Você está na página 1de 14

Assalamu’alaikum

Wr. Wb
Kelompok 10

Diyah Ayu Wijaya


Elia Rahayu
Endras Putri
Ervan Miftah
Feni Astuti
Fina Siti
Yesi Kurniawati

Judul : Socioeconomic position and the


risk of spontaneous abortion: a study
within the Danish National Birth Cohort
Objectives To investigate the relationship between
different indicators of socioeconomic position and
the risk of spontaneous abortion.
Participants All first time participants, a total of
89 829 pregnant women, enrolled in the Danish
National Birth Cohort were included in the present
study. Overall, 4062 pregnancies ended in
spontaneous abortion. Information on education,
income and labour market attachment in the year
before pregnancy was drawn from national
registers.

Abstract
Lanjutan…

Main outcome measure Spontaneous


abortion, that is, fetal death within the first
22 weeks of pregnancy, was the outcome
of interest. The authors estimated HRs of
spontaneous abortion using Cox
regression analysis with gestational age as
the underlying time scale.
Lanjutan…

Results Women with <10 years of education had an elevated risk


of spontaneous abortion when compared with women with
>12 years of education (HR 1.19 (95% CI 1.05 to 1.34)). The HR
estimates for the four lowest income quintiles were all increased
(HRs between 1.09 and 1.15) as compared with the upper
quintile but did not differ considerably from each other. In
general, no statistically significant association was found
between labour market attachment and the risk of spontaneous
abortion; however, the group of women on disability pension
had an increased HR of spontaneous abortion when compared
with women who were employed (HR 1.32 (95% CI 0.82 to 2.13)).
Lanjutan…

Conclusions Educational level and income were inversely


associated with the risk of spontaneous abortion. As these
factors most likely are non-causally related to spontaneous
abortion, the findings indicate that factors related to social
position, probably of the environmental and behavioural type,
may affect spontaneous abortion risk. The study highlights the
need for studies addressing such exposures in order to prevent
spontaneous abortions.
This is an open-access article distributed under the terms of the
Creative Commons Attribution Non-commercial License, which
permits use, distribution, and reproduction in any medium,
provided the original work is properly cited, the use is non
commercial and is otherwise in compliance with the license.
Hasil Penelitian

Usia kehamilan rata-rata responden adalah 78 hari, 10%


direkrut sebelum 49 hari dan 10% direkrut setelah 112 hari
kehamilan. Sebanyak 4062 kehamilan terjadi abortus spontan.
Dari jumlah tersebut, 2146 adalah abortus spontan pada
trimester pertama dan 1916 abortus spontan pada trimester
kedua. Saat memeriksaa pengaruh umur terhadap resiko
abortus spontan, ditemukan efek yang berbeda dalam
trimester pertama dan kedua, yaitu proporsional bahaya
asumsi tidak terpenuhi untuk usia. Di final analisis regresi,
dilakukan uji bertingkat efek usia menurut trimester. Hubungan
antara tiga ukuran posisi sosial ekonomi dan abortus spontan
tidak berbeda dalam trimester pertama dan kedua.
Ditemukan hubungan terbalik antara tingkat pendidikan dan
resiko abortus spontan.
Lanjutan…

Wanita pada pendidikan lebih rendah memiliki resiko lebih


tinggi mengalami abortus spontan dibandingkan wanita
yang memiliki pendidikan tinggi (1,19(95% Cl 1,05-1,34)).
Wanita dengan penghasilan rendah memiliki peningkatan
resiko aborsi spontan bila dibandingkan dengan
penghasilan tinggi.
Wanita pengangguran dan mahasiswa memiliki resiko
abortus spontan yang sama dilihat dari pekerjaannya.
Namun, sekelompok wanita pensiun yang penyandang
cacat memiliki peningkatan resiko abortus spontan
dibandingkan dengan wanita yang bekerja (HR 1,32 (95%
Cl 0,82-2,13)).
Lanjutan…

Untuk tingkat pendidikan dan


tingkat penghasilan, ditemukan signifikan
tren (masing-masing p1/4 nilai 0,01 dan
0,04), sedangkan untuk pekerjaan tidak
ada yang jelas tren (nilai p1/4 0,50).
Sebuah model multivariat, di mana
semua ukuran posisi sosial ekonomi dan
usia ibu dimasukkan, mengungkapkan
pada dasarnya hasil yang sama untuk
pendapatan dan tingkat pendidikan,
sementara resiko tinggi bagi perempuan
pensiun cacat menghilang.
Pembahasan Jurnal

Dari jurnal di atas, diketahui bahwa


tingginya kejadian abortus spontan.
Kejadian abortus spontan disebabkan
beberapa faktor, seperti keadaan social
ekonimi. Fokus utama review ini cukup
jelas, untuk mengetahui hubungan antara
faktor-faktor sosial ekonomi dengan
kejadian abortus spontan.
Lanjutan....

Literature /Tinjauan Pustaka


Penyusunan literatur terorganisir dengan logis.
Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis
berdasarkan literatur yang ada dengan
membandingkan temuan-temuan pada penelitian
sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh
penulis.
Literatur yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal
yang telah dipublikasikan sebelumnya
Lanjutan…

Definisi operasional tentang abortus spontan dan faktor-


faktor sosial ekonomi tidak begitu dijelaskan dalam
penelitian ini. Menurut penelaah, variabel dan sub variabel
penelitian yaitu abortus spontan dan faktor-faktor sosial
ekonomi yang diteliti (pendidikan responden, penghasilan
responden dan pekerjaan responden) hendaknya
dijelaskan tentang definisi operasionalnya beserta skala
dari masing-masing variabel dan sub variabel. Hal ini agar
lebih jelas bagi peneliti maupun orang lain untuk lebih
memahami tentang penelitian ini.
Kesimpulan

Kelebihan: Pembahasan hasil temuan dikaitkan


kembali dengan berbagai hasil temuan sebelumnya
dari tinjauan pustaka yang diambil, baik yang hasil
temuannya berkorelasi dengan hasil yang didapatkan
maupun yang tidak.
Jurnal ini memberikan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya.
Kekurangan: Kekuatan dan keterbatasan penelitian
termasuk generalisasi tidak dijelaskan dalam jurnal
tersebut.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.

SEKIAN
TERIMA KASIH


Você também pode gostar