Você está na página 1de 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN INFEKSI MORBILI

KELOMPOK VII

SAKILA INDAH M J210181187


INTAN RATNASARI J210181188
MUHAMMAD KAHFI PRATAMA J210181189
Morbili/campak adalah penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan
oleh inveksi virus umumnya menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis
khas yaitu 3 stadium:

1. Stadium masa tunas,


berlangsung kira-kira 10-12 hari,

2. Stadium prodormal (karatal) dengan gejala pilek dan


batuk yang meningkat dan ditemukan enantem pada
mukosa pipi (bercak koplik), faring dan peradangan
mukosa konjungtiva

3. Stadium akhir dengan keluarnyaa ruam


mulai dari belakang telinga menyebar ke muka,
badan, lengan dan kaki.
Etiologi
Virus campak termasuk
golongan paramyxovirus,
penyebabnya ialah virus
morbili yang penularan
dengan droplet dan kontak.
Penularan secara droplet
melalui udara, sejak 1-2 hari
sebelum timbul gejala klinis
sampai 4 hari timbul ruam
dan sedikit virus sudah dapat
menimbulkan infeksi.
Gangg. Integritas
kulit
MANIFESTASI KLINIS
STADIUM KARATAL

berlangsung selama 4-5 hari disertai panas

batuk Kadang-kadang terdapat macula halus yang kemudian


menghilang sebelum stadium erupsi
Konjungtivitis &
korizan
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leucopenia
malaise
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam timbul bercak
fotofobia korplik berwarna putih kelabu dikelilingi oleh eritema
MANIFESTASI KLINIS
STADIUM ERUPSI

Timbul eritema atau titik merah di palatum


durum dan palatum mole
Muncul macula papula yang disertai naiknya
suhu badan

Eritema timbul dibelakang telinga, dibagian atas lateral


tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang bawah
Rasa gatal
Muka bengkak

Terdapat pembesaran kalenjar getah bening di sudut mandibula


dan dibawah leher belakang
Diare
Muntah
Black measles yaitu campak disertai perdarahan pada kulit,
mulut hidung dan traktus digestivus
MANIFESTASI KLINIS
STADIUM KONVALENSI

Erupsi berkurang
meninggalkan bekas yang
Suhu menurun sampai
berwarna lebih tua (
kulit yang bersisik normal kecuali bila ada
hiprpigmentasi ) yang lama
komplikasi.
kelamaan akan hiang
sendiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan


adanya leukopeni.

• Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine


dapat ditemukan adanya multinucleated
giant sel yang khas
.
• Pada pemeriksaan serologi dengan cara
hemaglutination inhibition test dan
complement fiksatior test akan ditemukan
adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari
setelah timbulnya ras dan mencapai
puncaknya pada 2-4 minggu kemudia.
Pneumonia

Malnutrisi Gastroenteritis

Komplikasi
morbili

Kebutaan Ensefalitis

Infeksi telinga
(Otitis Media)
PENATALAKSANAAN

• Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari


istirahat, pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi,
antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder, anti
konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan
vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6 bulan hingga 1
tahun dan 200.000 Unit untuk anak usia >1 tahun. Vitamin
A diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran
nafas yang rusak, menurunkan morbiditas campak juga
berguna untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah limfosit
total.

Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu > 39,5° C)


dehidrasi, kejang, asupan, oral sulit atau adanya penyulit.
Pengobatan dengan penyulit disesuaikan dengan penyulit
yang timbul.
Discharge Planning

 Jalani pola hidup yang bersih dan


higienis  Cucilah tangan setiap kali sesudah
menyentuh herpes
 Hindari peularan melalui ciuman,
penggunaan handuk atau pisau cukur  Banyak minum air putih
bersama
 Makan makanan yang banyak mengandung
nutrisi supaya dapat membuat daya tahan tubuh
 Hindari memencet atau memecahkan meningkat
lepuhan karena dapat menyebabkan
infeksi sekunder  Berikan imunisasi campak aktif pada bayi
berumur 9 bulan atau lebih
 Jangan menggosok atau menyentuh
 Jika terjadi campak diupayakan untuk
mata sehabis menyentuh lepuhan mengisolasi penderita untuk mencegah
karena dapat menyebabkan penyebaran penularan.
virus kekornea yang mengakibatkan
kebutaan
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN CAMPAK

