Você está na página 1de 70

ALKALOID

Sejarah
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena
dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai
oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819),
seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk
menyebut berbagai senyawa yang diperoleh
dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa
Ribuan senyawa alkaloid telah berhasil diisolasi
dan diidentifikasi dari tumbuhan sejak abad 19.
Senyawa yang pertama kali adalah morfin
(1805) oleh Serturner, lalu senyawa emetin
oleh Pelletierin (1817), kemudian striknin
(1817), kafein (1819), kuinin (1827), piperin
(1827), nikotin (1829), hiosiamin (1833),
atropine (1833), papaverin (1848).
Definisi
Tidak ada definisi yang mencakup seluruh alkaloid
Tetapi pada umumnya alkaloid mencakup metabolit
sekunder yang mengandung unsur Nitrogen (N) biasanya
pada cincin heterosiklik dan bersifat basa.
Senyawa alkaloid kebanyakan berbentuk padatan dan
berwarna putih, tetapi ada yang berupa cairan, yaitu
nikotin, ada yang berwarna kuning, contohnya berberin
dan serpentin.
Alkaloid yang tidak bersifat basa contohnya kolkisin dan
risinin.
Senyawa yang memiliki atom N, tetapi tidak termasuk
dalam golongan alkaloid antara lain asam amino, amina,
asam nukleat, nukleotida, porfirin, senyawa nitro dan
nitroso.
Alkaloid dalam tumbuhan kebanyakan berbentuk garam,
berikatan dengan asam asam organik yang terdapat dalam
tumbuhan, misalnya asam suksinat dan maleat sehingga
bersifat larut dalam pelarut polar.
Dalam bentuk basa, alkaloid larut dalam pelarut
nonpolar.
Tipe alkaloid
True alkaloid/alkaloid sejati

Proto alkaloid

Pseudo alkaloid
Alkaloid sejati
biosintesisnya berasal dari asam amino, dan atom Nnya
terletak pada cincin heterosiklik

Morfin
Proto alkaloid
Proto alkaloid, biosintesisnya berasal dari asam amino,
tetapi atom N terletak diluar cincin heterosiklik

