Você está na página 1de 48

PELATIHAN IPCN LANJUT

ANALISA KEJADIAN
LUAR BIASA

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI


INDONESIA (HIPPII)

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklat hippii 1


1

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta


mampu melakukan Analisa Kejadian Luar
Biasa (KLB)

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


1. Pendahuluan 3

Setiap RS (diharapkan) mempunyai “normal” (baseline)


insidens HAIs; sehingga RS bisa secara dini menduga/
mengetahui adanya peningkatan kasus yang merupakan
“kejadian luar biasa (KLB)”.
Although outbreaks represent only around 10% of cases of
infection acquired in hospital, any major increase in cases is
evidence that an infection has begun to spread and is beginning to
pose a possible serious threat to other patients and staff.1)
Rumah sakit perlu mempunyai perangkat/program pengelolaan
KLB HAIs. Komite PPI harus sangat terlibat dan mendukung
keberhasilan program ini.
Sebagai anggota Komite/Tim PPI, IPCN yang kompeten
(berpengetahuan memadai tentang HAIs, epidemiologi, statstik/surveilans,
manajemen KLB, dll) berperan penting dalam keberhasilan
pengendalian KLB.
SUMBER KEJADIAN LUAR BIASA

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklat.2019


2. Beberapa Terminologi 5

Endemi: Keberadaan suatu penyakit/infeksi pada tingkat


prevalensi yang biasa ( “normal” ) di suatu populasi tertentu.
Epidemi: Peningkatan jumlah penyakit/infeksi yang tidak biasa (lebih
tinggi dari yg diharapkan) di suatu populasi tertentu pada periode
tertentu KLB, outbreak
Jumlah
kasus

Endemi Epidemi
Waktu
Pandemi: Epidemi yang meluas di banyak negara (worldwide)
Trias epidemiologi: Host, Agent, Environment  berinteraksi dinamis 
siklus infeksi
Patogenitas: kemampuan suatu agent menimbulkan penyakit
Virulensi: kemampuan suatu agent menimbulkan penyakit yang
berat/fatal
5
1. Pengertian KLB

Peningkatan jumlah kasus HAIs yg cukup bermakna,trendnya


meningkat secara epidemiologis pada kurun waktu tertentu,
atau adanya peningkatan jumlah atau virulensi dari penyakit
lebih dari biasa atau munculnya kasus yg sebelumnya belum
perah ada atau muncul kembali dan atau terjadi peningkatan
kecepatan penularan/penyebaran penyakit terutama pada
populasi /kelompok orang

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


BUKU PEDOMAN
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Penyakit Menular dan Keracunan Pangan
(Pedoman Epidemiologi Penyakit)
Edisi Revisi Tahun 2011
3. PENGERTIAN
Kejadian Luar Biasa (KLB)
adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah.

Disamping penyakit menular, penyakit yang juga


dapat menimbulkan KLB adalah penyakit tidak
menular, dan keracunan. Keadaan tertentu yang
rentan terjadinya KLB adalah keadaan bencana dan
keadaan kedaruratan.
9
Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan
KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria
sebagai berikut:
a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada
suatu daerah.
b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus
selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau
minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya
dalam kurun waktu jam, hari atau minggu
menurut jenis penyakitnya.
f. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case
Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima
puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

g. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate)


penderita baru pada satu periode menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama
Mengapa KLB terjadi di RS? 12
Umumnya berkaitan dengan:

