Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
5
Bidang koronal= frontal plane membagi tubuh 2
sama besar depan & belakang
Bidang transversal = cross sectional plane
membagi tubuh 2 sama besar atas dan bawah
(superior & inferior)
Bidang Sagital = median plane membagi tubuh
searah vertikal menjadi kiri & kanan (dextra &
sinistra)
Bidang
Median/Sagital
Bidang
Coronal/Frontal
Bidang
Horisontal/
Transversal
7
Dextra – Sinistra
Proximal - Distal
Superior – Inferior
Cranial - Caudal
Medial – Lateral
8
Externus – Internus
Ascenden – Descenden
Sentral – Perifer
Visceral – Parietal
Ipsilateral - Kontralateral
9
FLEXI & EXTENSI
ABDUKSI & ADDUKSI
ROTASI
EVERSI & INVERSI
SUPINASI & PRONASI
10
11
Cells produce energy:
carbon dioxide
Obtained from the air by diffusion
Alveoli
Are air-filled pockets within the lungs
where all gas exchange takes place
Figure 23–1
NASOPHARYNX :
larger than 10µm, because of hair and mucous
production, irritants substance cause sneezing
LARYNX, TRACHEA, BRONCHI :
larger than 5µm, because of mucous production
ALVEOLI :
smaller than 5µm, by macrophage
The respiratory system is divided into the
larynx down
Sinus frontalis Reseptor oltaktorius
Konka nasi superior Sinus sfenoidalis
Maksila Orofaring
Epiglotis
Tonsila lingualis
Laringofaring
Os hyoid
Esofagus
Laring
Trakea
a. Saluran nafas atas :
Saluran nafas di bagian luar rongga dada yang terdiri
dari : 1. hidung
2. Kavitas nasalis
3. Faring
4. Laring
5. Trakea bagian atas
b. Saluran nafas bawah :
Saluran nafas yang terletak di rongga dada yang
terdiri dari :
1. Trakea bagian bawah
2. Paru-paru ( pipa bronkial & alveoli )
Saluran Nafas Atas
Filters
Olfactory receptors
Nasal cavities—within the skull; separated by the nasal
septum( septal cartilage, vomer, os ethmoid).
Connect posteriorly with nasopharynx through the posterior
nasal appertures
Boundaries – hard palate & soft palate, ethmoid & sphenoid
Nasal mucosa (respiratory mucosa) warms and moistens
the incoming air; Dust and microorganisms are trapped on
mucus and swept by the cilia to the pharynx. Breathing through
mouth bypasses this important step
Nasal mucosa (Olfactory mucosa) respond to vapors
in inhaled air.
Plexus of Kiesselbach’s
Udara masuk & meninggalkan sistem respirasi lewat hidung
Tersusun oleh tulang dan kartilago yg ditutupi kulit
Kedua kavitas nasal dipisahkan oleh “ SEPTUM NASI “
SEPTUM NASI : terbuat dari tulang etmoidalis dan Vomer
Mukosa hidung : epitel bersilia dan sel goblet yang memproduksi mukus
Udara yang lewat kavitas nasal dihangatkan dan dilembabkan
Bakteri dan partikel dari polusi udara terperangkap di mukus
Silia mendorong mukus menuju faring
Kebanyakan mukus akan ditelan, bakteri dihancurkan oleh asam lambung
Dalam kavitas nasalis terdapat “ Reseptor olfaktorius “ yg mendeteksi uap kimiawi
Frontalis
Etmoidalis
Sfenoidalis
Sinus paranasalis
Os maksilaris
MEMPERLUAS PERMUKAAN
2. KELENJAR LENDIR
3. PLEKSUS VENA
Orofaring
Laringofaring
Faring
2 Lubang yang masuk ke nasofaring adalah “ TUBA AUDITIVA EUSTACHII “ yang
membentang sampai telinga tengah.
Fungsi “TUBA AUDITIVA EUSTACHII “ memungkinkan udara masuk atau keluar
telinga tengah, sehingga gendang telinga bervibrasi dengan baik.
