Você está na página 1de 67

Nanang Hermawan

ini kisah nyata di ruang operasi RS Dr Soetomo Surabaya !!!!!


 

Hati-hati jika terkena debu di  jalan atau dimana saja, ini telah terjadi
pada seseorang :

Waktu dia jalan dia  pikir kena debu, otomatis matanya dia kucek-kucek.

Setelah beberapa jam matanya agak  merah, lalu dia beri obat tetes
mata.
Setelah beberapa hari  koq dibawah matanya masih merah dan agak
bengkak.
 Semakin  hari dibawah matanya semakin bengkak, lalu dia
pergi ke dokter
 Setelah di  periksa dokter bilang harus dioperasi takutnya
ada benjolan apa....??

Setelah dioperasi benjolan tersebut, maka

 Keluarlah ulat....
Dimana awalnya dia pikir matanya terkena debu, namun
ternyata  telur ulat.
Makanya hati2x jika banyak debu, kalau sakit berkelanjutan
hubungi dokterterdekat
Terjadi keadaan dimana seseorang yang sedang bekerja jatuh
dari gedung bertingkat dan mengakibatan luka bagian dalam
akibat terjadinya benturan, kondisi korban sebagai berikut :
Korban tidak sadarkan diri, denyut nadi lemah

Posisi terlentang

Terdapat tanda luka di tubuh akibat benturan

Pernafasan tercium bau

Terdapat gigi yang patah

Lakukan tindakan penyelamatan dan terangkan langkah-

langkah PPGD, Bagaimana gejala dan indikasi bahwa pekerja


tersebut mengalami luka bagian dalam?,
• Ilmu yang mempelajari tentang racun yang
dipergunakan, diolah, dihasilkan atau
diproduksi dalam perusahaan, yang
mempunyai efek terhadap manusia dan atau
makluk hidup, cara mendeteksi/mengatur,
serta mempelajari zat penawarnya
• Toksisitas adalah ukuran relatif derajat racun
antara suatu bahan kimia terhadap bahan
kimia lain pada organisme yang sama
• Menurut Depnaker (1988) toksisitas adalah
kemampuan suatu zat untuk menimbulkan
kerusakan pada organisme hidup
 Apabila suatu bahan, termasuk obat dapat
dikatakan racun apabila menyebabkan efek yang
tidak seharusnya, misalnya adalah pemakain obat
melebihi dosis yang diperbolehkan
 Sutau bahan walaupun seara ilmiah dikatagorikan
sebagai bahan berracun, tetapi dapat dianggap
bukan racun bila konsentrasinya didalam tubuh
benlum mencapai batas kemampuan manusia
untuk mentoleransi
 Efek yang kronis bila zat toksik dalam jumlah kecil
diabsorpsi dalam waktu lama yang bila
terakumulasi akan membuat efek toksik yang baru
 Lethal Dose-50
 LD 50 adalah dosis suatu zat yang dinyatakan
dalam miligram bahan kimia per kilogram berat
bahan yang dapat menyebabkan kematian pada
50 % binatang percobaan dari species yang sama

 Lethal Concentration -50


 LC -50 adalah konsentrasi suatu zat yang
dinyatakan dalam miligram bahan kimia /M3
udara (ppm) yang dapat menyebabkan kematian
pada 50 % binatang percobaan dari species yang
sama
 Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja baik secara
Fisik. Mental dan Sosial.

 Menghindari gangguan terhadap kesehatan


Biologis : bakteri, jamur
Fisika : Panas, radiasi, bau, dan bising
Kimia : Toksik, korosif, debu
Ergonomi : Posisi peralatan dan tubuh
 Kombinasi Gangguan ; Sinergetik
 Gas : CO, CO2, NH3, Cl2, H2S, Nox
 Uap : Benzen, asetotn, Ccl4, MIBK, Metanol
(tergantung pada suhu)
 Fumes : logam Pb, Zn
 Kabut : Dispersu cairan dalam udara (cat dan
minyak)
 Asap : Pembakaran tidak sempurna, H2S, CO-
pembakaran karbon
 Debu : Dispersi partikel padat dalam udara
( silika, asbes, semen, karbon, kapur)
 Jenis Persenyawaannya
 Besar Molekul
 Konsentrasinya
 Derajat larut dan jennis pelarutnya
Cara masuk bahan kimia kedalam tubuh
Mulut : Tertelan, kontaminasi pada
makanan dan minuman
Kulit : Kontak dan adsorpsi ( benzen,
krom, pestisida dll)
Pernapasan : 8 m3 udara pernafasan/8 jam

