Você está na página 1de 101

SOSIALISASI PDP dan VCT

Pembina: SUSUNAN TIM PDP DAN VCT


DIREKTUR

Penanggung
jawab:
DR.ERIK

Ketua: dr.
Widya

Perawat: 1. Ari
2. Vincent
Farmasi: Rifai
Wakil: dr. Deti Anggota: RM: Andi
Laborat: Ari
Informasi Dasar HIV-AIDS
HIV AIDS
H : Human (Manusia) A: Acquired (Didapat /
I : Immunodeficiency (turunnya Ditularkan oleh orang lain)
sistem kekebalan tubuh, I: Immune (Kekebalan tubuh)
sehingga tubuh gagal
melawan infeksi) D: Deficiency (Penurunan /
Kekurangan)
V : Virus
S: Syndrome (Kumpulan Gejala)
Virus yang hanya terdapat di
dalam tubuh manusia dan Kumpulan gejala (infeksi
menyebabkan turunnya opotunistik) yang disebabkan
kekebalan tubuh  tubuh oleh penurunan kekebalan
gagal melawan infeksi tubuh, akibat tertular infeksi
HIV dari orang lain
HIV
• menyerang sistem kekebalan tubuh (sel darah
putih / limfosit) sehingga kekebalan tubuh
menurun
• memiliki kemampuan untuk “mengkopi-cetak”
sehingga virus bertambah banyak dalam tubuh
HIV terdapat di…

darah

cairan sperma

cairan vagina

air susu ibu


HIV dalam cairan tubuh

Darah
Semen
18,000 Cairan
11,000
Vagina Cairan
7,000 Amnion
4,000 Saliva
1

Rerata jumlah partikel HIV dalam 1 ml cairan tubuh tsb


Efisiensi transmisi HIV

Cara pajanan Persentase

Transfusi darah 90 – 95

Perinatal 20 – 40

Seksual 0,1 – 1

IDUs 0,5 – 1

Tusukan jarum < 0,5


HIV Ditularkan Melalui…
• Hubungan Seks yang
berisiko
 Heteroseksual
 Homoseksual
• Darah
 Tranfusi darah
 Jarum suntik yang
tercemar
• Ibu ke bayi
 Kehamilan
 Melahirkan
 Menyusui
HIV TIDAK Ditularkan…
Penularan HIV terutama terjadi
karena adanya perilaku berisiko

• Praktik seksual berisiko tanpa pengaman


• Praktik Penggunaan Jarum Suntik yang
tidak steril dan berganti

• Penularan dari Ibu HIV positif ke bayi


Prinsip Penularan Infeksi HIV

• EXIT: Keluar dari tubuh manusia yg terinfeksi

• SURVIVE: HIV harus bertahan “hidup”

• SUFFICIENT: Jumlahnya cukup

• ENTER: Masuk ke tubuh manusia


HIV Dapat Dicegah…
• Berperilaku seks yang “aman”

• Kewaspadaan Standar
(pada tenaga kesehatan)

• Skrining darah donor

• Program pencegahan
penularan HIV dari ibu ke anak
HIV Penyakit Menular

 Selalu 2 orang  
Pengidap HIV Sehat HIV+
(Odha)

Virus HIV
• tidak mudah menular
• cara penularannya terbatas
• bisa dicegah
• tetapi sekali tertular, seumur hidup ‘bisa’ menularkan
TARGET SELULER INFEKSI HIV

• Target Utama :
–CD4+ Limfosit T.
–Monosit dan makrofag.

