Você está na página 1de 9

Muhamad Hilmansyah Susanta

4103 7002 17 2002


Teknik Elektro
Universitas Islam Nusantara
 Diawali dengan pertemuan tanggal 11 Agustus 1979 antar
instalatir listrik yang memiliki pas dari PLN Distribusi Jakarta
Raya dan Tangerang yang diprakarsai oleh Ir. Ketut Kontra,
M.Sc., Pemimpin PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang,
mengajak para instalatir listrik untuk bersama-sama dengan
PLN meningkatkan penyambungan listrik kepada pelanggan
mengingat telah cukup tersedianya tenaga listrik PLN untuk
memenuhi keperluan masyarakat akan tenaga listrik.
 Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, maka pada
tanggal 12 September 1979, secara aklamasi telah disepakati
untuk membentuk Himpunan Instalatir Listrik Indonesia (HILI)
di Jakarta.
 Dengan telah terbentuknya HILI dan Himpunan Instalatir
serupa di bebrapa daerah di Indonesia, timbul pemikiran
untuk mengadakan pertemuan dan atas inisiatif HILI Jakarta,
diadakanlah Konvensi I Instalatir Listrik se-Indonesia pada
tanggal 23 dan 24 September 1980 yang diketuai oleh Ir.
Syamsul Bahri Yusuf dengan mengambil tempat di kantor PLN
Jakarta Pusat atas bantuan dari Ir. Bambang Sarah, Direktur
Pengusaha PLN.
 Hasil Konvensi I menyepakati bahwa mengingat lingkup
pekerjaan listrik tidak hanya instalasi listrik tapi juga
pekerjaan jaringan dan pembangkitan, sejalan dengan
pembangunan kelistrikan di Indonesia, dilakukan perubahan
nama HILI menjadi AKLI, singkatan dari Asosiasi Kontraktor
Listrik Indonesia dan ditetapkan tanggal 24 September 1980
merupakan Hari Jadi AKLI.
 MISI AKLI

 Membantu para anggota dalam mengembangkan keprofesian


guna memenuhi tugas serta tanggung jawab dalam
pembangunan Indonesia di bidang ketenagalistrikan dan
menciptakan iklim usaha yang sehat serta kondusif bagi
pengembangan usaha para anggota.

 VISI AKLI

 Menjadikan wadah pemersatu yang dibutuhkan para anggota


dalam pengembangan diri serta pemberdayaan kemampuan
secara profesional guna bersaing di dalam maupun di luar
negeri dan menjadi mitra akif lembaga-lembaga terkait di
dalam penataan usaha penunjang tenaga listrik.
 1. Menempatkan keberadaan AKLI sebagai bagian dari
masyarakat ketenagalistrikan, agar dapat melaksanakan
fungsi dan peranannya sebagai mitra Pemerintah, mitra Usaha
Penyedia Tenaga Listrik, sesama Usaha Penunjang Tenaga
Listrik dan Penyedia Jasa Kelistrikan kepada masyarakat
dalam memenuhi keperluan akan tenaga listrik yang aman,
andal dan akrab lingkungan.

 2. Menjadikan Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia


sebagai pelaku usaha sektor ketenagalistrikan yang
terpercaya, profesional, mandiri dan berdaya saing.
 1. Kami Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia yang
berazaskan Pancasila adalah bagian dari kekuatan ekonomi
dan berperan aktif di bidang kelistrikan dan mekanikal.

 2. Kami Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia sebagai


abdi masyarakat, lebih mengutamakan kepentingan
masyarakat di dalam memberikan jasa di bidang kelistrikan
dan mekanikal.

 3. Kami Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia


senantiasa menjaga kesatuan dan persatuan, bersedia saling
membantu sesama rekan anggota berlandasakan moral atau
etika di dalam mencapai kemajuan usahanya.

 4. Kami Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia, akan


melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan/ketentuan
yang berlaku.
 5. Kami Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia akan
menghormati sesama rekan kontraktor listrik dan mekanikal
baik yang sedang mengadakan hubungan hukum dan atau
moral dengan pihak lain dan tidak akan mempengaruhi
secara langsung atau tidak langsung kepindahan karyawan
dari satu anggota ke anggota lainnya.

 6. Kami Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia jika


mengetahui dengan mempunyai bukti yang jelas bahwa rekan
kontraktor listrik dan mekanikal telah melanggar Kode Etik,
maka keterangan tentang hal tersebut hanya akan dilaporkan
kepada pengurus AKLI setempat.

 7. Kami Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia akan


selalu menjunjung tinggi serta melaksanakan secara
konsekuen dengan penuh rasa tanggung jawab bila di
kemudian hari terbukti melanggar Kode Etik bersedia
diberikan sanksi/hukuman yang ditetapkan oleh Dewan
Pengurus AKLI.
 1. Sebagai mitra Pemerintah dan pelaku ekonomi di sektor
ketenagalistrikan.

 2. Sebagai mitra Usaha Penyedia Tenaga Listrik dalam


penyediaan dan penyaluran tenaga listrik yang berkualitas
guna memenuhi keperluan masyarakat akan tenaga lisrik.

 3. Sebagai mitra sesama Usaha Penunjang Tenaga Listrik


(Pabrikan) yang beretika bisnis dalam menjalankan kegiatan
usahanya di sektor ketenagalistrikan.

 4. Sebagai Penyedia Jasa Ketenagalistrikan kepada


masyarakat untuk pekerjaan pemasangan instalasi
ketenagalistrikan yang aman, andal dan akrab lingkungan.

 5. Dalam era globalisasi dan era pasar bebas, menjadi pelaku


usaha di sektor ketenagalistrikan yang mampu bersaing di
dalam maupun di luar negeri.
Organisasi AKLI terdiri dari :

 Dewan Pengurus Pusat (DPP), berkedudukan di Ibukota


Republik Indonesia
 Dewan Pengurus Daerah (DPD), berjumlah 33, berkedudukan
di Ibukota Propinsi
 Dewan Pengurs Cabang (DPC), berjumlah 85, berkedudukan
di Ibukota Kabupaten/Kotamadya
 Badan Sertifikasi Asosiasi Pusat (BSAP) dan Daerah (BSAD),
berjumlah 28

Você também pode gostar