NASOFARING : Suatu jalan hanya untuk udara, tetapi bagian sisanya ( Faring )
berfungsi untuk jalan udara dan makanan meskipun tidak pada saat yang bersamaan.
OROFARING : berada di belakang mulut, mukosanya berepitel gepeng bertingkat,
merupakan kelanjutan dari rongga mulut.. Pada dinding lateral terdapat TONSILA
PALATINA yang berfungsi menghancurkan patogen yg penetrasi ke mukosa.
“ LARINGOFARING “ bagian paling bawah faring. Bagian anteroir membuka menuju
laring, dan bagian posterior menuju esofagus.
Kontraksi muskuler orofaring & laringofaring adalah bagian dalam reflek menelan.
Tongue thrusts food
into posterior
pharynx
Food mechanically
catches on epiglottis
Epiglottis is forced
down over trachea
Food passes into
esophagus
Epiglottis returns to
normal position
Laring
Laring disebut juga : “ KOTAK SUARA “. , yaitu fungsinya untuk berbicara
Fungsi lainnya : Jalan udara antara faring dan trakea
Laring tersususn atas 9 lempeng kartilago yang dihubungkan dengan ligamen , yang
gunanya supaya jalur udara tetap terjaga terbuka setiap waktu
Kartilako adalah : jaringan lentur yang mencegah kolap laring.
Esofagus adalah pipa yang kolaps, kecuali ketika makan melewatinya.
Kartilago terbesar adalah : “ KARTILAGO TIROIDEUS “ yang dapat diraba pada
permukaan leher.
“EPIGLOTIS” adalah kertilago yang paling atas.
Pada saat menelan, laring terangkat, dan epiglotis menutup bagian puncak untuk
mencegah makanan masuk ke laring.
Laring
“PLIKA VOKALIS “ ( Pita suara ) : berada di kedua sisi Glotis, yang terbuka
diantaranya.
Selama bernafas, PITA SUARA berada di sisi glotis, sehingga udara melintas secara
bebas.
Selama berbicara : Otot-otot intrinsik laring menarik pita suara melewati glotis dan
hembusan udara menggetarkan pita suara untuk menhasilkan suara yang bisa diubah
menjadi pembicaraan.
Nervus kranialis yg merupakan nervus motorik pada laring untuk fungsi bicara adalah
nervus vagus dan nervus aksesorius.
Epiglotis
trakea
Plika vokalis
*
Anatomi Saluran nafas
Rongga Hidung
Rongga Mulut
Laring
Pita suara
Trakea
Paru
Jantung
Diafragma
Tulang Iga
Nasopharynx
Oropharynx
Laryngopharynx
Tongue
Epiglottis
Vocal Cord
Larynx
Trachea
Esophagus
Anatomi Saluran Nafas
Esofagus
Trakea
Pleura Visceralis
( Selaput Paru
dalam )
Pleura Parietalis (
Selaput Paru
Luar )
RONGGA
RONGGA PLEURA
PLEURA
DIAFRAGMA
Anatomi Saluran Nafas besar ( Trakea & Bronkus )
Trakea
Reseptor batuk
Tulang rawan
Lumen Trakea
Epitel
Bronkus Utama kanan
Lobus Atas
Lobus Atas
Lobus tengah
Lobus bawah
Lobus bawah
Trakea memiliki panjang : 10 – 13 cm, dan menghubungkan Laring
sampai Bronkus primarius.
Dinding trakea terdiri : 16 – 20 lempeng kartilago dengan bentuk
menyerupai huruf “ C “yang menjaga trakea tetap terbuka.
Celah pada cincin kartilago yang tidak bisa menutup secara penuh
berada di sisi posterior.
Celah ini memungkinkan ekspansi esofagusketika makanan di telan
Mukosa dari trakea “ epitel bersilia “ dengan sel Goblet.