Efedrin
Pseudo alkaloid
Pseudo alkaloid, biosintesisnya bukan berasal dari asam
amino. (atom N bukan berasal dari asam amino)
Contohnya: asam asetat, geraniol, asam ferulat,
adenin/guanin.
Senyawa kelompok alkaloid ini: turunan xantin (kafein,
teobromin, teofilin), solasodin dan kapsaisin
Penamaan alkaloid
Sering diberi akhiran “in” contohnya kodein, tebain atau
berdasarkan keberadaan dalam spesies tumbuhan
penghasil, contohnya atropin dari Atropa belladonna,
kokain dari Erythroxylon coca, striknin dari Strychnos nux-
vomica.
Berdasarkan nama penemunya, contoh alkaloid pelletierin
dari nama penemunya Pelletier.
Fungsi alkaloid pada tumbuhan
antara lain:
Mempertahankan diri dari serangan mikroorganisme,
virus atau serangga
Pengatur tumbuh
Penggolongan Alkaloid
1. Berdasarkan sumber tumbuhan (suku) peghasil
Contoh : alkaloid Solanaceae, Apocynaceae, Papaveraceae,
Rubiaceae, Ranunculaceae, Fabaceae.
Cara ini mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa alkaloid
yang berasal dari tumbuhan tertentu dapat mempunyai
struktur yang berbeda-beda dan beberapa alkaloid tertentu
tidak hanya ditemukan pada satu suku tumbuhan tertentu
saja
Nama Suku Nama tanaman Nama alkaloid
Solanaceae Hyoscyamus niger Hiosiamin
Datura stramonium Hiosiamin, Hiosin
Atropa belladonna Hiosiamin, hoisin, kuskohigrin
Solanum tuberosum Solasodin, solanidin, solamargin
Nicotiana tabacum Nikotin, nornikotin, anabasin, anatabin
Capsicum annuum Kapsaisin, piperin
Apocynaceae Alstonia scholaris Alstonin, reserpine, ajmalin, serpentin
Catharanthus roseus Vindolin, vinkristin, vinblastin
Rauwolfia serpentina Reserpin, resernamin
Papaveraceae Papaver somniverum Morfin, kodein, tebain, narkotin, papaverin,
narsein
Rubiaceae Coffea arabica Kofein, teobromin, teofilin
Cinchona spp. Kuinin, kuinidin, sinkonin, sinkonidin
Ranunculaceae Aconitum arcuatum Arkutin, akonitin
Hydrastis canadiensis Hidrastin, berberin
Fabaceae Lupinus rotundiflorus Lupinin, spartein
Physostigma venenosum Fisostigmin
2. Berdasarkan struktur inti
3. Berdasarkan aktivitas farmakologi yang dimiliki
Analgesik dan narkotik: morfin, kodein
Stimulan susunan syaraf pusat: striknin, brusin, kafein
Midriatik: atropin Antiemetik: emetin
Miotik: fisostigmin, pilokarpin Hipertensif: efedrin
Antispasmodik: papaverin Antigout: kolkisin
Hipotensif: reserpine, veratrin Antimalaria: kuinin
Anastesi local: kokain
4. Berdasarkan biosintesis/prazat asam amino :
1. Alkaloid turunan ornitin
2. Alkaloid turunan lisin
3. Alkaloid turunan fenilalanin
4. Alkaloid turunan tirosin
5. Alkaloid turunan indol (triptofan)
Persebaran
Pada tumbuhan dikotiledon: antara lain suku
Apocynaceae, Papaveraceae, Fabaceae, Berberidaceae,
Loganiaceae, Ranunculaceae, Rubiaceae, Rutaceae,
Solanaceae, Chenopodiaceae
Tumbuhan monokotiledon: Liliacea dan Amaryllidaceae
Pada jamur: genus Psilocybe, Conocybe, Panaeolus dan
Stoparia
Pada lumut Lycopodium, Huperzia. Fungi jenis
Aspergillus, Rhizopus, Penicillium dan Claciveps.
Dari hewan, antara lain salamander, katak, ikan, mamalia
dan sponge
Beberapa contoh alkaloid
Alkaloid turunan ornitin
1. Alkaloid pirolidin
Contoh: Higrin, terdapat pada daun Erythroxylon coca Lam.
(Erythroxyloceae) dan akar Withenia somniferum (L.) Dunal
(Solanaceae).
Kegunaan antara lain: sedatif, diuretik
2. Alkaloid tropan
Contoh: atropin
Diperoleh dari akar dan daun Atropa belladonna L. (Solanaceae)
atau belladona, biji dan daun Datura stramonium L. (Solanaceae)
atau Kecubung, jenis lain Solanaceae seperti D. metel L., D.
innoxia Mill., D. alba Nees dan D. fastuosa L.
Kegunaan:
1. Sebagai obat praanastesi
2. Bekerja sebagai agen antikolinergik
3. Digunakan sebagai midriatik (melebarkan pupil mata)
4. Bekerja sebagai antidotum opium dan keracunan kloral
hidrat
5. Mengurangi spasme pada kasus penyerapan usus akibat
pemakaian pencahar dalam dosis tinggi
6. Mengurangi sekresi air liur, keringat dan asam lambung
3. Alkaloid pirolizidin
Contoh: Retronesin
Diperoleh dari tanaman Heliotrapium europaeum L.
(Boraginaceae) atau Heliotrope, Turnsole.
Kegunaan:
1. untuk pengobatan kanker
2. Untuk mengobati gigitan ular dan sengatan
kalajengking
Alkaloid turunan lisin