Kasus keracunan 90 % pernafasan dan 10 %


kulit dan mulut ( apa yang harus diperhatikan
 Usia
 Derajat kesehatan tubuh

 Daya menahan (tolerance)

 Efek terhadap Pekerja

1. Aspiksian : Sesak nafas, Kematian

2. Gangguan Saluran Pernafasan : Iritasi dan sensitisasi

3. Keracuan sistematik ; darah , ginjal, hati Kanker

4. Pembiusan : Hilang kesadaran

5. Aspiksian Kimia ; sesak nafas, Keracuanan dan


kematian
6. Gangguan Paru-paru ; silikosis, asbestosis
 Batas konsentrasi (gas, uap, aerosol, debu) dalam
udara kerja yang tidak memberikan gangguan
kesehatan yang berarti

 Istilah-istilah
 MAC : Maximum Allowable Concentration

(Jerman, Belanda dan Rusia)


 LC : Limit Control (Inggris)
 TLV : Threshold Limit Value (USA)
 NAB ; Nilai ambang batas (Indonesia)
 KTD : Kadar tertinggi diperkenankan
 Batas konsentrasi maksiumum dimana
pekerja sanggup menghadapinya dengan
tidak menunjukan penyakit atau kelainan
dalam pekerjaan mereka sehari-hari dalam
waktu 8 jam sehari dan 40 jam seminggu
 NAB bukan merupakan batas aman (sehat)

dan bahaya tetapi merupakan sebagai


pedoman batas-batas aman
 Kadar standart untuk perbandingan
 Pedoman untuk perencanaan dan design

pengendalian peralatan
 Subtitusi bahan-bahan yang lebih dengan

yang kurang beracun


 Membantu menentukan gangguan-gangguan

kesehatan atau penyakit akibat faktor kimiawi


Sifat Inharent
Bahan Kimia

 Panas • Air/Uap
 Sinar Matahari • Udara, O2
 Tumbukan
 Gesekan • Bahan kimia lain
 Tekanan

Bahaya Terhadap
Manusia
Peralatan
Produk
Lingkungan
Bahann kimia Beracun

 Bahan Kimia Korosif

 Bahan kimia mudah terbakar

Bahan kimia Mudah Meledak


Bahan Kimia
Berbahaya Oksidator

 Reaktif terhadap air

Reaktif terhadap asam

Gas Bertekanan

Bahan Radioaktif
 Bahan kimia yang dapat  Logam
menimbulkan gangguan (Pb, Hg, Cd, Cr, As, P )
dan bahaya terhadap  Pelarut Organik
kesehatan manusia Alkohol, Glikol, Toluena
bahkan kematian. Kloroform, Benzen, Hylene
 Kontaminansi racun dapat  Gas Beracun
melalui kontak dengan
Aspiksian : N2, CO2, Ar, He
kulit, pernafasan ataupun
Toksis : HCN, H2S, Nox, SO2,
tertelan.
CO, NH3
 Sifat racun dari suatu zat  Karsiogenik
ditentukan oleh sifat
Asbes, Akrilonitril, Vinyl,
alamiah (inhern) dan jenis Krom. Aminodiphenyl
persenyawaan serta  Pestisida
kondisi fisik zat tersebut.  Organoklorin, Organofosfat,
karbamat
 Penyakit Akibat Logam dan
Metaloid
 Penyakit akibat Bahan Organik
 Penyakit akibat Debu
 Penyakit Akibat Gas
 Penyakit akibat bahan-bahan
korosif
 Bentuk keracunan
1. Akibat persenyawaan anorganik seperti putih
timah hitam ( loodwit=leadwhite)
2. Akibat pengolahan persenyawaan organis timah
hitam khususnya Tetra-etil-lead (TEL)

Sumber-sumber
Terdapat pada industri battey, Pabrik akku,
solder, cat , percetakan, vulkanisasi karet,
mengglasur gelas, pembuatan kawat listrik,
mainan anak-anak.
 Cara Masuknya
1. Absorbsi (saluran pencernaan)
2. Inhalasi (saluran pernafasan)

 Gambaran Klinis
1. Muntah, Kolik usus, diare, anemia
2. Insomnia, ganguan sistem saluran pernafasan,
kollaps, koma

