Você está na página 1de 40

LAPORAN KASUS

Abortus Imminens

Pembimbing :
dr. Andoko, Sp.OG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RS BHAYANGKARA KEDIRI


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
2018
Latar Belakang
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Dengan batasan berat janin ± 500 gr atau kehamilan kurang dari 20 minggu.
Prevalensi abortus meningkat dengan bertambahnya usia, dimana pada
wanita berusia 20 tahun adalah 12%, dan pada wanita yang berusia di atas 45 tahun ialah 50%
Menurut MDG’s abortus di Indonesia tahun 2011 sebesar 1.043 per 100.000 kelahiran hidup
80 % Abortus terjadi pada 12 mgg pertama kehamilan
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Ny. A
● Umur : 30 thn
● Pekerjaan : Pegawai swasta
● Suami : Tn. IC
● Umur : 32 thn
● Pekerjaan : Karyawan pabrik rokok
Tanggal Pemeriksaan : 18 November 2018
2.2. ANAMNESIS (SUBJEKTIF)
Tanggal pemeriksaan : 18 november 2018
Keluhan Utama : perdarahan pervaginam

• RPS : Perdarahan sejak 2 hari SMRS, perdarahan berupa flek berwarna merah segar tanpa ada
gumpalan- gumpalan seperti daging, pasien ganti pembalut 1 kali dalam sehari (darah yang keluar
sedikit ), nyeri perut (+), nyeri hilang timbul di perut bagian bawah sejak 2 hari SMRS, plano test (+)
di bidan, demam (-)

• RPD : Hipertensi (-), DM (-) Asma (-), Penyakit jantung (-), ISK (-), Keputihan (-), Kanker (-)
Trauma (-)

• RPK : Hipertensi (-), DM (-) Asma (-), Penyakit jantung (-), Kanker (-)

Riwayat Menstruasi Riwayat Obstetri
• Menarche usia 13 tahun I : Abortus/ UK 6-8 minggu/ Kuretase di RS
Bhayangkara Kediri
• Lama haid 7 hari
II : Hamil ini
• Siklus haid 28 hari
● HPHT : 07/10/2018
● TP : 14/07/2019
● UK : 4 - 6 minggu
Riwayat Pernikahan
1x, menikah selama 3 thn
Riwayat Pemakaian KB : -
Riwayat Pemeriksaan Kehamilan : ANC di bidan 1x dalam sebulan
PEMERIKSAAN FISIK

