Você está na página 1de 64

KELOMPOK:

- Syifa fuadina
- Renata tiara agustina
- Mariya ulfa
- Rahmah dinda
- Ade nanda
- Listiani

ASSALAMUALAIKUM WR. WB.


Sistem kardiovaskular
 Sistem dlm tubuh yg mengedarkan darah utkkeperluan
pertukaran zat & gas.
 Sistem transpor tubuh, yg membawa gas-gas pernafasan,
nutrisi, hormon, & zat-zat lain ke & dari jaringan tubuh.
 Komponen sistem kardiovaskular:
1.Darah
2.Jantung
3.Pembuluh darah: arteri, vena, kapiler.
HIPERTENSI
Hipertensi

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah


suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi
sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer),
karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai
dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi
korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004).
 Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah
normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor
dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian
besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui
(hipertensi essential).
 Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan
kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan)
dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume
aliran darah (Kurniawan, 2002).
 Untuk menilai apakah seseorang itu menderita penyakit hipertensi
atau tidak haruslah ada suatu standar nilai ukur dari tekanan
darah.
 Berbagai macam klasifikasi hipertensi digunakan dimasing-masing
negara seperti:
- klasifikasi menurut The Seventh Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure (JNC VII) yang digunakan di negara Amerika
Serikat,
- klasifikasi menurut Chinese Hypertension Society yang digunakan
di China,
- klasifikasi menurut European Society of Hypertension (ESH) yang
digunakan negara-negara di eropa,
- klasifikasi menurut International Society on Hypertension in Blacks
(ISHIB) yang khusus digunakan untuk warga keturunan Afrika yang
tinggal di Amerika. (Yogiantoro, 2006)
Klasifikasi Hipertensi Menurut Perhimpunan
Hipertensi Indonesia (Sumber: Sani, 2008)

Kategori Tekanan Darah dan/atau Tekanan Darah


Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi Tahap 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi Tahap 2 ≥160-179 Atau ≥100

Hipertensi Sistol ≥140 Dan <90


terisolasi
patofisiologi

 terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya


angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I
converting enzyme (ACE).
 ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur
tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi di hati.
 Selanjutnya oleh hormon renin akan diubah menjadi
angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru,
angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. (Anggraini,
2009)
 Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang
disebut prorenin dalam sel-sel jukstaglomerular (sel JG)
pada ginjal.
 Sel JG merupakan modifikasi dari sel-sel otot polos yang
terletak pada dinding arteriol aferen tepat di proksimal
glomeruli. Bila tekanan arteri menurun, reaksi intrinsik
dalam ginjal itu sendiri menyebabkan banyak molekul
protein dalam sel JG terurai dan melepaskan renin.
 Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat
dan memiliki efek-efek lain yang juga mempengaruhi
sirkulasi. Selama angiotensin II ada dalam darah, maka
angiotensin II mempunyai dua pengaruh utama yang dapat
meningkatkan tekanan arteri.
 Pengaruh pertama, yaitu vasokonstriksi, timbul dengan
cepat. Vasokonstriksi terjadi terutama pada arteriol dan
sedikit lemah pada vena. Cara kedua dimana angiotensin II
meningkatkan tekanan arteri adalah dengan bekerja pada
ginjal untuk menurunkan ekskresi garam dan air
Vasopresin
 disebut juga antidiuretic hormone (ADH), bahkan lebih
kuat daripada angiotensin sebagai vasokonstriktor, jadi
kemungkinan merupakan bahan vasokonstriktor yang
paling kuat dari ubuh.
 Bahan ini dibentuk di hipotalamus tetapi diangkut
menuruni pusat akson saraf ke glandula hipofise posterior,
dimana akhirnya disekresi ke dalam darah.
Aldosteron
 yang disekresikan oleh sel-sel zona glomerulosa pada
korteks adrenal, adalah suatu regulator penting bagi
reabsorpsi natrium (Na+ ) dan sekresi kalium (K+ ) oleh
tubulus ginjal.
 Tempat kerja utama aldosteron adalah pada sel-sel
prinsipal di tubulus koligentes kortikalis. Mekanisme
dimana aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium
sementara pada saat yang sama meningkatkan sekresi
kalium adalah dengan merangsang pompa natriumkalium
ATPase pada sisi basolateral dari membran tubulus
koligentes kortikalis. Aldosteron juga meningkatkan
permeabilitas natrium pada sisi luminal membran.
(Guyton, 1997)
Sampai sekarang pengetahuan tentang patogenesis
hipertensi primer terus berkembang karena belum didapat
jawaban yang memuaskan yang dapat menerangkan
terjadinya peninkatan tekanan darah. Tekanan darah
dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. (Susalit,
2001)
KUMIS KUCING (Orthoshipon aristatus)
Regnum : Plante
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Species : Orthoshipon aristatus B.

