Você está na página 1de 57

Jamban sehat

• Fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus


rantai penularan penyakit.

• Dalam KeMenKes Republik Indonesia


No.852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
lanjutt....

• program pemerintah dalam rangka memperkuat upaya


pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, serta
mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar
berkesinambungan.
• Program ini bertujuan untuk menjadikan Indonesia sehat.
• WHO tahun 2013 sebesar 1,1 milyar orang atau 17%
penduduk dunia masih Buang Air Besar (BAB) di area terbuka
• Indonesia sebagai negara kedua terbanyak ditemukan
masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu Indonesia
(12,9%) dari india (58%)
• Banyumas Jumlah rumah yang ada sebanyak 428.712 yang
memenuhi syarat sehat sebanyak 284.475 atau sebesar 66,36
%
• Yang dibina 30.193
• memenuhi syarat sehat setelah dibina sebesar 19.637 atau
65.04 %
• dengan kata lain rumah yang memenuhi syarat kesehatan di
Kabupaten Banyumas sebesar 66,36 %.
lanjutt....
• Ajibarang termasuk dengan kesadaran buang air besar
masih kurangan, dalam data Puskesmas Ajibarang II di
2019 dari 7 desa hampir tiap desanya mendekati 50%
yang belum sadar akan jamban sehat dalam kesehatan
lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat.
dari paparan diatas....
• Puskesmas diharapkan megetahui permasalahan yang
terjadi dan faktor apa saja yang mempengaruhi program
Upaya Meningkatkan Penggunaan Jaman Sehat dalam
wilayah kerjanya.
• Bagaimana upaya yang dilakuan untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan, khususnya penggunaan jamban
bagi warga dalam wilayah kerja Puskesmas Ajibarang II.
Tujuan

1.Tujuan Umum 2.Tujuan Khusus


Mampu menganalisis a. Mengetahui pelaksanaan dan
masalah kesehatan keberhasilan program.
lingkungan dan metode b. Menganalisis kekurangan dan
pemecahan masalah upaya kelebihan pelaksanaan
menigkatkan penggunaan program.
jamban sehat di Puskesmas c. Mencari alternatif pemecahan
Ajibarang II. masalah tidak tercapainya
program
Manfaat
1.Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada
pembaca
b. Sebagai bahan pertimbangan 2.Manfaat Teoritis
bagi Puskesmas. a. Menjadi dasar untuk penelitian
c. Sebagai bahan masukan bagi selanjutnya bagi pihak yang
puskesmas untuk meningkatkan membutuhkan.
kesehatan lingkungan di wilayah b. Sebagai bahan untuk
kerja Puskesmas Ajibarang II. pembelajaran dalam
menentukan pemecahan
permasalahan kesehatan pada
program pokok puskesmas.
Profil Puskesmas

MISI
1. Mendorong Kemandirian
VISI Masyarakat Untuk Hidup Sehat
“Pelayanan Kesehatan 2. Meningkatkan Kinerja Dan Mutu
Dasar Paripurna Menuju Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Sehat 3. Meningkatkan Profesionalisme
Mandiri”. Sumber Daya Manusia
4. Meningkatkan Kerjasama Lintas
Program Dan Lintas Sektoral
5. Meningkatkan Tertib Administrasi
Dan Keuangan.
wilayah kerja

• Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas


Ajibarang II Tahun 2018 sebesar 45.925 jiwa,
dengan angka kepadatan penduduk rata-rata
17,2/km2.
• Jumlah penduduk tertinggi : Desa Pancasan
8.295 jiwa. kepadatan : 41,94/km2.
• Jumlah penduduk terendah : Desa Kalibenda
sebesar 2.312 jiwa.
Capaian Program dan Derajat Kesehatan
Masyarakat

angka
kematian

• 2018 angka kematian neonatal sebanyak 2


dari 685 kelahiran hidup atau angka kematian
neonatal 2,9 per 1.000 kelahiran hidup.

• 2018 tidak ada kasus kematian ibu maternal .