 Kadar dalam darah


1. Kadar nornal 0.03 mg per 100 cc darah
2. Kadar 0.1 mg atau lebih per 100 cc darah
berarti ada absorpsi Pb dalam darah dan
dapat dikatagorikan keracunan
 Pengobatan
1. Gatric lavage/emesis
2. Na=EDTa
3. Antidotum ; Lar Dextrose 10 %, Norit

 Pencegahan
1. Kebersihan
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
3. Pendidikan kesehatan
4. Alat keselamatan kerja
5. Kadar Pb di udara ruang kerja 0.15 mg/m3
 Bentuk keracunan
1. Akibata air raksa cair atau uapnya
2. Akibat kontak kulit dengan persenyawaan Hg
3. Akibata persenyawaan air raksa organis

 Sumber-sumber
1. Pengolah bijih logam menjadi logam murni,
2. Proses pengolahan emas dan perak dengan amalgam
3. Pembauatn termometer
4. Pembuatan lampu dengan uap mercury
5. Kosmetik dll
 Cara masuk
1. Absorbsi
2. Inhalasi
3. Kontak langsung

 Gambaran klinis
1. Stomatis- Hypersalivasi, mercurialentis
2. Penyakit ginjal dan hati
3. Dermatitis
4. Gangguan susunan saraf pusat (depresi,
halusinasi)
 Pengobatan
1. Gastric lavace
2. Perbaikan keadaan umum
3. Subtitusi bahan
4. Antidotum
 BAL (Balistik anti luekosit) (2,3
dimercaptopropanol),
 Penicillamine)

 Pencegahan
 Pemeriksaan kadarmerkuri diruang kerja NAB 0,1
mg/M3, untuk senyawaan organik 0.01 mg/M3
 Penyimpanan merkuri pada tempat yang tidak bocor
atau tembus
 Kebersihan pekerja atau tempat kerja
 Bentuk Keracunan
1. Menghisap atau kontak langsung dengan debu
persenyawaan arsen organik
2. Menghisap senyawaan arsen dan zat cair
3. Kontak dengan persenyawaan arsen organik

 Sumber-sumber
1. Pencairan dan pembersihin bijih , sublimasi arsen putih,
pembauatn racun serangga, racun jamur
2. Arsen putih dipergunakan sebagai pengawet kulit, bulu
dan kayu
3. Cupri aceto arsenik dipergunakan sebagai racun hama
tanaman dan buah-buahan misalnya racun tikus
 Cara Masuknya
1. Tertelan
2. Inhalasi
3. Kontak langsung

 Gambaran Klinis
1. Gastro enteritis ( kerusakan alat dalam
tubuh)
2. Dyspnoe (gangguan saluran pernafasan)
3. Carsiogenik
 Pengobatannya
1. Gastric Lavage
2. Dimercaptrol dan Penicillamine
3. Menekan jumlah bedu arsen diudara
4. Perbaiki keadaan umum

 Pencegahan
1. Kontrol kadar arsen
2. Pemberian label yang jelas
3. Penyimpanan yang baik dan benar

 NAB 0.2 mg/M3 udara


 Sumber-sumber
1. Pengolah bijih besi
2. Pertambangan mineral

 Cara masuk
1. Inhalasi
2. Tertelan

 Gambaran Klinis
1. Pneumonia
2. Impotensi
3. Kerusakan hati
4. Tremor sampai parkinson disease (
 Pengobatan
1. British Anti Leukosit (BAL)

 Pencegahannya
1. Baju kerja (APD)
2. Ventilasi yang baik diruang kerja
3. Kebersihan ruang kerja

 NAB 5 mg/M3 udara


 Sumbernya pada pengolah bijih besi dan
galvanis

 Gambaran klinis
1. Dermatitis (kontak langsung)
2. Menghirup senyawaan Ni-carbonyl yaitu gas
beracun dapat menimbulkan kematian
(Bronchopneumonia)
3. Tumor ganas paru-paru akibat menghirup
debu nikel
 Pengobatannya
1. Oksigen
2. Antidotum
 Dimercaprol
 Sodium dietyl dithiocarbonate

 Pencegahannya
1. Tidak memperkerjakan karyawan dengan
gangguan pernafasan pada ruangan Nikel
Carbonyl
2. Alat keselamatan kerja