• Menghasilkan antibodi
Klasifikasi HIV
• HIV termasuk dalam family retrovirus,
genus lentivirus
• Retrovirus mempunyai ciri ciri
– Dikelilingi oleh membran lipid
– Mengandung 2 copy ssRNA
– Mempunyai variable genetik yg banyak
– Menyerang semua vertebrata
– Mempunyai kemampuan replikasi unik
Klasifikasi HIV (lanjutan)
• Lentivirus mempunyai ciri
– Menyebabkan infeksi kronis
– Kemampuan replikasi yg persistent
– Menyerang SSP
– Long period clinical latent
Struktur HIV

• Envelop
– gp 120
– gp41

• Enzym
– Reverse transcriptase
– Integrase
– Protease

• Inti
– P17 (matrix)
– P24 (kapsid)
– P7/P9 (nucleocapsid)
Perjalanan Penyakit
Dari Infeksi HIV Menjadi AIDS

Sejak masuknya HIV, seseorang dapat menularkan HIV


sepanjang hidupnya
Gejala AIDS
- Radang paru
- Radang sal cerna
Masuk - Kanker kulit
HIV - Radang krn jamur
Masa - TB
Nampak sehat/
Jendela tanpa gejala
==== ====== ================ ===== ========= ====
3 bln 5-10 tahun 2 th
- demam Meninggal
- selera makan
turun
- diare
- BB turun
drastis
Perjalanan Infeksi HIV
1000
900 Sel T CD4+
Jumlah sel CD4+

800
700
Sindrom TB
600 Infeksi Asimtomatik
500 Akut HIV
HZV
400 Periode OHL
Level relatif
300 jendela
Plasma HIV-RNA OC
200 PPE
PCP
100 CM
Antibodi
0 CMV, MAC
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan….. Tahun sesudah terinfeksi HIV
Window period (masa jendela)
• Masa dimana virus masuk
dalam tubuh sampai
dengan terbentuknya
antibodi
• Antara 4-12 minggu
• Bila diperiksa pada masa
tersebut, anti HIV nya
negatif karena antibodi
belum terbentuk, namun
sudah dapat menularkan
pada orang lain
Siklus Replikasi HIV

Ada 5 fase dalam replikasi virus HIV yaitu

 Binding dan entry (fusion)


 Transkripsi terbalik
 Integrasi DNA virus dgn DNA manusia
 Replikasi
 Budding
 Maturasi
2 Binding dan Fusion
1 Virus bebas Virus mengikat CD4 pada
1 dari 2 koreseptor (CCR5 dan CXCR4),
& melebur dengan sel
S Reseptor CD4
3 Infeksi
I Virus menembus sel Koreseptor CCR5
K mengosongkan isinya RNA HIV
Koreseptor CXCR4
ke dalam sel DNA HIV
L
4 Reverse Transcription DNA man
U ssRNA diubah menjadi
S dsRNA oleh enzim
reverse transcriptase
DNA HIV 6 Transkripsi
Pembentukan protein
DNA man
rantai panjang
5 Integrasi
H DNA virus menyatu
dg DNA sel oleh
I enzim integrase
8 Budding
Virus immatur
D mendorong ke luar,
U 7 Assembly mengambil sel membran
Pembentukan rantai protein virus
P

H 10 Maturasi 9 Virus immatur keluar


dari sel terinfeksi
I
V
Diagnosis HIV

• Ditemukannya
antibodi HIV dlm
darah
• Jenis tes antibodi HIV:
• Rapid Test
• ELISA
• Western Blot
Tujuan Tes HIV
1. Skrining
Melakukan pemeriksaan pada semua populasi yang jadi
objek sasaran untuk melihat tingkat keberhasilan atau
kegagalan pengobatan
2. Surveilans
Untuk mengevaluas kemajuan program maka dilakukanlah
surveilans, dengan ketentuan nama responden tidak boleh
terungkap, sampel harus cukup memenuhi sarat sebagai
sampel
3. Diagnostik
Prosedurnya sama dg cara mendiagnosa penyakit lain, yang
penting KT adalah konseling berkaitan dengan diagnosis
penentuan penyakitnya, dengan asas yang harus dipatuhi
Kementerian Kesehatan, berbasis bukti yang ada membuat kebijakan
yang tertuang di Permenkes No.21 tahun 2013 yang berisi:
 Penerapan KTH ( Konseling dan Tes HIV) di seluruh fasilitas layanan kesehatan
(fasyankes).
 Tes HIV masuk dalam SPM (Standar Pelayanan Medis) seperti tes laboratorium
lainnya.
 Pada daerah dengan tingkat epidemi meluas, tes HIV ditawarkan pada semua
pasien yang berkunjung ke fasyankes.
 Pada daerah dengan tingkat epidemi terkonsentrasi tes HIV ditawarkan pada
semua ibu hamil, pasien TB, pasien hepatitis, pasien IMS, populasi kunci
 Persetujuan tes dari pasien cukup dilakukansecara lisan (tidak perlu tertulis).
 Pasien diperkenankan menolak tes HIV, jika pasien menolak, maka pasien
diminta untuk menandatangani surat penolakan tes secara tertulis.
 Semua ibu hamil, di daerah dengan epidemi meluas dan terkonsentrasi, secara
rutin ditawarkan tes HIV
STADIUM INFEKSI HIV (WHO)
PADA DEWASA & REMAJA > 13 TH
WHO consultative meeting 1993
Clinical staging of HIV in resource-limited settings