Angka kesakitan
• TB. 2018 sebanyak 15 orang, jumlah seluruh kasus TB 38 orang, kasus TB
anak usia 0-14 tahun sebanyak 3 anak atau sebesar 7,89 % dari jumlah
seluruh kasus TB. Keberhasilan pengobatan sebesar 108,70 % sedangkan
jumlah kematian akibat Tuberkulosis sejumlah 1 jiwa.
• Jumlah balita penderita pneumonia ditemukan dan ditangani sebanyak 20
anak.
• HIV, usia 25-49 tahun sebesar 3 penderita.
• Diare, sebanyak 1.459 kasus, lebih besar dari target sebesar 1.240 selama
tahun 2018.
• Kusta, sebanyak 2 kasus, Keberhasilan pengobatan kusta di Puskesmas
Ajibarang II kecamatan Ajibarang (RFT) sebesar 100%.
penyakit dapat dicegah dengan imunisasi
• Difteri, Pertusis dan Tetanus : tidak ditemukan
• Campak : 7 kasus
• Polio tidak ditemukan
• Hepatitis B : 5 kasus Hepatitis B.
KLB PTM
• Wilayah kecamatan Ajibarang
selama tahun 2018 tidak
ditemukan kasus DBD. • Penyakit Jantung, Tumor atau kanker,
• Filariasis tidak ditemukan Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan
sebagainya.

• Pada program deteksi dini ca serviks,


kanker payudara, pemeriksaan obesitas,
dan pengukuran tekanan darah.

• Kategori umur 18 tahun, dari 12.832 orang


yang diperiksa ditemukan sebanyak 4.501
orang mempunyai tekanan darah tinggi.
Status gizi
• 38 kelahiran bayi dengan BBLR.
• 1 balita gizi buruk. sudah mendapatkan penenganan
dengan tuntas.
Situasi Upaya Kesehatan
• Antenatal: Capaian K4 Puskesmas Ajibarang II kecamatan
Ajibarang pada tahun 2018 adalah 97, I %. (tercapai)
• Persalinan: Ajibarang II kecamatan Ajibarang tahun 2018 sebesar
95,2 %, dari jumlah ibu bersalin dan nifas.
• Sedangkan capaian pelayanan komplikasi neonatal sebanyak 106
neonatal atau sebesar 103,6% dari jumlah perkiraan neonatal
dengan komplikasi.
• Puskesmas Ajibarang II kecamatan Ajibarang pada tahun 2018
KN 1 sebesar 100% dan KN lengkap sebesar 99,4%.
lanjutt...
• KB: 273 pasangan atau 3,2 % dari 8.441 jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS).
• Imunisasi: 99,861 % dari jumlah bayi
• Kesehatan Gigi dan Mulut: Sebanyak 113 anak dari 493
anak yang memerlukan perawatan telah mendapatkan
perawatan kesehatan gigi dan mulut.
• Total usia lanjut sebanyak 9.392, sedangkan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 4.244 atau
sebesar 45,19%.
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
• Cakupan jaminan kesehatan di Puskesmas Ajibarang Il
kecamatan Ajibarang tahun 2018 sebesar 74,19% dari
34,071 jumlah penduduk.
• Cakupan kunjungan rawat jalan Puskesmas Ajibarang Il
kecamatan Ajibarang tahun 2018 sebesar 85,6%.
Perilaku Hidup Masyarakat
• Persentase jumlah Rumah Tangga ber-PHBS pada tahun
2018 di wilayah Puskesmas Ajibarang Il kecamatan
Ajibarang sebesar 100 % dari 1.626 jumlah Rumah
Tangga yang dipantau.
Keadaan Lingkungan
• Ajibarang sebesar 96,28 % atau 9.466 dari 9.977 rumah yang
belum memenuhi syarat sehat.
• Sumber air minum : dari sumur galian terlindung dan perusahaan
dagang air minum dengan sarana air memenuhi syarat sebesar
2.922 unit. Akses terhadap Air minum yang layak sebesar 25,59
atau 11.751% dari 45.925 penduduk.
• Jumlah penduduk dengan akses sanitasi layak sebesar 33,5%
dari jumlah penduduk kecamatan Ajibarang.
• TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 96,67 % dari
keseluruhan jumlah TTU yang diperiksa.
sarana kesehatan bersumberdaya
masyarakat
Tenaga Puskesmas
• Dokter Gigi : 1
• Dokter Umum : 2
• Bidan : 20
• Perawat : 8
• Apoteker : 2
• Nutrisionis : 1
• Analis kesehatan : 1
• Sanitarian : 2
• Epidemiolo Kesehatan : 1
• Penyuluh Kesehatan Masyarakat : 1
BAB III
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PRIORITAS
MASALAH
Data Desa ODF Tahun 2018
Desa ODF Bukan ODF
Pancasan 
Lesmana 
Pancurendang 
Kalibenda 
Banjarsari 
Sawangan 
Jingkang 
Skema Fishbone
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks :
Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan skala IRT (Importancy, Technology,
Resource) didapatkan hasil bahwa prioritas masalah pada desa ODF di
Kecamatan Ajibarang adalah dana yang tidak memadai.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)  pendekatan u/merubah
perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan.

