Você está na página 1de 26

ANALISA KASUS SISTEM KARDIOVASKULER

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


Dosen pengampu : Sutrisno,S.Kep.Ns.M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN NERS


STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK
2019
Anggota Kelompok 1 :
1. Donny Kusuma
2. Intan Purnamasari
3. Elvy maharani
4. Juni Dwi Restiawan
5. Mei Wulandari Ningsih
6. Rinda Wahyuningsih
7. Rizki Tri Ramadhani
8. Yeni Rambu Rewa
KASUS
Pasien Tn. A 50 tahun, dirawat di ruangbedah. Riwayat penyakit sekarang
datang ke IGD dengan mengeluh nyeri dada yang terasater bakar, seperti
ditimpa oleh gajah pada dadanya dan menjalar dari lengan sampai
kepunggung rasa nyerinya, skala 7 dan tidak hilang dengan istirahat,
munculnya lebih dari 15 menit. Pasien mengeluh nafsu makannya menurun
dan setiap makan hanya seperempat porsi yang dimakan, sehingga BB
pasien menurun 3 kg selama MRS. Akral pasien hangat dan pasien
mengeluh sesak nafas. Keterangan dari keluarga dan pasien, didapatkan
riwayat merokoks udah 20 tahun sampai sekarang, mengetahui mempunyai
diabetes militus sejak 10 tahun yang lalu dan tidak terkontrol. Pasien di
diagnosa PJK, pada periksaan tanda vital didapatkan RR 30x/mnt, TD
110/70 mmHg, N 80x/mnt, dan t 36oC. pada pemeriksaan Lab di dapat kan
kenaikan hormone ck-mb 26 U/l dan troponin 44 μg/ml pada pasien,
kadarHb 09 mg/dL, albumin 2,1 mg/dL. GDA 300 mg/dL. Pada
pemeriksaan ekg didapatkan ST elevasi dan gelombang Q patologispada
lead V3 dan V4. Pada analisis blood gas artery (BGA) didapatkan kondisi
asidosis metabolik. Anda merupakan perawat professional yang bertugas di
ruangan tersebut.
FOKUS ANALISIS
a. Pengkajian : anamnesa, PemeriksaanFisik, dan Penunjang
b. Analisis data : pengelompokan data, etiologi, dan masalah keperawatan
c. Diagnosis keperawatan : berpikir kritis pada etiologi
d. Intervensi : rencana tindakan mandiri, observasi, pemberian HE, dan
kolaborasi
e. Implementasi : tindakan mandiri, observasi, HE dan kolaborasi
f. Pemberian HE focus pada keluhan pasien dan masalah keperawatan,
pencegahan primer, sekunder, dantersier. Pengetahuan tentang persiapan,
pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostic dan laboratorium.
g. Pemanfaatan trend issue dan hasil penelitian tentang tindakan mandiri
keperawatan, tindakan komplementer untuk mengatasi masalah
keperawatan.
h. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia, Patofisiologi, farmakologi
dan terapi diet pada gangguan yang terkait sistem-sistem
• Pengkajian
Identitas
Nama : Tn.A
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Suku/bangsa : jawa, Indonesia
Status pernikahan : menikah
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan terakhir :SMA
Alamat : Kediri
Nomor RM : 201503009
Tanggal MRS : 20-12-2018
Tanggal pengkajian : 21-12-2018
Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri dada, sesak, serta nafsu makan menurun
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGDrumah sakit gambiran kediri pada tanggal 20-12-2018 jam 08.00
WIB dengan mengeluh nyeri dada yang terasa terbakar, seperti ditimpa oleh gajah pada
dadanya dan menjalar dari lengan sampai kepunggung rasa nyerinya, skala nyeri 7 dan tidak
hilang dengan istirahat, munculnya nyeri lebih dari 15 menit. Setelah mendapatkan
pertolongan pertama pasien dipindah ke ruang bedah.
• Penyakit yang pernah dialami : Pasien dan keluarga mengatakan memiliki penyakit
diabetes militus sejak 10 tahun yang lalu dan tidak terkontrol
Riwayat • Kebiasaan : Pasien mempunyai kebiasaan merokok sejak 20 tahun sampai sekarang
kesehatan
dahulu
KEPALA
Inspeksi : penyebaran rambut
merata dan tidak beruban, warna
rambut hitam, tidak terdapat lesi,
tidak ada perdarahan, bentuk dan
ukuran kepala proporsional.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Keadaan umum maupun benjolan abnormal pada
kepala.
Keadaan umum pasien lemah,
pasien tamapk menyeringai
kesakitan dan mlindungi daerah
yang nyeri Pemeriksaan Leher
Inspeksi : bentuk simetris,
Kesadaran pasien composmentis tidak terdapat pembesaran vena
GCS : 4-5-6 jugularis, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tyroid, tidak
TTV : TD : 110/70 mmHg, N: terdapat lesi
80x/mnt, dan S : 36oC, RR:
30x/menit Palpasi : tidak terdapat nyeri
tekan
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan Dada/Thorax
Lanjutan..
• Paru-paru
a) Inspeksi thorax : bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris antara kanan dan kiri,
tidak terdapat lesi, tidak terdapat retraksi didin dada
b) Perkusi thorax : suara paru-paru sonor
c) Palpasi thorax : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terapa massa abnormal, vocal
fremitus kuat dan simetris
d) Auskultasi thorax : suara nafas vasikuler, tidak terdapat suara nafas tambahan,
• Jantung
a) Inspeksi : bentuk dada simetris
b) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
c) Perkusi : suara jantung pekak
d) Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 tunggal
• Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi : bentuk abdomen simetris, tidak terdapat lesi,
b) Palpasi : tidak terdapat massa abnormal, tidak terdapat nyeri tekan.
Tidak asites
c) Perkusi : suara abdomen timpani
d) Auskultasi : bising usus 6x/menit
• Pemeriksaan genetalia
Tidak terpasang kateter
• Pemeriksaan muskuluskeletal
Akral teraba hangat, kering dan berwarna merah muda, tidak terdapat pitting edema pada
ekstremitas bawah, turgor kulit elastic, keluatan otot 5/5, tidak ada kelemahan anggota gerak ,
CRT <2detik
Pemeriksaan penunjang
laboratorium

