Você está na página 1de 20

CAIRAN LAMBUNG

DUODENUM
PANKREAS

dr. Ety Retno Setyowati,M.Kes.,SpPK,MARS

1
2
Cairan Lambung (Gastric juice):
 Disekresi aktif sel mukosa lambung:
- klj. peptik : pepsin, lipase, HCl
- klj. pilorik : bhn fermentasi

 Persarafan : N. Vagus
saraf simpatis

3
Sekresi
A. Basal (interdigestive period)
intermittent :  saat lambung kosong
pengukuran : aspirasi kontinyu semalam /
puasa 1 – 2 jam

B. Digestive period (ada makanan)


1. Cephalic Phase: krn lapar/lht makanan
2. Gastric Phase: distensi mekanik anthrum
pilorik/kontak mukosa anthrum dgn bhn.kimia
 hidrolisis protein  sekresi hormon/gastrin
 peredaran darah, langsung merangsang sel
parietal  sekresi HCl

4
3. Intestinal Phase: produk pencernaan
makanan  rangsang mekanisme
humoral

4. Hormonal Phase: sekresi gastrin oleh


anthrum, histamine like substance
(colon), gastrin like material
(sindr. Zollinger Ellison),
inhibitory/trophic hormone (duodenum,
dipengaruhi pH)
5
:: Indikasi ::
1. Menentukan kemampuan sekresi asam
misal: - dugaan anemia perniciosa
- ulkus peptikum
- ulkus duodenum
- sindr. Zollinger Ellison
2. Gangguan G.I yang belum jelas
3. Intoksikasi (bukan karena asam/basa kuat)
4. Diagnosis keganasan

6
:: Kontraindikasi ::
1. Stenosis / varices esofagus
2. Keganasan esofagus
3. Dekompensasi jantung
4. Perdarahan lambung yang baru terjadi
5. Hamil / sakit berat
6. Intoksikasi asam / basa kuat yang baru terjadi
7. Aneurisma aorta
8. Hipotensi / gangguan vasomotor (pada uji
histamin)

7
:: Cara Pengambilan Sampel ::
 hati – hati jangan melukai organ
 Intubasi melalui mulut / nasopharynx dengan
stomach tube levin  monitor radiologis
 Aspirasi pagi hari setelah puasa 12 jam, bebas
obat yang berpengaruh pada lambung
 Pagi hari jangan gosok gigi  kontaminasi
darah, jangan menelan sputum 
mempengaruhi keasaman lambung

8
:: Fisis Cairan Lambung ::
 Tidak pekat, warna muda
 pH : 1.2 ± 0.3 (puasa)
1.3 ± 2.5 (setelah makan)
 B.J : 1.007
 Volume : 1500 – 2000 ml/hari
 Terdapat faktor intrinsik  bila bergabung
dengan vit. B12 untuk absorpsi vit. B12.
Defisiensi faktor intrinsik dapat menyebabkan
def. vit. B12 sehingga terjadi gangguan
maturasi eritrosit.
9
:: Penentuan Keasaman Lambung ::
1. Basal Acid Output (B.A.O)
○ sekresi total asam lambung tanpa rangsangan (basal) selama
waktu tertentu (1 jam)
○ Syarat: puasa, bebas obat/makanan yang berpengaruh pada
lambung
○ aspirasi 2x tiap 15 menit  buang
○ aspirasi 4x tiap 15 menit :
- ukur volume masing-masing
- ukur pH masing-masing
○ B.A.O = volume tiap spesimen (l) X keasaman (mEq/l)
○ INTERPRETASI B.A.O TOTAL :
< 2 mEq : normal, ulkus peptikum, Ca lambung
2-5 mEq : normal, ulkus peptikum / duodenum
5-20 mEq : ulkus duodenum
> 20 mEq : sindroma Zollinger Ellison

10
2. Maximal Acid Output (M.A.O)
○ sekresi total asam lambung setelah rangsangan
- histamin 0.04 mg/kg BB
- betazol (histalog) 50 – 100 mg (1.5 mg/kg BB)
- pentagastrin 6 μg/kg BB
○ Prosedur / perhitungan sama dengan B.A.O
○ INTERPRETASI M.A.O :
1-20 mEq : normal, ulkus peptikum, Ca lambung
20-35 mEq : ulkus duodenum
35-60 mEq : ulkus duodenum, high normal secretor,
sindr. Zollinger Ellison
> 60 mEq : sindroma Zollinger Ellison
0 mEq : true achlorhydria, gastritis, Ca lambung
True Achlorhydria :  diagnosis etiologis anemia perniciosa

11
3. Ratio B.A.O / M.A.O :
< 20 % : normal, ulkus peptikum, Ca
lambung
20-40 % : ulkus peptikum / duodenum
40-60 % : ulkus duodenum, sindr. Zollinger
Ellison
> 60 % : sindroma Zollinger Ellison

12
:: Sindroma Zollinger Ellison ::
 Penyebab:  gastrinoma (duodenal/pancreatic
endocrine tumor)
 Sindroma terdiri dari :
● fulminant peptic ulcer, massive gastric hyper
secretion, non beta islet cell tumor of the
pancreas
 Diagnosis : secretin challenge test
● gastrin serum ditentukan sebelum & sesudah
injeksi I.V. secretin.
● Pada gastrinoma : peningkatan gastrin > 100 mg/L.
● NORMAL: gastrin serum < 100 mg/L

13
Cairan Duodenum
 Campuran cairan lambung + mukosa
duodenum + pankreas + empedu + sal.
pencernaan bawah
 NORMAL:
● jernih, tidak berwarna / kuning muda
● agak alkalis
● sejumlah kecil lekosit, sel epitel,
bakteri
14
:: Makroskopik Cairan Duodenum ::

 NORMAL : jernih
 bila tercampur cairan asam lambung 
precipitous garam empedu  keruh (non
patologis)
Kekeruhan hilang bila dinetralisir dengan
basa
 Keruh patologis O.K: pus / bakteri
(radang empedu/duodenum)
15
:: Mikroskopik Cairan Duodenum ::
 NORMAL : - beberapa sel desquamasi
- sedikit lekosit
- mukus / kristal jarang
 bila elemen diatas banyak: Patologis
 Bila sel neoplastik + :
keganasan pankreas/empedu/duodenum

16
Cairan Pankreas
 Sekresi dipengaruhi rangsangan makanan
tercampur sekretin, asam + pankreozimin
 NORMAL:
● tidak berwarna, jernih, cair, mudah
berbuih
● basa kuat, pH ± 8.00
● Volume 500 – 800 ml/hari
● B.J : 1.008
● Mengandung: Tripsin
Amilase / lipase pankreas

17
:: Uji Pankreozimin/Sekretin ::
 Tes fungsi sekresi pankreas
 Prinsip : rangs. sekretin /pankreozimin 
vol. cairan duodenum
NORMAL
bikarbonas duodenum
 Prosedur :
● puasa minimal 6 jam  aspirasi
● suntikkan 1 ml (10mg) Chlortrimeton
● suntikkan sekretin/pankreozimin 1U/kg BB i.V pelan-
pelan selama 5 menit
● TENTUKAN: - volume
- bikarbonas setelah 1 jam

18
 Interpretasi :
● bila vol. cairan duodenum < 100 ml/jam
(1.7ml/kg/jam) dengan/tanpa penurunan bikarbonas
(< 85 mEq/l)  sangat mungkin obstruksi duktus
pankreatikus
● bila bikarbonas tanpa penurunan volume 
kerusakan parenkim pankreas

19
20

Você também pode gostar