1. Alkaloid piperidin
Contoh: Koniin
Diperoleh dari Conium maculatum L. (Umbelliferae) atau
Hemlock dan biji Cicuta maculata (Apiaceae) atau Water
Hemlock.
Kegunaan:
1. Digunakan pada penyakit konvulsif dan spasmodik,
seperti asma, epilepsi
2. Dianjurkan pada pengobatan karditis, delirium,
pembengkakan kelenjar, jaundis, neuralgia, reumatisme,
spasme dan ulser
2. Alkaloid kuinolizidin
Contoh: Lupinin
Diperoleh dari biji dan herba Lupinus luteus L. (Leguminoseae)
dan Anabasis aphylla L. (Chenopodiaceae)
3. Alkaloid indolizidin
Contoh: Kastanospermin
Diperoleh dari biji Castanospermum australe A. Cunn.
(Leguminosea) atau Moreton Bay Chestnut.
Alkaloid turunan fenilalanin
Contoh: Efedrin
Diperoleh dari batang muda kering Ephedra vulgaris Rich.,
E. sinica Stapf., E. equisetina Bunge (Ginetaceae) atau Ma
Huang.
Kegunaan: bronkodilator
Alkaloid turunan tirosin
Contoh: Anhalamin
Diperoleh dari Lophophora williamsii (Lemaire) Coult.
Kegunaan: dapat mengakibatkan halusinasi
Alkaloid turunan indol (triptofan)
1. Alkaloid indol sederhana
Contoh: Psilosin
Diperoleh dari buah Psilocybe maxicana Heim (Agariceae)
Kegunaan: merupakan zat halusinogenik
2. Alkaloid β-karbolin sederhana
Contoh: Harman
Diperoleh dari kulit buah Passiflora incarnata L.
(Passifloraceae) atau May Pop, Passion flower
Biji Peganum harmala L. (Rutaceae) atau Harmel, Syrian
Rue, African Rue
Kegunaan: halusinogen narkotik
3. Alkaloid indol terpenoid
Contoh: Ajmalisin
Diperoleh dari Catharantus lanceaus Pichon, C. roseus (L.)
G. Don. (Apocynaceae) dan daun Mitragyna speciosa Korth.
(Rubiaceae)
Kegunaan: senyawa antihipertensi dan antiiskemik
4. Alkaloid kuinolin
Contoh: Kuinin
Diperoleh dari kulit batang Cinchona calisaya Wedd., C.
ledgeriana Moens ex Trimen, C. officinalis L., C. robusta
How., C. succirubra Pavon ex Klotzsch (Rubiaceae)
Kegunaan: obat malaria
5. Alkaloid piroloindol
Contoh: Fisostigmin
Diperoleh dari biji Physostigma venenosum Balf. (Fabaceae)
atau kacang Calabar, kacang Ordeal
Kegunaan:
1. Memiliki aktivitas kolinergik dan miotik
2. Mengobati glaukoma
6. Alkaloid ergot
Contoh: Ergonovin
Diperoleh dari biji Ipomea violaceae L. dan biji kering Rivea
corymposa Hall. F. (Convolvulaceae)
Kegunaan: oksitoksik
KURKUMINOID
Zat warna kurkuminoid
Merupakan suatu senyawa
diarilheptanoid yang terdiri
dari kurkumin,
demetoksikurkumin dan
bisdemetoksikurkumin.
Diperoleh dari rimpang kunyit (Curcuma domestica Vahl.)
dan sejenisnya.
Serbuk kering rimpang kunyit mengandung 3-5% kurkumin
(1,7-bis-(4'-hidroksi-3'-metoksifenil)hepta-1,6-diena-3,5-
dion) dan dua senyawa derivatnya dalam jumlah yang kecil
yaitu demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin
Biosintesis
Kurkumin memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol.
Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat,
sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan.
Kurkumin merupakan pigmen yang larut dalam minyak,
tidak larut dalam air dengan pH asam dan netral, larut
dalam air pH alkali. Stabil pada temperatur tinggi dalam
asam, tetapi tidak stabil dalam basa dan adanya cahaya.
Kurkumin berwarna kuning
atau kuning jingga pada
suasana asam,
sedangkan dalam suasana
basa (pH > 7,5) berwarna
merah.
pH H4A+ adalah <1
pH H3A adalah 1-7
pH H2A-, HA2-, A3- berturut-
turut adalah 7,8 ; 8,5; 9
Dalam lingkungan basa atau
pada lingkungan pH 8,5-10
dalam waktu yang relatif
lama dapat
mengalami proses disosiasi,
kurkumin mengalami
degradasi membentuk asam
ferulat dan feruloilmetan.
Kurkumin merupakan senyawa yang berinteraksi dengan
asam borat menghasilkan senyawa berwarna merah yang
disebut rososianin
Aktivitas Kurkumin antara lain:
antihepatotoksik (Kiso et al., 1983)
anthelmintik
analgesik
antiinflamasi dan antioksidan (Masuda et al., 1993
Antikanker
Aktivitas antikanker kurkumin dikaitkan dengan kemampuannya
sebagai penghambat COX maupun pada jalur signaling sel, baik
melalui pemacuan apoptosis maupun cell cycle arrest dengan
mempengaruhi produk gen penekan tumor (Meiyanto, 1999).
Selain itu, dikaitkan juga dengan kemampuannya sebagai
antioksidan, penghambatan karsinogenesis, penghambatan
proliferasi sel, antiestrogen, dan antiangiogenesis.