WHO 1

WHO 2

WHO 3

ADULTS WHO 4
Stadium klinis HIV
(WHO 2006)

(Stadium 1 - 4)
Stadium klinis 1
Stadium Klinis 1

• Tidak ada gejala

• Pembesaran Kelenjar Limfe Meluas dan


Menetap (Persistent Generalized
Lymphadenopathy)
Persistent generalised lymphadenopathy

Enlarged mastoid lymph gland

Enlarged
occipital
lymph gland Enlarged
submandibular
lymph gland

Enlarged
anterior
Enlarged deep
cervical
posterior
lymph glands
cervical lymph
glands
Stadium klinis 2
Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semula


• Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis,
otitis media, faringitis)
• Herpes zoster
• Cheilitis angularis
• Ulkus oral yang berulang
• Papular pruritic eruption
• Dermatitis seboroika
• Infeksi jamur kuku
Dermatitis seboroika

• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
Papular pruritic eruption (PPE)
Papular pruritic eruption (PPE)

• Lengan, tungkai,
pinggang, bokong
• Simetris
Papular pruritic eruption (PPE)
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total
Disebabkan oleh T. mentagrophytes

Disebabkan oleh T. rubrum.


Paling sering pada pasien HIV
Virus Varicella Zoster

• Mengenai saraf sensoris


• Jika mengenai saraf
trigeminal,
menyebabkan
timbulnya lesi intraoral
atau ekstraoral
• SELALU UNILATERAL
Virus Varicella Zoster

• Mulai sebagai lesi


vesikuler yang nyeri
yang pecah dan
menimbulkan crusta;
secara klinis tampak
sebagai ulkus
• Keluhan awal yg
utama adalah nyeri
atau sakit gigi yg tidak
dapat menunjukkan
lokasi gigi yg sakit
Cheilitis angularis

• Tampak sebagai
eritema atau
fissura pada sudut
mulut
• Sering mengikuti
kandidiasis
intraoral
Herpes zoster (shingle)
Stadium klinis 3
Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1
bulan
• Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten
atau konstan > 37,5oC) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral persisten (thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia
• TB paru
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis,
infeksi tulang atau sendi, meningitis atau bakteremia)
• Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau
periodontitis
• Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau
trombositopeni kronis yg tdk dpt diterangkan sebabnya
Kandidiasis Pseudomembran
Kandidiasis Eritematus
Kandidiasis Hiperplastik
Kandidiasis Cheilitis angularis
Oral Hairy Leukoplakia
 Tampak sebagai lesi/plaque
atau seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian
lateral lidah yang tidak nyeri
& tidak dapat hilang dgn
menggosoknya
 Merupakan tanda supresi
imun & prognosis jelek
 Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan Eipstein-Barr
(EBV) intrasel
Stomatitis ulseratif mekroticans akut
Gingivitis
Periodontitis
Hiperpigmentasi
Penyebab
• Obat-2an
• Endokrin (adrenalis, tiroid)
• Nutrisi
• Terpajan lama dan intensif
oleh UV
• Penyakit2 lain (TB,
histoplasmosis, kriptokokus)
Kulit

• Kulit pasien HIV


lebih kering
• Keluhan gatal
• Karier
Staphyllococcus
aureus meningkat
Kulit kering

