Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PADA KEHAMILAN
< 20 MINGGU DAN
ABORTUS
Klasifikasi Perdarahan
Antepartum postpartum
1) Abortus Imminens
peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan viabel, dan serviks tertutup.
2) Abortus Insipiens
proses keguguran yang sedang berlangsung sebelum kehamilan berusia 20 minggu
dan hasil konsepsi masih dalam uterus. Ostium bias ditemukan sudah terbuka dan
kehamilan tidak dapat dipertahankan. perdarahan pervaginam (atau kehilangan
cairan amnion) karena disebabkan dilatasi servik, dengan atau tanpa nyeri abdomen
(Sinclair C, 2010).
Klasifikasi
3) Abortus incomplete
Abortus incomplete adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi
yang dikeluakan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
4) Abortus complete
Abortus complete adalah seluruh hasil konsepsi dikelurkan (desidua dan fetus)
sehingga rahim kosong.
5) Missed abortion
perdarahan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu, dimana janin
sudah meninggal didalam rahim dan hasil konsepsi masih tertahan dalam
rahim selama 4-8 minggu atau lebih.
Pada Trimester II kehamilan perdarahan sering disebabkan partus prematurus, solusio plasenta, mola
dan inkompetensi servik.
Pada Trimester III (Perdarahan Ante Partum), adalah perdarahan setelah 29 minggu atau lebih, dapat
terjadi oleh selusio plesenta atau plasenta previa
Klasifikasi
b. Abortus provakatus
Abortus provakatus adalah abortus yang terjadi karena
disengaja dilakukan dengan memakai obat-obatan maupun alat- alat.
2) Abortus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis.
Epidemiologi
a) Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom seks.
b) Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia tua, dimana kondisi
abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium polikistik.
c) Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat mempengaruhi
baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, disebut teratogen.
Etiologi
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi
plasenta terganggu, sehingga mengganggu pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat
terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-
lain, maupun kronik seperti, anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit
menahun seperti brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus.
Sebab keguguran dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan
serviks yang luas yang tidak dijahit.
Faktor resiko
• Endocrine (e.g., progesterone deficiency, thyroid disease, uncontrolled diabetes)
• Radiation exposure
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak di
berikan pada waktunya.
★ Perforasi (lesi)
Perporasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika
terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi. laparatomi harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya cedera , untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna
mengatasi komplikasi.
★ Infeksi: Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus.
★ Syok: Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat
(syok endoseptik).
Prognosis
Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko keguguran, kelahiran prematur, BBLR, perdarahan antepartum,
KPD dan kematian perinatal. Namun, tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Macam dan lamanya perdarahan
menentukan prognosis kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, nyeri perut yang
disertai pendataran serta pembukaan serviks.
Terima Kasih
so much
D
D
D