Você está na página 1de 11

Safety, Security, & Service Culture

“Keselamatan Penerbangan”

By :
Rahajeng Putri Budi Pangesti (18)
Pengertian Keselamatan
Penerbangan

• Keselamatan Penerbangan yaitu suatu keadaan terpenuhinya persyaratan


keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara,
angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas
umum lainnya.
• VISI:
• "TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA YANG
ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH”.

• MISI:
• a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan; menyediakan
sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi;
• b. Mewujudkan iklim usaha dan transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan
(sustainable);
• c. Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan efisien.
• “a combination of measures, human and material resoursces that are intended to
safeguard civil aviation against acts of unlawful interference”.(reff.annex 17-security)
• “Gabungan sumber daya manusia dan materil yang digunakan untuk melindungi
penerbangan sipil dari tindakan gangguan melawan hukum.
• “suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada penerbangan dari tindakan melawan
hokum melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia fasilitas dan procedure”
• Keselamatan merupakan prioritas utama dalam dunia penerbangan, tidak ada kompromi dan
toleransi. Pemerintah berkomitmen bahwa "Safety is Number One" sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 1992.
• Penyelenggaraan transportasi udara tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi
masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang dilayani dan juga kecenderungan
perkembangan ekonomi global. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin
membaik, peran Pemerintah yang semula sebagai penyedia jasa dan pelaku kegiatan ekonomi,
akan berubah peran menjadi sebagai regulator.
• Sebagai regulator, Pemerintah hanya bertugas menerbitkan berbagai aturan, melaksanakan
sertifikasi dan pengawasan guna menjamin terselenggaranya transportasi udara yang
memenuhi standar keselamatan penerbangan.
• Pemerintah telah mempunyai Program Nasional Keamanan Penerbangan Sipil (National Civil
Aviation Security Programme) yang bertujuan untuk keamanan dan keselamatan
penerbangan, keteraturan dan keberlanjutan penerbangan sipil di Indonesia dengan
memberikan perlindungan terhadap penumpang, awak pesawat udara, pesawat udara, para
petugas di darat dan masyarakat, dan instalasi di kawasan bandar udara dari tindakan
melawan hukum.
• Pemerintah memandang perlunya paradigma baru bahwa keselamatan penerbangan merupakan
tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan Penerbangan dan Masyarakat pengguna jasa.
• Sebagai langkah konkrit ke depan sesuai dengan ketentuan ICAO yang baru, Pemerintah telah
memberlakukan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System/ SMS) di bidang
penerbangan.
• Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem monitoring yang berupa tim atau
organisasi di dalam suatu perusahaan penerbangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang
memonitor kinerja keselamatan dari perawatan dan pengoperasian serta memprediksi suatu bahaya,
menganalisa resiko dan melakukan tindakan pengurangan resiko tersebut dengan membahas perihal
keselamatan secara berkala yang dipimpin oleh Presiden Direktur Perusahaan Penerbangan sebagai
pemegang komitmen safety.
• Pemerintah melakukan revisi Peraturan Pemerintah dan Peraturan Keselamatan Penerbangan/CASR
untuk memasukkan persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan berupa tanggung jawab keselamatan
oleh Presiden Direktur, sistem mengidentifikasi bahaya, menganalisa resiko dan tindaklanjut
mengurangi resiko, kewajiban melakukan evaluasi keselamatan secara berkala, indikator keselamatan,
internal evaluasi, emergency response plan yang dituangkan dalam safety manual airline.
• Perusahaan penerbangan menyiapkan safety manual sesuai dengan persyaratan CASR dan
dilaksanakan secara konsisten serta menentukan komitmen keselamatan (safety) kepada Pemerintah
dengan menetapkan safety target yang dapat diterima (acceptable safety).
• a. Peraturan keselamatan penerbangan;
• Terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia, Pemerintah telah menetapkan
peraturan perundang-undangan antara lain:
• a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan;
• b. PP Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;
• c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Civil Aviation Safety
Regulation (CASR) part 135;
• d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2002 tentang Civil Aviation Safety
Regulation (CASR) part 121;
• e. Peraturan Menteri Perhubungan lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan
penerbangan;
• f. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang berkaitan dengan keselamatan dan
keamanan penerbangan.