Pemerian
Berupa serpihan daun dan tangkai baik bersama maupun terpisah, warna hijau
kecokelatan, tidak berbau, rasa agak pahit, rapuh, bentuk bundar telur, lonjong, belah
ketupat memanjang atau bentuk lidah tombak, ujung lancip atau tumpul, panjang 2-12
cm, Iebar 1-8 cm. Tangkai daun persegi, warna agak ungu, panjang kurang lebih I cm.
Helai daun dengan tepi bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam
dan mengulung ke bawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing. Tulang daun
menyirip halus dan bercabang sedikit
Kandungan Kimia
Daun Orthosiphon aristatus memiliki kandungan mineral
hingga 12 % yang komponen utamanya adalah kalium. Selain itu,
daun Orthosiphon aristatus juga mengandung flavonoid lipofil
(sinensetin dan isosinensetin), glikosida orthosifon, asam
rosmarinat, asam kafeat, fitosterol, salvigenin, eupatorin, tanin,
minyak atsiri (pimaran, sisopimaran diterpen staminol A), dan
skutelarein tetrametil eter. Senyawa orthosifol A-E merupakan
senyawa lain yang saat ini telah berhasil diisolasi dari Orthosiphon
aristatus.
EFEK FARMAKOLOGI
 Daun Orthosiphon aristatus telah diteliti pada hewan coba
dan ternyata terbukti memiliki efek diuretik. Pemberian
ekstrak metanol-air daun Orthosiphon aristatus dengan
dosis 2 g/kg dapat meningkatkan ekskresi natrium dan
kalium pada 8 jam pertama pemberian. Sementara itu
ekstrak metalonik daun Orthosiphon aristatus dengan dosis
100 dan 200 mg/kgBB terbukti memiliki efek
nefroprotektif dengan menurunkan kadar kreatinin, urea,
protein urin, dan menghambat terjadinya radikal bebas.
 Minyak atsiri dari Orthosiphon aristatus memiliki aktivitas
antimikroba seperti terhadap bakteri Vibria
parahaemolyticus dan Streptococcus mutans sehingga bisa
digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih.
Seledri (Apium graveolens L)
seledri (Apium graveolens L) merupakan tanaman suku
apiaceae/umbeliferae yang mempunyai khasiat sebagai obat.

Efek Farmakologi
Akar seledri berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik)
dan memacu enzim pencernaan (skomakik). Biji dan 3 buahnya
berkhasiat sebagai pereda kejang (antispasmodik), menurunkan
kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing (karminatif),
perangsang (afrodisiak), dan penenang (sedatif). Sedangkan herba
seledri tonik, skomakik, menurunkan tekanan darah (hipotensif),
pembersih darah, memperbaiki fungsi hormon yang terganggu,
mengeluarkan asam urat yang tinggi (Dalimartha 2000).
Kandungan Kimia
Kandungan seledri yang telah diidentifikasi
diantaranya flavonoid seperti apigenin, apiin, dan apiol. Selain
itu, seledri juga mengandung manitol, inositol, asparigina,
glutamina, kolina, dan linamarosa (Soedibyo, 1998).
Kandungan senyawa aktif dalam herba seledri yang
berperan sebagai antihipertensi adalah flavonoid. Salah satu
senyawa flavonoid yang turut berperan sebagai kandungan
aktif antihipertensi adalah apigenin, suatu flavon dengan
gugus hidroksi bebas pada atom karbon nomor 5,7 dan 4’
(Duke, 2001).
Suatu penelitian menunjukkan bahwa apigenin
merupakan bagian dari flavonoid yang berperan sebagai agen
vasorelaksasi (Zhang, Park, Kim., 2002)
Seledri merupakan salah satu tumbuhan obat yang
telah menjadi produk fitofarmaka, yaitu obat bahan alam
yang telah memenuhi kriteria aman sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan, khasiatnya telah dibuktikan
secara klinis dan bahan baku yang digunakan dalam produk
jadinya telah melalui proses standardisasi. Bersama dengan
tumbuhan obat kumis kucing (Orthosiphon aristatus Benth.),
seledri diindikasikan untuk menurunkan tekanan darah dan
dapat digunakan dalam pengobatan hipertensi ringan
(BPOM, 2008).
Contoh Obat Fitofarmaka
Tensigard Phapros (cap) – Fitofarmaka Hipertensi (Darah Tinggi);
ekstrak apii herba dan ekstrak orthosiphonis berkhasiat untuk
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.