 Tangan yang terkontaminasi


 Petugas kesehatan terinfeksi
 Lingkungan/fasilitas yang tercemar
 Peralatan (invasive devices) yang terkontaminasi
 Prosedur yang tidak benar
 Kondisi suseptibilitas dan respons host dimodifikasi secara
natural atau drug-induced immunosuppression ( AIDs,
terapi kanker, penyakit-penyakit malnutrisi, dll
 Produk terkontaminasi
 Kehadiran individu rentan/terinfeksi yang baru berkunjung
ke daerah yang sedang dijangkiti suatu penyakit
infeksi/mengalami endemi.
Mars-ManKLB-IPCN-Mei2014
4. Tim Penanganan KLB
Penanganan KLB kerja sama terstruktur dari 3 komponen:
(tergantung Kebijakan RS)
Direktur Medik
Dir/Kabid
Keperawatan
Tim KLB (multi disiplin):
Manaje
Kepala Ruangan
 Ahli penyakit dalam/infeksi
men
 Ahli epidemiologi
 Ahli mikrobiologi
 IPCN,


Dokter PPI
dll
Tim
KLB
Komite
Komite PPI
Komite Medik
Komite Perawatan
Komite Keselamatan pasien
Mars-ManKLB-IPCN-Mei2014
Tugas Manajemen RS, atl:
1. Menetapkan kebijakan berkaitan dengan kebutuhan
penanganan KLB (antara lain: sistim kewaspadaan
KLB, sistim komunikasi dgn pihak luar RS)
2. Menetapkan SOP bagi penanganan KLB (setelah
menerima masukan dari Komite-komite dan unit
terkait)
3. Menjamin tersedianya fasiltas bagi penanganan
kasus KLB (ruang isolasi, kelengkapan peralatan dll)
4. Menjamin kecukupan petugas kesehatan/RS yang
kompeten menangani KLB (petugas sudah
mendapat pelatihan husus/terkait)
2. Faktor Yang Mempengaruhi 6
KLB RS
 Pasien dengan imunokompromise(HIV,Neonatus,Geriatrik)
 Pasien dengan pemberian obat-obatan
imunosupresi(kemoterapi/radiasi,pemberian kortikosteroid
yang lama)
 Penderita dengan penyakit berat
 Gizi Buruk

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


Tugas Komite atl:
16
1. Kepada Manajemen RS, Memberi masukan yang
berkaitan dengan kebijakan penanganan KLB
2. Menetapkan diagmosa klinik kasus-kasus KLB
3. Memberi konsultasi kepada petugas klinik yang
langsung menangani kasus di ruang rawat.

Tugas Tim KLB, atl:


Dengan difasilitasi oleh Manajemen RS dan bekerja
sama dengan Komite, Tim KLB:
1. Menjamin keterlaksananya setiap kegiatan di setiap
langkah investigasi KLB
2. Menjamin keterlaksanaan (tepat waktu) setiap
tindakan penangulangan KLB
5. Investigasi & Penanggulangan KLB
17

A. Persiapan Agent

Ketersediaan Tim KLB (multi disiplin) Host Reservoi


r
Ketersediaan kebijakan & SOP terkait
manajemen KLB Port of
entry
Port of
exit
Ketersediaan fasilitas & peralatan Trans-
missio
B. Tujuan dan Sasaran, a.l: n

Mengidentifikasi etiologi/agen penyebab KLB


Memastikan adanya KLB
Menemukan sumber infeksi dan mengetahui cara transmisi 
memutus rantai transmisi
Mengetahui besarnya masalah
Membuat rekomendasi bagi penanggulangan KLB dan pencegahan
transmisi lebih lanjut
C. Langkah Investigasi & penanggulangan
18
19
20
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
21

1. Memastikan adanya wabah


2. Menetapkan diagnosa kasus yang dilaporkan 
mengidentifikasi agent
3. Menemukan kasus-kasus yang mungkin ada (secara
retrospektif atau konkuren)
4. Menetapan karakteristik kasus (Kumpul & organisasi
data menurut: “Time, Person, Place” dan menghitung
Incidence & Attack Rate
5. Membuat hipotesa
6. Menguji hipotesa
7. Melaksanakan tindakan pengendalian & tindak lanjut
8. Mengevaluasi keberhasilan tindakan pengendalian
9. Mengkomunikasikan dan menulis final report

*Outbreak Management (IFIC 2007)