Ciri khas dari pendekatan STBM :

1. Meniadaakan subsidi untuk pembangunan sarana sanitasi tingkat


rumah tangga.
2. Merupakan methode cepat untuk meningkatkan akses sanitasi dan
perubahan perilaku higiene di Indonesia.
3. STBM adalah satu-satunya program sanitasi yang menyasar
langsung ke tingkat rumah tangga.
4. STBM berfokus pada perubahan perilaku, bukan pembangunan
sarana.
Yang berperan dalam pelaku STBM :
1. Pemerintah pusat ,daerah hingga desa dan kalurahan.
2. Tokoh agama dan tokoh masyarakat
3. Masyarakat
4. Pihak swasta

Pilar STBM :

1. Stop BABS
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minun dan makanan rumah tangga
4. Pengamanan sampah rumah tangga
5. Pengamanan limbah cair rumah tangga
Implementasi Pilar Pertama : Stop Buang Air
Besar Di Sembarangan Tempat :

Terjadinya pencemaran lingkungan oleh tinja disebabkan oleh :


• Adanya penduduk yang masih buang air besar tidak dijamban.
• Adanya WC yang bocor atau sengaja dibocorkan ke sungai atau saluran.
• Jamban cemplong tanpa penutup sehingga serangga dan tikus dapat keluar
masuk.

Jamban sehat dibangun, dimiliki, & digunakan o/ keluarga 


mudah dijangkau o/ penghuni rumah.
Salah satu kendala yg belum memiliki jamban keluarga 
faktor pembiayaan u/ mensiasati masalah t sekretariat
STBM Pusat melaksanakan inovasi konsep wirausaha
sanitasi diharapkan disetiap wilayah muncul wirausaha yg
mampu memenuhi permintaan masyarakat menyediakan
jamban sehat, sederhana dan murah.
• Desa / Kelurahan ODF

Desa atau kelurahan ODF adalah desa atau kelurahan yang


100% penduduknya telah mempraktikan buang air besar di
jamban termasuk pembuangan kotoran bayi dan orangtua jompo.
Implementasi Pilar Kedua Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS): Lima Waktu Penting
CTPS :

1. Sebelum makan
2. Sebelum
menghidangkan
Manfaat : makanan
3. Sebelum memberi
1. Melindungi kesehatan keluarga
makan bayi / balita
(Menurunkan kasus Diare hingga
47%, ISPA dan Flu Burung hingga 4. Sesudah BAB dan
50%, dan direkomendasikan BAK
untuk pencegahan avian flu atau 5. Sesudah memegang
flu burung) hewan.
2. Merupakan upaya sederhana,
mudah dan terjangkau untuk
mencapai sehat
3. Mendidik anggota keluarga untuk
berperilaku bersih, kegiatan yang
menyenangkan keluarga (lakukan
sambil bermain dengan anak)
Cont…
Prinsip :
1. Menggunakan air mengalir
2. Menggunakan sabun cair
3. Setelah CTPS mernggunakan
lap bersih dan kering atau
dikibas kibaskan.
Implementasi Pilar Ketiga Pengelolaan Air Minum Dan Makanan
Rumah Tangga :
Air yg digunakan atau dikonsumsi harus memenuhi beberapa persyaratan :

• Syarat fisik
Jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa atau rasanya segar.
• Syarat bakteriologis
Tidak mengandung kuman kuman penyebab penyakit.
• Syarat kimia
Tidak mengandung unsur atau senyawa kimia berbahaya.
• Syarat radioaktif
Tidak mengandung unsur radioaktif.