Produsen Phapros
Ekstrak Apii herba 92 mg, ekstrak Orthosiphonis folium 28
Komposisi mg.

Indikasi Menurunkan & menstabilkan TD.

Dosis Pengobatan: 1 kaps 3 x/hari. Pemeliharaan: 1 kaps 2 x/hari.

Pemberian Obat Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.


BUNGA ROSELLA
 Taksonomi:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvaceales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.
KANDUNGAN KIMIA (BUNGA ROSELLA)

 Kandungan kimia berupa: karbohidrat, asam amino,


glikosida, steroid, flavonoid (antosianin), tanin, fenol,
triterpenoid, kuersetin, sianidin, β-karoten, fitosterol,
delpinidin, gosiperidin, hibiscetin, hibiscin, dan hibiscitrin
(Mahadevan dkk., 2009; Kumar, 2012).
EFEK FARMAKOLOGI
 Bunga rosella banyak dimanfaatkan untuk minuman herbal
dan obat tradisional seperti diuretik, hiperkoleksterol dan
hipertensi karena senyawa aktifnya memiliki aktivitas
antioksidan (Ojeda et al., 2010).
 Antosianin yang merupakan komponen bioaktif yang
terdapat pada bunga rosella mempunyai efek penurunan
tekanan darah (Sumitro, 2011)
TOKSISIKAN

 Nilai lethal dose 50 (LD50) ekstrak etanol rosella sebesar


850,90 mg/KgBB tehadap tikus SD (Sari & Moch, 2016)
(Fita dkk, 2016) (tergolong dalam toksik ringan, LD50 >
500 - 5000 mg) (BPOM RI, 2014a).
JINTAN HITAM(Nigella sativa L.)
 Taksonomi:
 Kerajaan : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Subdivisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledoneae
 Bangsa : Ranunculales
 Suku : Ranunculaceae
 Marga : Nigella
 Spesies : Nigella sativa L.
KANDUNGAN KIMIA

 Energi, Protein, Thiamin, Riboflavin, Piridoksin, Niasin,


kalsium, Iron, Copper, Zink, Fosfor, Folat, Asam miristat,
Asam palmitat, Asam palmitoleat, Asam stearat, Asam
oleat, Asam linoleat (omega-6), Asam linolenat (omega-3),
Asam arakhidonat (Al-Naqeep dkk, 2009)
EFEK FARMAKOLOGI

 Penelitian biomolekuler efek hipotensi dari asam oleat


menunjukkan bahwa asam oleat bekerja pada membran
sel terikat pada G protein receptor signaling (GPRS) yang
mengaktifkan protein kinase A yang merangsang dilatasi
pembuluh darah otot polos (Teres dkk., 2008). Efek
vasodilatasi ini akhirnya diharapkan untuk menurunkan
tekanan darah.
TOKSISIKAN

 Jintan hitam aman dikonsumsi, tidak ditemukan toksisitas.