C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
22
1. Memastikan adanya wabah
 Banding kan kasus yang ada (current) dengan baseline
insidence (dari bulan-bulan/tahun-tahun sebelumnya). Jika data
tdk tersedia, bandingkan dengan data dari RS lain atau data
Sisitim Survei Nasional.
 Perhatikan hal-hal yang mungkin menyebabkan peningkatan
kasus yang melampaui “normal” , mis: definisi kasus yang beda,
unit yang melaporkan bertambah peningkatan kegiatan
surveilans, dll

2. Menetapkan diagnosa kasus


Definisikan kasus berdasarkan faktor kesamaan:
 Populasi berisiko: mis, usia, ras, sex, sosio-ekonomi,

 Dala klinik, mis: onset simptom dan gejala, frekuensi dan


durasi tanda2 klinis yg berhubungan dgn outbreak, perlakuan
(treatment), peralatan (devices)
*Outbreak Management (IFIC 2007)
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB* 23

3. Menemukan kasus-kasus
Menemukan kasus yang mungkin ada (secara retrospektif
atau konkuren).
Kumpulkan data penting dan informasi spesimen dari:
Medical record
Hasil laboratorium
Patient’s chart
Dokter dan perawat ruangan

Perhatikan kasus yg muncul paling awal dan paling akhir


dari KLB yg kemungkinan tidak berhubungan dengan KLB
(outliers).

*Outbreak Management (IFIC 2007)


pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
24
4. Menetapan Karakteristik Kasus

a. Mengumpul & mengelola data menurut: “Time, Place, Person”


(epidemiologi deskriptif).
# Time:
Periode eksak wabah
Probable period of exposure
Date of onset of illness for cases buat kurva epidemi. Apakah wabah
common source (single point source) atau propagated (sedang ada
transmisi)?
# Place: Ruangan, OK, ICU, dll
# Person:
Karakteristik pasien
Kemungkinan pajanan
Therapeutic modalities (prosedur invasif, antibiotika , dll)
b. Menghitung IR, AR, RR

*Outbreak Management (IFIC 2007)


C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
25
5. Membuat Hipotesa
Hypothesis a supposition, arrived at from
observation or reflection, that leads to refutable
predictions; any conjecture cast in a form that will
allow it to be tested and refuted.
Hipotesis, Pengandaian, sampai di dari observasi
atau refleksi , yang mengarah ke prediksi dapat
disangkal, setiap dugaan dalam bentuk yang akan
memungkinkan untuk di uji dan disangkal
 Hipotesa tentang penyebab wabah
dikembangkan dari data klinik dan data
epidemiologis (Time, Place, Person).
 Buatlah dugaan (guess) terbaik untuk
menjelaskan observasi.
 Hipotesa harus menjelaskan mayoritas kasus.
*Outbreak Management (IFIC 2007)
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
26
6. Menguji Hipotesa
a. Menguji hipotesa memerlukan studi khusus/dengan pendekatan
epidemiologi inferensial. Banyak investigasi tidak mencapai tahap
ini dan berhenti pada investigasi dengan epidemiologi deskriptif.
Fase pengujian hipotesa merupakan fungsi dari ketersediaan
tenaga/tenaga ahli, severity of the problem, & resource allocation.
b. Contoh situasi yg memerlukan uji hipotesa: infeksi yang berkaitan
dgn produk komersil, infeksi yang berhubungan dgn morbiditas
besar
c. Analisa data yang data temuan investigasi menentukan sumber
transmisi dan risk factors yang berhubungan dengan penyakit.
d. Jika diperlukan, investigator memperbaiki hipotesa dan
melaksanakan studi tambahan.