Sumber air minum yang dimanfaatkan oleh penduduk Kecamatan


Ajibarang  perpipaan PDAM, perpipaan non PDAM ( pengadaan
melalui program Pamsimas, DAK Air Bersih, PNPM ), sumur gali, sumur
pompa dangkal dan sumber lain yaitu membeli dari penjual keliling atau
dari depot isi ulang.
Permasalahankemarau << air.
Implementasi Pilar Keempat Pengamanan Sampah Skala
Rumah Tangga :
Model pengelolaan sampah yang dikembangkan dapat menggunakan 3 R :

– Reduce mengurangi produksi sampah, Ex : menyajikan jamuan


makan menggunakan piring bukan kardus atau stereofom. Sampah
organik diproses menjadi kompos.
– Reuse mengurangi penggunaan barang sekali pakai, Ex : belanja ke
pasar membawa tak plastik dari rumah.
– Recycle mendaur ulang sampah. Kertas, plastik, logam  barang
barang yang potensi dilakukan daur ulang baik secara manual /
tradisional maupun pabrikan.
Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Masyarakat :

Kotoran manusia sumber penyebaran penyakit yg


multikompleks perantara air, tangan, serangga, tanah,
makanan, & minuman yg mengandung bakteri E.coli yang
tercemar oleh kotoran manusiapenyakit tifus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang,
pita), dan schistosomiasis.
Jenis Jamban :
• Jamban Cemplung
Jamban cemplung ini hanya terdiri atas
sebuah galian yang di atasnya diberi lantai
dan tempat jongkok. Masih menimbulkan Jamban Cemplung
gangguan karena baunya.

• Jamban Plengsengan
Memiliki lubang tempat jongkok yang
dihubungkan oleh suatu saluran miring ke
tempat pembuangan kotoran.

• Jamban Bor Jamban Plengsengan


Tempat penampungan kotorannya dibuat
dengan menggunakan bor bor auger dgn
diameter antara 30-40 cm. Kerugian
perembesan kotoran akan lebih jauh dan
mengotori air tanah.
• Angsatrine (Water Seal Latrine)
Di bawah tempat jongkok jamban ini
ditempatkan atau dipasang suatu alat yang
berbentuk seperti leher angsa yang disebut
bowl. Bowl ini berfungsi mencegah timbulnya
bau. Dapat mencegah hubungan lalat dengan
kotoran.
• Jamban di Atas Balong (Empang) Angsatrine
Tdk dianjurkan. Sebelum berhasil menerapkan
kebiasaan yg diharapkan maka cara tersebut
dapat diteruskan dengan persyaratan sebagai
berikut:

 Air dari balong tersebut jangan digunakan


untuk mandi
 Balong tersebut tidak boleh kering
 Balong hendaknya cukup luas Jamban di Atas Balong (Empang)
 Letak jamban harus sedemikian rupa,
sehingga kotoran selalu jatuh di air.
 Ikan dari balong tersebut jangan dimakan
 Tidak terdapat sumber air minum yang
terletak sejajar dengan jarak 15 meter. Tidak
• Jamban Septic Tank
Nama septic tank
digunakan  dalam
pembuangan kotoran
terjadiproses
pembusukan oleh
kuman-kuman
pembusuk yang Jamban Septic Tank
sifatnya anaerob.
Syarat Jamban Sehat:
• Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung
berjarak 10-15 meter dari sumber air minum.
• Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun
tikus.
• Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah di sekitarnya.
• Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya,
• Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
berwarna.
• Cukup penerangan
• Lantai kedap air
• Ventilasi cukup baik
• Tersedianya air dan alat pembersih
Tujuan Penggunaan Jamban:
• Melindungi masyarakat dari peyakit
• Melindungi dari gangguan estetika, bau
dan penggunaan sarana yang aman
• Bukan sebagai tempat berkembangnya
serangga sebagai vektor penyakit
• Melindungi pencemaran pada
penyediaan air bersih dan lingkungan.
Konsep Perilaku :
Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Program
Jamban Sehat :
• Pengetahuan
• Kebiasaan
• Ketersediaan Jamban Umum
• Keterjangkauan Jamban Umum
• Kebijakan Daerah
• Dukungan Tenaga Kesehatan
• Dukungan Tokoh Masyarakat
ANALISIS
DAN
PEMBAHASAN
A. Strength