Pemeriksaan EKG
Pada pemeriksaan
EKG didapatkan
hasil ST elevasi dan
gelombang Q
patologis pada lead
V3 dan V4.
Diagnosis Intervensi
Analisis data :
keperawatan : Keperawatan :
Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut
Definisi : nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa (international association for the
study of pain). Awitan yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung <6 bulan.

Kriteria hasil
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
menejemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas,frekuensi, dan tanda
nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi keperawatan
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Tingkatkan istirahat
Ajarkan tehnik pengurangan nyeri nonfarmakologi
(relaksasi,distraksi,hypnosis 5 jari)
Observasi tanda-tanda vital pasien
Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi (IVFD RL, Ranitidin,
Aspilet, ISDN , Diazepam)
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
infark miokat akut
Diagnosa Keperawatan Gangguan
Pertukaran Gas
Definisi : kelebihan atau defisit pada
oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida
pada membran alveoli kapiler

Kriteria hasil
Mendemostrasikan peningkatan ventilasi dan
oksigen yang adequate
Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas
dari tanda-tanda distress pernafasan
Mendemostrasikan batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu
Tanda-tanda vital dalam rentang normal

Intervensi keperawatan
Posisikan pasien untuk meminimalkan ventilasi
Auskultasi suara nafas tambahan
Observasi suara nafas pasien
Observasi pola nafas
Observasi tanda-tanda vital
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
oksigen
Berikan edukasi kepada keluarga tentang
penyebab sesak dan penangan sesak pada
pasien
Diagnosa keperawatan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan
metabolisme tubuh.

