Você está na página 1de 29

JOURNAL READING

“Non-Operative Management of Chalazion:


Experiences at Tertiary Health Care Centre”

Rizki Rofita (71170891397)


Rusmiyati (71170891420)
Mutya Sarah Daulay (71170891406)
Maya Rizki (71170891408)
BAB I
ABSTRAK
 Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronis lokal
dengan penyumbatan kelenjar Meibom di kelopak mata. Efek
utama kalazion adalah kerusakan kosmetik dengan
ketidaknyamanan yang bervariasi. Perawatan standar kalazion
adalah dengan insisi dan kuretase. Penelitian ini dilakukan
untuk menyelidiki hasil injeksi triamcinolone acetonide intra-
lesi untuk untuk kalazion primer. Delapan puluh enam pasien
dengan 100 Kalazion dirawat dengan injeksi triamcinolone
acetonide intra-lesi. Injeksi subkutan triamcinolone acetonide
padakalazion primer dan berulang tampaknya menjadi pilihan
terapi yang sederhana dan efektif untuk kalazion di pusat
kesehatan yang kecil.
PENDAHULUAN
peradangan adalah kerusakan Insisi
granulomatosa kronis kosmetik dengan dan
lokal dengan ketidaknyamanan yang kuretase
penyumbatan kelenjar bervariasi
Meibom.

Dalam tatalaksana kalazion,


metode konservatif yang paling
umum adalah dengan
hasil injeksi triamcinolone acetonide (TA) intra-lesi menggunakan kompres hangat
dan salep antibiotik mata. Lesi
persisten dikelola dengan insisi,
injeksi steroid atau laser karbon
dioksida
Bahan & Metode
 Informed concernt Awalnya, terapi konservatif primer seperti penggunaan
panas, memijat kelopak dan salep antibiotic lokal diberikan  jika terapi
primer tidak memberikan pemulihan atau gagal maka terapi intra-lesi dicoba
melibatkan suntikan TA lintas-kulit dengan jarum 26G tanpa anastesi lokal
dengan pijatan lambat di tempat suntikan dilakukan setelah injeksi dan
kemudian mata ditutup selama 10-15 menit saja tidak perlu penjepit
kalazion ditindaklanjuti setiap minggu, hingga minggu ke-4.

 Teknik Injeksi Triamcinolone:


