Você está na página 1de 16

PEL AYARAN

SUNGAI
A L I FA H M A H A R D I K A
160523610807
ALUR PELAYARAN
• Adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan
pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari oleh
kapal di laut, sungai atau danau. Alur pelayaran digunakan untuk
mengarahkan kapal di lintasan sungai atau danau.
DATA-DATA KONDISI HIDROGRAFI
• Kedalaman Alur

• Pasang Surut

• Lebar Alur

• Perubahan Geometri

• Ruang Bebas di atas permukaan air

• Kedalaman Alur Pelayaran


KEDALAMAN ALUR PELAYARAN
• Kondisi Operasi yang Ideal:
– Kedalaman air di alur pelayaran harus cukup besar untuk memungkinkan
pelayaran pada muka air terendah (LWL) dengan kapal bermuatan
maksimum

– Kedalaman alur harus lebih besar dibandingkan dengan batas muatan kapal
terbesar yang melewatinya
KEDALAMAN H=d+G+R+P+S+K
ALUR PELAYARAN
SECARA UMUM H = Kedalaman alur (m)
DAPAT d = Draft kapal (m)
DITENTUKAN G = Gerak vertical kapal karena gelombang dan squat (m)
DENGAN R = Ruang kebebasan bersih untuk:
MENGGUNAKAN Kolam 7%-15% dari draft kapal Alur 10%-15% dari draft
kapal (s)
RUMUS SEBAGAI P = Ketelitian pengukuran (m)
BERIKUT: S = Pengendapan sedimen antara dua pengerukan (m)
K = Toleransi pengerukan (m)
SYARAT PERAWATAN
Persyaratan Perawatan Harus Menjamin:

Keselamatan Berlayar

Kelestarian Lingkungan

Tata Ruang Perairan

Tata Pengairan
PASANG SURUT
• Data pasang surut merupakan perubahan naik turunnya permukaan
air atau fluktuasi muka air dalam periode tertentu. Untuk
mengetahui pasang surutnya permukaan air diperlukan pencatatan
yang dapat dilakukan secara manual, mekanik, ataupun elektronik
KECEPATAN ARUS
Data kecepatan arus permukaan yang dapat membahayakan
keselamatan pelayaran dalam batas kecepatan arus sampai dengan
kedalaman 5 meter untuk alur pelayaran pedalaman. Pengukuran
dilakukan dengan cara manual, mekanis, ataupun elektronik
ANALISIS DAN DESAIN HIDRAULIK PERBAIKAN
MUARA SUNGAI

A. Kedalaman minimum alur pelayaran


Muara sungai biasanya dimanfaatkan untuk keperluan lalu lintas perahu
nelayan sehingga kedalaman alur harus disesuaikan dengan kebutuhan
tersebut. Oleh karena itu, jika memungkinkan (ditinjau dari segi dana),
kapal terbesar yang lewat di muara tersebut akan dipergunakan sebagai
referensi penentuan ukuran kedalaman alur.
RUMUS PENENTUAN KEDALAMAN ALUR PELAYARAN
TERSEBUT ADALAH

Dengan:
• ELbed adalah elevasi dasar alur pada kedalaman minimum (m);
• LLWL adalah elevasi muka air pada surut terendah (± 0,00), (m);
• dn adalalh kedalaman alur nominal, (m);
• df adalah draft kapal pada muatan penuh, (m);
• gl adalah gerakan kapal akibat gelombang, (m);
• rb adalah ruang bebas di bawah kapal, (m);
• gl+rb bisa diambil = 50% df
B. Lebar minimum alur pelayaran
Lebar minimum alur ini sangat tergantung pada ukuran kapal, kecepatan arus di muara,
keadaan gelombang dan kepandaian nelayan dalam melakukan maneuver. Bruun (1985)
memperkenalkan rumus sederhana untuk menentukan lebar alur minimum, yaitu sebagai
berikut
a) Untuk lalu lintas satu jalur
Wn ≥ 4,8 B

b) Untuk lalu lintas dua jalur


Wn ≥ 7,6 B

Dengan:
Wn adalah lebar alur minimum, (m);
B adalah lebar kapal yang berukuran terbesar, (m).
SKETSA PENAMPANG MELINTANG
ALUR
(a) Lebar Satu Jalur (a) Lebar Dua Jalur
C . LEBAR ALUR
Khusus untuk muara sungai yang
tidak dipergunakan untuk alur
pelayaran maka lebar alur antara dua
Dimana:
jeti diusahakan sama dengan lebar
normal sungai. Jika muara sungai • A adalah luas penampang aliran menurut Jarrett,
tersebut digunakan untuk pelayaran, (m2);
ukuran geometris lebar alur dapat • Wh adalah lebar hidraulik alur sungai, (m);
ditentukan dengan persamaan • MSL adalah muka air laut rerata, (m);
sebagai berikut.
• LLWL adalah muka air surut terendah, (m);
A = Wh { (MSL - LLWL) + dn }
• dn adalah kedalaman alur pelayaran nominal, (m)
LUAS PENAMPANG MUARA
Luas penampang muara secara alamiah tergantung pada prisma pasang surut. Lebar
alur pelayaran buatan dapat ditentukan dengan rumus-rumus empiris.
1. Rumus O’Brein −𝟒 𝟎,𝟗𝟓
𝑨 = 𝟏, 𝟓𝟖 𝟏𝟎 𝑷

A = Luas penampang aliran minimum di muara yang diukur di bawah MSL, (m2);
P = Prisma pasang surut, (m3)
2. Rumus Jepang
b1 = lebar sungai bagian hulu, (m);
b2 = lebar alur pelayaran, (m);
d1 = kedalaman rerata sungai di bagian hulu, (m);
d2 = kedalaman rerata di alur pelayaran, (m).
JENIS-JENIS JETI
• Jeti panjang
Bangunan jeti panjang dibuat cukup panjang, menjorok ke laut sampai jauh di luar
daerah gelombang pecah. Dengan bangunan sejajar ini, muara akan terlindung dari
gerakan pasir/ lumpur menyusur pantai.
• Jeti pendek
Bangunan jeti pendek biasanya dibuat sampai kedalaman ± 0,00 LWS. Tujuan utama
system jeti ini adalah untuk stabilisasi muara, yaitu supaya muara tidak berpindah-
pindah tempat.
• Jeti Sedang
Bangunan Jeti jenis ini biasanya dibuat sampai batas luar daerah breaker zone pada
saat muka air surut (LLWL). Keuntungan jeti ini adalah dapat mengurangi
kelemahan pada kedua bangunan jeti sebelumnya dan bangunan jeti ini sangat
cocok untuk pantai dengan arah datang ombak yang tegak lurus dengan pantai
THANK YOU

Você também pode gostar