ANGIOFIBROMA NASOFARING PADA

PASIEN USIA LANJUT

Disusun Oleh
Fauzal Dinanda
1161050245

Pembimbing
Dr Bambang Suprayogi, SpTHT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG

TENGGOROK KEPALA DAN LEHER
PERIODE 7 NOVEMBER – 10 DESEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2016
ABSTRAK
• Angiofibroma nasofaring adalah tumor jinak
nasofaring yang secara histopatologis
merupakan tumor jinak,tetapi secara klinis
bersifat destruktif
• Pada kasus ini dilaporkan angiofibroma
nasofaring pada laki-laki usia lanjut dengan
keluhan hidung tersumbat dan epitaksis
berulang
Pendahuluan
• Angiofibroma nasofaring adalah tumor jinak
nasofaring yang sering menimbulkan
pendarahan dan tumor ini relatif jarang di
temukan.
• Angiofibroma nasofaring ini merupakan tumor
jinak nasofaring terbanyak yaitu 0,05 % dari
seluruh tumor kepala dan leher.
Etiologi angiofibroma nasofaring masih belum
jelas yang secara garis besarnya di bagi menjadi
teori jaringan asal
1. Lesi yang berasal dari perlekatan bagian
posterior
2. Faktor ketidakseimbangan hormonal
• Pemeriksaan radiologi foto kepala potongan
antero-posterior,lateral akan terlihat gambaran
Holman Miller.
• Penatalaksanaan dengan terapi hormonal
flutamide efektif untuk mengurangi ukuran
tumor pada stadium I dan II hingga 44%.
• Terapi pembedahan dilakukan dengan beberapa
pendekatan tergantung lokasi dan perluasan
angiofibroma.
Ilustrasi Kasus
• Pasien laki-laki Tn IWC usia 57 tahun dirujuk
dari RSUD Singaraja tanggal 25 Maret 2010
dengan keluhan hidung tersumbat dan
berdarah-darah sedikit
• Pasien merasa hidung tersumbat sejak 10 tahun
yang lalu dan semakin memberat sejak 2 tahun
terakhir sehingga pasien tidak bisa bernapas
• Pasien dengan riwayat benjolan dalam hidung
dan riwayat mimisan sejak 5 tahun hilang timbul
terutama bila pasien sedang beraktivitas yang
berat.
• Sejak 6 bulan terakhir pasien hanya bernapas
melalui mulut dan perdarahan dari hidung
semakin sering.
• Pada pemeriksaan fisik KU baik pemeriksaan
telinga dbn,pemeriksaan hidung rinoskopi
anterior kavum dextra sempit tampak septum
terdorong ke kanan.
• Pada kavum sinistra tampak massa kemerahan
memenuhi kavum nasi permukaan tidak rata
padat kenyaldan mudah berdarah.
• Pada pemeriksaan tenggorok arkus faring
simetris,uvula di tengah,palatum durum
simetris,palatummole normal dan tidak tampak
massa di orofaring.
• Pada pemeriksaan rinoskopi posterior terlihat
massa menutupi koana bagian kiri dan muara
tuba esthacius kiri.
• KGB tidak teraba membesar,pemeriksaan lab
fungsi hemostatis dalam batas normal
• Hasil Pemeriksaan CT-scan nasofaring dan sinus
paranasal tampak gambaran massa dengan
densitas isodens memenuhi kavum nasi.
• Pemeriksaan patologi anatomi di dapatkan
bentukan makroskopis.
• Sepotong jaringan putih kecoklatan dengan
permukaan licin,berdungkul-dungkul ukuran
9x5x2,5cm.konsistensi kenyal jaringan putih
dengan bercak kehitaman.
• Mikroskopik PA tampak campuran jaringan
polipoid di lapisi mukosa respiratorius dengan
stroma jaringan ikat fibrous inti bulay
hialinisasi.
• Komponen vaskular terdiri atas rongga-rongga
kecil berbentuk stellate dan staghorn.
Diskusi
• Pada kasus ini dilaporkan suatu kasus
angiofibroma nasofaring pada pasien laki-laki
usia lanjut.
• Gejala klinis pada pasien ini antara lain,adanya
riwayat epistaksis,hidung tersumbat,gangguan
penciuman dan sakit kepala.Hal ini sesuai
dengan kepustakaan mengenai angiofibroma
• Untuk menentukan derajat atau stadium tumor
umumnya digunakan klasifikasi menurut
Chandler dan Session :
A. Stadium IA
B. Stadium IB
C. Stadium IIA
D. Stadium IIB
E. Stadium III
• Pembedahan adalah pilihan utama untuk
angiofibroma nasofaring.
• teknik operasi yaitu pendekatan
transpalatal,transzigoma,transsantral,rinomi
lateral,transpalatal,transmaksila,atau
sfenoetmoidal digunakan untuku tumor-tumor
stadium kecil I dan II.
• Pada pasien ini tumor di temukan pada stadium
II sehingga hanya dilakukan pembedahan
dengan pendekatan transpalatal.
• Angka kekambuhan pada pasien angiofibroma
nasofaring +/- 30 %.
 • Beberapa kondisi dengan gejala dan tanda yang
serupa adalah
1. Polip kavum nasi
2. Polip antrokoanal
3. Encephalocele
4. Inverting papilloma
5. Karsinoma nasofaring
Ringkasan
• Dilaporkan suatu kasus angiofibroma nasofaring
pada laki-laki usia lanjut 57 tahun dari
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang,sesuai dengan klasifikasi Chandler
kasus ini di klasifikasikan sebagai angiofibroma
nasofaring stadium II yang di lakukan operasi
ekstirpasi tumor dengan pendekatan
transpalatal.
• Prognosis angiofibroma pada pasien ini dapat
dikatakan baik karena pada evaluasi 3 bulan
setelah operasi tidak tampak pertumbuhan
tumor baru.