Hal ini didukung beberapa penelitian seperti (Zaoui dkk,
2002), tidak ada toksisitas pada tikus yang diberi minyak
jintan. (Le dkk, 2004), tikus yang disuntik petroleum eter
ekstrak dari jintan hitam sama dengan 2 gr/kgbb serbuk
jintan hitam selama 4 minggu, tidak ditemukan perubahan
tingkah laku dan toksisitas dari sel hepar yang diisolasi
secara invitro (Pourghassem dkk., 2009).
 penelitian pada 113 manusia dengan dosis ekstrak jintan
hitam 200 mg, tidak ditemukan efek samping yang
bermakna (Dehkordi dan Kamkhah, 2008).
HIPERLIPIDEMIA
Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah keadaan yang ditandai oleh
peningkatan kadar lemak darah, biasanya dihubungkan
dengan resiko terjadinya aterosklerosis atau penyakit
jantung koroner (PJK) (Arjatmo dan Utama, 2004).
Hiperlipidemia merupakan penyebab utama (faktor resiko
utama) aterosklerosis. Aterosklerosis bukan suatu penyakit,
melainkan adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh
berbagai keadaan yang disebut faktor resiko. Faktor-faktor
ini yang merupakan risiko lain di samping hiperlipidemia
adalah: merokok, riwayat infark miokard pada keluarga,
serangan angina dan diabetes (Munaf, 1994).
Klasifikasi Hiperlipidemia
Ada dua jenis hiperlipidemia, yaitu hiperlipidemia primer dan
sekunder.
1) Hiperlipidemia Primer Hiperlipidemia primer banyak yang
disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini
ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara
kebetulan, yaitu waktu chekcup. Ini disebabkan karena pada
umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak
berat tampak adanya xantoma.
2) Hiperlipidemia Sekunder Hiperlipidemia sekunder adalah
peningkatan kadar lipid darah yang disebabkan oleh suatu
penyakit tertentu, misalnya diabetes melitus, gangguan tiroid,
penyakit hepar dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder
merupakan suatu hal yang reversibel. Bila kelainan primernya
baik, hiperlipidemia akan hilang (Arjatmo dan Utama, 2004).
patofisiologi
 Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi
menjadi LDL,HDL, Total kolesterol dan Trigliserida dari hati, kolesterol di
angkut oleh lipoprotein yang bernama LDL( Low Density Lipoprotein) untuk
dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan,termasuk ke sel otot jantung,
otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
 HDL (High Densiy Lippoprotein) adalah bentuk Lipoprotein yang
memllikikomponen kolesterol paling sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL
ini akan menyerapkolesterol bebas dari pembuluh darah, atau bagian tubuh
lain seperti sel makrofag, kemudianmembawanya ke hati. VLDL (Very Low
Density Lipoprotein) adalah Lipoprotein yangdibentuk di hati yang kemudian
akan diubah di pembuluh darah menjadi LDL (LowDensity Lipoprotein).
Bentuk Lipoprotein ini memiliki kolesterol paling banyak dan akan
membawakolesterol tersebut ke jaringan seperti dinding pembuluh darah
 Kelebihan kolesterol akan diangkat kembali oleh
lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein)
untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan
diuraikan laludibuang ke dalam kantung empedu sebagai
asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak
lemak dari pada HDL sehingga ia akan mengambang
di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL
adalah Apo-B (Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai
lemak yang “jahat” karena dapat menyebabkan
penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.
 Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang ―baik‖ karena
dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari
dinding pembuluh darah dengan mengangkutnyakembali ke hati.
Protein utama yang membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-
A). HDL inimempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan
mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
 Konsentrasi kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL
lipoprotein adalah prediktorkuat untuk penyakit jantung
koroner. HDL fungsional menawarkan perlindungan dengan
caramemindahkan kolesterol dari sel dan atheroma.
Konsentrasi tinggi dari LDL dan konsentrasirendah dari HDL
fungsional sangat terkait dengan penyakit kardiovaskuler
karena beresikotinggi terkena ateroklerosis. Keseimbangan
antara HDL dan LDL semata-mata ditentukansecara genetikal,
tetapi dapat diubah dengan pengobatan, pemilihan makanan dan
faktorlainnya.
Klasifikasi Jenis Kolesterol Nilai
kolesterol total, Kolesterol total
LDL, HDL dan Diinginkan < 200 mg/dL
Cukup tinggi 200-239 mg/dL
trigliserida Tinggi ≥ 240 mg/dL
Kolesterol LDL
Optimal <100 mg/dL
Jauh atau diatas optimal 100-129
Cukup tinggi 130-159
Tinggi 160-189
Sangat tinggi ≥190

