan alat berat untuk
memindahkan tanah. Kualitas udara juga berubah karena adanya emisi bahan bakar dari alat berat,
namun perubahannya tidak terlalu besar. Kualitas air pada saat reklamasi tidak terlalu terpengaruh,
mungkin hanya akan merubah arus air tanah ataupun jika ada sungai disekitar tempat reklamasi ada
kemungkinan sungai tersebut sedikit tercemar oleh tanah. Transportasi akan mempengaruhi, karena
akan mengangkut tanah reklamasi. Getaran tidak terlalu berpengaruh, karena getaran yang terasa
berasal dari kegiatan alat berat dan transportasi.

BIOLOGI
• Pada komponen lingkungan Biologi, reklamasi akan mengembalikan Flora yang sebelumnya terkena
proses land clearing. Setelah kembalinya flora, otomatis Fauna yang biasa hidup pada pepohonan yang
sebelumnya terkena land clearing juga dapat kembali ke daerah reklamasi.
SOSIAL
• Pada komponen lingkungan Sosial, reklamasi membutuhkan beberapa buruh/kuli untuk membantu
kegiatan reklamasi ini menjadikan adanya Kesempatan Kerja, namun disisi lain warga sekitar
pertambangan yang pernah membuka usaha disekitar pertambangan harus mulai menutup kegiatan
usahanya karena sudah tidak ada kegiatan penambangan lagi. Setelah kegiatan penambangan yang
sudah tidak ada lagi, otomatis Pendapatan Masyarakat menjadi berkuran karena warga harus menutup
usahanya. Beberapa warga yang membantu kegiatan reklamasi sebagai buruh/kuli tadi membuktikan
bahwa kegiatan reklamasi dapat mengurangi pengangguran. Pertumbuhan Ekonomi disekitar area
pertambangan akan terus menurun seiring dengan tidak lagi adanya kegiatan pertambangan. Sikap dan
Persepsi Masyarakat terhadap reklamasi mungkin ada yang suka dan tidak suka, karena bagi yang suka
mungkin karena mereka berpikir bahwa tidak ada lagi kerusakan alam yang disebabkan oleh kegiatan
penambangan dan alam akan pelan-pelan kembali seperti semula, sedangkan yang tidak suka mungkin
berpikiran akan jaminan hidup yang telah didapat jika kegiatan penambangan tersebut tidak ada.

KESEHATAN MASYARAKAT
• Kecelakaan Kerja pada saat kegiatan reklamasi mungkin saja dapat terjadi jika tidak mengutamakan
keselamatan dan peraturan yang telah dibuat.
2. REBOISASI
BIOLOGI
• Dampak kegiatan reboisasi akan membuat kembalinya flora yang semula menghilang karena adanya
kegiatan pertambangan.

SOSIAL
• Kesempatan kerja warga sekitar pada kegiatan reboisasi ini yaitu menjadi buruh/kuli untuk menanam
tanaman pada daerah yang telah direklamasi, adapun warga yang lain mungkin ada yang berjualan
disekitar daerah reboisasi. Hal ini sekaligus menjadi titik ukur terhadap perubahan perilaku sosial,
pendapatan masyarakat, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi. Sikap dan Persepsi
Masyarakat juga akan berubah karena mereka dapat merasakan alam mereka yang telah kembali setelah
adanya kegiatan penambangan.
3. PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
SOSIAL
• Setelah tidak ada lagi kegiatan pertambangan, perusahaan harus melakukan pemberdayaan masyarakat
yang tujuannya agar kesejahteraan masyarakat pasca penambangan terjamin. Dan juga agar komponen
lingkungan sosial seperti Kesempatan Kerja, Peluang Usaha, Pendapatan Masyarakat, Perubahan
perilaku Sosial, Pengurangan Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Jumlah Penduduk,
Perubahan Kepemilikan Lahan, Sikap dan Persepsi Masyarakat tidak terganggu dapat dilakukan
beberapa langkah seperti:
1. Melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan seperti program KB, ancaman penyakit seperti HIV/AIDS,
demam berdarah, malaria, dan lain-lain.
2. Membuat Unit Koperasi Masyarakat agar dapat menyerap tenaga kerja disekitar daerah bekas
pertambangan.
3. Membuat lahan pertanian yang produktif atau warga sekitar diberikan pengetahuan untuk membuat
alat penunjang kegiatan bertani.
4. Menggalakan warga sekitar daerah penambangan untuk berani melakukan usaha peternakan
ataupun perikanan secara massal.
4. UJI BERKALA
SOSIAL
• Kesempatan Kerja
• Pada saat sebuah pertambangan tutup atau tidak beroprasi lagi, mereka akan melakukan kegiatan uji
berkala untuk mengontrol lingkungan pada daerah yang terkena dampak pertambangan tersebut.
Kesempatan kerja disini dapat tercipta, jika suatu saat melakukan uji berkala seseorang dapat
mengantarkan mereka ke daerah bekas pertambangan, dan ada kemungkinan menjadi sebagai bagian
dari anggota uji berkala secara tidak resmi.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar