Você está na página 1de 20

ANALISIS α-TOKOFEROL (VITAMIN E) PADA

MINYAK BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam.)


SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
APA ITU KROMATOGRAFI CAIR KINERJA
TINGGI

Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan


sistem pemisahan dengan kecepatan dan
efisiensi yang tinggi. Hal ini karena didukung oleh
kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa
tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif
dan beragam. KCKT mampu menganalisa
berbagai cuplikan secara kualitatif maupun
kuantitatif, baik dalam komponen tunggal
maupun campuran (Soesilo, 1995).
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tanaman kelor atau Moringa oleifera Lam., merupakan tanaman yang kerap kali
ditemukan dan dibudidayakan di berbagai negara seperti Filipina, Pakistan,
Thailand dan Indonesia sendiri (Promkum et al., 2010). Bagian-bagian tanaman
ini seperti bunga, daun muda dan polong/biji juga dikenal sebagai tanaman obat
tradisional secara turun temurun
Biji (polong) kelor mengandung +38% minyak yang mengandung vitamin E
(0,01%) dan beta karoten (0,014%) (Bhoomika et al., 2007). Biji yang sudah tua
mengandung karbohidrat, metionin, sistein, benzilglukosinolat, moringin, mono-
palmitat and di-oleat trigliserida.
Vitamin E (tokoferol) merupakan salah satu komponen yang terkandung dalam
biji buah kelor. Vitamin E merupakan suatu zat antioksidan yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh manusia karena memiliki peranan penting dalam
menjaga keseimbangan sel dari radikal bebas dan menghambat proses oksidasi.
TUJUAN

1. Mengidentifikasi keberadaan dan menetapkan kadar α-


tokoferol pada
minyak biji kelor menggunakan KCKT.
2. Mengetahui ada dan tidaknya pengaruh proses perolehan
minyak terhadap kandungan α-tokoferol didalamnya.
3. Mengetahui kualitas minyak biji kelor yang berdasarkan
komponen asam- asam lemak penyusun trigliseridanya
METODE PENELITIAN
BAHAN DAN ALAT

 BAHAN UJI  BAHAN KIMIA


Bahan uji yang digunakan adalah biji Bahan-bahan yang digunakan dalam
kelor (Moringa oleifera Lam) yang penelitian ini adalah n-heksan, Na2SO4
sudah masak +1,7 kg dengan spesifikasi anhidrat, standar α-Tokoferol (> 96%) grade
kulit warna coklat kehitaman dan isi HPLC (Sigma), etanol pro analis (Merck),
berwarna putih kotor dengan bau tidak Tetrahydrofuran (THF) pro analis (Merck),
spesifik dan rasa sepah yang berasal metanol grade HPLC (J.T. Baker)
dari Jepara, Jawa Tengah. Bahan
sebelumnya telah dilakukan
determinasi dan authentication
specimen di Herbarium Bogoriense,
Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa
Barat.
ALAT
Timbangan bahan dan timbangan analitik
grinder
rotary evaporator
oven
seperangkat alat kempa hidrolis (manual)
seperangkat instrument HPLC yang dilengkapi dengan pompa, kolom LiChosper
C18 (25 cm x 5 µm), degasser, detektor spektrofotometer UV/VIS, pemroses data
dan interfase
labu Erlenmeyer
corong
botol vial
pipet tetes
beaker gelas
dan alat- alat gelas lainnya.
RUMUS PERHITUNGAN
METODE PERCOBAAN
Prosedur kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
1 Penyiapan simplisia
2 Proses perolehan minyak
3 Pembuatan larutan induk dan deret standar α-tokoferol
4 Validasi Metode Analisa α-Tokoferol
5 Analisis α-tokoferol pada minyak biji kelor dengan KCKT
HASIL DAN PEMBAHASAN
PEROLEHAN MINYAK
Berat Minyak yang Persentase (%)
sampel (g) dihasilkan (g) (%) Rata-rata

Maserasi 130 52,2 40,14


Ekstraksi dengan 130 51,8 39,84 40,01
n-heksan 130 52,1 40,07

Tempering 130 11,23 8,64


biji suhu 130 14,77 11,36 10
40 oC 130 13 10

Pengepre Tempering 130 10,75 8,27


san biji suhu 130 8 6,15 7.6
mekanis 80 oC 130 10,9 8,38

Tempering 130 10,29 7,92


biji suhu 130 8,67 6,67 6,77
120 oC 130 7,48 5,72
a. Pembuatan kurva kalibrasi dan uji linearitas
Persamaan garis kurva kalibrasi yang didapat yaitu y = 1,7908091 +
4402,4227 x dengan koefisien korelasi (r) : 0,999991. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel dan Gambar berikut :