Kolesterol HDL
Rendah <40 mg/dL
Tinggi ≥60 mg/dL
Trigliserida
Normal <150 mg/dL
Cukup tinggi 150-199 mg/dL
Tinggi 200-499 mg/dL
Sangat tinggi ≥500 mg/dL
 Seperti yang telah disebutkan diatas lipid memiliki banyak
manfaat bagi tubuh.
 Namun, apabila terjadi keadaan hiperlipidemia, akan meny
ebabkan kelainan metabolismlipid. Kelainan metabolism
lipid pada keadaan hiperlipidemia dapat terjadi pada
tapak - tapak produksi atau penggunaan lipoprotein yang
menyebabkan keadaan hipolipoproteinemia atauhiperlipop
roteinemia
Ekstrak Rimpang Kunyit
(Curcuma Longa Linn )
Fungsi : Menurunkan kadar lemak darah (Hiperlipidemia)
Kandungan Kimia

 Kurkumin :
Kurkumin dalam rimpang kunyit terdiri dari tiga
komponen yang tergabung dalam satu gugus senyawa kurkumin.
Kurkumin merupakan zat aktif yang terdapat dalam
rimpang kunyit yang secara biologis menyusun unsur kimiawi
rimpang kunyit. Kurkumin dipercaya dapat melindungi tubuh dari
beberapa jenis penyakit degenerative dengan cara mencegah
terjadinya peroksidasi lemak.
Gugus hidroksil dalam struktur kimiawi kurkumin dapat
menghambat aktivitas peroksidasi diketahui pula bahwa dari
fungsinya sebagai antioksidan yang berperan besar melawan
aktivitas hiperlipidemia (BADAN POM RI, 2004).
Uji Pada Hewan (Tikus)
Kandungan kurkumin pada ekstrak kunyit dengan dosis 20%, 40%,
60% dapat menghambat peningkatan kadar kolesterol total pada 12 ekor tikus
wistar yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah kelompok
kontrol dan yang kedua adalah kelompok perlakuan (Oktavianu, 2000).
Hasil pre test pada tikus wistar tersebut didapatkan rerata nilai
kolesterol R1 : 168,75 mg/dl R2: 172,43 mg/dlyang cenderung meningkat dari
nilai normal kolesterol total tikus wistar yaitu ≥130 mg/dl.
Kemudian kelompok perlakuan diberikan ekstrak kunyit melalui
teknik sonde disertai pemberian pakan gulai daging kambing selama 12 hari,
dari hasil perlakuan tersebut didapatkan rerata kadar kolesterol pada saat post
test sebesar R1: 170,23 mg/dl dan R2: 145,36 mg/dl.
Hal tersebut dikarenakan ekstrak rimpang kunyit mampu
menghambat peningkatan kadar kolesterol serum darah karena menghambat
reabsorbsi kolesterol berasal dari luar (eksogen) dan meningkatkan enzim
Hmg-CoA reduktase inhibitor sehingga sintesis lemak dapat berjalan dengan
baik.
Uji Pada Manusia
 Responden penelitian ini yang menderita hiperlipidemia
dijadikan satu kelompok perlakuan dengan diberikan
ekstrak rimpang kunyit yang didapat dengan teknik infusa
dengan dosis 2mg/kgBB dengan ketentuan volume pada
pembuatan ekstrak dengan teknik infusa yaitu 2 x bobot
simplisia yang diberikan 3 kali sehari selama 12 hari.
 Hasil yang diperoleh dari perlakuan tersebut didapatkan
adanya perubahan kadar lemak darah setelah 12 hari.
Proses tersebut didapatkan penurunan kadar kolesterol
4,25% dari nilai sebelum diberikan rimpang kunyit, hasil
tersebut dinilai terlalu kecil jika dibandingkan dengan hasil
penelitian Oktavianu yang mencapai 15.69% dari nilai
kadar kolesterol sebelum diberikan rimpang kunyit.
Efek Farmakologi