• Puskesmas Ajibarang II aktif dalam melakukan sosialisasi jamban sehat ke masyarakat.


Puskesmas Ajibarang II sudah aktif dalam melakukan sosialisasi jamban sehat ke
masyarakat yaitu dengan terlaksananya Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga dan Pemicuan jamban sehat 4 kali dalam 1 bulan.
• Setiap desa sudah memiliki kader kesehatan lingkungan masing-masing. Setiap desa sudah
memiliki kader yang mendukung kesehatan lingkungan dengan cakupan tiap RT memiliki 1
kader.
• Petugas kesling Puskesmas Ajibarang II sudah mencukupi. Setiap dilakukan penyuluhan
tidak terdapat masalah mengenai kekurangan tenaga karena petugas kesling 2 orang
dibantu oleh bidan desa, dan kader di masing- masing desa.
• Terdapatnya data yang valid mengenai akses jamban di wilayah Puskesmas Ajibarang II.
Petugas kesling Puskesmas Ajibarang II sudah memiliki data mengenai akses jamban di
wilayah Puskesmas Ajibarang II berdasarkan data PIS PK dan pemicuan jamban sehat.
• Puskesmas menjadi koordinator dalam pencapaian kesling di masyarakat.
Program kesling juga didukung oleh seluruh karyawan Puskesmas.
• Program STBM mendapat dukungan dari lintas sektoral dari pihak
Kecamatan, KUA, Kelurahan, Koramil, Polsek, UKS dan masyarakat.
• Pemerintah desa sudah memberi 10 % anggaran untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat.
• Kondisi demografi wilayah desa masih memiliki lahan luas untuk
pembangunan jambanisasi dan air bersih.
• Puskesmas memiliki alat peraga untuk program jamban sehat dan pihak
Puskesmas mengalokasikan dana untuk konsumsi serta undangan untuk
program pemicuan.
B. Weakness
• Dana alokasi pemerintah desa yang kurang memadai untuk
mencapai ODF, karena 10 % dana Pemerintah Desa terbagi
menjadi beberapa program kesehatan tidak hanya untuk jamban
sehat
• Mata pencaharian warga yang rendah, dimana pendapatan yang
rendah juga merupakan salah satu faktor penghambat dalam
terbentuknya jamban sehat.
• Tingkat pendidikan yang masih rendah akan menganggap jamban
sehat tidak penting
• Beberapa desa seperti desa Sawangan dan Jingkang kesulitan
untuk mendapat akses air yang bersih dan sumber mata air yang
bersih.
• Kesadaran akan dampak BABS di masyakarat masih
rendah.
• Adanya kolam ikan dan sungai di sekitar pemukiman
yang masih digunakan untuk BABS
• Masih belum adanya kader khusus program kesling di
masyarakat.
• Kurangnya pelatihan kader-kader desa, karena pelatihan
hanya diberikan maksimal 2x dalam setahun oleh pihak
Puskesmas.
C. Opportunity
• Warga yang antusias dapat mempengaruhi tebentuknya jamban sehat.
• Puskesmas Ajibarang II sudah aktif dalam melakukan sosialisasi jamban