Program Keselamatan Nasional


• Peraturan keselamatan juga meliputi :
• a. Airspace Utilization
• b. Aircraft Operation
• c. Airport Development
• b. Sasaran keselamatan penerbangan;
• a) Target kinerja keselamatan penerbangan,
• b) Indikator kinerja keselamatan penerbangan, dan
• c) Pengukuran pencapaian keselamatan penerbangan

• c. Sistem pelaporan keselamatan penerbangan;
• d. Analisis data dan pertukaran informasi keselamatan penerbangan (safety data analysis and
exchange);
• e. Kegiatan investigasi kecelakaan dan kejadian Penerbangan (accident and incident investigation);
• f. Promosi keselamatan penerbangan (safety promotion);
• g. Pengawasan keselamatan penerbangan (safety Oversight); dan
• a. Audit;
• b. Inspeksi;
• c. Pengamatan (surveillance);
• d. Pemantauan (monitoring).
• Pengawasan Keselamatan Perhubungan dilaksanakan oleh suatu unit pelaksana tersendiri dan
yang kemudian menyampaikan hasilnya ke menteri perhubungan, setelah mendapatkan hasil
laporan tersebut, menteri melakukan tindakan perbaikan dan penegasan hukum. Tindakan
hukum ini dapat berupa sanksi administratife yaitu berupa peringatan, pembekuan ijin,
pencabutan ijin operasi, dan yang kedua adalah sanksi pidana.
• Adapun Undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan pengawasan keselatan
penerbangan ada dalam PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN
UDARA NOMOR : KP. 568 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PENGAWASAN KESELAMATAN PENERBANGAN UNTUK INSPEKTUR
NAVIGASI PENERBANGAN
• h. Penegakan hukum keselamatan penerbangan (law enforcement).
• a. Tata cara penegakan hukum;
• b. Penyiapan personel yang berwenang mengawasi penerapan aturan di bidang
keselamatan penerbangan;
• c. Pendidikan masyarakat dan penyedia jasa penerbangan serta para penegak hukum; dan
• d. Penindakan.
Alat dan prosedur yang digunakan untuk menjaga keselamatan pada saat
penerbangan
• Sabuk Pengaman atau Safety Belt
• Di sini para penumpang diharapkan dapat mengenakan, mengunci, dan membuka sabuk pengaman dengan baik
dan benar. Terdapat dua macam sabuk pengaman, satu untuk orang tua dan anak-anak, dan untuk bayi. Demi
keselamatan anda, diharapkan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman sewaktu anda duduk dan sewaktu
lampu tanda kenakan sabuk pengaman dinyalakan.
• Masker Oksigen atau Oxygen Mask
• Disini akan diinformasikan jika tekanan di dalam kabin atau cabin altitude lebih dari batasan yang telah
ditentukan maka masker oksigen akan keluar secara otomatis dari atas tempat duduk anda. Apa yang perlu anda
segera lakukan adalah menarik masker oksigen tersebut secepatnya dan langsung memakainya terlebih dahulu
sebelum memakaikannya kepada orang lain (bisa bayi, teman, keluarga, dan lainnya). Mengapa anda
diharuskan untuk memakai terlebih dahulu? Logika sederhana jika kita yang kehilangan oksigen dan lalu
pingsan, belum tentu atau kita tidak akan dapat menolong orang lainnya terutama anak-anak. Setelah memasang
masker oksigen, langkah selanjutnya pastikan sabuk pengaman anda telah terpasang dengan baik, langkah
terakhir adalah bernafas seperti biasa.
• Tambahan: masker oksigen juga akan keluar secara otomatis jika terjadi dekompresi atau decompression yaitu
kehilangan tekanan udara secara tiba-tiba yang dapat disebabkan dua hal secara umum, perlahan (mungkin
berupa lubang kecil atau kegagalan alat pengatur tekanan udara) dan cepat(ada lubang besar seperti pintu yang
lepas dan lain-lain).
• Baju Pelampung atau Life Vest

• Di sini akan diinformasikan di mana lokasi baju pelampung anda, biasanya terletak di bawah
tempat duduk anda dan mudah diambil, bagaimana cara menggunakan dan mengikatnya, dan
bagaimana cara mengembungkannya. Fitur yang ada pada baju pelampung umumnya terdiri
dari pipa tiup untuk menambah udara pada baju pelampung, lampu yang akan menyala secara
otomatis jika terendam di dalam air dan juga peluit yang berguna untuk menarik perhatian.
• Tambahan: anda (baik orang dewasa dan anak-anak) diharapkan untuk tidak mengembungkan
baju pelampung di dalam kabin pesawat dan hanya boleh dikembungkan di ujung pintu
sebelum melompat keluar. Mengapa? Logika sederhana, jika semua panik dan
mengembungkan baju pelampung di dalam kabin, apa yang anda dapat pikirkan terjadi, anda
akan susah untuk keluar dari dalam pesawat dan akan berujung pada kegagalan evakuasi.
• Lalu, baju pelampung pada bayi mungkin akan sedikit berbeda cara penggunaannya
dikarenakan ukuran bayi juga, tetapi fitur yang ada akan tetap sama dengan baju pelampung
pada orang dewasa.
TERIMAKASIH

Você também pode gostar