PENGKAJIAN

Riwayat
Keluhan
Biodata kesehatan
utama
sekarang

Pola Riwayat
Riwayat
fungsional kesehatan
imunisasi
kesehatan dahulu

Pemeriksaan Pemeriksaan
fisik penunjang
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan penumpukkan
sekret

Hipertermia berhubungan dengan proses


inflamasi

Diagnosa Kerusakan integritas kulit berhubungan


keperawatan
dengan rash

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat

Gangguan rasa aman dan nyaman


berhubungan dengan gejala terkait penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan


penumpukkan sekret
Kriteria hasil: Bersihan jalan napas pasien efektif, suara napas normal, batuk
berkurang, produksi sekret berkurang atau hilang, serta pernapasan dalam batas
normal (irama, frekuensi, dan ekspansi parunya optimal)
INTERVENSI:

Kaji keluhan kesulitan bernapas pasien

Observasi tanda-tanda vital (pernapasan, suhu tubuh, nadi, dan tekanan


darah)
Observasi sekret (warna, kekentalan, dan bau)

Berikan posisi semi-fowler atau fowler

Berikan oksigen sesuai indikasi

Latih batuk efektif

Anjurkan minum yang banyak untuk mengencerkan sekret


Diagnosa 2: Hipertermia berhubungan dengan proses
inflamasi
Kriteria hasil: suhu tubuh pasien normal (36-37,5 C), pasien
merasa nyaman.

INTERVENSI:

Monitor perubahan suhu tubuh, denyut nadi.

Lakukan tindakan yang dapat menurunkan suhu tubuh


sperti lakukan kompres, berikan pakaian tipis dalam
memudahkan proses penguapan.
Jelaskan pendidikan kesehatan tentang manfaat cairan
bagi tubuh

Kolaborasi dengan dokter dengan memberikan


antipiretik dan antibiotic sesuai dengan ketentuan
Diagnosa 3: Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya
bintik merah (rash)
Kriteria hasil: Pasien mampu mempertahankan integritas kulit, kulit
kembali halus, dan rasa gatal berkurang atau hilang.

INTERVENSI:

Pantau kulit dari adanya: ruam dan lecet, warna dan suhu,
kelembaban dan kekeringan yang berlebih, area kemerahan.

Anjurkan agar anak untuk menghindari menggaruk dan


menepuk kulit

Balikkan atau ubah posisi dengan sering

Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Konsultasi pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein,


mineral, kalori dan vitamin.
Diagnosa 4: Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan
yang tidak adekuat
Kriteria hasil: Nutrisi pasien terpenuhi, berat badan stabil dan tidak ada
penurunan, membrane mukosa lembab, serta lingkar lengan normal
sesuai usia perkembangan

INTERVENSI:

Kaji ketidakmampuan anak sehingga tidak makan

Observai tanda-tanda kekurangan nutrisi

Berikan makanan sesuai kesukaan pasien, jika tidak ada


kontraindikasi
Berikan makan dengan pola makan tinggi kalori, tinggi protein

Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup


atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi dengan
kuantitas yang sering.

Jaga kebersihan mulut anak


Diagnosa 5: Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
gejala terkait penyakit
Kriteria hasil: Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak
merasa gatal lagi.

INTERVENSI:

Kaji faktor penyebab rash

Tingkatkan kenyamanan dan cegah cidera


lebih lanjut

Pertahankan hygiene kulit tanpa menjadikan


kulit kering

Kolaborasi dalam pemberian terapi topical


seperti yang diresepkan dokter

Você também pode gostar