Você está na página 1de 17

KEKERASAN PADA ANAK

DAN
PRINSIP ATRAUMATIC
CARE

DISUSUN OLEH:
ISUSKA
KISMANTO
NUR EKO WIJAYANTI
NUR’AINI
Pengertian Kekerasan Pada Anak???

• Child Abuse adalah perlakuan salah terhadap fisik dan


emosi anak, menelantarkan pendidikan dan
kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual
• Physical abuse adalah penganiayaan fisik ketika anak-
anak mendapatkan luka atau terluka oleh karena
tindakan orang tua atau orang lain
Etiologi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami kekerasan. Baik kekerasan
fisik maupun kekerasan psikis, diantaranya adalah:
1. Stres yang berasal dari anak
• Fisik berbeda
• Mental berbeda
• Tempramen berbeda
• Tingkah laku bebeda
• Anak angkat
lanjutannnn
2. Stres keluarga
• Kemiskinan dan pengangguran
• Mobilitas, isolasi, dan perumahan tidak memadai
• Perceraian
• Anak yang tidak di harapkan
lanjutannn
3. stres yang berasal dari orang tua
• Rendah diri
• Waktu kecil mendapat perlakuan salah
• Harapan terhadap anak yang tidak realistis
Klasifikasi

• Emotional Abuse
• Physical Abuse
• Neglect
• Sexual Abuse
Dampak Child Abuse

• Anak kehilangan hak untuk menikmati masa kanak-kanaknya. Anak bisa saja kehilangan keceriaannya karena
kekerasan yang dialaminya hingga malas untuk bermain.
• Sering menjadi korban eksploitasi dan penindasan dari orang dewasa. Anak yang pernah menjadi korban
kekerasan lagi dan semakin ditindas orang dewasa bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
• Sering pada saat dewasa membawa dampak psikologis : labilitas emosi, perilaku agresif, tindak kekerasan,
penyalahgunaan NAPZA, perilaku sex bebas, dan perilaku anti sosial.
• Kerusakan fisik : pertumbuhan dan perkembangan tubuh kurang normal atau bahkan mengalami kecacatan
dan rusaknya sistem syaraf.
• Besar kemungkinan setelah dewasa akan memberi perlakuan keras secara fisik pada anaknya.
• Akibatnya yang paling fatal adalah kematian
Menurut American Academy Of Child Adolescent Psychiatry (2007) anak
telah mengalami penganiayaan dapat menunjukkan ciri-ciri :

• Mempunyai gambaran diri yang lemah & tidak bisa menjalankan peran
• Ketidakmampuan untuk percaya atau mencintai orang lain
• Agresif, mengganggu, dan berperilaku tidak benar
• Kemarahan dan amuk, merusak diri sendiri, pemikiran tentang bunuh diri
• Pasif, menarik diri, dan perilaku mengandung kutukan
• Ketakutan melakukan aktivitas atau hubungan interpersonal yang baru
• Khawatir dan takut, merasa sedih yang berlebih atau merasa tertekan
• Permasalahan sekolah atau kegagalan dan penyalahgunaan NAPZA
• Gangguan tidur, mimpi buruk.
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik

Tanda patogomonik akibat penganiayaan anak dapat berupa:


• Luka memar, terutama di wajah, bibir, mulut, telinga, kepala, atau punggung.
• Luka bakar yang patogomonik dan sering terjadi: rokok, pencelupan kaki-tangan
dalam air panas, atau luka bakar berbentuk lingkaran pada bokong. Luka bakar
akibat aliran listrik seperti oven atau setrika.
• Trauma kepala, seperti fraktur tengkorak, trauma intrakranial, perdarahan retina, dan
fraktur tulang panjang yang multipel dengan tingkat penyembuhan yang berbeda.
• Trauma abdomen dan toraks lebih jarang dibanding trauma kepala dan tulang pada
penganiayaan anak. Penganiayaan fisik lebih dominan pada anak di atas usia 2 tahun.
Penatalaksanaan
1. Pelayanan kesehatan
• Prevensi primer-tujuan: promosi orangtua dan keluarga sejahtera
• Prevensi sekunder-tujuan: diagnosa dan tindakan bagi keluarga yang stress
• Prevensi tertier-tujuan: redukasi dan rehabilitasi keluarga dengan kekerasan
ASKEP
Diagnosa Keperawatan
• Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perilaku agresif, perilaku anti sosial,
penyalahgunaan obat, percobaan bunuh diri, masalah disekolah dan pekerjaan.
• Tidak efektifnya koping keluarga; kompromi berhubungan dengan faktor-faktor yang
menyebabkan Child Abuse
• Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan tidak adekuatnya
perawatan
• Resiko perilaku kekerasan oleh anggota keluarga yang lain ber-hubungan dengan kela-kuan
yang maladaptive.
• Peran orang tua berubah berhubungan dengan ikatan keluarga yang terganggu.
DK : Resti cidera b/d perilaku agresif
Tujuan : Anak tidak mengalami cedera.
Intervensi Rasional
1. Lindungi anak dari cedera lebih lanjut Menghindari anak dari cedera/luka yang lebih parah dan
meminimalkan dampak psikologis yang ditimbulkan.

2. Bantu diagnosis penganiayaan anak : fisik, seksual / emosional Membantu dalam menentukan altenatif tindakan yang tepat untuk
menghindari penganiayaan anak lebih lanjut.

3. Laporkan kecurigaan adanya penganiayaan Dengan melaporkan adanya kecurigaan adanya penganiayaan anak
seperti luka pada kulit dapat mencegah terjadinya cedera yang
lebih serius pada anak serta mencegah kematian anak.

4. Lakukan resusitasi dan stabilisasi seperlunya Resusitasi dan stabilisasi dilakukan ketika anak mendapatkan
penganiayaan yang menyebabkan mengalami henti nafas,
dilakukan sampai stabil dan dibawa ke rumah sakit.
PRINSIP PERAWATAN
ATRAUMATIK PADA
ANAK
Defenisi
• Menurut Hidayat ( 2005:12) atraumatic care adalah
perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada
anak maupun keluarga. Perawatan tersebut difokuskan
dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan
bagian dalam keperawatan anak. Perhatian khusus pada
anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh
kembang, sangat penting karena masa anak merupakan
proses menuju kematangan.
Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak

Ada beberapa prinsip perawatan atraumatik yang harus dimiliki oleh perawat anak
menurut Hidayat (2005:44), yaitu:
• Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dengan orang tua
• Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak
• Mencegah atau mengurangi cedera dan nyeri
• Tidak melakukan kekerasan pada anak
• Modifikasi lingkungan fisik
Pencegahan Kecelakaan Pada Anak
Menurut Sacharin (1996:77) ada beberapa cara pencegahan kecelakaan terhadap
anak, yaitu:
a. Jatuh dari tempat tidur
b. Mandi
c. Obat-obatan
d. Peralatan Rumah Sakit
Pengelompokan Masalah Keperawatan
Anak yang Dirawat di Rumah Sakit
a. Masalah fisik
Masalah fisik yang terjadi bias berupa perubahan tanda-tanda vital: suhu,
pernapasan, nadi dan tekanan darah, gangguan terhadap kebutuhan cairan dan
nutrisi, gangguan terhadap aktivitas dan istirahat, penurunan respon imun.
b. Masalah psikis
Masalah psikis pada anak yang sering terjadi adaklah perasaan tidak berdaya karena
perpisahan dengan keluarga atau pengasuh (care giver), protes, apatis,
penolakan, cemas, serta takut terhadap lingkungan baru (alat-alat, peraturan, dan
sikap petugas kesehatan).

Você também pode gostar