Kelainan metabolisme lemak pada kejadian


hiperlipidemia dapat terjadi pada tahap produksi atau
penggunaan lipoprotein menyebabkan hipolipidemia atau
hiperlipidemia (Murray,2003).
Ekstrak rimpang kunyit mampu menghambat
peningkatan kadar kolesterol serum darah karena
menghambat reabsorbsi kolesterol berasal dari luar
(eksogen) dan meningkatkan enzim Hmg-CoA reduktase
inhibitor 3 sehingga sintesis lemak dapat berjalan dengan
baik.
Efek Farmakologi
Zat fitokimia kunyit dikenal dengan desmetosirkukurmin, zat
kima ini meningkatkan sekresi empedu, memperbaiki fungsi hati
serta tampilan limfosit darah. Stimulasi sekresi asam empedu
yang salah satu bahan dasarnya adalah kolesterol yang
dilepaskan pada duodenum yang enzim mengaktifkan pemecah
lemak sehingga penyerapan lemak dapat berkurang.
Efek Farmakologi
 Aktifitas kurkumin sebagai antioksidan mampu mencegah
pembentukan kolesterol-LDL menjadi LDL teroksidasi
yang dapat menempel pada dinding arteri (Wientarsih,
2002).
 Konsumsi ramuan herbal yang mengandung zat bioaktif
yang dapat menurunkan kadar kolesterol, kunyit sebagai
bahan herbal yang dapat membantu menurunkan kadar
kolesterol dengan kandungan zat kurkumin yang ada di
dalamnya.
Toksikologi
 Tidak ada
TEMULAWAK
 Menurut Rukmana (1995) Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) mempunyai sistematika sebagai
berikut :
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi : Angiospermae
 Kelas : Monocotyledonae
 Ordo : Zingiberales
 Famili :Zingiberaceae
 Genus : Curcuma
 Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.
temulawak
 Tanaman temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh
merumpun dengan batang semu dan tingginya dapat mencapai 2-2,5
meter (Mahendra 2005). Tiap rumpun tanaman ini terdiri atas
beberapa anakan dan tiap anakan memiliki 29 helai daun. Daun
tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar, berwarna
hijau tua dengan garis-garis coklat (Mangan 2008). Panjang daun
sekitar 50–55 cm dan lebar ±18 cm (Rukmana 1995).
 Bunga temulawak biasanya muncul dari batang semunya setelah
tanaman cukup dewasa. Bunga berukuran pendek dan lebar,
berwarna putih kekuningan bercampur merah (Gambar 1).
Temulawak menghasilkan rimpang temulawak (umbi akar) yang
bentuknya bulat seperti telur (silinder dengan pusatnya berwarna
kuning tua dan kulitnya berwarna kuning muda) (Gambar 1). Jika
rimpang dibelah akan beraroma khas dan jika dimakan akan terasa
pahit (Mangan 2008). Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat
adalah umbi akar atau rimpangnya.
Kandungan kimia
Kandungan Kimia Rimpang temulawak sejak lama dikenal
sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari
rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya
berwarna kekuning-kuningan. Di dalamnya terkandung
protein, pati, zat warna kuning kurkuminoid dan minyak
atsiri. Kandungan kimia minyak atsirinya antara lain feladren,
kamfer, turmerol, tolilmetilkarbinol, arkurkurmen, zingiberan,
kuzerenon, β-tumeron dan xanthirizol (kandungan tertinggi
40%). Komposisi kimia dari rimpang temulawak adalah
protein pati sebesar 29-30%, kurkumin 1-2%, minyak
atsirinya antara 6-10% (Agoes, 2010)
Kandungan kimia
Komposisi kandungan kimia temulawak dan manfaatnya
No. Kandungan kimia Khasiat untuk kesehatan
1. Zat tepung meningkatkan kerja ginjal
2. Kurkumin Antiinflamasi
3. Minyak atsiri antiinflamasi, antihepatotoksik
4. Kurkuminoid antikeracunan empedu, antikolestrol
5. Fellandrean anemia, antioksidan, dan antikanker
6. Turmerol antimikroba, sakit limpa, dan asma
7. Kamfer meningkatkan produksi ASI dan nafsu makan
8. Glukosida obat jerawat, sakit pinggang
9. Foluymetik sakit kepala, cacar 1
0. Karbinol sariawan, asma, dan nyeri haid.
(Sumber : Istafid 2006)
khasiat
Khasiat Temulawak Bagian tanaman temulawak yang
mempunyai khasiat adalah rimpangnya (Soedibyo, 1998).
