Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
- Syifa fuadina
- Renata tiara agustina
- Mariya ulfa
- Rahmah dinda
- Ade nanda
- Listiani
Pemerian
Berupa serpihan daun dan tangkai baik bersama maupun terpisah, warna hijau
kecokelatan, tidak berbau, rasa agak pahit, rapuh, bentuk bundar telur, lonjong, belah
ketupat memanjang atau bentuk lidah tombak, ujung lancip atau tumpul, panjang 2-12
cm, Iebar 1-8 cm. Tangkai daun persegi, warna agak ungu, panjang kurang lebih I cm.
Helai daun dengan tepi bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam
dan mengulung ke bawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing. Tulang daun
menyirip halus dan bercabang sedikit
Kandungan Kimia
Daun Orthosiphon aristatus memiliki kandungan mineral
hingga 12 % yang komponen utamanya adalah kalium. Selain itu,
daun Orthosiphon aristatus juga mengandung flavonoid lipofil
(sinensetin dan isosinensetin), glikosida orthosifon, asam
rosmarinat, asam kafeat, fitosterol, salvigenin, eupatorin, tanin,
minyak atsiri (pimaran, sisopimaran diterpen staminol A), dan
skutelarein tetrametil eter. Senyawa orthosifol A-E merupakan
senyawa lain yang saat ini telah berhasil diisolasi dari Orthosiphon
aristatus.
EFEK FARMAKOLOGI
Daun Orthosiphon aristatus telah diteliti pada hewan coba
dan ternyata terbukti memiliki efek diuretik. Pemberian
ekstrak metanol-air daun Orthosiphon aristatus dengan
dosis 2 g/kg dapat meningkatkan ekskresi natrium dan
kalium pada 8 jam pertama pemberian. Sementara itu
ekstrak metalonik daun Orthosiphon aristatus dengan dosis
100 dan 200 mg/kgBB terbukti memiliki efek
nefroprotektif dengan menurunkan kadar kreatinin, urea,
protein urin, dan menghambat terjadinya radikal bebas.
Minyak atsiri dari Orthosiphon aristatus memiliki aktivitas
antimikroba seperti terhadap bakteri Vibria
parahaemolyticus dan Streptococcus mutans sehingga bisa
digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih.
Seledri (Apium graveolens L)
seledri (Apium graveolens L) merupakan tanaman suku
apiaceae/umbeliferae yang mempunyai khasiat sebagai obat.
Efek Farmakologi
Akar seledri berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik)
dan memacu enzim pencernaan (skomakik). Biji dan 3 buahnya
berkhasiat sebagai pereda kejang (antispasmodik), menurunkan
kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing (karminatif),
perangsang (afrodisiak), dan penenang (sedatif). Sedangkan herba
seledri tonik, skomakik, menurunkan tekanan darah (hipotensif),
pembersih darah, memperbaiki fungsi hormon yang terganggu,
mengeluarkan asam urat yang tinggi (Dalimartha 2000).
Kandungan Kimia
Kandungan seledri yang telah diidentifikasi
diantaranya flavonoid seperti apigenin, apiin, dan apiol. Selain
itu, seledri juga mengandung manitol, inositol, asparigina,
glutamina, kolina, dan linamarosa (Soedibyo, 1998).
Kandungan senyawa aktif dalam herba seledri yang
berperan sebagai antihipertensi adalah flavonoid. Salah satu
senyawa flavonoid yang turut berperan sebagai kandungan
aktif antihipertensi adalah apigenin, suatu flavon dengan
gugus hidroksi bebas pada atom karbon nomor 5,7 dan 4’
(Duke, 2001).
Suatu penelitian menunjukkan bahwa apigenin
merupakan bagian dari flavonoid yang berperan sebagai agen
vasorelaksasi (Zhang, Park, Kim., 2002)
Seledri merupakan salah satu tumbuhan obat yang
telah menjadi produk fitofarmaka, yaitu obat bahan alam
yang telah memenuhi kriteria aman sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan, khasiatnya telah dibuktikan
secara klinis dan bahan baku yang digunakan dalam produk
jadinya telah melalui proses standardisasi. Bersama dengan
tumbuhan obat kumis kucing (Orthosiphon aristatus Benth.),
seledri diindikasikan untuk menurunkan tekanan darah dan
dapat digunakan dalam pengobatan hipertensi ringan
(BPOM, 2008).