Lokasi lesi dibersihkan dengan betadine swab. Anestesi topical (Proparacaine
0.5%) tetes mata ditanamkan pada mata yang terkena sebelum injeksi. 0,05
hingga 0,15 mLTA (40 mg/mL) disuntikkan secara intralesi. Jumlah TA yang
disuntikkan diputuskan tergantung pada ukuran kalazion.
 Kelopak mata dibalik dan TA disuntikkan melalui konjungtiva
ke tengah lesi dengan jarum 26GPenutup mata diberikan
selama 10-15 menit setelah prosedur diberi salep mata
kloramfenikol 1% tiga kali sehari untuk dioleskan pada lesi
dan disarankan untuk melanjutkan kompres hangat selama 4
hingga 6 kali per hari selama 10 menit masing-masing. Para
pasien diperiksa setiap 2 minggu setelah injeksi TA sampai
resolusi lengkap dari kalazion. Untuk anak-anak yang tidak
kooperatif atau sangat muda, sedasi dengan chloral hydrate
oral (50mg/kg) diberikan selama 30 menit sebelum
prosedur.
Observasi dan Hasil:
Penelitian ini dilakukan di Departemen Oftalmologi pada
Kampus kedokteran Pemerintah dan Rumah Sakit
Aurangabad selama periode Februari 2002 hingga Februari
2005. Delapan puluh enam pasien dengan 100 kalazion
dirawat dengan injeksi TA intralesi. Semua kalazion tanpa
infeksi sekunder.
DISKUSI
 Kalazion adalah penyebab umum peradangan kelopak mata
dan yang dapat sembuh sendiri dengan tatalaksana konservatif
menggunakan kompres hangat pada 29-80% kasus. Untuk lesi
yang persisten, insisi dan injeksi steroid intralesi digunakan
dalam 62-92% kasus.
 Metode pengobatan secara konservatif merupakan terapi utama dalam pengobatan. Namun,
pemberian tetes mata antibiotik lokal dan sistemik dapat diberikan terutama karna ketidak jelasan
faktor predisposisi dan lebih ssederhana, dan ekonomis.
 Pemberian golongan kortikosteroid seperti Triamcinolone acetonide atau TA juga dapat diberikan
sebagai glukokortikosteroid sintetik dengan aktivitas imunosupresif dan antiinflamasi. TA mengikat
reseptor glukokortikoid sitosol spesifik dan kemudian berinteraksi dengan elemen respons reseptor
glukokortikoid pada DNA dan mengubah ekspresi gen. Ini menghasilkan induksi sintesisi protein
antiinflamasi tertentu sekaligus menghambat sintesis mediator inflamasi tertentu. Akibatnya,
pengurangan keseluruhan dalam peradangan kronis dan reaksi autoimun tercapai.
 Obat Ini bekerja dengan menekan kekebalan, menaikkan tekanan darah dan kenaikan badan yang
merupakan efek samping TA dalam penggunaan jangka panjang. Namun, tidak ditemukan efek
samping dalam pengobatan singkat. Metode kortikosteroid intra-lesi dianggap sebagai metode yang
paling dapat diterima pada sebagian besar pasien, yang dilaporkan sebagai pendekatan yang paling
cocok dan nyaman untuk pengobatan kalazion karena prosedurnya cepat dan di luar ruangan, tidak
terlalu menyakitkan, ekonomis, tidak memerlukan banyak ketrampilan atau jenis anestesi apa pun.
Kasus-kasus seperti kalazion multiple dan kalazion yang dekat dengan punctum lacrimalis dapat
diobati tanpa bahaya kerusakan pada pada jalur lacrimal. Dalam penelitian ini, untuk sebagian besar
kasus satu injeksi cukup untuk menyelesaikan resolusi kalazion dalam periode waktu satu minggu.
Suntikan diulang setelah seminggu dalam kasus yang memiliki residu pembengkakan.
RINGKASAN DAN KESIMPULAN
 Ini adalah studi prospektif tatalaksana non-operatif yaitu injeksi
steroid intralesi dalam pengobatan kalazion yang dilakukan di
Depatermen Oftamologi, Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah
Sakit pemerintah, Aurangabad, selama periode Februari 2002
hingga Februari 2005. Penelitian ini termasuk 86 pasien dengan
100 kalazion yang disuntik dengan TA intralesi. Injeksi intralesiTA
menyembuhkan kalazion dalam semua kasus. Dalam sebagian besar
kasus, satu injeksi sudah cukup untuk menyelesaikan resolusi
kalazion dalam periode satu minggu. Suntikan dapat diulang
setelah seminggu dalam kasus-kasus yang memiliki pembengkakan
residual. Injeksi steroid TA subkutan dalam kalazion primer dan
berulang tampaknya menjadi pilihan terapi yang sederhana dan
efektif untuk kalazion di pusat-pusat kesehatan kecil. Keuntungan
utama dari prosedur ini adalah kesederhanaan dan sifat non
operatif dari perawatan di kalazion.
BAB II
TELAAH JURNAL
•Menarik dan tidak melebihi 12 kata
•Informatif dan menggambarkan isi penelitian
Judul
•Tidak terdapat singkatan

•Nama sudah ditulis sesuai dengan kaidah jurnal


Penulis dan Institusi •Nama institusi dan korespondensi jelas

•Abstrak belum mengandung komponen IMRAD


•Tidak menggunakan singkatan dan tidak terlalu panjang
Abstrak (kurang 250 kata)
•Kata kunci disebutkan

•Terdiri dari 1 paragraf dan 1 halaman


•Terdapat latar belakang meskipun masih ada yang kurang
tentang efek dari pemberian Triamcinolone Acetonide (TA)
Pendahuluan
dan tujuan penelitiansudah disebutkan
•Didukung pustaka yang relevan
•Jenis penelitian : Studi Prospektif
•Tempat penelitian disebutkan
•Waktu penelitian disebutkan
•Populasi target :Pasien dengan Kalazion
•Subjek :Pasien dengan Kalazion tanpa infeksi sekunder
•Kriteria inklusi disebutkan namun kriteria ekslusitidak
Metode
disebutkan
•Perhitungan jumlah sampel tidak disebutkan
•Analisa penelitian disebutkan
•Program komputer yang digunakantidak disebutkan
•Persetujuan penelitian disebutkan (komisi etik)