kurkumin dapat mengganggu siklus dan menekan pertumbuhan


sel kanker paru-paru A549 (Zhang, et al., 2004).
POLIKETIDA
Poliketida
Poliketida berasal dari kata “poli’ yang berarti banyak dan
‘ketida’ yang menunjukkan adanya ketida (CH2COOH)
Merupakan senyawa yang dalam biosintesisnya melalui
jalur asetat malonat, tanpa proses reduksi pada gugus
keton
Secara umum senyawa poliketida memiliki struktur CH3
(CH2CO)nCOOH yang disebut ketida atau poli-β keto
Biosintesis
Poliketida
Kondensasi claisen

Kondensasi claisen adalah suatu reaksi pembentukan


ikatan carbon-carbon yang terjadi antara dua ester atau
suatu ester dan senyawa carbonil lainnya dengan
kehadiran basa kuat menghasilkan suatu β-keto ester
atau β-diketon.
Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah kelompok antibiotik oral dengan
aktivitas broad spektrum yang dihasilkan spesies
Streptomyces
klortetrasiklin Streptomyces aureofaciens,
oksitetrasiklin :S. rimosus.
Tetrasiklin Semi-sintetik : methacycline, doksisiklin,
minocycline dan lymecycline
DOXORUBISIN
• Doxorubicin (adriamisin) dihasilkan oleh
Streptomyces peucetius var caesius
Doksorubisin digunakan untuk mengobati
penyakit leukemia akut, limfoma, dan berbagai
tumor padat. diberikan melalui suntikan
intravena dan sebagian besar dikeluarkan
melalui empedu.
• Daunorubisin dihasilkan oleh Streptomyces
coeruleorubidus
• Mitoxantrone (mitozantrone) analog sintetis
dari doxorubicin memiliki toksisitas yang
kurang dibandingkan dengan doxorubicin,
dan efektif dalam pengobatan tumor padat
dan penyakit leukimia lain.
Makrolida
Eritromisin
Antibiotik ini memiliki spektrum sempit, terutama terhadap
mikroorganisme Gram-positif.
Spektrum antibakteri menyerupai penisilin (aktif terhadap bakteri gram
positif) sehingga merupakan alternatif bagi pasien alergi terhadap
penisilin.
dihasilkan oleh Saccharopolyspora erythraea (sebelumnya
Streptomyces erythreus).
produk komersial adalah campuran yang mengandung terutama
eritromisin A, ditambah sejumlah kecil eritromisin lain
Eritromisin A
Azitromisin, merupakan antibiotik semisintesis dari
eritromisin. obat pilihan untuk gram positif yang telah
resisten terhadap eritromisin
Avermektin
Tacrolimus
Tacrolimus (FK-506) adalah imunosupresan makrolida disolasi dari
Streptomyces tsukubaensis . Digunakan transplantasi hati dan ginjal.
Efek samping neurotoksisitas dan nefrotoksisitas.
Poliena Amfoterisin B

Antifungi poliena adalah kelompok lakton makrosiklik


dengan cincin beranggota C 26-38 . Meliputi amfoterisin B
heptaene, dan nistatin tetraene. Poliena tidak memiliki
aktivitas antibakteri tetapi antifungi/antijamur
Nistatin adalah campuran antifungi tetraene dihasilkan
Streptomyces noursei. Komponen utama adalah nistatin A1
Nistatin terlalu beracun untuk infus, namun dapat
digunakan untuk perawatan oral kandidiasis usus dan
sebagai krim untuk topikal spesies Candida.
Mevastatin