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak temulawak sangat
manjur untuk pengobatan penyakit hati (Agoes, 2010),
sebagai kholeretik, kholagog, anti inflamasi dan antipiretik
(Soedibyo, 1998). Disamping itu juga terbukti bisa
menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan sel hati
(Agoes, 2010).
Efek farmakologi
Rimpang temulawak mempunyai efek farmakologi yaitu
hepatoprotektor, menurunkan kadar kolestrol, antiinflamasi,
laxative, diuretik, meningkatkan produksi ASI, tonikum, dan
menghilangkan nyeri sendi (Mahendra 2005). Rimpang
temulawak mempunyai berbagai khasiat yaitu sebagai
analgesik, antibakteri, antijamur, antidiabetik, antidiare,
antiinflamasi, antihepatotoksik, antioksidan, antitumor,
depresan, diuretik, hipolipidemik, dan insektisida
(Purnomowati 2008). Komposisi kimia rimpang temulawak
tersusun atas pati 2930%, kurkumin 2-2,81% per berat
kering (Kiswanto 2005), dan minyak atsiri 610% (Sidik et al.
1993).
Bawang putih
Garlic atau bawang putih telah digunakan sebagai obat
dalam medicine sejak ribuan tahun yang lalu. Pada tahun
2700–1900 sebelum Masehi bawang putih telah digunakan
oleh pekerja-pekerja bangunan piramid sebagai obat
penangkal penyakit dan rasa letih. Sekitar tahun 460
sebelum Masehi khasiatnya telah dipuji oleh Hippocrates
dan pada tahun 384 sebelum Masehi oleh Aristotle. Saat
Perang Dunia tahun 1914–1918 bawang putih digunakan
oleh tentara Perancis untuk mengobati luka, dan pada
serangan wabah penyakit mulut dan kuku pada tahun 1968
para istri petani di Cheshire percaya bahwa bawang putih
dapat berkhasiat melindungi ternak mereka dari wabah
penyakit tersebut (Sunarto & Susetyo, 1995).
toksonomi
Kedudukan bawang putih secara botani (Hutapea, 2000)
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum Linn.
KLASIFIKASI
 Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan berumbi lapis
atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara
berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30-75 cm,
mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-
pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih
dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-
serabut kecil yang bejumlah banyak.
 Setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak
bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis
berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan
tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia,
jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang
putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar
200-250 meter di atas permukaan laut (IPTEKnet, 2005).
Kandungan kimia
Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung (Oey,
1998) :
1) Energi 112 kkal (477 KJ)
2) Air 71 g
3) Protein 4,5 g
4) Lemak 0,20 g
5) Hidrat arang 23,10 g
6) Mineral 1,2 g
7) Kalsium 42 mg
8) Fosfor 134 mg
9) Besi 1 mg
10) Vitamin B1 0,22 mg
11) Vitamin C 15 mg
Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih
mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine,
sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid (IPTEKnet, 2005).
Senyawa aktif
Bawang putih mengandung lebih dari 200 senyawa kimia.
Beberapa diantaranya sangat penting, salah satunya termasuk :
volatile oil (0,1-0,36 %) yang mengandung sulfur, termasuk
didalamnya adalah alliin; ajoene dan vinyldithiines (produk
sampingan alliin yang dihasilkan secara non enzimatik dari allicin);
S-allylmercaptocysteine (ASSC) dan S-methylmercaptocysteine
(MSSC); terpenes (citral, geraniol, linalool, α-phellandrene, dan β-
phellandrene). Allicin (diallyl thiosulphinate) yang diproduksi
secara enzimatik dari alliin, berperan sebagai antibiotik. Ajoene
berperan sebagai anti koagulan dari bawang putih. Bawang putih
juga mengadung enzim allinase, peroxidase dan myrosinase, serta
bahan lain seperti protein, mineral, vitamin, lemak, asam amino
dan prostaglandin (Newall et al., 1996)