•Tabel karakteristik subyek disebutkan


•Jumlah subyek yang diteliti disebutkan
•Penulisan tabel sudah tepat, judul tabel diletakkan diatas
Hasil Penelitian tabel, namun terdapat titik di akhir judul tabel
•Tabel yang dicantumkan informatif
•Hasil penelitian yang penting disebutkan dengan jelas
•Keterbatasan penelitian tidak disebutkan
•Tidak mengulang hal yang sudah dikemukakan pada hasil
•Peneliti tidak membandingkan dengan penelitian
Diskusi
sebelumnya
•Kesimpulan disebutkan pada bagian akhir diskusi

•Mengacu sistemVancouver
Daftar Pustaka
Problem
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronis lokal dengan penyumbatan
kelenjar Meibom di kelopak mata. Efek utama kalazion adalah kerusakan kosmetik
dengan ketidaknyamanan yang bervariasi. Kalazion merupakan penyebab umum
peradangan kelopak mata dan yang dapat sembuh sendiri dengan tatalaksana
konservatif menggunakan kompres hangat pada 29-80% kasus. Tampaknya metode
pengobatan yang ideal pada pasien dengan kalazion yang tidak terselesaikan dengan
terapi konservatif seperti obat tetes mata antibiotic lokal dan obat antibiotic sistemik
dan dalam kondisi kronis dengan faktor predisposisi yang tidak diketahui. Perawatan
standar kalazion adalah dengan insisi dan kuretase. Penelitian ini dilakukan untuk
menyelidiki hasil injeksi triamcinolone acetonide intra-lesi untuk untuk kalazion
primer.
Intervention
Penelitian ini dilakukan di Departemen Oftalmologi pada Kampus kedokteran Pemerintah
dan Rumah Sakit Aurangabad selama periode Februari 2002 hingga Februari 2005. Delapan
puluh enam pasien dengan 100 kalazion dirawat dengan injeksi TA intralesi. Semua kalazion
tanpa infeksi sekunder. Awalnya, terapi konservatif primer seperti penggunaan panas,
memijat kelopak dan salep antibiotic lokal diberikan. Jika terapi primer tidak memberikan
pemulihan atau gagal maka terapi intra-lesi dicoba. Ini melibatkan suntikan TA lintas-kulit
dengan jarum 26G tanpa anastesi lokal dengan pijatan lambat di tempat suntikan dilakukan
setelah injeksi dan kemudian mata ditutup selama 10-15 menit saja. Dalam prosedur ini
tidak perlu penjepit kalazion. Pasien ditindaklanjuti untuk pemeriksaan setiap minggu,
hingga minggu ke-4. Pasien ditindaklanjuti pada akhir minggu pertama, kedua, ketiga dan
minggu keempat. Kalazion dikatakan terobati jika tidak ada lesi yang terlihat, tidak teraba
pembengkakan di lokasi lesi dan ketika pasien menyatakannya sebagai sepenuhnya sembuh.
Jika tidak ada kemajuan dalam ukuran lesi setelah dua minggu, prosedur diulangi dan pasien
ditindaklanjuti dengan interval mingguan selama dua minggu. Jika tidak ada respon bahkan
setelah injeksi TA intra-lesi kedua kali maka dianggap sebagai kegagalan pengobatan dan
kemudian lesi diobati dengan metode insisi. Penelitian ini dimulai setelah persetujuan
komite etik institusi. Informed consent dari setiap pasien diambil sebelum memulai
perawatan. Semua perawatan diberikan departemen rawat jalan.
Comparison
Penelitian ini tidak melakukan intervensi pembanding hanya melakukan obsevasi
tatalaksana non-operatif yaitu injeksi steroid intralesi dalam pengobatan kalazion.
Outcome
Ini adalah studi prospektif tatalaksana non-operatif yaitu injeksi steroid intralesi dalam
pengobatan kalazion yang dilakukan di Depatermen Oftamologi, Sekolah Tinggi
Kedokteran dan Rumah Sakit pemerintah, Aurangabad, selama periode Februari 2002
hingga Februari 2005. Penelitian ini termasuk 86 pasien dengan 100 kalazion yang
disuntik dengan TA intralesi. Injeksi intralesi TA menyembuhkan kalazion dalam semua
kasus. Dalam sebagian besar kasus, satu injeksi sudah cukup untuk menyelesaikan
resolusi kalazion dalam periode satu minggu. Suntikan dapat diulang setelah seminggu
dalam kasus-kasus yang memiliki pembengkakan residual. Injeksi steroid TA subkutan
dalam kalazion primer dan berulang tampaknya menjadi pilihan terapi yang sederhana
dan efektif untuk kalazion di pusat-pusat kesehatan kecil. Keuntungan utama dari
prosedur ini adalah kesederhanaan dan sifat non operatif dari perawatan di kalazion.
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :Yuni Ermianti
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Melayu
Agama : Islam
Alamat : Jln. Bersama Gang Mesjid No. 8
Pekerjaan : Mahasiswa
Dokter : dr.Zaldi sp.M
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Benjolan di kelopak mata atas sebelah kiri
Telaah :
Dialami selama lebih kurang 2 tahun ini. Benjolan terasa sedikit nyeri, dan kemerahan
dibagian dalam kelopak mata, tidak gatal. Mata merah (-), mata silau (-), air mata berlebihan
(-), kotoran mata berlebihan (-). Sebelumnya os sudah pernah berobat namun tidak ada
perbaikan yaitu benjolannya tidak berkurang, Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga (+).
 III. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
 A. INSPEKSI