• Hindari mandi air


panas/hangat
• Hindari sabun
antibakterial/
detergen
• Gunakan emolien
(skin lotion)
Stadium Klinis 4

• HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik


> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
• Pneumonia Pneumocystis (PCP)
• Pneumonia bakteri berat yg berulang
• Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal >
1 bulan atau viseral)
• Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
• TB ekstra paru
• Sarkoma Kaposi
• Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)
• Toksoplasmosis SSP
• Ensefalopati HIV
• Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
Stadium Klinis 4 (lanjutan)

• Infeksi mikobakteri non-TB diseminata


• Progressive multifocal leukoencephalopathy
• Cryptosprodiosis kronis
• Isosporiasis kronis
• Mikosis diseminata (histoplasmosis atau coccidioidomycosis
ekstra paru)
• Septikemi berulang (a.l. Salmonella non-typhoid)
• Limfoma (serebral atau non Hodgkin sel B)
• Karsinoma serviks invasif
• Leishmaniasis diseminata atipik
• Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yg simtomatis
HIV Wasting Syndrome
Infeksi Kronis Herpes Simplex Oral
Infeksi Kronis Herpes Simplex Genital
Infeksi Kronis Herpes Simplex Anorektal
Kandidiasis Esofagus
TB Kelenjar Limfe Servikal
TB Spondylitis
Sarkoma Kaposi
Sarkoma Kaposi
Infeksi Sitomegalovirus
Infeksi Kriptokokus
Limfoma
Stadium Klinis Infeksi HIV
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
Asimptomatik Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat (AIDS)
Berat Tidak ada penurunan Penurunan BB 5-10% Penurunan berat badan > Sindroma wasting HIV
badan berat badan 10%
Gejala Tidak ada gejala • Luka di sekitar bibir • Kandidiasis oral atau • Kandidiasis
atau hanya : (keilitis angularis) vaginal esophageal
• Limfadenopati • Ruam kulit yang gatal • Oral hairy leukoplakia • Herpes Simpleks
Generalisata (seboroik atau • Diare, Demam yang ulseratif lebih dari satu
Persisten prurigo) tidak diketahui bulan.
• Herpes zoster dalam penyebabnya, lebih dari • Limfoma
5 tahun terakhir 1 bulan • Sarkoma kaposi
• ISPA berulang, • infeksi bakterial yang • Kanker serviks
misalnya sinusitis berat (pneumoni, invasive
atau otitis piomiositis, dll) • Retinitis CMV
• Ulkus mulut berulang • TB Paru dalam 1 tahun • Pneumonia
terakhir pnemosistis
• TB limfadenopati • TB Extraparu
• Gingivitis/Periodontitis • Abses otak
Toksoplasmosis
• Meningitis Kriptokokus
• Encefalopati HIV
Bagaimana Kita Mengetahui Kalau Seseorang
Terinfeksi HIV ?
• Bila belum muncul gejala,
tidak dapat terlihat
terinfeksi atau tidak,
sementara dalam darah
sudah terdapat virus dan
dapat menularkan pada
orang lain
• Dapat diketahui statusnya
dengan tes antibodi HIV
• Periksakan segera bila
perilaku berisiko
Apakah HIV-AIDS dapat disembuhkan..?

Belum…
Tapi ada ARV yang dapat menekan
jumlah virus dalam darah 
memperbaiki kuallitas hidup odha
ARV (Anti Retro Viral)
• Obat yang dapat menekan jumlah virus dalam darah
• Diberikan kepada Odha apabila sudah memenuhi
syarat minum obat (pemeriksaan klinis dan
laboratorium)
• Diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur
hidup
• Disediakan pemerintah GRATIS, di RS Rujukan ARV
seluruh Indonesia
ARV yang Tersedia di Indonesia