Lobus – lobus pada paru
Lobus – lobus pada paru
Function
Filtration
Transmission of air
Structures
Trachea
Mainstem bronchi
Bronchioles
Terminal bronchioles
BRONCHUS dan
PERCABANGANNYA
( MANUSIA )
TRACHEA
s/d
BRONCHIOLI
TERMINALIS
Struktur saluran nafas kecil ( Bronkiolus & Alveoli
Otot Polos
Bronkiolus
respiratorius
Bronki
Alveoli
Pori - Pori
Bronkiolus “ Kohn “
Bronchial Anatomy
Pulmonary artery
Pulmonary alveolus
Pulmonary Vein
Silia
Otot Polos
Epitel
Kelenjar
Submukosa
Lumen Saluran
Nafas
Lapisan Produksi sekret
= 50 – 100 cc/hr
Mukus
SEL SILIA
SEL GOBLET
SILIA =
Bulu Getar
Sirkulasi darah dalam paru
ARTERI VENA
PULMONAL PULMONAL
DARI JANTUNG KE JANTUNG
KANAN
KIRI
CAPILLARY
PLEXUS
Peredaran darah PARU - JANTUNG
O2 O2 CO2 CO2
Atrium Atrium
O2 kanan kiri
CO2
Sistemik CO2 O2 Paru
Glukosa + O2 = H2O + CO2 + kalori
Ventrikel Ventrikel
O2
kanan kiri
CO2
O2
CO2 O2
CO2
Fungsi Pernafasan ( Respirasi )
1. Ventilasi
3. Transportasi gas
B. OTOT
EKSPIRASI
M. INTERCOSTAL INT
KONTRIBUSI
DIAPHRAGMA
DALAM PERNAPASAN
60% VOLUME
ALUN PERNAPASAN
70%-80% VOLUME
KAPASITAS VITAL
KONTRAKSI OTOT INSPIRASI
DIAFRAGMA
INTERCOSTAL
EKSTERNA
VOLUME TORAKS
PARU
MENGEMBANG
UDARA MASUK
Diafragma
OTOT INSPIRASI
RELAKSASI
VOLUME TORAKS
VOLUME PARU
MENGECIL
UDARA KELUAR
PARU
TENAGA PADA SAAT
BERNAPAS BIASA
A. ISTIRAHAT
B. SAAT INSPIRASI
C. SAAT EKSPIRASI
Definition : movement
of air from the external
environment to the
alveoli
Components:
Brain
Innervation
Chest wall
Upper airways
Lower airways
Chest wall creates
negative
intrathoracic
pressure
diaphragm (80%)
increased thoracic
diameter
Air enters airways to
fill the newly
created space
Pemeriksaan Faal Paru
( Fungsi Ventilasi )
VENTILASI NORMAL
ALVEOLAR
HIPOVETILATION
OBSTRUKSI
Saluran Nafas
ASMA
Normal
Saluran nafas sempit
Ventilasi Normal
Ventilasi turun
Fungsi Paru
Ventilasi : Proses gerakan udara ke & dari dalam Paru
Ada 2 tahap : INSPIRASI & EKSPIRASI
Ventilasi
ventilasi
Fungsi Paru
Fungsi Paru
Difusi O2
CO2 difusi
perfusi
Perfusi
Ada 2 tempat pertukaran O2 dan CO2 : 1. Paru-paru
2. Jaringan Tubuh
Pertukaran gas antara udara di alveoli dan darah di kapiler disebut :
“Respirasi Eksternal “
Pertukaran gas antara darah dalam kapiler sistemik dan cairan jaringan ( sel) pada tubuh
disebut : “ Respirasi Internal “
Atmosfir Bumi Udara setelah
dihembuskan keluar
( Ekspirasi )
Oksigen ( O2 ) 21 % 16%
Karbon dioksida ( CO2) 0,04% 4,5%
Nitrogen ( N2) 78%
Pertukaran Gas
( DIFUSI )
PARU MANUSIA
DEWASA MUDA, LAKI LAKI
TINGGI BADAN 170 CM, BERAT BADAN 70 KG
300 JUTA ALVEOLI
LUAS PERMUKAAN PARU
80 - 100 m2
diameter alveoli 0.3 mm,
Apabila volume paru 4 liter, total luas permukaan alveoli 85 m2.