 NAB 0.001 ppm atau 0.007 mg/M3


 Sumber-sumber
1. Sintesa kimia
2. Radiator
3. Lempeng listrik

 Gambaran Klinis
1. Pusing, muntah, aliguria (tertelan), Keracun
hati
2. Perforasi septum mosi ( inhalasi)
3. Kontak kulit
 Pengobatan
1. Gasoteic lavage/emesis
2. Dimercaprol, Ca EDTA pada borak chrom
3. Atasi aliguria

 Pencegahan
1. Ukur kadar (chromic acid 0.05 mg/M3,
garam chrom 1 mg/M3
2. Ventilasi setempat yang mengisap uap
asam.chrom
3. Kebersihan pekerja/lingkungan kerja
 Sumber-sumber
1. Pengelasan, pemotongan, pelelehan dan peleburan
dapat mengakibatkan deman uap logam
2. Menghirup uap seng penyakitnya demam uap seng
3. Oksida uap logam

 Gambaran Klinis
1. Terjadi sakit kepala dan demam
2. Terjadinya memdadak, menggigil, mual, muntah, sakit
pada otot-otot dan badan terasa lemah
 Pengobatan
1. Acetosal untuk menurunkan demam dan
mengurangi sakit
2. Istirahat
3. Pada umumnya demam akan sembuh 24 -48
jam

 Pencegahan
1. Ventilasi umum dan lokal
2. NAB uap logam 5 mg/M3 udara
PENYAKIT AKIBAT
BAHAN-BAHAN
ORGANIK
BAHAN-BAHAN ORGANIK
• Derivat Ter Arang Batu
Benzen, nitrobenzen, dinitribenzen,
trinitro oluen, dinitrofenol, dinitro-ortho
cresol dan anilin
• Halogen Hidrokarbon
MetilClorida, metil bromida,
karbotetraclorida, tetrachloretan,
trichloetilen, chlornafthalen.
• Alkohol – Diol
• Ester, Aldehide, keton
BENZEN
• Sumbernya pada industri karet, plastik,
destilasi, laboratorium
• Gejala Klinisnya
1.Keracunan mendadak
2.Kejang-kejang, koma sampai meninggal
(inhalasi/Akut)
3.Keracuna menahun gejala awal, mual,
anorexia, badan lemah serta gugup
4.Anemia yang progresif ditandai dengan
pendarahan pada organ tubuh. Ini
menandakan kerusakan sumsum tulang
5.Saluran Saraf Pusat rusak
(tertelan/kronis)
• Pengobatan
1.Gastric lavage
2.Resparatori aktif
3.Pengobatan keracunan menahun
dengan transfusi darah beberapa kali

• Pencegahannya
1.NAB benzen 80 mg/M3
2.Subtitusi benzen dengan bahan yang
kurang toksik
3.Ventilasi
4.APD
ANILIN
• Pengunaannya : Tinta cetak, cat, pembersih cat,
sablon kain, industri tekstil dan sintesa zat
warna
• Dibuat dari derivat benzen, yaitu nitrobenzen

• Cara masuk : Tertelanm, Inhalasi dan adsorbsi


kulit

• Gambaran Klinis
1. Keracunan mendadak ataupun menahun
2. Efek terutama pada susunan tulang dan butir-
butir sel darah merah yaitu mengoksidasi
hemoglobin menjadi methemoglobin
3. Gejala yang khas adalah : Cyanotis dan Icterus
• Pengobatan
1.Gastric lavage
2.Aktif Resparatori
3.Antidote : metilen biru 10 - 50 cc
dari larutan intraveneus
4.Hemodialisis (kerusakan hati)

• Pencegahan
1.NAB 19 mg/M3
2.Lingkungan kerja diusahkan jangan
sampai melebihan NAB
3.Pergunakan masker yang mampu
mengabsorpsi larutan organik
TRINITROTOLUEN
• Bahan yang digunakan pada industri
amunisi

• Gambaran Klinisnya
1.Merusak setiap sel tubuh terutama sel
hati, sumsum, tulang dan ginjal
2.Gejala utama adalah Icterus

• Pengobatan
1.Gastric lavage/emesis
2.KU (perawatan dokter)

• Pencegahan : Keselamatan kerja, NAB 1.5


mg/M3
KARBON TETRACHLORIDA
• Penggunaannya sebagai
1. Pelarut karet
2. Lemak/pembersih gemuk
3. Pemadam kebakaran