Mekanisme kerja
Komponen bioaktif bawang putih dapat menurunkan kadar kolesterol serum,
yang dapat melindungi terhadap penyakit jantung dan aterosklerosis. Efek
menurunkan lemak telah diteliti di berbagai laboratorium. Mekanisme kerjanya
antara lain adalah menghambat ketergantungan konsentrasi biosintesis
kolesterol pada beberapa tahapan enzim yang berbeda (14-alpha-demethilase,
HMG CoA reduktase) (Handayani, 2006). Pemberian makanan tinggi kolesterol
akan menyebabkan hiperkholesterolemia dalam bentuk kolesterol bebas (free
cholesterol= FC), kolesterol ester (ester cholesterol = Ec) dan kolesterol
total. Kolesterol ester menumpuk terutama di lapisan intima pembuluh darah,
sehingga akan meningkatkan kolesterol jaringan dan pembentukan atheroma di
aorta. bawang putih akan menghambat hiperkholesterolemia secara bermakna,
menurunkan kolesterol jaringan dan menekan pembentukan atheroma di
aorta. Hal tersebut dapat dilihat dari menurunnya kadar kolesterol ester dan
meningkatnya rasio FC/EC (Sunarto & Susetyo, 1995). Sehingga akan
mengurangi pengembangan timbunan lemak (Handayani, 2006).
Efek samping
Bawang putih sangat aman digunakan bila dikonsumsi dalam jumlah seperti yang biasa
digunakan dalam makanan sehari-hari. Keluhan yang paling sering ditemukan adalah bau
mulut dan bau keringat akibat mengkonsumsi bawang putih (Handayani, 2006). Sejak
tahun 1932 dilaporkan beberapa efek yang berhubungan dengan konsumsi bawang
putih, antara lain :
1) Iritasi gastrointestinal dan diare (Amagase, 2001)
2) Penurunan protein serum dan kalsium (Amagase, 2001)
3) Anemia (Amagase, 2001)
4) Asma bronkial (Amagase, 2001)
5) Dermatitis kontak (Amagase, 2001)
6) Menghambat spermatogenesis (Amagase, 2001)
7) Menyebabkan perdarahan dan merangsang kontraksi uterus sehingga dapat terjadi
aborsi pada perempuan hamil (Handayani, 2006). Penggunaan pada perempuan yang
menyusui akan mempengaruhi bau air susu ibu (Handayani, 2006)
Kandungan dan manfaat
Secara klinis, bawang putih telah dievaluasi manfaatnya dalam
berbagai hal, termasuk sebagai pengobatan untuk hipertensi,
hiperkolesterolemia, diabetes, rheumatoid arthritis, demam atau
sebagai obat pencegahan atherosclerosis, dan juga sebagai
penghambat tumbuhnya tumor. Banyak juga terdapat publikasi
yang menunjukan bahwa bawang putih memiliki potensi
farmakologis sebagai agen antibakteri, antihipertensi dan
antitrombotik (Majewski, 2014). Bawang putih memiliki
setidaknya 33 komponen sulfur, beberapa enzim, 17 asam amino
dan banyak mineral, contohnya selenium. Bawang putih memiliki
komponen sulfur yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies
Allium lainnya. Komponen sulfur inilah yang memberikan bau
khas dan berbagai efek obat dari bawang putih
(Londhe, 2011).
ANY QUESTION?
Daftar Pustaka
 Gustomi, Mono Pratiko. Larasati, Rima. 2013.
Jurnal “Ekstrak Rimpang Kunyit Menurunkan Kadar
Lemak Darah Pasien Hiperlipidemia”. Gresik : PSIK FIK
Universitas Gresik
 Anggraini, dkk. 2009. Faktor- Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang berobat di
Poliklinik Dew
 Arthur, Guyton C and John, Hall E.1997. Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC
 Susalit dkk, 2001. Susalit E, Kapojos JE & Lubis HR. Buku
Ajar Ilmu Penyakit dalam II. Jakarta : Balai penerbit FKUI;
2001.
 Sustrani, Lanny, dkk. 2004. Hipertensi. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
 Kurniawan, A. 2002. Gizi seimbang Untuk Mencegah
Hipertensi. Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Yarsi. Jakarta
 Yogiantoro, M. 2006. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit dalam Edisi IV. Jakarta.
 Sani, A., 2008. Hypertension; Current Perspective. Medya
Crea. Jakarta
 Arjatmo, T. dan Utama, H., 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
 Munaf, S., (eds), 1994, Catatan Kuliah Farmakologi, Bag 2,
198,199, EGC, Jakarta

Você também pode gostar