Apabila paru merupakan satu bola, luas permukaannya hanya 0.01 m2
1. Membran respirasi : ( = tempat berlangsungnya pertukaran gas )
- Lapisan surfaktan,
- Ruang interstisial ,
- Endotel kapiler
1. MEMBRAN
a) BEDA TEKANAN ALV-
KAPL
b) TEBAL
c) LUAS
2. DARAH
a) VOLUME DARAH
b) HB
3. SIRKULASI
a) ALIRAN DARAH
PROSES DIFUSI GAS
1. melalui membran avk dan
plasma
2. masuk dalam eritrosit
Vg= A / T . D ( P1 – P2 )
Vg = volume gas
A = luas permukaan
membran
T = tebal membran
D = kapasitas difusi gas
P1 – P2 = perbedaan tekanan
gas dlm alveoli dan darah
Difusi Gas – Tekanan Parsial
Dalam Tubuh : Gas akan berdifusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
Konsentrasi masing-2 gas dalam tempat khusus ( Udara alveoler, darah dsb)
dinyatakan dalam suatu ukuran disebut “ tekanan parsial “
Cairan jaringan 40 50
Cara kalkulasi tekanan parsial :
% gas didalam campuran x tekanan total = P gas
Contoh : O2 di Atmosfir
21 % x 760 mmHg = 160 mmHg
Darah arteri yang mancapai kapiler sistemik, mempunyai PO2 Lebih tinggi, dan
PCO2 yang lebih rendah.
Sel-sel dalam tubuh dan cairan jaringan mempunyai PO2 < rendah dan PCO2 >
tinggi.
Sel menggunakan O2 ( oksigen ) dalam respirasi sel ( produksi energi ) dan
menghasilkan CO2.
Pada “ RESPIRASI INTERNAL “ : O2 ( oksigen berdifusi dari darah menuju cairan
jaringan ( sel-sel ) & CO2 berdifusi dari cairan jaringan menuju darah.
Darah yang masuk ke vena sistemik ( PO2 rendah & PCO2 tinggi ) menuju ke Atrium
kanan, kemudian dipompakan oleh ventrikel kanan menuju paru-paru.
PO2=105
PCO2=40
PO2=40
PCO2=45
PO2=100
PCO2=40
PO2=40 PO2=100
PCO2=40
PCO2=45
TRANSPOR OKSIGEN :
- 97% O2 dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan HB.
Hb O2 Hb O2
O2 HB
O2
Hb Hb
Proses pertukaran gas Alveoli -- Kapiler
O2
CO2
O2
CO2
O2
CO2
GANGGUAN DIFUSI
GANGGUAN SIRKULASI
Normal, udara inspirasi :
21% oksigen dan 0.04% karbon dioksida;
udara ekspirasi :
16% oksigen dan 3.5% karbon dioksida.
Nilai-nilai ini melukiskan difusi dua arah
terjadi melalui dinding alveoli dan kapiler
Dikerjakan pada kasus BERAT
1. PERGELANGAN TANGAN
POSISI ENTENSI 45 O
2. PALPASI ARTERI RADIALIS dg
JARI
3. KULIT DIDESINFEKSI dg
ALKOHOL
4. JARUM SUNTIK 3 CC
DIBASAHI DENGAN HEPARIN
5. TUSUKKAN JARUM PADA
ARTERI RADIALIS DENGAN
POSISI SUDUT 45 O
6. DARAH AKAN MENGALIR KE
JARUM SETELAH 3 – 5 CC
STOP
7. GELEMBUNG DIKELUARKAN
8. KIRIM KE LABORAT
NO STATUS GAS HARGA NORMAL PPOK
DARAH
1 pH = 7.35 - 7.45
2 Pa O2 = 80 - 100 mm Hg Turun =
Hipoksemia
3 Pa CO2 = 35 - 45 mmHg
4 HCO3 = 22 - 24
m Mol / liter
Speech and vocalisation ( Laryng )
Smeel ( through the nasal passages )
Acid base balance
Water and temperature loss
Immunity (Filtering & neutralizing inhaled
particulate matter )
Endocrine function
Cardiovasculer function
VOLUME PULMONAL
Waktu
1. Volume
1 Volume Tidal Volume udara yang digunakan pada satu kali inhalasi dan
♂ = 500 ml ekshalasi normal biasa.