sehat ke masyarakat yaitu dengan terlaksananya Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga dan Pemicuan jamban sehat 4 kali dalam 1
bulan.
• Setiap desa sudah memiliki kader yang mendukung kesehatan lingkungan
dengan cakupan tiap RT memiliki 1 kader.
• Petugas kesling Puskesmas Ajibarang II sudah mencukupi. Setiap dilakukan
penyuluhan tidak terdapat masalah mengenai kekurangan tenaga karena
petugas kesling 2 orang dibantu oleh bidan desa, dan kader di masing-
masing desa.
• Petugas kesling Puskesmas Ajibarang II sudah memiliki data valid mengenai
akses jamban di wilayah Puskesmas Ajibarang II berdasarkan data PIS PK
dan pemicuan jamban sehat.
• Pihak Puskesmas Ajibarang II mengalokasikan dana untuk konsumsi dan
undangan program pemicuan jamban sehat.
• Puskesmas menjadi koordinator dalam pencapaian kesling di masyarakat.
Program kesling juga didukung oleh seluruh karyawan Puskesmas.
• Program kesehatan lingkungan mendapat dukungan dari lintas sektoral dari
pihak Kecamatan, KUA, Kelurahan, Koramil, Polsek, UKS dan masyarakat.
• Pemerintah desa sudah memberi 10 % anggaran untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat.
• Kondisi demografi wilayah desa masih memiliki lahan luas untuk
pembangunan jambanisasi dan air bersih
D. Threat
• Tidak tercapainya desa ODF
• Tersedianya wahana seperti sungai yang cukup luas dan kolam
ikan di Ajibarang sehingga menyulitkan warga untuk beralih ke
jamban sehat.
• Penyebaran penyakit terutama penyakit saluran pencernaan
meningkat.
• Penghasilan yang rendah menyebabkan masyarakat lebih
memprioritaskan kebutuhan yang lain.
• Beberapa desa kesulitan mendapatkan sumber mata air yang
bersih sehingga masyarakat lebih memilih kolam ikan atau sungai
untuk BABS.
Plan of Action
Memprioritaskan pengalokasian dana
kesehatan untuk pembuatan jamban sehat.
• Pemerintah sudah memberikan dana khusus kesehatan
yang seharusnya sudah mencangkup jamban sehat,
namun dari pemerintah desa kurang memprioritaskan
dana kesehatan tersebut untuk pembuatan jamban sehat
bagi setiap warga desa, sehingga perlu diterapkan
peraturan resmi dari pemerintah untuk pengalokasian
dana kesehatan khusus untuk pembuatan jamban sehat
sehingga dana tersebut lebih tepat sasaran untuk
masyarakat yang memiliki tingkat penghasilan rendah.
Peningkatan frekuensi penyuluhan
terutama pada warga desa yang belum
ODF
• Peningkatan frekuensi penyuluhan pemicuan bertujuan
untuk meningkatkan tingkat pengetahuan warga yang
pendidikan dan kesadaran rendah terhadap BABS.
Diharapkan dapat meningkatkan antusias serta dapat
mengubah stigma dan kesadaran warga terhadap
jamban sehat sehingga program jamban sehat dapat
terlaksana dengan baik.
Optimalisasi kerja dan pelatihan kader.

