Você está na página 1de 43

Memuliakan Tuhan

Srengenge nyunar kanthi mulyo


Angine midit klawan reno
Manuke ngoceh ono ing wit-witan
Kawane gogo ono ing pasuketan
Matahari bersinar trang
Angine berembus dengan gembira
Burung berkicau ada di pepohonan
Hewan berbaring ada di rerumputan
Semua memuji Allah Maha Mulya 2x
KODOK NGOREK
Kodok ngorek kodok ngorek
Ngorek pingir kali
Sami nderek sami nderek
Nderek amemuji

Tuhan Allah Maha Kuasa


Nyiptakan dunia
Karna cinta seisinya untuk manusia
Manusia diciptakan agar
memuliakan-Nya
Diberkati sampai kini masuk
sanubari

Komunitas komunitas doa


kevikepan
Mempersatu-mempersatu
Doa agar maju
"Tuhan, ajarilah kami berdoa"

Menjelajahi doa
dan
metodenya
MACAM-MACAM DOA
KATOLIK
Doa harian
Doa Ibadat Harian (brevir)
Doa devosional
Doa meditasi
Doa dengan Kitab Suci
Doa dalam ibadat
CARA BERDOA
Diucapkan dengan mulut atau cukup di dalam
hati.
Dengan sikap diam atau dengan gerakan.
Bersama-sama maupun sendiri.
Memakai alat (Misal: buku, rosario, patung) atau
tanpa alat.
Sambil duduk, berdiri, berlutut, terlentang,
telungkup, menengadah, menunduk, mata
terbuka, mata tertutup.
Dinyanyikan atau didaraskan.
SIKAP BATIN DALAM
BERDOA
Rendah hati
Sederhana
Pasrah dan percaya
Penuh hormat
Tekun dan tidak mudah putus asa
Penuh harapan
Dilandasi oleh tujuan yang baik
Yakin bahwa Tuhan menghendaki yang
terbaik untuk kita
ISI DOA
MEMUJI
MENGELUH ATAU MERATAP
MEMOHON
BERSYUKUR
PASRAH
IMAN KEPERCAYAAN
TOBAT
DEVOSI
'Devosi' berasal dari kata Latin "Devotio"
yang berarti kebaktian, pengorbanan,
penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti.
Devosi selalu menunjuk pada sikap hati di
mana seorang mengarahkan diri kepada
seseorang atau sesuatu yang dijunjung
tinggi dan dicintai. Dalam tradisi Kristen,
devosi dipahami sebagai bentuk
penghayatan dan pengungkapan iman
Kristiani di luar liturgi resmi.
Munculnya Devosi
Praktek devosi dalam Gereja Katolik mulai berkembang
pada abad pertengahan. Pada abad VIII Liturgi Ritus
Romawi dengan bahasa Latinnya diberlakukan di
seluruh Eropa. Pada abad XVI, Konsili Trente
menyeragamkan Liturgi Gereja Katolik secara tegas dan
kaku. Umat awam semakin merasa terasing dari liturgi
resmi gereja. Keterasingan dan ketidakterlibatan umat
dalam liturgi menyebabkan kerinduan umat akan bentuk-
bentuk pengungkapan iman yang lebih mudah,
sederhana dan memuaskan kebutuhan afeksi mereka.
Maka, lahirlah berbagai macam praktek devosi.
Devosi tidak pernah dipandang sebagai pengganti
liturgi. Dalam gereja dikenal tingkatan-tingkatan.
Dari seluruh liturgi resmi gereja, Perayaan Ekaristi
merupakan liturgi yang tertinggi dan yang terutama
tingkatnya, sesudah itu menyusul sakramen-