PEMERIKSAAN OD OS
1. Palpebra Edema (-) Edema (-)
2. Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
3. Silia Kesan Normal Kesan Normal
4. Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
5. Mekanisme Muskular
- ODS
Foto pasien
- OD
- OS

6. Kornea Jernih Jernih


7. BMD Normal Normal
8. Iris Coklat Coklat
9. Pupil Bulat, sentral,RC(+) Bulat,sentral,RC(+)
10. Lensa Jernih Jernih

The Power of PowerPoint | thepopp.com


 B. PALPASI

PALPASI OD OS

1. Tensi Okuler Tn Tn

2. Nyeri tekan (-) (-)

3.
 Massa tumor
C. VISUS (-) (-)
 C.VISUS
4. Glandula Tidak ada Pembesaran Tidak ada Pembesaran
 VOD : 6/6 F
preaurikuler
 VOS : 6/6 F
 D. TONOMETRI
 TOD :-
 TOS :-
 E. CAMPUS VISUAL
 Tidak dilakukan pemeriksaan

 F. COLOR SENSE
 Tidak dilakukan pemeriksaan

The Power of PowerPoint | thepopp.com


 G. LIGHT SENSE
 Tidak dilakukan pemeriksaan

 H. PENYINARAN OBLIK

Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Kesan Normal Kesan Normal
Iris Coklat Coklat
PupilI. FUNDUSKOPI

Bulat, sentral Bulat, sentral
Lensa
FOD : Tidak dilakukan Jernih
pemeriksaan Jernih
 FOS : Tidak dilakukan pemeriksaan

 J. SLIT LAMP
 SLOD: Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, refleks cahaya (+), lensa jernih
 SLOS: Konjungtiva hiperemis (+), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, refleks cahaya (+), lensa jernih

The Power of PowerPoint | thepopp.com


 L. LABORATORIUM
 Tidak dilakukan pemeriksaan

 IV. RESUME
 Seorang pasien wanita usia 19 tahun datang ke poli mata RSUD Pirngadi dengan keluhan adanya benjolan di kelopak mata atas sebelah
kiri. Dialami selama lebih kurang 2 tahun ini. Benjolan terasa sedikit nyeri, dan kemerahan, , tidak gatal. Mata merah (-), mata silau (-), air mata
berlebihan (-), kotoran mata berlebihan (-). Sebelumnya os sudah pernah berobat namun tidak ada perbaikan yaitu benjolannya tidak berkurang,
Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga (+).
 Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 6/6 F, VOS 6/6 F.
 V. DIAGNOSIS
 Chalazion Palpebra Superior OS

