Você está na página 1de 48

ANALISIS REGRESI DAN UJI

KORELASI PARAMETIK
Kelompok 5
Rofifah Hasna Alwinda 11160170000002
Yunita Tri Lestari 11160170000011
Alvi Mufida Salsabila 11160170000024
Nina Ayu Amaliah 11160170000026
Sarah Mawira 11160170000031
1. mempelajari apakah antara dua variabel atau lebih
mempunyai pengaruh/hubungan atau tidak
2. mengukur kekuatan pengaruhnya
3. membuat ramalan yang didasarkan kepada kuat
lemahnya pengaruh/hubungan tersebut.

Teknik analisis ini akan bermakna


apabila pengaruh antar variabel-
variabel didasarkan pada kerangka
teori yang terkuat.
Perhitungan Analisis Regresi Sederhana Secara Manual
= 236,5
c. Uji Signifikansi Koefisien Persamaan Regresi
Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi X dan Y
3. Koefisien determinasi
Contoh 2: Misalnya kita akan membahas pengaruh variabel
kompetensi (X1) dan kompensasi (X2) terhadap variabel
kinerja pegawai (Y). Untuk keperluan tersebut telah diambil
sampel secara acak, sebagai berikut:

Pertanyaan:
a. Tentukan persamaan regresi ganda Y atas X1 dan X2.
b. Lakukan pengujian signifikansi regresi ganda Y atas X1 dan X2.
c. Hitung dan uji signifikansi koefisien korelasi ganda Y atas X1 dan X2.
d. Lakukan pengujian signifikansi koefisien persamaan regresi ganda Y
atas X1 dan X2.
e. Hitung dan uji signifikansi koefisien korelasi parsial.
f. Tentukan peringkat hubungan antar variabel bebas dan variabel tak
bebas.
d. Uji Signifikansi Koefisien Persamaan Regresi Ganda
e. Korelasi Parsial dan Penentuan Peringkat Pengaruh
koefisien korelasi parsial yang lebih besar juga akan
memberikan penaruh yang lebih besar terhadap kriterion.
Untuk mempermudah melihat urutan atau peringkat keeratan
hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat, disajikan koefisien korelasi parsial pada tabel
berikut.

Hal ini menjunjukkan bahwa apabila kinerja pegawai


ingin ditingkatkan maka faktor pertama yang perlu diperbaiki
adalah kompetensi para pegawai kemudian yang kedua
adalah faktor kompensasinya.
Product Moment oleh Karl Pearson
Salah satu teknik untuk mencari korelasi antar dua
variabel yang sering digunakan. Disebut korelasi
Product Moment karena koefisien korelasinya
diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari
momen – momen variabel yang dikorelasikan.
Product Moment itu menghitung Angka Indeks
Korelasi.
Digunakan ketika :
• Variabel yang kita korelasikan berbentuk gejala atau
data yang bersifat kontinu.
• Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen atau
setidak-tidaknya mendekati homogen.
• Regresinya merupakan regresi linear.
Terdapat berbagai macam cara mencari Angka Indeks Korelasi
Product Moment, yaitu :
1. Dengan cara menghitung Standar Deviasi terlebih dahulu
2. Dengan cara tanpa menghitung Standar Deviasi terlebih
dahulu
3. Dengan cara memperhitungkan skor-skor aslinya atau
ukuran-ukuran kasarnya
4. Dengan cara memperhitungkan Meannya dari variabel-
variabel yang dikorelasikan
5. Dengan cara memperhitungkan selisih deviasi dan variabel-
variabel yang dikorelasikan terhadap Meannya
6. Dengan cara memperhitungkan selisih dari masing-masing
skor asli atau angka kasarnya
Interpretasi dari Angka Indeks Korelasi
1. Interpretasi Sederhana
Rxy Kesimpulan
0,00 – 0,20 Terdapat korelasi tapi sangat lemah sehingga
korelasi diabaikan atau dianggap tidak ada
0,20 – 0,40 Terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70 Terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90 Terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Terdapat korelasi yang sangat kuat
2. Interpretasi dengan r-tabel
1. Cara mencari (menghitung) dan memberikan interpretasi terhadap Angka
Indeks “r” Product Moment untuk Data Tunggal, dimana N kurang dari 30
dengan terlebih dahulu memperhitungkan Deviasi Standarnya
Contoh Mean Nilai Hasil Ujian Mean Nilai Ijazah di SMA
No. Nama Mahasiswa
Semester di Fakultas (X) (Y)
Misalkan dalam suatu penelitian yang
1 A 6,5 7,5
dimaksudkan untuk mengetahui apakah
2 B 5,8 5,6
secara signifikan terdapat korelasi positif
3 C 7,2 6,6
antara Nilai Hasil Belajar para Mahasiswa
4 D 6,9 6,4
di Fakultas (variabel X) dan Nilai Hasil
Belajar mereka pada waktu berada di 5 E 7,6 6,9