sakramen yang lain. Namun demikian, praktek
devosi dapat dihubungkan dengan liturgi resmi.
Misalnya, novena dalam Perayaan Ekaristi.
Devosi harus dijauhkan dari bahaya praktek magis.
Misalnya: memandang kekuatan dan daya
pengudusan berasal dari barang, mantra, angka dll.
Devosi harus tetap sesuai dengan iman gereja
seperti kita ikuti dalam Kitab Suci dan Tradisi
Gereja. Apa yang menjadi keyakinan devosional
pribadi/kelompok tidak selalu harus menjadi iman
Gereja Universal.
Sumbangan Devosi bagi Liturgi
Gereja
 Devosi menyadarkan pentingnya dimensi
afeksi-emosi dalam liturgi. Nilai-nilai yang
ditimba dalam devosi dapat membantu kita
menghayati liturgi dengan lebih baik.
 Devosi mengingatkan perlunya
kesederhanaan ungkapan iman dalam
berdoa.
 Devosi mengingatkan bahwa liturgi adalah
sebuah doa. Kita perlu memikirkan suatu
liturgi yang merupakan medan doa umat
beriman.
MACAM-MACAM DEVOSI
ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS
JALAN SALIB
NOVENA
ZIARAH
DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA
TRITUNGGAL MAHAKUDUS
YESUS
ROH KUDUS
PARA SANTO-SANTA
7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,
maka pintu akan dibukakan bagimu. 8 Karena
setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang
yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 9 Adakah
seorang dari padamu yang memberi batu kepada
anaknya, jika ia meminta roti, 10 atau memberi ular,
jika ia meminta ikan? 11 Jadi jika kamu yang jahat
tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-
anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang
meminta kepada-Nya." (Mat 7:7-11)
41 Berjaga-jagalah dan
berdoalah, supaya kamu
jangan jatuh ke dalam
pencobaan: roh memang
penurut, tetapi daging lemah."
(Mat 26:41)
25 Dan jika kamu berdiri untuk
berdoa, ampunilah dahulu
sekiranya ada barang sesuatu
dalam hatimu terhadap
seseorang, supaya juga Bapamu
yang di sorga mengampuni
kesalahan-kesalahanmu."
(Mrk 11:25)
12 Pada waktu itu pergilah
Yesus ke bukit untuk berdoa
dan semalam-malaman Ia
berdoa kepada Allah.
(Luk 6:10)
44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu. 45 Karena dengan
demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu
yang di sorga, yang menerbitkan matahari
bagi orang yang jahat dan orang yang baik
dan menurunkan hujan bagi orang yang benar
dan orang yang tidak benar. 46 Apabila kamu
mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
upahmu? Bukankah pemungut cukai juga
berbuat demikian?
(Mat 5:44-46)
Buku Exploring Prayer (Panduan
Menjelajahi Doa)
memberi inspirasi bagi kita untuk
mendalami apa yang kita rasakan dan
kita upayakan untuk memperkaya
hidup doa kita.
Metode yang ditawarkan dapat
dipakai untuk mengawali, menambah,