*Outbreak Management (IFIC 2007)


C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
27
7. Melakukan tindakan intervensi & tindak lanjut

Tindakan intervensi disesuaikan dengan karakteristik penyebab


dan penyebaran KLB (mis, karakteristik patogen, moda transmisi).
Umumnya, garis besar hal-hal yang dilakukan terdiri atas:
Mengendalikan sumber patogen
memusnahkan sumber patogen
host menghindari pemaparan
treatment orang yg terinfeksi
disinfeksi peralatan
Memutus transmisi
Isolasi kasus
Disinfeksi lingkungan
Memodifikasi respons host terhadap pemaparan

*Outbreak Management (IFIC 2007)


C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
28
8. Mengevaluasi keberhasilan tindakan pengendalian

Indikasi keberhasilan:
tidak muncul kasus baru
Kondisi kembali ke endemic level

Jika setelah tindakan penanggulanagan tidak ada


perubahan re-evaluasi kasus
Manfaatkan moment outbreak untuk mereview dan
mengkoreksi praktik/tindakan RS yang bisa
berkontribusi bagi terjadinya outbreak di waktu y.a.d.

*Outbreak Management (IFIC 2007)


C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
29

9. Mengkomunikasikan dan Menulis Laporan Akhir

Selama melakukan investigasi wabah, secara tepat waktu, informasi


terkini tentang investigasi wabah harus dikomunikasikan kepada:
Manajemen RS,
Para ahli klinik/konsultan,
Komite-komite (PPI, Medik, dll)
Dinas Kesehatan,
Pada kasus/kondisi tertentu, informasi bisa disampaikan pada
publik/media.

*Outbreak Management (IFIC 2007)


C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
30
9. Mengkomunikasikan dan menulis Laporan ahir

Laporan akhir investigasi wabah meliputi :


deskripsi wabah,
intervensi yang dilakukan,
efektifitas/keberhasilan intervensi ,
dan ringkasan kontribusi/peran setiap anggota tim investigasi, dan
Rekomendasi pencegahan wabah
Laporan dipublikasi di jurnal ilmiah dan dapat digunakan sebagai legal
dokumen

*Outbreak Management (IFIC 2007)


31
6. Berakhirnya KLB

KLB berakhir disebabkan faktor berikut:


Tdak ada individu yang rentan
Individu yang rentan sudah mengidap penyakit
Tidak ada pemaparan ke sumber infeksi/penyakit
Individu meninggalkan tempat sumber penyakit
Tidak ada lagi sumber kontaminasi
Berkurang kerentanan individu.
Masyarakat mendapat vaksin
Patogenitas patogen berkurang

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


Pencegahan & Pengendalian KLB

Jangan menunggu akhir penyelidikan :


Penilaian umum KLB,
Penilaian spesifik menurut hasil temuan
Jenis tindakan untuk mengendalikan :
Sumber,
Transmisi,
mengurangi kerentanan host
Tindakan Pencegahan melalui :
Kewaspadaan isolasi,
 isolasi,
 immunisasi

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


Persiapan dalam pencegahan KLB

Struktur Bangunan
Ruangan tersendiri
Jarak antara – pasien, kemudahan dalam pembersihan
Ventilasi yang adequat
Penempatan sarana kebersihan tangan
Penyediaan sarana kesehatan
Sarana Kebersihan tangan
Alat Kesehatan
Monitor dan tekanan negatif ruangan
Mesin untuk membersihkan / desinfektan endoskopi / endoskopi
Sarana & Tindakan Sterilisasi
SPO
Kepatuhan terhadap kebijakan
Pendidikan & Pelatihan

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


Control the source of pathogen

• Inactivate / neutralise the


pathogen
• Isolate and/or treat infected
persons
pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017
Interrupt transmission

 Cegah sumber lingkungan

 Cegah transmisi vektor

 Meningkatkan sanitasi

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


Indikator keberhasilan
penanggulangan KLB

Menurunnya frekuensi KLB


Menurunya jumlah kasus pada setiap KLB
Menurunnya jumlah kematian pada setiap KLB
Memendeknya periode KLB
Menyempitnya penyebar luasan wilayah KLB

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


Scenario 1

Di Ruangan ICU RS “X” terjadi masalah terdapat 2 orang pasien


yang mendapatkan hasil kultur sputum MRSA sebelumnya tidak
pernah ada kasus tersebut

• Is this an outbreak?
• What is the likely diagnosis?
• Which intervention should be started?
• Should we start the investigation?