• Optimalisasi kerja kader yaitu dengan mendata warga


desa yang belum memiliki jamban sehat, evaluasi tetap
dilakukan. Pelatihan kader program khusus kesehatan
lingkungan di masing-masing desa diperlukan guna
meningkatkan kualitas penyuluhan kepada masyarakat
agar lebih intens.
Optimalisasi kerjasama lintas sektoral
• Program kesehatan lingkungan mendapat dukungan dari
lintas sektoral dari pihak Kecamatan, KUA, Kelurahan,
Koramil, Polsek, UKS dan masyarakat. Kerjasama lintas
sektoral biasanya dilakukan tiap 3 bulan sekali. Adanya
koordinasi yang baik antar sektoral dapat meningkatkan
tingkat keberhasilan ODF.
Peningkatan penyuluhan tentang bahaya
BABS di kolam ikan atau sungai.

• Adanya kolam ikan atau sungai di sekitar pemukiman


warga menyebabkan sebagian warga memiliki kebiasaan
BABS di tempat tersebut. Peningkatan penyuluhan
tentang bahaya pencemaran dan penularan penyakit
BABS di kolam ikan atau sungai diharapkan dapat
meningkatkan kesadara warga tersebut untuk hidup lebih
sehat.
Memberikan percontohan pemilihan
jamban
• Memberikan percontohan pemilihan jamban yang sesuai
dengan kondisi wilayah yang kesulitan mendapat sumber
mata air bersih bertujuan agar warga dapat memiliki
akses jamban yang sehat walaupun sumber mata air
bersih sulit dijangkau.

Você também pode gostar

  • SIM Kesehatan
    SIM Kesehatan
    Documento2 páginas
    SIM Kesehatan
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • SIM Kesehatan
    SIM Kesehatan
    Documento2 páginas
    SIM Kesehatan
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • JUDUL
    JUDUL
    Documento4 páginas
    JUDUL
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Ada Ajah
    Ada Ajah
    Documento57 páginas
    Ada Ajah
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • FORM Luar Kota
    FORM Luar Kota
    Documento3 páginas
    FORM Luar Kota
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Bisa Kaya Kie
    Bisa Kaya Kie
    Documento13 páginas
    Bisa Kaya Kie
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • New Anemia Et Efusi E.C CHF
    New Anemia Et Efusi E.C CHF
    Documento90 páginas
    New Anemia Et Efusi E.C CHF
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Formulir Pendaftaran Ukmppd Periode Februari 2020
    Formulir Pendaftaran Ukmppd Periode Februari 2020
    Documento3 páginas
    Formulir Pendaftaran Ukmppd Periode Februari 2020
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • MTBS-M 2014
    MTBS-M 2014
    Documento83 páginas
    MTBS-M 2014
    Wulan
    Ainda não há avaliações
  • Sampul Osler
    Sampul Osler
    Documento4 páginas
    Sampul Osler
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal
    Jurnal
    Documento7 páginas
    Jurnal
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Jaga Stase Penyakit Dalam: JUMAT, 12JULI2019
    Laporan Jaga Stase Penyakit Dalam: JUMAT, 12JULI2019
    Documento19 páginas
    Laporan Jaga Stase Penyakit Dalam: JUMAT, 12JULI2019
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus STEMI
    Laporan Kasus STEMI
    Documento24 páginas
    Laporan Kasus STEMI
    fikrinajamuddin
    Ainda não há avaliações
  • Presentation 3
    Presentation 3
    Documento11 páginas
    Presentation 3
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Documento25 páginas
    Bab I Pendahuluan
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento3 páginas
    Bab I
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Herbal Life
    Herbal Life
    Documento28 páginas
    Herbal Life
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Wis Lahh
    Wis Lahh
    Documento13 páginas
    Wis Lahh
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Sampul Osler
    Sampul Osler
    Documento4 páginas
    Sampul Osler
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • HMMMMMM
    HMMMMMM
    Documento60 páginas
    HMMMMMM
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • HHHJJ
    HHHJJ
    Documento7 páginas
    HHHJJ
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Presentation 3
    Presentation 3
    Documento11 páginas
    Presentation 3
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Anemia Et Efusi E.C CHF
    Anemia Et Efusi E.C CHF
    Documento54 páginas
    Anemia Et Efusi E.C CHF
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Cover Referat Egi Ikm
    Cover Referat Egi Ikm
    Documento4 páginas
    Cover Referat Egi Ikm
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Pasca Sarjana
    Pasca Sarjana
    Documento5 páginas
    Pasca Sarjana
    Yolanda Intan Sari
    Ainda não há avaliações
  • Derma To
    Derma To
    Documento27 páginas
    Derma To
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Tambahan Tetanus
    Tambahan Tetanus
    Documento7 páginas
    Tambahan Tetanus
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Sampul Osler
    Sampul Osler
    Documento4 páginas
    Sampul Osler
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Cover Referat Egi Ikm
    Cover Referat Egi Ikm
    Documento4 páginas
    Cover Referat Egi Ikm
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações
  • Seboroik
    Seboroik
    Documento10 páginas
    Seboroik
    Nuraga Dwi Pratapa
    Ainda não há avaliações