variasi, serta meningkatkan kualitas
doa kita.
BERDOA ITU APA?
1. PERJUMPAAN
 Doa adalah perjumpaan dengan Allah yang
hidup.
 Misalnya kisah panggilan Musa (Kel 3:1-2)
 Kita dapat bertemu dengan Allah kapan
saja dan di mana saja. Dia hadir dalam
kegiatan kita sehari-hari.
 Perjumpaan dengan Tuhan diharapkan
akan mengubah hidup kita menjadi lebih
baik.
2. SYUKUR
 Doa merupakan ungkapan syukur dan
kegembiraan kepada Allah karena karya
agung-Nya.
 Segala yang baik berasal dari Allah. Inilah
dasar dari syukur dan pujian kita.
 Kita menjadi pribadi yang "positive thinking"
 Hidup penuh syukur dapat menjadi
penangkal terhadap tantangan hidup yang
penuh suka-duka.
3. KESADARAN
 Doa adalah mencari kehadiran Allah
secara sadar.
 Doa merupakan kesadaran bahwa Allah
hadir.
 Kesadaran akan hadirat Allah membuat
kita lebih teguh dan hati-hati dalam
menjalani kehidupan.
 Secara sadar kita memberi ruang bagi
Allah agar hadir di dalam hidup kita.
4. MEMINTA, MENCARI,
MENGETUK
 Berdoa berarti mengungkapkan keinginan
dan kebutuhan kita akan Allah.
 Yang kita inginkan adalah: kehadiran,
pertolongan, perhatian, dukungan,
hiburan, peneguhan, dsb.
 Kita percaya bahwa Allah adalah Bapa
kita, yang peduli pada kebutuhan kita.
5. MENDENGARKAN
 Doa adalah sikap mendengarkan Allah.
 Doa merupakan percakapan dua arah antara
manusia dengan Allah. Oleh karena itu, kita
berbicara sekaligus juga siap mendengarkan.
 Suara Allah dapat kita tangkap secara tidak
langsung lewat alam semesta, orang lain,
pengalaman hidup kita.
 Semakin banyak berdoa hendaknya semakin
membuat kita mampu mendengar Allah yang
bersabda.
6. RATAPAN DAN PENYESALAN
 Doa merupakan ratapan kita kepada Allah
pada saat kita sedih dan menderita.
 Doa adalah ungkapan penyesalan kita
kepada Allah pada saat kita merasa
berdosa.
 Iman yang mendasari doa kita adalah:
Iman akan Allah yang menolong,
menghibur dan mengampuni.
7. MENGANGKAT DAN
MEMEGANG
 Doa adalah mengangkat dan memegang
sesama kita yang butuh doa untuk dibawa
kepada Allah.
 Misalnya, kisah orang lumpuh yang
digotong empat temannya dan dibawa
kepada Yesus.
 Ada banyak orang butuh doa kita. Kasih
dan perhatian kita pada orang lain terwujud
dalam kesediaan mendoakan dia.
8. MENGIKAT DAN MELEPASKAN
 Berdoa merupakan keikutsertaan kita pada
tindakan Allah berkarya.
 Petrus diberi kuasa untuk mengikat dan
melepaskan (Mat 16:19). Demikian pula doa kita
mempunyai kuasa untuk mengubah.
 Kuasa doa kita bukan dimaksudkan untuk
menentang kuasa Allah, tetapi menyelaraskan
kehendak kita dengan kehendak-Nya.
 Kita mendoakan apa yang baik menurut kita. Kita
percaya Tuhan akan mengabulkannya, jika itu
selaras dengan kehendak-Nya.
9. AJARLAH KAMI BERDOA