Aktivitas: antikolesterol
Mevastatin diproduksi oleh Penicillium citrinum dan P.
brevicompactum, menurunkan biosintesis sterol pada kultur sel
mamalia dan hewan, dan mengurangi kolesterol total dan LDL
Lovastatin (sebelumnya disebut mevinolin atau monacolin K)
dihasilkan oleh Monascus ruber dan Aspergillus terreus. sedikit
lebih aktif daripada mevastatin
Simvastatin diperoleh dari hidrolisis lovastatin dan kemudian
kembali-diesterifikasi
Pravastatin disiapkan dari mevastatin oleh hidroksilasi
mikrobiologi menggunakan Streptomyces carbophilus dan
akibatnya lebih hidrofilik dibandingkan obat lain, dengan
aktivitas yang mirip dengan lovastatin.
Product Company Therapeutic Area
Azithromycin Pfizer Antibacterial
Clarithromycin Abbott
Erythromycin Abbott, others
Josamycin Yamanouchi
Minocycline (Dynacil) Wyeth-Ayerst
Miokamycin Meiji Seika
Mycinamicin Asahi
Oleandomycin Pfizer
Pseudomonic acid SmithKline Beecham
Rifamycins (Rifampin) Novartis, Lepetit
Rokitamycin (Ricamycin) Asahi
Tetracyclines Pfizer, Wyeth-Ayerst
Aclarubicin (aclacinomycin)
Bristol-Myers Squibb Anticancer
Adriamycin (Doxorubicin) Pharmacia-Upjohn
Chromomycin Takeda
Daunorubicin Astra, Chiron
Enediynes Wyeth-Ayerst
Idarubicin (Idamycin) Pharmacia-Upjohn
Amphotericin B Bristol-Myers Squibb Antifungal
Candicidin Hoechst Marion Roussel
Griseofulvin Schering, Wyeth-Ayerst, Ortho
Nystatin/Mycostatin Bristol-Myers Squibb, others
Spiramycin Rhône-Poulenc
Mevacor (Lovastatin) Merck Cholesterol-lowering
Mevastatin (Compactin) Sankyo
Pravastatin Sankyo, Bristol-Myers Squibb
Zocor Merck
Zearalenone Schering
Ascomycin (Immunomycin)Merck Immunosuppressant
FK506 Fujisawa
Sirolimus (Rapamycin) Wyeth-Ayerst
Spinosad Dow Elanco Insecticide
Avermectin Merck Veterinary Med
Lasalocid A Hoffman LaRoche
Milbemycin Sankyo
Monensin Lilly
Tylosin Lilly
Aflatoksin
Aflatoksin merupakan mikotoksin yang dihasilkan oleh
kapang Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus.
Racun tersebut dapat merusak hati, dan bersifat
karsinogenik
Aflatoksin dapat dijumpai pada berbagai bahan pangan,
misalnya jenis serealia (jagung, sorgum, beras, gandum),
rempah-rempah (lada, jahe, kunyit), kacangkacangan
(almond, kacang tanah), susu (jika ternak mengkonsumsi
pakan yang terkontaminasi aflatoksin), termasuk produk
pangan yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, seperti
roti dan selai kacang.
Asetogenin
Terdapat pada tumbuhan famili Annonaceae. Antara lain:
genus Annona: Annona muricata (sirsak), A. squamosa
(srikaya), A. reticulata, A. bullata. Genus Asimina: Asimina
longifolia, A. parfiflora. Genus Cananga: Cananga odorata,
C. latifolia.
Merupakan poliketida yang memiliki γ-lakton, antara lain
dalam inti tetrahidrofuran (THF) atau tetrahidropiran (THP).
Mempunyai potensi pada uji in vivo dan in vitro antara lain
antikanker, antiparasit, sitotoksik, immunosuppressive.
Beberapa contoh Asetogenin :

isolasi

Derivat
semisintetik
Terdapat pada tumbuhan A. spraguei

Você também pode gostar