•Outbreak confirmed 
•Kemungkinan masalah disebabkan pada saat
tindakan suction atau penggunaan AB arasional
•Investigasi penyebab utama
•Lakukan pencegahan penyebaran kasus
pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017
Penyederhanaan Pengelompokan Langkah2 RCA sesuai JCI
21 LANGKAH JCI Edisi 4 7 KELOMPOK LANGKAH JCI Edisi 4

1: Organize a Team
INISIASI & RUMUSKAN
2: Define the Problem 1
3: Study the Problem MASALAH
4: Determine What Happened
5: Identify Contributing Process Factors 2 TETAPKAN PERISTIWA SENTINEL
6: Identify Other Contributing Factors
7: Measure, Collect, Assess Data on Proximate and Underlying Causes
3 TETAPKAN CRITICAL EVENT / CMP
8: Design and Implement Immediate Changes
9: Identify Which Systems Are Involved—The Root Causes
10: Prune the List of Root Causes 4 TETAPKAN AKAR MASALAH
11: Confirm Root Causes and Consider Their Interrelationships
12: Explore and Identify Risk Reduction Strategies
TETAPKAN UPAYA
13: Formulate Improvement Actions 5
14: Evaluate Proposed Improvement Actions PENANGGULANGAN RISIKO
15: Design Improvements UJI COBA UPAYA
16: Ensure Acceptability of the Action Plan 6
PENANGGULANGAN RISIKO
17: Implement the Improvement Plan
18: Develop Measures of Effectiveness and Ensure Their Success
UJI COBA UPAYA IMPLEMENTASI
19: Evaluate Implementation of Improvement Efforts 7
20: Take Additional Action UPAYA PENANGGULANGAN RISIKO
21: Communicate the Results

Tetap menggunakan rincian komponen yang sama


Contoh Kasus

Angka Infeksi Daerah Operasi (Dalam %)


Periode Januari – Juni 2018 RS. Tulus Hati
10
8.8
9 8.2 8.3
8
7
6
5 4.6
4
3
2 2.1
2
1
0
Jan Feb Mar April Mei Juni
App SC Herniotomi Target

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


21

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklat hippii


PDSA : PLAN 20

 Komunikasikaan semua rencana perbaikan kepada petugas yang berhubungan langsung dengan proses operasi
yaitu petugas kamar bedah, petugas perawatan bedah, petugas CSSD,petugas sarana medis , petugas clening
service, petugas farmasi

 Edukasi ulang tentang pedoman pencegahan SSI kepada petugas kamar bedah dan perawataan bedah

 Implementasi penggunaaan pedoman penggunaan antimikroba propilaksis dan monitoring kepatuhaan


penggunaannnya

 Edukasi ulang tentang cuci tangan bedah dan cara melakukan preparasi kulit pasien dan lakukan monitoring

 Mengembangkan bundle SSI dan edukasi ulang tentang bundle SSI kepada semua petugas kamar bedah dan
perawatan bedah

 Implementasikan bundle SSI,lakukan evaluasi dan monitoring kepatuhan petugas menjalankan bundle

 Mengembangkan materi edukasi untuk pasien preoperasi

 Berikan laporan bulanan dan berikan umpan balik kepada dokter bedah

 Revisi pedoman penggunaan antimikroba propylaksis

 Melakukan analisis atas kejadian IDO dengan metode RCA atau dengan fish bone
22
PDSA : DO
 Mengkomunikasikaan semua rencana perbaikan, kepada petugas yang berhubungan
langsung dengan proses operasi yaitu petugas kamar bedah, petugas perawatan
bedah, petugas CSSD,petugas sarana medis , petugas clening service, petugas
farmasi