NRTI : Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor


• ZDV : Zidovudine
 ABC: Abacavir
• ddi : Didanosine
 TDF: Tenovovir
• d4T: Stavudine
 FTC : Emtricitabine
• 3TC : Lamivudine
NNRTI : Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
• NVP : Nevirapine
• EFV : Efavirenz
PI : Protease Inhibitor
• LPV/r : Lopinavir boosted ritonavir
Profilaksis
Pasca Pajanan Okupasional
PENDAHULUAN
• Pemeliharaan kesehatan karyawan adalah bagian
dari Kewaspadaan Standar dari program PPI. Salah
satunya adalah penatalaksanaan pasca pajanan
darah dan cairan tubuh.
• Sebagian besar insiden pajanan okupasional adalah
infeksi melalui darah yang terjadi dlm fasyankes.
• Tujuan tatalaksana pajanan adalah untuk
mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan
tubuh, atau jaringan sumber pajanan dan untuk
membersihkan dan melakukan dekontaminasi
tempat pajanan.
Risiko penularan bahan pajanan
Jenis Pajanan HIV Risiko mendapat HIV tiap
pajanan
Transfusi darah 90 – 95 dalam 100
Penggunaan jarum suntik (berbagi jarum) 6,7 dalam 1.000
Menerima seks anal tanpa pelindung 5 – 32 dalam 1.000
Tusukan jarum perkutaneus (di fasyankes, dgn 3 dalam 1.000
darah terinfeksi HIV)
Menerima hubungan seks vaginal tanpa 1 - 3 dalam 1.000
pelindung
Pajanan membran mukosa (di fasyankes dgn 9 dalam 10.000
darah terinfeksi HIV)
Memasukkan seks anal tanpa pelindung 6,5 dalam 10.000
Memasukkan dalam hubungan seks vaginal 3 - 9 dalam 10.000
tanpa pelindung
Menerima seks oral 1 dalam 10.000
Memasukkan seks oral 5 dalam 100.000
Menelan air susu ibu (ASI) 1 - 4 dalam 100.000
Perkutaneus 1 dalam 300
Kutan 1 dalam 1.000
Membran mukosa 1 dalam 1.000
TATALAKSANA PAJANAN
• Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir dan
sabun/cairan antiseptik sampai bersih
• Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang utuh tanpa
luka atau tusukan, cuci dengan sabun dan air mengalir
• Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut, ludahkan dan
kumur-kumur dengan air beberapa kali
• Bila terpecik pada mata, cucilah mata dengan air
mengalir (irigasi), dengan posisi kepala miring ke arah
mata yang terpercik.
• Bila darah memercik ke hidung, hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air.
• Bagian tubuh yang tertusuk tidak boleh ditekan dan
dihisap dengan mulut
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN
INFEKSIUS DI TEMPAT KERJA
• Langkah 1: Cuci
– Tindakan darurat pada bagian terpajan
– Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada yang
berwenang yaitu atasan langsung dan Komite PPI atau
K3. Memulai PPP sebaiknya secepatnya (< 4 jam) dan
tidak lebih dari 72 jam.
• Langkah 2: Telaah pajanan
– Pajanan
– Bahan Pajanan
– Status Infeksi
– Kerentanan
• Pajanan
Pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi
adalah:
– Perlukaan kulit
– Pajanan pada selaput mukosa
– Pajanan melalui kulit yang luka

• Bahan Pajanan
Bahan yang memberikan risiko penularan infeksi adalah:
– Darah
– Cairan bercampur darah yang kasat mata
– Cairan yang potensial terinfeksi: semen, cairan vagina,
cairan serebrospinal, c. sinovia, c. pleura, c peritoneal, c.
perikardial, c amnion
– Virus yang terkonsentrasi
• Status Infeksi
Tentukan status infeksi sumber pajanan (bila belum
diketahui), dilakukan pemeriksaan:
– HbsAg untuk Hepatitis B
– Anti HCV untuk Hepatitis C
– Anti HIV untuk HIV
– Untuk sumber yang tidak diketahui, pertimbangkan adanya
faktor risiko yang tinggi atas ketiga infeksi di atas