• Gambaran klinik : -cara masuk : Inhalsi, tertelan, absorsi kulit


• Ginjal
• Hepar
• Oedema paru
• SSP

Kerusakan alat tubuh tergantung bagaimana bahan tersebut


masuk kedalam tubuh
• Therapy
• GASTRIC LAVAGE / EMESIS
• Aktif respatori
• KU

• Preventi
• Subtitusi
• Baju kerja
• Pemeriksaan kesehatan berkala
• Kadar (10ppm)
METANOL
 Pengunaan
Pabrik cat, sintesa kimia, sirlak, vernis

• Gambaran klinik
1. Sakit kepala berat, mual,muntah, penglihatan
kabur
2. Dipresi SSP, penglihatan muta baik sementara
atau selamanya
3. Menurunkan tekanan darah, pelebaran pupil
dan kematian
• Cara masuk :
1. Tertelan
2. Inhalasi
3. Adsorbsi kulit

• Therapy
• GASTRIC LAVAGE
• KU
• Preventiv
• Hindari alkohol
• kadar kimia 200 pm → (50 ppm)
ETANOL
• Anti septik, minuman keras, bahan pelarut
• Cara masuk : saluran pencernaan (acut/ kronis)
→ s/d menyerap SSP

• Gejala : muscular Incordination s/d Convektion,


Coma

• Terapy
1. Gastric LAVAGE
2. Artificial Resparatoy

• Preventif : -kadar limit 1000 ppm


DIOL
• Menyebabkan kerusakan SSp dan alat dalam : hati,
ginjal, ANURIA, Nercrose hati.

• Cara masuk : Inhalasi, tertelan

• Therapy :
• Emetika
• Antidotum : Calcium glunate
• Keadaan umum : misalNy pernapasan buatan

• Perventif :
• Kadar limit 10mg/m3
• Label yang jelas pada tempat penyiraman
ESTER, ALDEHIDE, KETON
DIMETIL SULFAT
• Sintesa bahan organik
• Merangsang mata, hidung, dan alat
dalam oedema paru
• Therapy
• Lokal terhadap lesi
• Keadaan umum

• Preventif
• Kadar 1 ppm
• Alat oelindung pernapasan
TRI ORTO CRESYL FOSFAT
• Alat pelincir, plastik, pemadan kebakaran
• Cara masuk : Inhalasi, tertelan, absorbsi kulit
• Merusakan syaraf dan otot (bisa mati karena
kelumpuhan otot pernapasan)

• Therapy
• Emetika / GASTRIC LAVAGE
• Keadaan umum

• Preventif
• Kadar limit 0,1 mg/m3
ALDEHIDE
 ALDEHIDE (acetaldehid – paraldehid –
metaldehid)
• Sintesa bahan kimia
• Cara masuk : inhalasi – tertelan –
absorbsi kulit
• Merangsang dan merusak sel tubuh :
paru-paru, muntah, mencret
• Therapy
• Keadaan umum
• GASTRIC LAVAGE / emetika
• Preventif
• Kadar limit 100 ppm
ESTER ,KETON
 KETON, ESTER
• Yang termasuk persenyawaan ini
banyak sekali
• Bersifat
• Meng irritasi selaput lendir / kulit
• Merusak alat dalam : hati dan ginjal
• Depresi SSP

Baik oleh zat asli senyawanya, maupun


produk dan hasil reaksinya.
RACUN-RACUN GAS
Asam Cyanida
• Keberadaanya ; pada industri karet sintetis,
bahan kimia sintetis, fumigasi racun singkong

• Gambaran Klinik
1. Pusing, tensi turun, (tertelan), muntahkan
2. Kelumpuhan pernafasan (inhalasi), nafas
terasa pahit
3. Epideni neurolysis (kontak kulit)

Pengobatan
1. Gatric lavage/emesis
2. A.D : Natrium Thiosulfat
Hydroxy Cobalimine
Pengobatan
1. Gatric lavage/emesis
2. A.D : Natrium Thiosulfat
Hydroxy Cobalimine
3. Pernapasan buatan/O2
4. Uap amyl Nitril

Pencegahan
1. Hindari keracunan HCN dengan mengenal bahan-
bahan yang mengandung HCN
• Viral : Rabies, Hepatitis
• Bakterial : Anthrax, Leptospirosis,
Brucellosis, TBC, Tetanus
• Fungal : Dermatophytoses,
Histoplasmosis
• Parasitic : Ancylostomiasis,
Schistosomiasis Virus
• Penjagalan
• Penyamakan Kulit
• Pengeringan tulang
• Perusahan pencucian
• Perusahan perendaman

Você também pode gostar