Kriteria hasil
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Intervensi keperawatan
Kaji adanya alergi makanan
Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Sajikan makanan dalam kondisi hangat
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Berikan edukasi kepada keluarga untuk memberikan
makanan dengan gizi yang seimbang dan sesuai diit
yang diberikan oleh ahli gizi
Diagnosa keperawatan penurunan curah
jantung
Definisi : ketidakadekuatan darah yang dipompa
oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolic tubuh
Kriteria hasil
Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Dapat mentoleransi aktivitas dan tidak kelelahan
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada
asites
Tidak ada penurunan kesadaran
Intervensi keperawatan
Kaji adanya nyeri dada
Catat adanya penurunan cardiac output
Atur aktivitas pasien untuk mengurangi
kelelahan
Observasi TTV pasien
Observasi kualitas nadi pasien
Observasi bunyi jantung
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi
Berikan edukasi kepada keluarga dan pasien
tentang penyakit PJK
Pemberian HE focus pada keluhan pasien dan masalah keperawatan, pencegahan primer,
sekunder, dan tersier. Pengetahuan tentang persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan
diagnostic dan laboratorium

• Penurunan curah Jantung


1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan penunjang
c. Terapi farmakologis
1) Diuretik
2) Penghambat Angiotensin-converting Enzyme(ACE)
3) Beta Blocker
4) Glikosida Digitalis
5) Vasodilator
6) Penghambat Kanal Kalsium
7) Antikoagulan
d. Terapi Non Farmakologis
Pemberian HE focus pada keluhan pasien dan masalah keperawatan, pencegahan primer,
sekunder, dan tersier. Pengetahuan tentang persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan
diagnostic dan laboratorium

Gangguan pertukaran gas


• Pencegahan primer
a. Mengobati gejala
b. Posisikan pasien dengan semifowler
c. Memulihkan oksigenasi
• Pencegahan sekunder
Stabilisasi kondisi pasien
a. Inisiasi dan optimalisasi terapi farmakologi
b. Identifikasi etiologi dan komorbiditas yang berhubungan
• Pencegahan Tersier
Diet Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung
minimal. Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah,
mengatur dan mengurangi edema
Pemberian HE focus pada keluhan pasien dan masalah keperawatan, pencegahan
primer, sekunder, dan tersier. Pengetahuan tentang persiapan, pelaksanaan dan
paska pemeriksaan diagnostic dan laboratorium

Nyeri akut
a. Pencegahan primer
b. Pencegahan sekunder
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier
Pemanfaatan trend issue dan hasil penelitian tentang tindakan mandiri keperawatan,
tindakan komplementer untuk mengatasi masalah keperawatan.

Judul :PENGARUH RELAKSASI BENSON


TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DADA
KIRI
PADA PASIEN ACUTE MYOCARDIAL INFARC
DI RS Dr MOEWARDI SURAKARTA TAHUN
2014
• Relaksasi Benson adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri
dengan mengalihkan perhatian kepada relaksasi sehingga kesadaran
klien terhadap nyeri-nya berkurang, relaksasi ini dilakukan dengan
cara menggabungkan relaksasi yang diberikan dengan kepercayaan
yang dimiliki klien. Relaksasi adalah teknik mengatasi kekhawatiran/
kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu
terjadi atau bersumber pada obyek-obyek tertentu”. Relaksasi
merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental
manusia, sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan
relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang,
dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam
keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman

• Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terapi kombinasi


Analgetik dan Relaksasi Benson berpengaruh terhadap penurunan
skala nyeri pada pasien Acute Myocardial Infarc (Pvalue = 0,000),
sehingga bila dibandingkan dengan kelompok responden yang hanya
mendapatkan terapi analgetik (Pvalue=0,004) maka dapat
disimpulkan bahwa relaksasi Benson berpengaruh terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien Acute Myocardial Infarc.
Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia, Patofisiologi, farmakologi dan terapi
diet pada gangguan yang terkait sistem-sistem.
Fisiologi kardiovaskuler
• Sirkulasi darah
• Sirkulasi sistemik
• Sirkulasi pulmonal
• Katup jantung
Biofisika
• Listrik jantung
Jantung sebenarnya tergantung dalam suatu medium konduktif. Bila
satu bagian ventrikel menjadi elekronegatif bila dibandingkan
dengan sisanya, arus listrik mengalir dari daerah berdepolarisasi ke
daerah berpolarisasi dalam jalur memutar besar.
• Konduksi jantung
• Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan
aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,
yaitu:
– Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara
spontan.
– Irama, kemampuan membentuk impuls yang teratur.
– Daya konduksi, kemampuan untuk menyalurkan impuls.
– Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Biokimia
• Struktur dan fungsi enzim
– Struktur enzim
• Enzim umumnya merupakan protein globular dan ukurannya berkisar
dari hanya 62 asam amino pada monomer4-oksalokrotonat
tautomerase, sampai dengan lebih dari 2.500 residu pada asam lemak
sintase. Terdapat pula sejumlah kecil katalis RNA, dengan yang paling
umum merupakan ribosom; Jenis enzim ini dirujuk sebagai RNA-
enzim ataupun ribozim. Aktivitas enzim ditentukan oleh struktur tiga
dimensinya (struktur kuaterner). Walaupun struktur enzim
menentukan fungsinya, prediksi aktivitas enzim baru yang hanya
dilihat dari strukturnya adalah hal yang sangat sulit.
– Fungsi enzim
• Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi
yang dikatalis oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai
substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-
molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis
sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.
Farmakologi
Obat antiangina
• Diuretik
• Digitalis
• Anti aritmia
• Anti Hipertensi
• Anti koagulan
• Anti platelete
• ObatPenghancur Gumpalan Darah (Trombolitik)
Diet
• Tujuan diet
a. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan jantung.
b. Menurutkan berat badan bila penderita terlalu gemuk.
c. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam/air dalam
jaringan.
• Syarat Diit
a. Kalori rendah terutama bagi penderita yang terlalu gemuk
b. Protein dan lemak sedang.
c. Vitamin dan mineral cukup.
d. Rendah garam bila tekanan darah tinggi atau ada oedema.
e. Makanan mudah cerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan
gas.
f. Porsi kecil dan sering
• Diit bahan makanan
• Bahan makanan untuk tahap penyembuhan yang tidak dianjurkan
a. Garam
b. Natrium
Makanan Yang Dianjurkan

• Segala macam buah-buahan dapat dimakan kecuali alpukat, kurma, dan


buah-buahan yang sudah diawet dapat diberikan untuk menambahkan
jumah kalori harian. Sari tomat dan sari sayuran tidak boleh diberikan.
• Menggantikan kebiasaan minum susu fullcream dengan susu skim, susu
kedelai atau yogurt non-fat.
• Menggantikan penggunaan lemak hewani untuk menggoreng, dengan
lemak nabati. Makanan sebaiknya direbus atau ditumis dengan sedikit
minyak. Pemakaian santan yang kental juga harus dihindari.
• Tingkatkan konsumsi ikan, khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak
omega-3, paling tidak 2-3 minggu sekali.
• Ganti daging merah dengan daging putih seperti daging ayam kampung
dan ikan atau pilih daging sapi yang kurus dan gajih yang terlihat harus
dibuang (kulit ayam, brutu, kepala ayam tidak perlu dimakan).
• Telur ayam kampung dan jumlah kuning telur yang dimakan tidak lebih
dari dua butir telur per minggu, putih telur dapat dimakan secara bebas.
• Meminum obat diuretik untuk memperlancar air kemih dan membuang
natrium dan air dalam tubuh. Hal ini akan menurunkan jumlah darah yang
masuk ke jantung, sehingga mengurangi beban kerja jantung.
Patofisiologi

• Penyakkit Jantung koroner


• Diabetes tipe 2

Você também pode gostar