• Berdoa menurut ajaran Yesus: memuliakan


Allah dan memohon.
• Permohonan konkrit disertai dengan
kepercayaan akan kehendak Allah yang baik.
• Ada kesediaan untuk mengampuni sesama
seperti juga Tuhan telah mengampuni kita.
• Mohon agar dijauhkan dari pencobaan dan
dari yang jahat.
BAGAIMANA BERDOA ?
10. BERDOA SENDIRI
 Ada doa bersama, ada doa pribadi. Kita
perlu menyediakan waktu untuk berdoa
sendiri, berkomunikasi secara pribadi
dengan Tuhan. Bdk. Mat 6:6; 14:23.
 Pilihlah waktu dan tempat yang tepat.
 Tidak ada yang perlu kita sembunyikan di
hadapan Tuhan. Dia sudah tahu, dan Dia
menginginkan kita memperbincangkannya
dengan Dia.
11. BERDOA BERSAMA ORANG LAIN

 Berdoa bersama orang lain mengandaikan


persekutuan, solidaritas, kasih, perhatian.
 "Di mana dua atau tiga orang berkumpul
dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka." (Mat 18:20)
 Doa bersama dapat dilakukan dengan
lantang, bisa juga dalam keheningan.
12. BERDOA MENGGUNAKAN
INDRA KITA.
• Kita dapat memanfaatkan indra
penglihatan, pendengaran, penciuman
dan pengecap, perasa.
• Dengan cara ini kita memanfaatkan
keseluruhan diri kita untuk pemusatan
doa. Bdk. Ul 6:5.
• Indra adalah dapat menjadi jalan masuk
untuk dosa, sebaliknya juga jalan
masuk untuk berkomunikasi dengan
Tuhan.
13. BERDOA MENGGUNAKAN
GAMBAR
 Di Gereja Ortodoks, ikon menjadi
karya seni yang membantu orang
untuk berdoa.
 Gambar-gambar relijius di hadapan
kita dapat membantu imajinasi dan
konsentrasi kita.
 Gambar pemandangan dan gambar-
gambar lain yang sesuai, dapat juga
membantu doa kita.
14. BERDOA MENGGUNAKAN
MUSIK
 Musik yang bagus dapat dipakai untuk
membantu kita berdoa. Sudah sejak awal Gereja
memanfaatkan seni musik di dalam ibadat.
 Kita dapat menggunakannya dalam doa
bersama maupun pribadi.
 Sebagai contoh: Lagu-lagu Gregorian dapat
membantu kita untuk memasuki suasana
hening, agung dan kudus.
 Musik dapat mengantar dan mengiringi doa
kita.
15. BERDOA MENGGUNAKAN
RASA DAN BAU
• Jarang kita menggunakan indra pengecap
untuk berdoa. Meskipun begitu, kita dapat
mencobanya ketika menerima komuni kudus.
Rasakan bahwa Tuhan Yesus hadir dan
bersatu dengan kita lewat hosti kudus yang
kita santap.
• Bau-bauan cukup sering dipakai dalam
ibadat atau doa. Misa meriah biasanya
memakai dupa. Kitapun dapat melakukannya
untuk doa pribadi.
16. BERDOA MENGGUNAKAN
SENTUHAN
 Kita biasa berdoa dengan memegang rosario.
Ada yang merasa terbantu dengan menyentuh
patung Yesus atau Bunda Maria.
 Sentuhan tangan pada orang yang kita doakan
juga dapat membantu konsentrasi doa.
Misalnya kita memegang teman yang sakit
sambil mendoakan dia.
 Berdoa sambil memegang salib akan memberi
perasaan tersendiri bagi kita, membuat kita
merasa bersatu dengan Yesus yang menderita.
17. BERDOA MENGGUNAKAN
KATA-KATA
 Doa menggunakan kata-kata biasanya
dipakai di dalam berdoa bersama. Dalam
doa pribadipun bisa saja dipergunakan.
 Doa dengan kata-kata akan membantu
kita untuk mengungkapkan perasaan.
 Namun demikian, ketika doa kita semakin
mendalam, biasanya tidak ada kata-kata
yang dapat mewakili perasaan kita.
18. BERDOA MENGGUNAKAN
IMAJINASI
 Entah sedikit atau banyak, entah disadari
atau tidak, kita pasti menggunakan imajinasi
dalam berdoa.
 Adalah baik jika imajinasi itu sungguh kita
pilih, kita sadari dan kita kembangkan ketika
berdoa.
 Banyak ungkapan imajinatip yang dipakai dalam
Kitab Suci. Imajinasi lebih kaya daripada
realitas, sekaligus juga dapat membantu kita
menghadapi realitas. Misalnya, kesedihan kita
akan terasa berkurang ketika kita berdoa
sambil membayangkan diri bagaikan anak kecil
tidur di pangkuan ibunya.
19. BERDOA MENGGUNAKAN
GERAKAN
• Saudara/i kita umat Islam dan juga umat Yahudi
menggunakan gerakan ketika berdoa. Liturgi
kitapun memanfaatkan gerak tubuh untuk
membantu ungkapan doa. Misalnya, bersujud,
berlutut, meniarap, menyembah.
• Misa inkulturasi di banyak daerah sering
menggunakan tari-tarian. Namun kita perlu
menjaga suasana doa. Jangan sampai gerakan
tubuh justru menjadi tontonan, sehingga tujuan
doa justru terlupakan.
20. BERDOA MENGGUNAKAN KREATIVITAS

 Karya seni dapat menjadi bahan visual untuk


berdoa.
 Gereja sudah sejak dahulu kala memanfaatkan
kreativitas seni di dalam ibadat atau olah hidup
rohani lainnya.
 Patung Pieta karya Michelangelo menjadi contoh
dari berhasilnya karya seni untuk mengangkat
nuansa rohani tertentu.
 Bagi senimannya sendiri, tentu ada pengalaman
rohani yang dia temukan ketika berkreasi.

Você também pode gostar