Você está na página 1de 25

PEMISAHAN ANALITIK DAN

PERLAKUAN AWAL SAMPEL

Iswandi, S.S. M.Farm Apt


Pendahuluan
• Analisis dilakukan terhadap sampel yang mengandung:
 senyawa tunggal (bahan baku),
 beberapa senyawa aktif (multikomponen) atau
 satu senyawa aktif dalam berbagai matriks (bagian sampel selain analit).
• Wujud sampel:
 Bahan baku (raw material)
 Sedian Farmasi (dosage forms)
 Sampel biologi (darah, urin, jaringan, dll)
 Sampel hasil riset dan pengembangan
 Sampel lainnya (kosmetika, makanan, lingkungan)
• Eksistensi analit dalam sampel:
 Sebagai senyawa tunggal (aktif maupun non aktif)
 Sebagai multikomponen (campuran > 2 senyawa aktif).
 Dalam sampel biologi: sebagai senyawa utuh, atau terikat, dll.
• Matriks (matrices): Bagian dari sampel di luar analit
yang tidak perlu dianalisis tapi dapat mengganggu
analisis terutama dalam sampel multikomponen ,
campuran atau sampel biologi.
• Matriks dapat berupa:
– Bahan anorganik
– Bahan organik
– Cairan/jaringan biologi
• Sifat matriks:
– Inert, tidak mengganggu analisis
– Mengganggu analisis karena turut teranalisis
– Merusak dan mengkontaminasi intrumen ukur
Skema proses analisis
Perlakuan awal sebelum analisis
Tujuan:
 Pemekatan analit (jika kadarnya kecil)
 Meningkatkan keterukuran analit melalui perubahan bentuk, reaksi kimia ,
derivatisasi, agar kompatibel dengan metode analisis yang digunakan.
 Menghilangkan komponen pengganggu analisis melalui pemisahan, clean-
up, filtrasi, dll.
 Melindungi instrumen ukur dari kerusakan dan kontaminasi.

• Perlakuan sangat tergantung pada:


 Jenis sampel
 Kadar analit
 Metode analisis yang digunakan
 Kualitas hasil analisis yang dipersyaratkan (akurasi dan presisi)

• Tahap perlakuan menjadi tahapan penentu keberhasilan analisis untuk


memperoleh informasi hasil yang baik (akurat dan presisi).
• Perlakuan awal (penyiapan sampel) ditujukan untuk
memperoleh larutan yang: homogen, reprodusibel dan
sesuai dengan metode yang digunakan.
• Penyiapan sampel diawali dari saat awal yaitu koleksi,
transport, penyimpanan, dan proses pendahuluan.
• Tahapan ini berpengaruh pada akurasi, presisi, dan
kesesuaian metode.
• Prosedur penyiapan sampel harus memberikan rekoveri
analit yang kuantitatif (>99%). Rekoveri kuantitatif akan
meningkatkan kepekaan dan presisi pengukuran.
• Jika rekoverinya tidak kuantitatif, penyiapan sampel
harus dilakukan secara berulang kali dengan hati-hati
agar tidak terjadi kehilangan analit.
• Beberapa teknik penyiapan sampel dapat dilakukan
secara otomatis dan instrumen untuk penyiapan sampel
sudah tersedia. Bahkan di Laboratorium modern sudah
menggunakan robot dalam penyiapan sampelnya.
Jenis Perlakuan Awal
Jenis Analit Jenis Matriks Teknik Pemisahan
Anorganik Anorganik a. Pengendapan
b. Kromatografi ion
c. Pertukaran ion
Organik a. Destruksi basah
b. Pemijaran
c. Ekstraksi
d. Pelarutan
Organik Anorganik a. Ekstraksi
b. Kromatografi
c. Tanpa pemisahan jika
spektrometri.
Organik a. Ekstraksi
b. Kromatografi
c. Elektroforesis
d. Destilasi
Teknik analisis yang memerlukan sampel dalam
bentuk larutan.

• Gravimetri • Elektrogravimetri
• Volumetri • Coulometri
• Kromatografi ion
• Spektrofotometri
• Kromatografi cair
• Spektrofluorometri • KLT
• AAS/FES • KCKT
• Emisi plasma • Elektroforesis
• Potensiometri • Analisis Dilusi Isotop
• Polarografi
Teknik Analisis yang memerlukan sampel
padat ataupun larutan.
Analisis Fluoresensi Sinar X
Analisis Aktivasi Neutron

Teknik Analisis yang memerlukan sampel


padat
DC Arc Emission Spectroscopy
AC Arc Emission Spectroscopy
Micropobe techniques
Combustion techniques
• Perlakuan awal untuk sampel cair:
Eksktraksi Cair-Cair
Ekstraksi Fase Padat
Pemisahan dengan membran
Distilasi (untuk beberapa sampel)
Liofilisasi (untuk sampel biologi)
• Perlakuan awal untuk sampel padat.
Pengurangan ukuran sampel
Pengeringan
Ekstraksi Tradisional
Ekstraksi Modern (Fluida superkritik, dll)

Perlakuan awal ini perlu, jika metode analisisnya memerlukan sampel


berupa larutan.
Pernyataan Pemisahan
1. Pemisahan sempurna semua komponen penyusun dari
suatu campuran:

(a + b + c +…...) (a) + (b) + (c) + …..

2. Pemisahan sebagian komponen dari suatu campuran:

(a + b + c +…...) (a) + (b + c + ….)

3. Pemisahan untuk pengayaan


(a + b + c +…...) (a+b) + (b+a) + ….
Definisi Pemisahaan

• Definisi menurut Rony P.R.(1968):


Pemisahan adalah kondisi hipotetik dimana terjadi
pengucilan sempurna dari masing-masing komponen kimia
penyusun dari suatu campuran menjadi “daerah”
makroskopik yang terpisah.
• Tujuan pemisahan :
Mengucilkan masing-masing atau salah satu komponen
penyusun suatu campuran dalam keadaan murni kedalam
masing-masing “wadah” yang terpisah.
• Kondisi hipotetik digunakan untuk dua alasan:
a. Tidak mungkin terjadi pemisahan yang sempurna (100%).
Pemisahan kuantitatif terjadi jika sisa analit dalam larutan
induknya tinggal kurang dari 1% dari kadar awal.
b. Tidak secara nyata terpisah kedalam wadah terpisah tetapi
terlihat dalam suatu rekaman.
Fase dalam sistem pemisahan
• Dalam sistem pemisahan pada umumnya terdapat dua fase yang terlibat.
Bahkan dalam sistem yang rumit, salah satu fase sengaja dibuat atau
ditambahkan agar terjadi pemisahan.
• Distribusi komponen penyusun dalam kedua fase diatur melalui suatu
kesetimbangan. Pemisahan akan diterangkan melalui perubahan tetapan
kesetimbangan tersebut. Setelah kesetimbangan tercapai, kedua fase akan
terpisah secara mekanik dan pemisahan akan berlangsung secara
sempurna.
• Komponen A dan B terdapat dalam suatu larutan air. Larutan air
dinamakan sebagai fase I. Untuk memisahkan kedua komponen, fase II
perlu dibuat atau ditambahkan agar A dan B berada dalam fase yang
berbeda dan pemisahanpun terjadi. Dalam fase I hanya ada A (dengan
sedikit B) dan dalam fase II hanya terdapat B saja.
• Pemisahan A dan B dapat terjadi karena adanya perbedaan sifat antara A
dan B tersebut, misalnya kelarutan, tekanan uap, ukuran, bentuk dan
afinitasnya.
• Untuk penyederhanaan, kedua fase akan
diberi nomor 1 dan 2 atau diberi nama sesuai
dengan teknik pemisahan yang digunakan.

Nama fase dalam berbagai teknik pemisahan

Teknik Fase 1 Fase 2


Ekstraksi Cair-cair Rafinat Ekstraktan
Kromatografi Diam Gerak
Dialisis Retentat Diffusat
KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN JENIS FASE

FASE 1 FASE 2
Gas Cair Padat
Gas Difusi termal KGC KGP

Cair Distilasi KCC KCP


Ekstraksi Pengendapan
Dialisis Kristalisasi
Ultrafiltrasi Elektrodeposisi
Padat Sublimasi Lindi

KGC = Kromatografi gas-cair


KGP = Kromatografi gas-padat
KCC = Kromatografi cair-cair
KCP = Kromatografi cair-padat
Klasifikasi pemisahan berdasarkan Jenis Fase Awal
Pada saat pemisahan dilakukan, sampel berada dalam fase 1
atau ditambahkan kedalam fase 1. Tapi kadang-kadang untuk
melakukan pemisahan, fase 2 perlu ditambahkan atau
dibentuk dan ditambahkan kedalam fase 1.

Sampel ditambahkan kedalam Sampel berada dalam fase 1


fase 1
Kromatografi Distilasi
Ekstraksi cair-cair Kristalisasi
Elektroforesis Zone refining
Dialisis differensial
Pengendapan
Pemisahan berdasarkan fase 2
Fase 2 ditambahkan Fase 2 dibentuk
Kromatografi Distilasi
Ekstraksi cair-cair Pengendapan
Elektroforesis zona Kristalisasi
Dialisis differensial Elektrodeposisi
Zone refining
Fraksinasi busa
Pembentukan senyawa
inklusi
Klasifikasi Pemisahan berdasarkan proses

Proses Proses Fisika Proses Kimia


Mekanik
Pengayakan dan Partisi: Perubahan wujud:
Pengucilan: •Kromatografi •Pengendapan
•Dialisis •Ekstraksi •Elektrodeposisi
•Kromatografi •Elektroforesis Masking
eksklusi Perubahan wujud: Pertukaran ion
•Filtrasi Distilasi
Sentrifugasi Kristalisasi
Sublimasi
Klasifikasi berdasarkan daya dorong

KESETIMBANGAN KINETIKA
• Kromatografi • Dialisis
• Distilasi • Elektroforesis
• Ekstraksi • Diffusi termal
• Pengendapan • Sentrfugasi
• Sublimasi • Pemisahan membran
• Zone refining • Ultrafiltrasi
Tahapan Pemisahan Kimiawi

1. Spesiasi, melalui konversi kimia atau perubahan


fisik.
2. Distribusi, masing-masing spesi tadi terdistribusi di
antara dua fase (salah satu fase dibuat atau
ditambahkan): gas-cair, cair-cair, cair-padat, gas-
padat.
3. Kesetimbangan spesi dalam kedua fase tercapai.
4. Pemisahan spesi, dilakukan secara fisik atau
mekanik
Moda Pemisahan
• Pemisahan setahap/sederhana, yang dilakukan
hanya satu kali saja misalnya: ekstraksi pelarut ,
pengendapan, elektrodeposisi, dll.
• Pemisahan bertahap, yang dilakukan beberapa
tahap misalnya: ekstraksi pelarut, distribusi lawan
arus, dll.
• Pemisahan sinambung, yang dilakukan bertahap
tanpa putus dan terus menerus misalnya: destilasi,
kromatografi, soxhletasi, dll.
• Pemisahan dengan jebakan, misalnya ekstraksi fase
padat, kromatografi kolom, dll.
Teknik Pemisahan
• Ekstraksi Pelarut
• Pengendapan
• Elektrodeposisi
• Pertukaran ion
• Adsorpsi dan desorpsi
• Penguapan
• Absorpsi
• Kromatografi
• Dialisis
• Elektroforesis
• Pemisahan dengan membran
• Filtrasi
• Sentrifugasi dan ultrasentrifugasi
• Osmosis
Elektroforesis, pemisahan membran dan sentrifugasi melibatkan hanya satu
fase didorong oleh kinetika. Sedangkan yang lainnya melibatkan dua fase
yang didorong oleh kesetimbangan.
Jenis Pemisahan
1. Pemisahan Preparatif.
• Tujuan pemisahan preparatif adalah memperoleh produk
yang berharga dari suatu campuran dengan cara
menghilangkan pengotor sekecil-kecilnya.
• Dapat dilakukan dengan skala besar, skala kecil dan skala
sangat kecil.
• Umumnya dilakukan secara sinambung.

Teknik pemisahan yang paling banyak digunakan adalah


ekstraksi, distilasi berfraksi, kromatografi preparatif,
kristalisasi , dll
2. Pemisahan Analitik,
Tujuannya untuk memperoleh informasi analitik yang
bermutu (akurat, presisi) yang dihasilkan melalui
suatu pengukuran dari hasil pemisahan.
Skala pemisahan meliputi :makro, semi mikro , mikro,
nano tergantung pada kadar analit yang diperoleh
dan teknik analisis yang digunakan.
Meliputi:
a. Pemisahan analit dari spesi yang mengganggu.
b. Pemekatan analit dalam analisis runut
c. Pengubahan analit kedalam fase yang sesuai
d. Pengurangan dan penyederhanaan matriks (clean-up)
e. Isolasi analit ke dalam bentuk murni
Terima kasih

Você também pode gostar