Konsentrasi (C) (µg/mL) Luas puncak (A) (µV/s)

0,48 2156,71

0,96 4271,09

1,93 8401,82

4,8 21246,04

9,64 42433,07
3. Analisis α-tokoferol dalam sampel minyak biji kelor
Kadar rata-rata α-tokoferol dari sampel minyak hasil ekstraksi dan dan hasil
kempa berbeda presentasinya. Hasil selengkapya dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 9. Data kadar α-tokoferol dari sampel
Waktu Luas Rata-rata Konsentrasi Kadar Kadar rata-
Sampel
retensi puncak Luas puncak (µg/mL) (mg/g) rata (mg/g)

1 10,313 10150,07 2,305 0,23


A 10397,415 0,235

2 10,347 10644,76 2,417 0,24


1 10,41 16350,03 3,71 0,37
B 16300,365 0,37

2 10,423 16250,7 3,69 0,37


1 10,392 11680,8 2,65 0,27
C 11583,39 0,265

2 10,419 11485,98 2,609 0,26


1 10,393 11702,13 2,658 0,27
D 11473,44 0,265

2 10,36 11244,75 2,55 0,26


PEMBAHASAN
Preparasi sampel untuk minyak biji kelor sebelum di analisis dengan KCKT
adalah dengan melarutkan minyak dalam pelarut campuran dari etanol
dan THF. Pelarut etanol digunakan untuk memecahkan/memisahkan
vitamin E yang terikat pada membran/lipoprotein/liposom karena alkohol
merupakan medium dimana α-tokoferol larut dan bebas mengelusi (A.,
Ubaldi, 2005). Sedangkan THF (tetrahidrofuran) digunakan karena pelarut
ini memiliki kepolaran sedang dan mampu melarutkan senyawa nonpolar-
polar. Setelah di preparasi sampel kemudian di analisis menggunakan
kondisi optimum yang telah disebutkan diatas. Dan kadar α-tokoferol
dari masing-masing sampel dihitung berdasarkan luas puncak yang
diperoleh
Pembuatan kurva kalibrasi α-tokoferol dilakukan dengan menghubungkan 4
titik pada berbagai konsentrasi yaitu 0,5; 1; 2; 5 dan 10 µg/mL dari standar α-
tokoferol dengan kemurnian 96% sehingga didapatkan deret standar dengan
konsentrasi: 0,48; 0,96; 1,927; 4,8 dan 0,96 µg/mL. Persamaan kurva kalibrasi
merupakan hubungan antara sumbu x dan sumbu y. Deretan konsentrasi
yang dibuat dinyatakan sebagai sumbu x, sedangkan luas puncak α-tokoferol
yang diperoleh dari hasil pengukuran dinyatakan sebagai nilaisumbu y.
Persamaan kurva kalibrasi α-tokoferol adalah = 1,7908091 + 4402,4227 x
dengan nilai koefisien korelasi (r) : 0,999991. Koefisien korelasi yang semakin
mendekati nilai 1 menyatakan hubungan yang semakin linier antara
konsentrasi dengan luas puncak kromatogram yang dihasilkan
KESIMPULAN

1. Metode penetapan kadar α-tokoferol (vitamin E) dalam sampel minyak biji


kelor secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dapat dilakukan pada
kondisi optimum menggunakan kolom fase terbalik C18 KromasilTM (25 cm x
4,6 mm) dan detektor UV-VIS pada panjang gelombang 280 nm, volume
penyuntikan 20,0 µL, dengan fase gerak metanol dan kecepatan alir 1,0
mL/menit.
2. Rendemen minyak yang dihasilkan dari masing-masing metode perolehan
minyak berupa ekstraksi dan kempa dengan variasi suhu pengeringan sampel
40 oC, 80 oC dan 120 oC berturut turut adalah 40%, 10%, 7,6% dan 6,77%
dengan kandungan α-tokoferol (vitamin E) berturut-turut adalah 0,235 mg/g;
0,37 mg/g; 0,265 mg/g; dan 0,265 mg/g. Uji statistik menyatakan bahwa tidak
ada hubungan yang spesifik antara metode perolehan minyak dan suhu
pengeringan biji terhadap kandungan α-tokoferol yang dihasilkan.
3. Hasil analisis kandungan minyak biji kelor menyatakan bahwa minyak
tersusun atas asam-asam lemak jenuh yang dominan berupa asam palmitat
dan asam stearat serta asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar