Você está na página 1de 35

Gagal jantung merupakan masalah

kesehatan yang progresif dengan


angka mortalitas dan morbiditas
yang tinggi di negara maju
maupun negara berkembang
termasuk Indonesia.
Gagal jantung adalah keadaan patologis ketika
jantung tidak mampu melaksanakan fungsinya
sebagai pompa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.

Sindrom klinik yang kompleks akibat kelainan


struktur jantung sehingga terjadi ketidakmampuan
ventrikel untuk diisi darah atau mengeluarkan
darah (ACA/AHA, 2009)
Tingkat kejadian di negara berkembang 1,5-4% sampai
6,7-9,9 %. Framingham Heart Study melaporkan hampir
stg HF mengalami kematian atau menjalani rawat inap
dalam jangka satu tahun

Di Indonesia belum diketahui namun RSCM pd 2006


kasus HF 3,23% dan di harapan kita 400-500 pasien tiap
hari 65% adalah HF
1. Kelainan otot jantung
Disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.

2. Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah
ke otot jantung.

3. Hipertensi
Meningkatkan beban kerja jantung.

4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif


Terjadinya kerusakan pada otot jantung yang menyebabkan kontraktilitas
menurun
AHA NYHA
Stadium A : Memiliki resiko tinggi untuk berkembang Kelas I : Tidak terdapat batasan dalam melakukan
menjadi gagal jantung. Tidak terdapat gangguan aktifitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak
structural atau fungsional jantung, tidak terdapat tanda menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak napas.
atau gejala

Stadium B : Telah terbentuk penyakit struktur jantung Kelas II : Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak
yang berhubungan dengan perkembangan gagal terdapat keluhan saat istirahat, namun aktifitas fisik
jantung, tidak terdapat tanda atau gejala. sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi atau
sesak nafas.

Stadium C : Gagal jantung yang simptomatik Kelas III : Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak
berhubungan dengan penyakit structural jantung yang terdapat keluhan saat istirahat, tetapi aktifitas fisik
mendasari ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak

Stadium D : Penyakit jantung structural lanjut serta Kelas IV : Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa
gejala gagal jantung yang sangat bermakna saat keluhan. Terdapat gejala saat istirahat. Keluhan
istirahat walaupun sudah mendapat terapi medis meningkat saat melakukan aktifitas
maksimal (refrakter)
• Dyspnea

• Hepatomegali

• Ascites

• Legs Edema
• Batuk
• Mudah Lelah
Tujuan terapi
1. Memperbaiki kualitas hidup
2. Memperpanjang usia harapan hidup
3. Memperlambat progresi perburukan jantung

Sasaran Terapi

1. Meringankan gejala dan tanda


2. Menghilangkan edema dan retensi cairan
3. Meningkatkan kapasitas aktifitas fisik
4. Mengurangi kelelahan dan sesak nafas
5. Mengurangi kebutuhan rawat inap
6. Menyediakan perawatan akhir hayat
7. Pencegahan timbulnya kerusakan miokard
8. Pencegahan perburukan kerusakan miokard
9. Mencegah timbulnya kembali gejala dan akumulasi cairan
Tatalaksana Terapi
• Farmakologi
Peningkatan kontraksi otot jantung : Glikosida Jantung
Penurunan beban kerja jantung : ACEi, AIIRA, Nitrat
Pengaturan volume plasma : Diuretik (loop, tiazid, hemat kalium)

• Non Farmakologi
Perubahan Lifestyle (hindari merokok, alkohol, narkoba, dll)
Diet rendah garam (< 2-3 g/ hari)
Kontrol tekanan darah
Bapak Wiryo (65 tahun, BB=78 kg) datang ke Rumah Sakit tanggal 12 September 2012 dengan
keluhan badan lemas, kaki bengkak, sesak nafas saat beraktivitas. Bapak W adalah penderita penyakit
jantung sejak 5 tahun yang lalu dan tidak rutin melakukan kontrol.
Hasil pemeriksaan Fisik:
Subyektif : Lemas TD : 120/80mmHg
Kesadaran : CM (compos mentis) HR :80x/menit
Gizi : cukup RR :22x/menit
Suhu : afebris
Cardiomegali :+
Oedem : ekstremitas bawah ++
Diagnosis :
CHF grade II, konstipasi
hari ke 3 perawatan udem mulai berkurang dan kembali normal pada hari ke-5
Hari ke 6 pemeriksaan pasien mengeluh diare 5x sehari. Hasil pemeriksaan feses bakteri negatif.
Nama : Bapak EXO 65 th

BB : 78 kg

Keluhan : Badan lemas, kaki bangkak, sesak nafas saat


beraktivitas

Hari pemeriksaan ke-6, px mengeluh diare 5x sehari

Riwayat penyakit : penyakit jantung sejak 5 tahun lalu dan


tidak rutin melakukan kontrol
Objective
-Kesadaran : CM ( Compos Mentis ) √
-Gizi : Cukup √
-Suhu : Afebris √
-Cardiomegali :+ -
-Oedem : Ekstremitas Bawah ++ -
-HR : 80x/menit 50 – 90x/ menit
-RR : 22x/menit 12 – 18x/ menit
-TD : 120/80 mmHg √
-Diagnosis : CHF Grade II, Konstipasi

*hari ke-6 pemeriksaan pasien mengeluh diare 5x sehari


*hasil pemeriksaan feses bakteri negatif
Objective (Cont’d)
Parameter (Hari ke-1) Nilai Normal

BUN : 15,2 mg/dL 8 – 25 mg/dL

Kreatinin : 1,05 mg/dL 0,5 – 1,5 mg/dL

Asam Urat : 6,4 mg/dL 3,4 – 7 mg/dL

Na :143 mg/dL 135 – 145 mg/dL

K : 3,0 mg/dL 3,5 – 5 mg/dL

Parameter (Hari ke-3) Nilai Normal

BUN : 10 mg/dL 8 – 25 mg/dL

Kreatinin : 0,9 mg/dL 0,5 – 1,5 mg/dL

Asam Urat : 6,4 mg/dL 3,4 – 7 mg/dL

Na :140 mg/dL 135 – 145 mg/dL

K : 3,0 mg/dL 3,5 – 5 mg/dL


Jadwal Pemberian Terapi dan Pemantauan Tanda- Tanda Vital
Hari pemberian pada tanggal ke-
No Nama Obat Dosis
12 13 14 15 17 18 19 20 21 22
1 Injeksi 1 ampul/12
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Furosemid jam
2 Captopril 2x6.25 mg
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tab
3 Laxadin 2xIIC √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Ranitidine 2x1 tab √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Aspirin 2x80 mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Carbo 3x1 tab - - - - - - √ √ √ √
Adsorben
Suhu (°C) 36.5 37 37 36.5 37 36.5 37 36.5 37 37
Tekanan Darah (mmHg) 120/80 120/80 120/80 110/60 110/60 110/60 110/61 110/60 110/60 110/60
Analisis Obat
No. Nama Obat Indikasi Mekanisme Dosis Dosis ESO Parameter
Rekomendasi monitoring

1. Furosemid Inj Edema Menghambat 1 ampul/12 1 ampul/12 jam Hipokale Monitoring


penyerapan jam mia kadar Na dan K
kembali Na
dan Cl di
lengkung
henle. Serta
meningkatka
n
pengeluaran
K dan
amonia.
3. Captopril Tab Vantricular ACE 2x 6,25 mg 3x 6,25 mg Hiperkale Monitoring
Remodelling inhibitor mia, kadar kreatinin
Hipotensi, serum untuk
batuk melihat fungsi
kering ginjal dan
kadar K dan
TD
4. Laxadin Konstipasi meningkatk 2 x CII 1 x CII sebelum Diare Monitoring
an gerakan tidur efek samping
peristaltis yang timbul
usus besar seperti diare.

5. Aspirin Mencegah COX 2 x 80 mg 2 x 80 mg Bleeding Monitoring


Agregasi inhibitor  terjadinya
platelet hambat perdarahan
Tromboxan
A2
6. Ranitidin Mencegah H2-Blocker 2 x 1 Tab 2 x 1 Tab Pusing Monitoring
Stress dan kadar BUN
Ulcer mengurangi
sekresi
kadar asam
lambung.
7. Carbo Diare Adsorbsi air 3 x 1 Tab 3 x 1 Tab konstipas Monitoring
Adsorben dan toxin i terjadinya
efek samping
seperti
konstipasi
Tgl/ Terapi yg
PM S/O Analisis DRP Referensi
ruang diberikan
Inj oedem
Furosem ekstremita interaksi obat
Terapi furosemid tetap diberikan
id 1 s bawah dengan dipiro
walaupun udem sudah teratasi
ampul/1 ++ captopril
2 jam
CHF
grade Captopril Tab CHF kelas
Terapi ACEI tetap dilanjutkan
II 2x6,25 II underdose dipiro
untuk CHF
HARI mg
ke-1 - Aspirin 2x80 Aspirin sebaiknya tidak digunakan ada obat tanpa
5 dipiro,esc,jurna
mg karena tidak ada indikasi adanya indikasi
l
iskemik
Laxadin konstipasi Pemberian laxadin diberikan saat eso
2xCII konstipasi saja, jika sudah tidak medscape
Konst konstipasi tidak perlu diberikan
ipasi
Ranitidin - Tidak perlu diberikan karena tidak Ada obat
jurnal
2x1tab ada indikasi tanpa indikasi
Carbo Mengeluh
HARI
Diare adsorben diare 5x Berikan pada saat diare saja -
ke-6
3x1tab sehari
• Injeksi Furosemid : digunakan sampai udem menghilang, dilanjutkan dengan
furosemid tablet ditambah dengan KSR untuk mencegah hipokalemia, karena
pada pemeriksaan lab kadar kalium sudah menurun.
• Injeksi Furosemid : 1 ampul/12jam digunakan pada pagi hari
• Pada hari ke-5 diberikan furosemid oral 20mg 1x1 diminum pada pagi hari
• Ditambah obat golongan beta bloker Bisoprolol 1,25mg 1x sehari
• Ranitidine dihentikan karena pasien tidak mengalami ulcer
• Aspirin :konfirmasi ke dokter untuk mempertimbangkan penggunaan aspirin,
karena pada kasus tidak ada indikasi bahwa pasien mengalami artherosklerosis
atau terdapat plak.
• laksadin dihentikan karena sudah tidak terjadi konstipasi.
• Carboadsorben tetapdigunakan 3x1 sesuai dosis dan jika diare berhenti
penggunaannya di hentikan
PERKI,2015. Hal.15
PERKI,2015. Hal.16
ESC,2016. Hal.22
AHA,2013. Hal.1507
KAJIAN PENGGUNAAN KOMBINASI DAN KAPTOPRIL DENGAN
FUROSEMID
MEDICATION MONITORING : STRESS ULCER PROPHYLAXIS CLINICAL
GUIDELINES
MONITORING
• Monitoring tekanan darah
• Monitoring Kadar Kalium dalam darah
• Monitoring BUN dan Kreatinin
• Monitoring Efek Samping Obat
KIE
1.Captopril diminum 1 jam sebelum makan (karena akan mengurangi
efektivitas obat apabila diminumsetelah makan)
2.Membatasi aktivitas berat
3.Diet rendah garam,diet rendah lemak,diet rendah serat
4.Mengurangi BB. Menghindari rokok, Olahraga teratur ( jalan santai )
5.menghindari stress

Você também pode gostar