• Kerentanan
Tentukan kerentanan orang yang terpajan
– Pernahkah mendapat vaksinasi Hepatitis B
– Status serologi terhadap HBV (titer Anti HBs) bila pernah
mendapatkan vaksin.
– Pemeriksaan Anti HCV (untuk hepatitis C)
– Anti HIV (untuk infeksi HIV)
LANGKAH DASAR TATALAKSANA KLINIS
PPP HIV PD KASUS KECELAKAAN KERJA
1. Menetapkan kriteria yang dapat menerima PPP HIV
2. Memberikan informasi singkat mengenai HIV untuk
mendapatkan persetujuan (informed consent)
3. Memastikan bahwa korban tidak menderita infeksi
HIV dengan melakukan tes HIV terlebih dahulu.
4. Pemberian obat-obat untuk PPP HIV
5. Melaksanakan evaluasi laboratorium
6. Menjamin pencatatan
7. Memberikan follow-up dan dukungan
1. Kriteria yang dapat menerima PPP HIV

• Waktu terpajan
• Status HIV orang terpajan
• Jenis dan risiko pajanan
• Status HIV sumber pajanan
2. Informasi singkat mengenai HIV
• Pentingnya adherence
• Kemungkinan efek samping
• Nasehat tentang risiko penularan
• Menurunkan risiko penularan
• Dukungan emosional
• Persetujuan tes HIV secara verbal, kecuali bagi
yang menolak untuk dites.
4. Pemberian obat-obat untuk PPP
• Paduan obat untuk PPP HIV
TDF + FTC (3TC) + LPV/r atau
TDF + FTC (3TC) + EFV atau
AZT + 3TC + EFV
• Lama pemberian obat untuk PPP HIV: 28 hari
• Strategi pemberian obat
• Keahlian (kompetensi) yang diperlukan untuk
meresepkan obat untuk PPP
• Obat-obat lain
Strategi pemberian obat
• Dosis awal
• Paket awal
• Penambahan dosis
• Dosis penuh 28 hari
5. Evaluasi Laboratorium
• Tes HIV
• Pemeriksaan lab lain
DATA PASIEN PASCA PAJANAN

No. Identifikasi Umur (tahun): ..............


Jenis Kelamin: L P
Tgl. Gejala (jika status tidak diketahui)*
Tgl. Tanda-tanda dari kemungkinan infeksi
Waktu terpajan (rentang waktu): akut HIV (termasuk berapa lama):
– _______________________
Lamanya (jam) antara terpajan dan
pemberian profilaksis pasca pajanan: Evaluasi atau dirujuk untuk evaluasi:
…………………………………………… Ya Tidak
Penilaian Klinis* Thrush: Ya Tidak
Jenis pajanan okupasional: Limfadenopati: Ya Tidak
Sarkoma Kaposi: Ya Tidak
Luka benda tajam (instrumen): Lain-lain: ………………………………..
Percikan pada selaput lendir di mata, _________________________________
hidung, mulut dll
Lain-lain Kajian risiko dan rencana perawatan
_______________________ Terbukti terpajan HIV dan mencari
profilaksis pasca pajanan
Status HIV dari sumber pajanan: Obat profilaksis pasca pajanan:
Zidovudine + lamivudine 2 kali per hari
atau Lain _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Riwayat terapi antiretroviral dari sumber Memberi informasi kepada pasien
pajanan: mengenai: obat, efek samping, nomor
telefon dalam keadaan darurat, adherence
(uraikan) pengobatan dan penggunaan alkohol
_______________________ Membuat jadwal follow-up
Terapi Infeksi Menular Seksual
Tanggal tes HIV terakhir: Kontrasepsi

Hasil tes HIV terakhir: Permintaan tes laboratorium:


Tes HIV
Kejadian pajanan lain dalam 6 bulan HIV positif (rujuk untuk konseling dan
terakhir (jumlah dan jenis): evaluasi)
_______________________ f
Hasil tes kehamilan:
Riwayat Kesehatan f f Tidak tersedia
Riwayat kesehatan sebelumnya: Lain-lain (uraikan):
_______________________ …………………………………………...
ujukan: ………………………………
Pengguna alkohol ………………………... Catatan: ………………………………….

Jika ya, jelaskan: ........................................ Tanda tangan: Tanggal:

Obat-obat yang diminum sekarang:


...................................................................
................................................................... _______________________
...................................................................
7. Follow-up dan Dukungan
• Follow-up Klinis
• Follow-up tes HIV
• Follow-up Konseling

Você também pode gostar