(1). Status Generalis


● Keadaan Umum : Baik
● Kesadaran : Compos Mentis
● TD​ : 110/70 mmHg
● Nadi : 80x / menit
● Suhu ​: 36.7 C
● RR : 20x/menit
● BB : 52 kg
● TB : 148 cm
Status Gizi : Normal
(2). Status Lokalis Thorax​
Kepala dan Leher : Paru :
Mata :
 Kelopak : Edema (-/-) Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris,
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Sklera : Ikterik (-/-) retraksi ICS (-/-).
 Pupil : Bulat, isokor 3mm/3mm, refleks Palpasi : Fremitus raba (D=S), nyeri (-/-).
cahaya (+/+) Perkusi : Suara ketok sonor (+/+), nyeri ketok (-/-).
Telinga : Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki (-/-),
Pendengaran dalam batas normal. wheezing (-/-).
Hidung :
Pernafasan cuping hidung (-).
Mulut : Sianosis (-), perdarahan pada gusi (-), Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Leher : pembesaran KGB (-), JVP (dbn) Palpasi : Ictus cordis tidak teraba.
Perkusi : Batas kanan  parasternal line dextra.
Batas kiri  ICS V 2 jari lateral MCL sinistra.
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, bising jantung (-)
Abdomen : Ektremitas
Inspeksi : Linea nigra (-), striae albicans Ekstremitas Atas
(-), luka bekas operasi (-). Akral dingin, edema (-/-).
Palpasi : Soefl, nyeri tekan epigastrium Ekstremitas Bawah
(+). Akral dingin, edema (-/-), varises (-/-),
Perkusi : Timpani. refleks patella (+/+) normal
Auskultasi : BU (+) normal
(3). Status Ginekologi
ABDOMEN GENITALIA EKSTERNA
• Inspeksi : flat, linea nigra (-), striae • Inspeksi : hiperemia (-), edema (-), darah (-
gravidarum (-), luka bekas operasi (-), tidak ),luka (-)
ada massa patologis
• Palpasi: benjolan (-), tidak ada nyeri tekan
• Palpasi : soefl, fundus uteri (tidak teraba) pada labia mayor dan minor maupun
kelenjar bartholin
GENITALIA INTERNA - Pemeriksaan Dalam Vagina
- Pemeriksaan Spekulum VT Ginekologi
Dinding vagina : tidak ada luka dan tanda-tanda Vulva/Vagina : Normal
iritasi pada vagina, tidak ada benjolan, discharge
(-) Portio : tebal lunak, permukaan licin,
tidak ada benjolan, nyeri goyang portio
Portio : tampak darah, erosi pada portio (-), (-)
benjolan (-), warna merah muda
Uterus : antefleksi
Adneksa : nyeri tekan (-), benjolan (-)
Cavum douglas : tidak ada benjolan
Pada handscoon : tampak darah berwarna
merah segar
VT Obstetri
Pembukaan :-
Penipisan : 0%
Penurunan :-
Presentasi :-
Penyusupan :-
Ketuban :-
Denominator :-
DIAGNOSIS
GII P0000 Ab100 UK 4-6 minggu + abortus imminens

DD
• KE
PLANNING DIAGNOSIS
- USG
Terapi
- Tirah Baring
- Preabor 5 mg 2x1
- Kaltrofen supp 100 mg 3x1
- Folavit 1x1 tab
EDUKASI
1. Menganjurkan pasien untuk tirah baring sampai perdarahan berhenti
2. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan karena hal tersebut dapat
mengurangi rangsang mekanik
3. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 2 minggu
4. Karena kehamilan pasien masih trimester 1 maka pasien dianjurkan untuk rutin melakukan
ANC setiap bulan untuk mengetahui perkembangan janin
5. Mengedukasi ibu agar selalu menjaga asupan gizinya dengan memperbanyak makan-
makanan yang mengandung asam folat tinggi, seperti daging merah, sayuran hijau, kacang-
kacangan, telur, dan susu
DEFINISI
Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur kehamilan di bawah 20 minggu, atau
berat fetus yang lahir 500 gram atau kurang
ETIOLOGI
60% penyebabnya adalah genetik
Faktor predisposisi :
-Faktor dari janin ( fetal )
-Faktor dari ibu ( maternal )
-Faktor dari ayah ( paternal )
Klasifikasi menurut terjadinya abortus
Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis.
Abortus provocatus adalah bortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan ,dibagi
menjadi dua yaitu :
1.Medicinalis
2.kriminalis
Klasifikasi Menurut gambaran klinis
Abortus imminens yaitu abortus tingkat permulaan (threatened abortion) dimana terjadi perdarahan
pervaginam, Abortus iminens didiagnosa bila seseorang wanita hamil kurang daripada 20 minggu
mengeluarkan darah sedikit pada vagina.
Abortus insipiens (inevitable abortion) yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum
uteri. Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak.
Abortus inkomplit (incomplete abortion) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan,
yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak, dan
membahayakan ibu.
Abortus komplit (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau
fetus), sehingga rongga rahim kosong.
Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan
sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam
kandungan selama 6 minggu atau lebih.
Abortus habitualis (recurrent abortion) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-
turut atau lebih
Abortus infeksius (infectious abortion) adalah abortus yang disertai infeksi genital.
Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium
Gambaran Klinis
Amenore
Perdarahan pervaginam
Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus
Pemeriksaan ginekologi
Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidak ada jaringan konsepsi, tercium atau tidak
bau busuk dari vulva
Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau
tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium
Vagina toucher (VT): portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglas, tidak menonjol dan tidak
nyeriAmenore
Perdarahan pervaginam
Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus
Tabel 2.docx
Diagnosis
Anamnesis
oTiga gejala utama pada abortus adalah
- Nyeri di perut bagian bawah terutamanya di bagian suprapubik yang bisa menjalar ke
punggung,bokong dan perineum
- Perdarahan pervaginam
- Demam yang tidak tinggi
oRiwayat penyakit sekarang, seperti :
- IDDM yang tidak terkontrol
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol,
- Trauma
- Merokok
- Alkohol
- Riwayat infeksi traktus genitalis harus diperhatikan.
- Riwayat kepergian ke tempat endemik malaria
- Pengambilan narkoba melalui jarum suntik dan seks bebas dapat menambah curiga abortus akibat
infeksi
Pemeriksaan fisik
Perdarahan.docx
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus imminens, abortus habitualis dan
missed abortion
Tes kehamilan : positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
Pemeriksaan lain sesuai dengan keadaan dan diagnosis pasien.
Diagnosis Banding
KET.docx
Tatalaksana
Abortus dapat dilakukan secara medis maupun bedah. Sebelum suatu abortus elektif
dilaksanakan, apabila dijumpai vaginosis bakterialis, wanita yang bersangkutan perlu diterapi
dengan metronidazole untuk mengurangi angka infeksi paska operasi.
Teknik bedah untuk aborsi
◦ Dilatasi dan kuretase
◦ Dilator higroskopik

