Você está na página 1de 20

PERDARAHAN

PADA KEHAMILAN
< 20 MINGGU DAN
ABORTUS
Klasifikasi Perdarahan

Antepartum postpartum

Kehamilan Kehamilan Primer Sekunder


trimester I trimester II & III (<24 jam) (>24 jam)

• Abortus • Plasenta • Atonia uteri


• KET previa • retensio uteri • Sisa plasenta
• solutio • robekan jalan • Endometritis
plasenta lahir
Definisi
Abortus adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim,
sebagai batasan yaitu kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Pengeluaran hasil konsepsi
a. Keluarnya kantong korion (plasenta) pada kehamilan yang
sangat dini, meninggalkan desidura

b. Kantong amnion dan isinya (fetus) didorong keluar,


meninggalkan korion dan desidua

c. Pecahnya amnion terjadi dengan putusnya tali pusat dan


pendorongan janin keluar, tetapi mempertahankan sisa
amnion dan korion (hanya janin yang dikeluarkannya.)

d. Seluruh janin dan desidura yang melekat didorong keluar


secara utuh. sebagian abortus termasuk dalam tiga tipe
pertama, karena itu curettase diperlukan untuk
membersihkan uteris dan mencegah perdarahan atau
infeksi yang lebih lanjut
Klasifikasi
a. Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor
mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor
alamiah.

1) Abortus Imminens
peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan viabel, dan serviks tertutup.

2) Abortus Insipiens
proses keguguran yang sedang berlangsung sebelum kehamilan berusia 20 minggu
dan hasil konsepsi masih dalam uterus. Ostium bias ditemukan sudah terbuka dan
kehamilan tidak dapat dipertahankan. perdarahan pervaginam (atau kehilangan
cairan amnion) karena disebabkan dilatasi servik, dengan atau tanpa nyeri abdomen
(Sinclair C, 2010).
Klasifikasi
3) Abortus incomplete
Abortus incomplete adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi
yang dikeluakan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

4) Abortus complete
Abortus complete adalah seluruh hasil konsepsi dikelurkan (desidua dan fetus)
sehingga rahim kosong.

5) Missed abortion
perdarahan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu, dimana janin
sudah meninggal didalam rahim dan hasil konsepsi masih tertahan dalam
rahim selama 4-8 minggu atau lebih.

Pada Trimester II kehamilan perdarahan sering disebabkan partus prematurus, solusio plasenta, mola
dan inkompetensi servik.

Pada Trimester III (Perdarahan Ante Partum), adalah perdarahan setelah 29 minggu atau lebih, dapat
terjadi oleh selusio plesenta atau plasenta previa
Klasifikasi

b. Abortus provakatus
Abortus provakatus adalah abortus yang terjadi karena
disengaja dilakukan dengan memakai obat-obatan maupun alat- alat.

1) Abortus Medisialis (abortus therapeutica)


Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

2) Abortus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis.
Epidemiologi

• Threatened abortion can occur in all races


• As a woman's age increases, her chances of having a threatened or spontaneous abortion also
increases.
• Increased parity also increases the likelihood of a threatened abortion.
Etiologi
1. Faktor genetik. Transiokasi parental 3. Autoimun
★ Spirokaeta
keseimbangan genetik
4. Infeksi - Treponema pallidum
★ Mendelian (gangguan gen
★ Bakteria
tunggal )
- Klamidia trakomatis 5. Lingkungan
★ Multifaktor (mutasi pada - Bakterial vaginosis
beberapa lokus ) Diperkirakan 1-10 % malformasi
★ Virus janin akibat dari paparan obat,
2. Kelainan kongenital uterus - Sitomegalovirus bahan kimia, atau radiasi dan
- Rubela umumnya berakhir dengan
★ Anomali duktus Mulleri
- Herpes simpleks virus abortus, misalnya paparan
★ Septum uterus (HSV) terhadap buangan gas anestesi
- HIV
★ Uterus bikornis dan tembakau.
★ Parasit
★ Inkompetensi serviks uterus (gg pd sist. sirkulasi feto-plasenta
- Toksoplasmosis gondii —> gg pertumbuhan janin —>
★ Mioma uteri - Plasmodium falsiparum abortus.
★ Sindroma Asherman
Etiologi
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau cacat, penyebabnya
antara lain:

a) Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom seks.

b) Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia tua, dimana kondisi
abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium polikistik.

c) Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat mempengaruhi
baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, disebut teratogen.
Etiologi
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi
plasenta terganggu, sehingga mengganggu pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat
terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-
lain, maupun kronik seperti, anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit
menahun seperti brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis.

4. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus.
Sebab keguguran dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan
serviks yang luas yang tidak dijahit.
Faktor resiko
• Endocrine (e.g., progesterone deficiency, thyroid disease, uncontrolled diabetes)

• Genetic aneuploidy (accounts for about one half of spontaneous abortions)

• Immunologic (e.g., antiphospholipid syndrome, lupus)

• Infection (e.g., chlamydia, gonorrhea, herpes, listeria, mycoplasma, syphilis, toxoplasmosis,


ureaplasma)

• Occupational chemical exposure

• Radiation exposure

• Uterine (e.g., congenital anomalies)


Abortus Imminens
★ Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan
pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.

★ Tanda dan gejala


D
D
D
Subchorionic hemorrhage (SCH) appears as a sonolucent area adjacent to the gestational sac, which contains an em
Tatalaksana
Komplikasi
★ Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak di
berikan pada waktunya.

★ Perforasi (lesi)

Perporasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika
terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi. laparatomi harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya cedera , untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna
mengatasi komplikasi.

★ Infeksi: Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus.

★ Syok: Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat
(syok endoseptik).
Prognosis

Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko keguguran, kelahiran prematur, BBLR, perdarahan antepartum,
KPD dan kematian perinatal. Namun, tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Macam dan lamanya perdarahan
menentukan prognosis kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, nyeri perut yang
disertai pendataran serta pembukaan serviks.
Terima Kasih
so much

D
D
D

Você também pode gostar