♀= 380 ml Banyak orang mempunyai volume tidal lebih rendah ok bernafas
dangkal
2 Volume Cadangan Volume udara ekstra yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi
Inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal
♂ = 3100 ml
♀= 1900 ml
3 Volume Cadangan Volume ekstra udara yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada
Ekspirasi akhir ekspirasi tidal normal
♂ = 1200 ml
♀= 800 ml
4 Volume Residual Volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan
♂ = 1200 ml ekspirasi kuat.
♀= 1000 ml Gunanya untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda
pernafasan
Kapasitas Paru
2. Kapasitas
1. Mekanisme saraf
2. Mekanisme kimiawi
Sensor
Efektor
1. Pusat pernafasan di medula dan pons yang merupakan batang
otak.
2. Medula merupakan pusat inspirasi dan ekspirasi
PUSAT INSPIRASI :
Secara otomatis membangkitkan impuls dalam irama ritmis.
Impuls berjalan sepanjang saraf menuju otot respirasi untuk
merangsang kontraksinya hasilnya adalah “ INHALASI “.
Saat paru terinflasi, baroreseptor di jaringan paru memdetekdi
peregangan ini dan membangkitkan impuls sensorik menuju
medula. ; impuls ini mulai mendepresi pusat inspirasi.
Ini disebut Reflek inflasi “ HERING BAUER “
Di dalam paru banyak reseptor yg peka terhadap
peregangan (stretch) yg terletak di bronkus dan bronkiol.
Emotional
Chemical
Physical Stimuli
Pons
Pusat inspirasi
Pusat ekspirasi
Terdapat 2
kelompok saraf
yang
menghubungkan
batang otak dengan
otot :
N. frenikus ke
diafragma (C4-C6)
N. toraks spinal ke
otot2 (T1-T12)
Pusat Kendali Pernapasan
KEMORESEPTOR
Pons
Medula
Medula
Sensoris
KEMORESEPTOR
Efektor BARORESEPTOR
OTOT PERNAPASAN
Pengaturan kimiawi :
Mengacu pada efek pernafasan terhadap perubahan pH darah, kadar
oksigen dan CO2 dalam darah.
“ KEMORESEPTOR “
- Mendeteksi perubahan dalam gas darah dan pH terletak di korpus
karotikus dan aortikus dan didalam medula sendiri.
- Penurunan kadar O2 dalam darah ( hipoksia ) dideteksi oleh
kemoreseptor di korpus karotikus dan aorta.
Impuls sensorik dibangkitan oleh resptor tersebut lalu menjalar
melalui saraf vagus menuju medula dan berrespon dengan
meningkat kedalaman atau frekwensi nafas.
Pengaturan kimiawi :
Peningkatan kadar CO2 dalam darah dideteksi oleh kemoresptor di
medula . Responnya meningkatkan respirasi untuk mengekshalasi
lebih banyak CO2.
Pa O2
Pa CO2
pH
H+
Pa CO2
Neurologi
Gangguan dinding dada
Obstruksi jalan napas atas
Obstruksi jalan napas bawah
Frekwensi Pernafasan
1 Normal 16 – 24 x / menit
2 Bradipneu Frekwensi nafas < 16 x / mt
Pernafasan normal 13 – 18 x mt
A. NAFAS BIOT
AMPLITUDO, IRAMA TAK TERATUR, ADA
PERIODE ISTIRAHAT
C. NAFAS KUSSMAUL:
VENTILASI MENINGKAT OK METAB
BER > AN
Mis : Diabetes
Derajat Sesak Nafas