Trauma akibat dilatasi mekanik dapat dikurangi dengan suatu alat yang dapat digunakan secara
perlahan membuka serviks. Alat ini menarik air dari jaringan serviks dan juga digunakan untuk
pematangan serviks prainduksi. Batang laminaria sering digunakan untuk membuka
Diagnosis.docx
Komplikasi
Perdarahan
Perforasi uterus
Syok
Infeksi dan sepsis
Prognosis
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan sebelumnya:6
Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus yang rekuren mempunyai
prognosis yang baik sekitar >90 %.
Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan
kehamilan sekitar 40-80 %.
Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada kehamilan
5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas.
Daftar Pustaka
1. Sarwono prawiroharhdjo.Perdarahan pada kehamilan muda dalam Ilmu Kandungan, edisi
2008
2. Saifuddin A. Perdarahan pada kehamilan muda dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta,2006 Hal M9-M17.
3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, GilstrapIII LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Williams
Obstetrics. 21 ed. (diterjemahkan oleh Andry Hartanto, Y Joko Suyono, Brahm U. Pendit).
Jakarta: EGC; 2005.
4. Pranata S, Sadewo FS. Kejadian Keguguran, Kehamilan Tidak Direncanakan dan Pengguguran
Di Indonesia [Artikel Serial Online]. Surabaya: Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI. Date Review: February 11, 2012 [cited May 30, 2015]. Available from:
http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/2992/2225.
5. Azhari. Seminar: Kelahiran tidak diinginkan (aborsi) dalam kesehatan reproduksi remaja.
Palembang: Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNSRI/ RSMH. June, 25 2002 [cited May 30,
2015]. Available from:
http://digilib.unsri.ac.id/download/MASALAH%20ABORTUS%20DAN%20KESEHATAN.pdf
6. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: EGC; 2010.
7. Manuaba IBG, Chandranita IA, Fajar IBG. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC; 2007.
8. Manuaba IBG. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: EGC;
2004.
9. Achadiat CM. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC; 2004.
10. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF, editor. Ilmu Kesehatan Reproduksi:
Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004.
11. Kepmenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta: Kepmenkes RI; 2013.
12. Gaufberg F, Abortion Treatened, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/795359-overview

Você também pode gostar