 VI. TERAPI
 - Insisi chalazion palpebra superior OS
 - Amoxicilin 500mg 3x1
 - Cendo Fenicol ED 2x gtt 1 OS

The Power of PowerPoint | thepopp.com


BAB IV
KESIMPULAN
 Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronis
lokal dengan penyumbatan kelenjar Meibom di kelopak
mata. Efek utama kalazion adalah kerusakan kosmetik
dengan ketidaknyamanan yang bervariasi. Perawatan
standar kalazion adalah dengan insisi dan kuretase.
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki hasil injeksi
triamcinolone acetonide intra-lesi untuk untuk kalazion
primer. Delapan puluh enam pasien dengan 100 Kalazion
dirawat dengan injeksi triamcinolone acetonide intra-lesi.
Injeksi subkutan triamcinolone acetonide padakalazion
primer dan berulang tampaknya menjadi pilihan terapi yang
sederhana dan efektif untuk kalazion di pusat kesehatan
yang kecil.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento9 páginas
    Bab Iii
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Sip Bidan
    Sip Bidan
    Documento2 páginas
    Sip Bidan
    Amatul Shafi Alfi
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Praktek Kerja Lapangan
    Laporan Praktek Kerja Lapangan
    Documento36 páginas
    Laporan Praktek Kerja Lapangan
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Ukm F7
    Ukm F7
    Documento1 página
    Ukm F7
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Anak Berkebutuhan Khusus
    Anak Berkebutuhan Khusus
    Documento14 páginas
    Anak Berkebutuhan Khusus
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Anak Berkebutuhan Khusus
    Anak Berkebutuhan Khusus
    Documento14 páginas
    Anak Berkebutuhan Khusus
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Ceramah Paru Word
    Ceramah Paru Word
    Documento31 páginas
    Ceramah Paru Word
    Gilang
    Ainda não há avaliações
  • MR
    MR
    Documento37 páginas
    MR
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Jadwal Jaga Anestesi 5 Agustus
    Jadwal Jaga Anestesi 5 Agustus
    Documento7 páginas
    Jadwal Jaga Anestesi 5 Agustus
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • LAPKAS Asma
    LAPKAS Asma
    Documento38 páginas
    LAPKAS Asma
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • CHF
    CHF
    Documento19 páginas
    CHF
    elli reski ananda
    Ainda não há avaliações
  • Lapkas Pneumonia
    Lapkas Pneumonia
    Documento12 páginas
    Lapkas Pneumonia
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento3 páginas
    Daftar Isi
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Lapkas PB
    Lapkas PB
    Documento28 páginas
    Lapkas PB
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Documento38 páginas
    Bab I Pendahuluan
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Refarat Krisis HT
    Refarat Krisis HT
    Documento26 páginas
    Refarat Krisis HT
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Krisis Hipertensi
    Krisis Hipertensi
    Documento16 páginas
    Krisis Hipertensi
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • PPT Fix
    PPT Fix
    Documento52 páginas
    PPT Fix
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Krisis Hipertensi
    Krisis Hipertensi
    Documento16 páginas
    Krisis Hipertensi
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Hiv Dalam Kehamilan
    Hiv Dalam Kehamilan
    Documento13 páginas
    Hiv Dalam Kehamilan
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Lapkas Hirschprung
    Lapkas Hirschprung
    Documento52 páginas
    Lapkas Hirschprung
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Paper Anestesi Done
    Paper Anestesi Done
    Documento43 páginas
    Paper Anestesi Done
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Kehamilan Dengan Hiv
    Kehamilan Dengan Hiv
    Documento22 páginas
    Kehamilan Dengan Hiv
    Gita Kurniasari
    Ainda não há avaliações
  • Paper THT
    Paper THT
    Documento3 páginas
    Paper THT
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Congek
    Congek
    Documento7 páginas
    Congek
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Alo, Mi
    Alo, Mi
    Documento35 páginas
    Alo, Mi
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Hep B
    Hep B
    Documento42 páginas
    Hep B
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Lapkas PB
    Lapkas PB
    Documento28 páginas
    Lapkas PB
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento1 página
    Daftar Isi
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações
  • Paper THT
    Paper THT
    Documento3 páginas
    Paper THT
    Rusmiyati
    Ainda não há avaliações