 Melakukan edukasi ulang tentang pedoman pencegahan SSI kepada petugas kamar
bedah dan perawataan bedah dan petugas (tim PPI ) melakukan reedukasi untuk
petugas kamar bedah, ruang rawat bedah

 Implementasi penggunaaan pedoman penggunaan antimikroba propilaksis dan


monitoring kepatuhan petugas menggunakan antimikroba sesuai dengan pedoman
yang yang sudah di revisi

 Melakukan edukasi ulang tentang cuci tangan bedah dan cara melakukan preparasi
kulit pasien dan melakukan monitoring kepatuhan petugas tentang prosedur tersebut

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


23
PDSA : DO
 Mengembangkan bundle SSI dengan melakukan modivikasi bundle untuk
pencegahan SSI dan edukasi ulang tentang bundle SSI yang sudah di modifikasi
kepada semua petugas kamar bedah dan perawatan bedah dengan

 Melakukan Implementasikan bundle SSI,melakukan evaluasi dan monitoring


kepatuhan petugas menjalankan bundle dengan cara audit

 Mengembangkan materi edukasi untuk pasien preoperasi bersama petugs kamar


operasi dan petugas ruang perawatan bedah

 Berikan laporan bulanaan dan berikan umpan balik kepada dokter bedah

 Merevisi pedoman penggunaan antimikroba propylaksis

 Melakukan analisis atas kejadian IDO dengan metode RCA

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


24
PDSA : STUDY
 Screnning pasien preoperasi sudah di lakukan dengaan baik terlihat semua pasien
yang akan di lakukan operasi dalam kondisi badan yang bugar

 Perbaikan edukasi pasien yang akan di lakukan operasi sudah berjalan dengan baik

 Semua proses pencukuran rambut menggunakan electric clipper dan di kerjakaan


oleh petugas yang ahli

 Semua pasien preop mandi menggunakan sabun antiseptic sesuai dengan pedoman

 Hasil audit preparasi kulit di kamar bedah sudah dilakukan sesuai dengan pedoaman
dan petugas patuh melakukan sesuai dengan SPO yang ada

 Pemberian antibiotika propilaksis sesuai dengan pedoman yang ada dan hasil audit
cara pemberian sudah dan jenis antibiotika sesuai dengan pedoman yang ada

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


PDSA : STUDY 25

 Menjaga suhu tubuh pasien normal selama proses pre operasi,intra operasi dan post
operasi sudah di lakukaan dengan baik

 Melakukan komunikasi secara kontinyu dengan dokter bedah mengenai laporan haasil
survailns dan laporan hasil audit yang sudah di rencanakan

 Pembatasan lalu lintas petugas saat operasi berlangsung sudah berjalan dengan baik

 Perawatan luka pada pasien post operasi sudah di lakukan sesuai dengan standar dan
hasil audit kepaatuhan petugas bekerja sesuai dengan SPO

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


26
PDSA : ACT
 Untuk petugas kamar bedah yang belum patuh di lakukan
pembinaan dengan reedukasi secara terus menerus melibatkan
manager kamar bedah dengan pencapaian target dalam dua
bulan

 Untuk implementasi bundle yng belum sepenuhnya di lakukan


maka di buat perbaikan cara implementasi bundle dan buat
rencana reedukasi dan pengawasan yang ketat untuk proses
implementasi dan mulai dengan siklus PDSA

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


27
Kesimpulan
 Survailans yang dilakukan dengan baik dan benar secara konsisten dapat medeteksi
dini adanya KLB

 Di perlukan kesadaran semua petugas untuk melaporkan adanya KLB

 Komitmen dan dukungan manajemen berperan dalam keberhasilan penangan KLB

 Upaya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan


oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau
membatasi penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang menjadi suatu wabah

 PDSA adalah metode penyelesaian masalah dengan cara terstuktur sehingga mudah
saat pembuatan laporan kejadian KLB

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii


29

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklathippii

Você também pode gostar