Aset tak berwujud merupakan aset nonmoneter yang tidak berwujud fisik dan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Dokumen ini membahas pengertian, sifat, contoh, tujuan audit, dan prosedur audit atas aset tak berwujud sesuai standar akuntansi keuangan.
Aset tak berwujud merupakan aset nonmoneter yang tidak berwujud fisik dan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Dokumen ini membahas pengertian, sifat, contoh, tujuan audit, dan prosedur audit atas aset tak berwujud sesuai standar akuntansi keuangan.
Aset tak berwujud merupakan aset nonmoneter yang tidak berwujud fisik dan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Dokumen ini membahas pengertian, sifat, contoh, tujuan audit, dan prosedur audit atas aset tak berwujud sesuai standar akuntansi keuangan.
HARDIANTI JUFANNY (1602123134) KURNIA SUSILAWATI (1602112420) SANDIE DAVITRA ALFITRIADY (1602123202) SITI FATIMAH (1602114380) VINI ZENITA (1602121569) YUHELMI (1602114126) SIFAT DAN CONTOH ASET TIDAK BERWUJUD Pengertian dan Sifat Aset Tidak Berwujud menurut SAK ETAP (IAI,2009:76) Asset tidak berwujud adalah asset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Suatu asset dapat diidentifikasi jika : 1. Dapat dipisahkan 2. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya Aset tidak berwujud tidak termasuk: 1. Efek (surat berharga), atau 2. Hak atas mineral dan cadangan mineral, misalnya minyak, gas alam dan sumber daya yang tidak dapat diperbarui lainnya. Aset tidak berwujud diakui jika: 1. Kemungkinan perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut, dan 2. Biaya perolehan atau nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal. Entitas mengukur aset tidak berwujud pada awalnya sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah terdiri atas: 1. Harga beli, termasuk bea impor dan pajak yang disifatnya tidak dapat dikreditkan, setelah diskon dan potongan dagang, dan 2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Entitas harus mengakui pengeluaran internal yang terjadi atas aset tidak berwujud, termasuk semua pengeluaran untuk aktivitas riset dan pengembangan sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali pengeluaran tersebut merupakan bagian dari biaya perolehan aset lainnya yang memenui kriteria pengakuan dalam SAK ETAP. Pengeluaran berikut ini harus diakui sebagai beban dan bukan sebagai aset tidak berwujud : 1. Merek, logo, judul publikasi, daftar konsumen yang dihasilkan secara internal dan hal lain yang secara substansial serupa. 2. Aktivitas perintisan (biaya perintisan) 3. Aktivitas pelatihan. 4. Aktivitas periklanan dan promosi. 5. Relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh entitas. Pengertian dan Sifat Aset Takberwujud menurut PSAK No.19 (Revisi 2015) 19.2 & 19.3 • Aset tak berwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. • Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai denga persyaratan tertentu dalam PSAK lain, contoh PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham. • Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak berwujud selama umur manfaatnya. Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya. • Jumlah tercatat adalah aset yang diakui dalam laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. • Nilai residu dari aset tak berwujud adalah jumlah etimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aste, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya. • Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus yang diharapkan entitas akan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas. • Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas suatu dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. (Lihat PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar). • Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan substansial,sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. • Penelitian adalah penyelidikan asli danterencana yang dilakukan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru,. • Rugi penurunan nilai adalah sutau jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkan. • Umur manfaat adalah : 1. Periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas; atau 2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh perusahaan. a. Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan kewajiban dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan, atau peningkatan sumber daya takberwujud b. Tidak semua unsur yang dijelaskan diatas memenuhi definisi aset tak berwujud yaitu keteridentifikasian, pengendalian, atas sumber daya dan adanya manfaat ekonomi masa depan. c. Dalam definisi aset takberwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset takberwujud dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. d. Manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset takberwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas. e. Pengakuan suatu pos sebagai aset takberwujud, mensyaratkan perusahaan untuk meenunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi: 1). Definisi aset tak berwujud; 2). Kriteria pengakuan sebagaimana diatur dalam pernyataan ini. Persyaratan ini diterapkan atas biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau megembangkan secara internal aset takberwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk menambah, mengganti sebagian, atau memperbaiki aset tersebut.
1. Aset takberwujud diakui jika, dan hanya jika :
a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut, dan b. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. 2. Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan, entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut. 3. Dalam menilai tingkat kepastian adanya manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari penggunaan aset takberwujud, entitas mempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat pengakuan awal aset takberwujud dengan memberikan penekanan yang lebih besar pada bukti ekstern. 4. Aset takberwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan. Sifat aset takberwujud adalah : 1. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 2. Tidak mempunyai bentuk sehingga tidak bisa dipegang atau diraba atau dilihat. 3. Diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya cukup material. Contoh : • Goodwill • Hak Paten • Hak Cipta (copy right) • Franchise TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) ASET TAKBERWUJUD 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset takberwujud. 2. Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan aset takberwujud, didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang. 3. Untuk memeriksa apakah aset takberwujud yang dimiliki perusahaan masih mempunyai kegunaan dimasa yang akan dating (manfaatnya lebih dari satu tahun). 4. Untuk memriksa apakah amortisasi aset takberwujud dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS. 5. Untuk memeriksa apakah hasil/pendapatan yang diperoleh dari aste takberwujud sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan. 6. Untuk memriksa apakah penyajian aset takberwujud dalam laporan keuangan sudah dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS. AUDIT PROSEDUR ATAS ASET TAK BERWUJUD 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tak berwujud. 2. Minta perincian aset tak berwujud per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) yang antara lain menunjukkan : a. Saldo awal, penambahan, amortisasi dan penghapusan serta saldo akhir. 3. Cocokkan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar, lalu check footing dan cross footing. 4. Periksa penambahan aset tak berwujud : a. Apakah diotorisasi pejabat entitas yang berwenang. b. Periksa notulen rapat direksi/pemegang saham, untuk mengetahui apakah otorisasi tersebut diberikan melalui rapat tersebut. c. Periksa keabsahan dan kelengkapan bukti-bukti pendukungnya. 5. Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada) aset tak berwujud 6. Periksa perjanjian-perjanjian yang dibuat entitas dengan pihak ketiga yang ingin menggunakan hak paten, hak cipta, dan franchise yang dimiliki perusahaan. Periksa apakah pendapatan dari perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan. 7. Periksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia ETAP/PSAK/IFRS.