Você está na página 1de 17

+

Analgetik

Nur Rahmadina
+
Definisi

 Analgesik  Penghilang nyeri secara selektif dari


mekanisme nyeri SSP atau perifer, tanpa menghilangkan
kesadaran.

 Perbedaan Narkotik dan Non-Narkotik (NSAID)


Narkotik NSAID
Bekerja di sentral Bekerja di perifer
Menyebabkan ketergantungan Tidak menyebabkan adiksi
Membuat depresi SSP Tidak depresi SSP
Tidak ada iritasi lambung Iritasi lambung
Tidak ada efek antiinflamasi Ada efek antiinflamasi
Contoh: morfin, tramadol, Contoh: Diklofenak, ibuprofen,
petidin aspirin, dll
+
Analgesik Opioid

 Memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin.

 Ketergantungan.

 sering digunakan dalam anastesia untuk mengendalikan


nyeri saat pembedahan dan nyeri pasca pembedahan

 Klasifikasi opioid:
1. Opioid natural (morfin, kodein, pavaperin, dan tebain)
2. Semisintetik (heroin, dihidro morfin/morfinon, derivate tebain)
3. Sintetik (petidin, fentanil, alfentanil, sufentanil dan
remifentanil).
+
Fisiologi neurotransmiter
+
Cara kerja Opioid
+
Letak kerja opioid
+
Morfin

 2 sifat, depresi dan stimulasi


 Depresi analgesia, sedasi, perubahan emosi, hipoventilasi
alveolar
 Stimulasi  stimulasi parasimpatis, miosis, mual muntah,
hiperaktif reflek spinal, konvulsi dan sekresi hormon anti
diuretika (ADH).

 Absorbsi  usus, intravena

 Distribusi  pembuluh darah, barrier plasenta

 Ekskresi  urin, tinja, keringat


+
Morfin

 Indikasi  nyeri hebat

 Efek samping  depresi pernafasan, nausea, vomitus,


dizzines, mental berkabut, disforia, pruritus, konstipasi
kenaikkan tekanan pada traktus bilier, retensi urin, dan
hipotensi.

 Dosis dan sediaan  tersedia dalam tablet, injeksi,


supositoria.

 oral  tiap 4 jam. Dosis: 0,1-0,2 mg/ kg BB.

 IV  1-2 mg, diulang sesuai yang diperlukan.


+
Petidin atau meperidin

 Waktu paruh  3-5 jam

 Indikasi  masa kerja lbh pendek dari morfin, analgesia


obstetrik dan sebagai obat preanestetik.

 Efek samping  pusing, berkeringat, euforia, mulut kering,


mual-muntah, perasaan lemah, gangguan penglihatan, palpitasi,
disforia, sinkop dan sedasi.

 Dosis, sediaan 
 tablet 50 dan 100 mg ;
 suntikan 10 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml. ; dosis
parenteral 100 mg. Dosis untuk bayi dan anak ; 1-1,8 mg/kg BB.
 larutan oral 50 mg/ml.
+
Fentanil

 fentanil 75-125 kali lebih poten dibandingkan dengan morfin

 Dosis, sediaan Dosis 1-3 mg /kg BB, 30 menit.


pemeliharaan anastesia dengan kombinasi bensodioazepam
dan inhalasi dosis rendah, pada bedah jantung.

 Efek samping  kekakuan otot punggung. Dosis besar dapat


mencegah peningkatan kadar gula, katekolamin plasma,
ADH, renin, aldosteron dan kortisol.
+
Analgesik non-Opioid (NSAID)
+
Analgetik NSAID
+
+
Parasetamol

 Golongan acetaminophen tidak ada efek anti-inflamasi

 Penggunaan jangka panjang  kerusakan hepar (atasi dg


metionine)

 Dapat ditemukan sindrom reye pada pediatri


+
Asam Mefenamat

 Berinteraksi dengan obat antikoagulan, warfarin, asetosal


(apirin), diuretik, methotrexate dan insulin

 Dosis nyeri akut dewasa  500mg (dosis awal)


 250mg/6 ham jika diperlukan, tidak > dari 1 minggu

 Puncak obat dalam plasma dimulai dari 2 sampai 4 jam,


eleminasi waktu paruh 2 jam
+
Ibuprofen

 Nyeri rendah sampai sedang


 ES paling ringan krn waktu paruh paling rendah (2 jam)
 Efek antiinflamasi muncul pada dosis 1200/2400mg/hari
 Absobsi  lambung, onset 30 menit, peak: 1-2 jam
 Metabolit utama  hasil hidroksilasi dan karboksilasi
+
Terimakasih

Você também pode gostar