Sekolah Menengah Atas (variabel Y), 6 F 6,7 6,2

dalam penelitian mana telah ditetapkan 7 G 6,2 5,9

sebagai sampel sejumlah 20 orang 8 H 5,6 5,8

mahasiswa ( N kurang dari 30), telah 9 I 6,8 6,1

berhasil dihimpun data berupa: Mean 10 J 6,0 7,1

Nilai Hasil Belajar para Mahasiswa 11 K 6,4 7,4

tersebut pada Ujian Semester dan Nilai 12 L 6,2 7,2

dari Hasil Belajar mereka tersebut pada 13 M 7,2 6,3

Ujian Akhir SMA (sebagaimana tercantum 14 N 6,5 6,7

dalam ijazah) seperti pada tabel berikut. 15 O 6,3 6,5

16 P 6,6 7,6

17 Q 5,8 5,9

18 R 6,3 7,3

19 S 7,4 7,8

20 T 6,0 7,2
Untuk dapat mengetahui besarnya Angka Indeks yang
menunjukkan kuat-lemahnya korelasi antara variabel X dan
variabel Y itu, terlebih dahulu kita siapkan Tabel Kerja atau Tabel
Perhitungannya sebagai berikut :
No. Subjek X Y x y xy

1 A 6,5 7,5 0,0 0,8 0,00 0,00 0,64


2 B 5,8 5,6 -0,7 -1,1 0,77 0,49 1,21
3 C 7,2 6,6 0,7 -0,1 -0,07 0,49 0,01
4 D 6,9 6,4 0,4 -0,3 -0,12 0,16 0,09
5 E 7,6 6,9 1,1 0,2 0,22 1,21 0,04
6 F 6,7 6,2 0,2 -0,5 -0,1 0,04 0,25
7 G 6,2 5,9 -0,3 -0,8 0,24 0,09 0,64
8 H 5,6 5,8 -0,9 -0,9 0,81 0,81 0,81
9 I 6,8 6,1 0,3 -0,6 -0,18 0,09 0,36
10 J 6,0 7,1 -0,5 0,4 -0,2 0,25 0,16
11 K 6,4 7,4 -0,1 0,7 -0,07 0,01 0,49
12 L 6,2 7,2 -0,3 0,5 -0,15 0,09 0,25
13 M 7,2 6,3 0,7 -0,4 -0,28 0,49 0,16
14 N 6,5 6,7 0,0 0,0 0,00 0,00 0,00
15 O 6,3 6,5 -0,2 -0,2 0,04 0,04 0,04
16 P 6,6 7,6 0,1 0,9 0,09 0,01 0,81
17 Q 5,8 5,9 -0,7 -0,8 0,56 0,49 0,64
18 R 6,3 7,3 -0,2 0,6 -0,12 0,04 0,36
19 S 7,4 7,8 0,9 1,1 0,99 0,81 1,21
20 T 6,0 7,2 -0,5 0,5 -0,25 0,25 0,25
Jml 20 130 134 0 0 2,18 5,86 8,42
Kesimpulannya : tidak terdapat korelasi positif antara Prestasi Studi di
Fakultas dan prestasi Studi di SMA.
2. Cara Mencari (Menghitung Dan Memberikan Intepretasi Terhadap
Angka Indeks Korelasi “R” Produk Moment Untuk Data Tunggal, Di
Mana N Kurang Dari 30, Dengan Tidak Usah Menghitung Deviasi
Standarnya
contoh perhitungan
3. Cara Mencari (Menghitung) Angka Indeks Korelasi “r” Product
Moment Dimana N Kurang Dari 30, Dengan Mendasarkan Diri
Pada Skor Aslinya Atau Angka Kasarnya.
contoh perhitungan
Nilai Bidang Studi Bahasa Arab pada
Dalam suatu penelitian No. Ur. Subjek
Tes Formatif (X) Tes Sumatif (Y)