Contoh Obat Fitofarmaka
Tensigard Phapros (cap) – Fitofarmaka Hipertensi (Darah Tinggi);
ekstrak apii herba dan ekstrak orthosiphonis berkhasiat untuk
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Produsen Phapros
Ekstrak Apii herba 92 mg, ekstrak Orthosiphonis folium 28
Komposisi mg.
Kolesterol HDL
Rendah <40 mg/dL
Tinggi ≥60 mg/dL
Trigliserida
Normal <150 mg/dL
Cukup tinggi 150-199 mg/dL
Tinggi 200-499 mg/dL
Sangat tinggi ≥500 mg/dL
Seperti yang telah disebutkan diatas lipid memiliki banyak
manfaat bagi tubuh.
Namun, apabila terjadi keadaan hiperlipidemia, akan meny
ebabkan kelainan metabolismlipid. Kelainan metabolism
lipid pada keadaan hiperlipidemia dapat terjadi pada
tapak - tapak produksi atau penggunaan lipoprotein yang
menyebabkan keadaan hipolipoproteinemia atauhiperlipop
roteinemia
Ekstrak Rimpang Kunyit
(Curcuma Longa Linn )
Fungsi : Menurunkan kadar lemak darah (Hiperlipidemia)
Kandungan Kimia
Kurkumin :
Kurkumin dalam rimpang kunyit terdiri dari tiga
komponen yang tergabung dalam satu gugus senyawa kurkumin.
Kurkumin merupakan zat aktif yang terdapat dalam
rimpang kunyit yang secara biologis menyusun unsur kimiawi
rimpang kunyit. Kurkumin dipercaya dapat melindungi tubuh dari
beberapa jenis penyakit degenerative dengan cara mencegah
terjadinya peroksidasi lemak.
Gugus hidroksil dalam struktur kimiawi kurkumin dapat
menghambat aktivitas peroksidasi diketahui pula bahwa dari
fungsinya sebagai antioksidan yang berperan besar melawan
aktivitas hiperlipidemia (BADAN POM RI, 2004).
Uji Pada Hewan (Tikus)
Kandungan kurkumin pada ekstrak kunyit dengan dosis 20%, 40%,
60% dapat menghambat peningkatan kadar kolesterol total pada 12 ekor tikus
wistar yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah kelompok
kontrol dan yang kedua adalah kelompok perlakuan (Oktavianu, 2000).
Hasil pre test pada tikus wistar tersebut didapatkan rerata nilai
kolesterol R1 : 168,75 mg/dl R2: 172,43 mg/dlyang cenderung meningkat dari
nilai normal kolesterol total tikus wistar yaitu ≥130 mg/dl.
Kemudian kelompok perlakuan diberikan ekstrak kunyit melalui
teknik sonde disertai pemberian pakan gulai daging kambing selama 12 hari,
dari hasil perlakuan tersebut didapatkan rerata kadar kolesterol pada saat post
test sebesar R1: 170,23 mg/dl dan R2: 145,36 mg/dl.
Hal tersebut dikarenakan ekstrak rimpang kunyit mampu
menghambat peningkatan kadar kolesterol serum darah karena menghambat
reabsorbsi kolesterol berasal dari luar (eksogen) dan meningkatkan enzim
Hmg-CoA reduktase inhibitor sehingga sintesis lemak dapat berjalan dengan
baik.
Uji Pada Manusia
Responden penelitian ini yang menderita hiperlipidemia
dijadikan satu kelompok perlakuan dengan diberikan
ekstrak rimpang kunyit yang didapat dengan teknik infusa
dengan dosis 2mg/kgBB dengan ketentuan volume pada
pembuatan ekstrak dengan teknik infusa yaitu 2 x bobot
simplisia yang diberikan 3 kali sehari selama 12 hari.
Hasil yang diperoleh dari perlakuan tersebut didapatkan
adanya perubahan kadar lemak darah setelah 12 hari.
Proses tersebut didapatkan penurunan kadar kolesterol
4,25% dari nilai sebelum diberikan rimpang kunyit, hasil
tersebut dinilai terlalu kecil jika dibandingkan dengan hasil
penelitian Oktavianu yang mencapai 15.69% dari nilai
kadar kolesterol sebelum diberikan rimpang kunyit.
Efek Farmakologi