yang dimaksudkan untuk 1


2
A
B
5
6
6
8
mengetahui apakah secara 3 C 7 7

signifikan terdapat korelasi 4 D 6 8


5 E 5 6
positif antara Nilai Hasil Tes 6 F 6 8

Sumatif dan Nilai Tes 7 G 6 7


8 H 5 6
Formatif dalam bidang 9 I 6 6

studi Bahasa Arab, telah 10 J 8 8


11 K 6 7
ditetapkan sejumlah 20 12 L 6 6
orang siswa MAN sebagai 13 M 5 6
14 N 6 7
sampel, berhasil dihimpun 15 O 8 6
data sebagai berikut: 16 P 4 6
17 Q 6 8
18 R 6 7
19 S 7 9
20 T 6 8
Seperti yang telah disebutkan, penelitian di atas antara lain mempunyai
tujuan untuk mengetahui apakah antara Variabel X (Nilai Hasil Tes Formatif)
dan Variabel Y (Nilai Hasil Tes Sumatif) terdapat korelasi positif yang
signifikan. Sebelum kita lakukan perhitungan untuk memperoleh Angka
Indeks Korelasinya (rxy), terlebih dahulu kita rumuskan Hipotesis Alternatif
(Ha) dan Hipotesis Nihilnya (H0) sebagai berikut:
Ha : “Ada korelasi positif yang signifikanantara Variabel X (Nilai Hasil Tes
Formatif) dan Variabel Y (Nilai Hasil Tes Sumatif).”
H0 : “Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara Variabel X (Nilai
Hasil Tes Formatif) dan Variabel Y (Nilai Hasil Tes Sumatif).”
Selanjutnya kita lakukan perhitungan untuk
No. Ur. Subjek X Y XY X2 Y2
memperoleh rxy dengan terlebih dahulu
menyiapkan Tabel Kerja atau Tabel 1 A 5 6 30 25 36

Perhitungannya, sebagaimana pada tabel 5.4. 2 B 6 8 48 36 64

Langkah yang perlu diambil adalah: 3 C 7 7 49 49 49

Langkah 1 : Menjumlahkan subjek 4 D 6 8 48 36 64

penelitian, diperoleh N = 20 5 E 5 6 30 25 36

Langkah 2 : Menjumlahkan skor variabel X, 6 F 6 8 48 36 64

diperoleh ∑X = 120 7 G 6 7 42 36 49

Langkah 3 : Menjumlahkan skor variabel Y, 8 H 5 6 30 25 36


diperoleh ∑Y = 140 9 I 6 6 36 36 36

Langkah 4 : Mengalikan skor Variabel X 10 J 8 8 64 64 64


dengan Y (XY), ∑XY = 848 11 K 6 7 42 36 49
Langkah 5 : Menguadratkan skor variabel X, 12 L 6 6 36 36 36
diperoleh ∑X2 =738 13 M 5 6 30 25 36
Langkah 6 : Menguadratkan skor variabel Y, 14 N 6 7 42 36 49
diperoleh ∑Y2 = 998 15 O 8 6 48 64 36

16 P 4 6 24 16 36

17 Q 6 8 48 36 64

18 R 6 7 42 36 49

19 S 7 9 63 49 81

20 T 6 8 48 36 64

∑ N = 20 120 140 848 738 998


Kesimpulan yang dapat kita ambilyaitu tinggi-rendahnya nilai Tes
Sumatif ada hubungannya/ dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya nilai
hasil Tes Formatif, sekalipun korelasi positif itu hanya cakupan saja.
Pertanyaan
1. Ocha Dilawati dari kelompok 4
Jelaskan ulang tentang pengertian uji korelasi
koefisien?
Mengapa db(b/a) = 1 ?
2. Salma dari kel.6
Bagaimana melihat soal apakah itu harus
dianalisis secara sederhana atau dengan ganda
dua prediktor? (dari hal 11)
3. Indah dari kel 2
4. Widi dari kel 3

5. Jihan dari kel 1


Hal 8 dan hal
6. Indri

Você também pode gostar