Você está na página 1de 52

Hubungan Tingkat Stres dan Tingkat Pengetahuan Diet Hipertensi

Terhadap Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi


di Wilayah Kerja Puskesmas Dau

Oleh:
Rery Tiara Amalia Dewanti 2111210002
Hilda Nur Ainia 2111210020
Fikri Samodro Putro 2111210035
Reza Ridho Firmansyah 2111210037
Ahmat Baihaki 2111210041

Pembimbing:
Dr. Yulia Rahmawati

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
PUSKESMAS DAU KABUPATEN MALANG
TAHUN 2017
Latar Belakang
Hipertensi :
peningkatan
tekanan darah ≥
140/90 mmHg
(JNC VII, 2015).

Menurut laporan Puskesmas Dau,


jumlah kunjungan pasien hipertensi di
Prevalensi hipertensi lansia di wilayah kerja tersebut selalu
Indonesia sebesar 45,9% (55-64 menempati posisi kedua dari 15
tahun), 57,6% (65-74 tahun) dan penyakit terbanyak selama tahun 2015
63,8% (>75 tahun). (Riskesdas, 2013) (74.098 kunjungan) dan 2016 (97.498
kunjungan) ( Laporan Tahunan
Puskesmas DAU , 2016).
Latar Belakang
HIPERTENSI

LANSIA STRES

Terdapat hubungan
Kelompok lanjut usia
bermakna antara stress
merupakan kelompok umur
dengan kenaikan tekanan
yang rentan terkena hipertensi. darah pasien yang sudah
Jawa Timur sebagai salah satu lama mengalami hipertensi (I
provinsi di Indonesia memiliki wayan Darwane 2012).
presentase jumlah lansia
tertinggi ketiga setelah provinsi Berdasarkan hasil
wawancara singkat kepada
Jawa Tengah dan D.I
20 lansia penderita
Yogyakarta (Riskesdas, 2013). hipertensi di balai
pengobatan Puskesmas
Dau yang dilakukan pada
bulan Oktober 2017, lansia
mengatakan kurang
mengerti terhadap diet
hipertensi dan pengaruh
stress pada hipertensi.

Diet merupakan salah satu cara untuk PENGETAHUAN Peningkatan asupan natrium berimbang pula
mengatasi hipertensi tanpa efek samping yang DIET dengan peningkatan tekanan darah sistolik
serius, karena metode pengendaliannya yang maupun diastolik pada penderita hipertensi
alami (Utami 2009). HIPERTENSI (Aliffian, 2013).
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan tingkat stres
dan tingkat pengetahuan diet
hipertensi terhadap tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi di
wilayah kerjaPuskesmas Dau ?
Tujuan
• Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan diet
hipertensi dan tingkat stress terhadap tekanan darah
Umum lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Dau.

• Mengetahui tingkat stress pada lansia dengan hipertensi di


wilayah kerjaPuskesmas Dau.
• Mengetahui tingkat pengetahuan diet hipertensi pada lansia
dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Dau.
• Mengetahui hubungan tingkat stress terhadap tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Dau.
• Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan diet hipertensi
terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di
Khusus wilayah kerja Puskesmas Dau.
MANFAAT

Manfaat Keilmuan :

• Penelitian ini diharapkan


dapat menjadi bahan
evaluasi penerapan ilmu di
lapangan dan masyarakat
khususnya di wilayah
cakupan Puskesmas Dau
MANFAAT
Manfaat Praktis :

Masyarakat
• Penelitian ini diharapkan menjadi landasan untuk meningkatkan
pengetahuan diet hipertensi dan menurunkan tingkat stress pada lansia
dengan hipertensi khususnya di wilayah cakupan Puskesmas Dau.

Peneliti
• Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan wawasan dan
mengembangkan pengetahuan mengenai kesehatan yang didapat
selama pendidikan pre-klinik maupun klinik.

Puskesmas
• Penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan informasi kepada pihak
Puskesmas DAU untuk mengambil langkah kebijakan di masa depan,
seperti memberikan penyuluhan yang terkait dengan pengetahuan diet
hipertensi dan menurunkan tingkat stress yang baik pada lansia dengan
hipertensi.

Fakultas Kedokteran UNISMA


• Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mahasiswa sebagai
bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Tingkat Stress ↑ Tingkat pengetahuan
Kerangka Teori Diet Hipertensi ↓

Diet tinggi garam, lemak dan


Kebiasaan rendah serat
Merokok
Aktivitas
Fisik↓ Free Fatty Acid ↑
Aktivitas syaraf simpatis
meningkat Peningkatan cairan dan
Penebalan pembuluh garam pada PD
darah

Nikotin di otak ↑ Peningkatan Heart Rate Peningkatan volume


plasma

Resistensi PD perifer Cardiac Output ↑


Teori Bloom :
•Pengaruh Genetik :
1. Yankes
Kepekaan ginjal dalam Hipertensi ↑ 2. lingkungan
reabsorpsi NaCL berbeda 3. Perilaku Kesehatan
4. faktor penduduk
Jumlah hormon ADH yang
berbeda setiap orang Disfungsi Endotel
pembuluh darah Stress Oksidatif ↑

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel Independen yangtidak teliti

PJK : Penyakit Jantung Koroner Komplikasi Hipertensi CVA, (PJK,


CKD : Chronic Kidney Disease
CHF : Chronic Heart Failure
CKD, retinopati hipertensive,
HHD : Hypertension Heart Disease CHF, HHD)↑ (Sadock & Sadock, 2003), (South, 2014).
PD : Pembuluh Darah
ADH : Anti Diuretik Hormon
Kerangka Konsep
1. Pengukuran tingkat pengetahuan diet
hipertensi dengan menggunakan
kuesioner Diet Hipertensi yang diadopsi
dari (Puteh, 2015) yang berisi :
2. Batasi asupan garam
3. Banyak makan-makanan yang
mengandung serat
4. Batasi asupan lemak dan karbohidrat

Rekapitulasi
Tekanan Darah
diklasifikasikan
mmenurut JNC
VII dan
pencatatan
komplikasi
Hipertensi
seperti CAD,
Stroke, dan CKD

Pengukuran tingkat stres dengan


menggunakan Perceived scale stres
yang diadopsi dari (Cohen and
Keterangan : Williamson, 1988).

: Variabel Independen

: Variabel Dependen
HIPOTESIS
H0:
Tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dan
tingkat pengetahuan diet hipertensi terhadap
tekanan darah pasien lansia penderita HT di
wilayah kerja Puskesmas Dau.

H1:
Terdapat hubungan antara tingkat stres dan
tingkat pengetahuan diet hipertensi terhadap
tekanan darah pasien lansia penderita HT di
wilayah kerja Puskesmas Dau.
VARIABEL

Variabel Bebas
• Tingkat Pengetahuan Diet Hipertensi
dengan menggunakan kuisioner diet
hipertensi
• Tingkat stress menggunakan kuisioner
Perceived Stress Scale (PSS)

Variabel Terikat
• Tekanan darah pasien lansia penderita
HT
Definisi Operasional

Definisi
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Tingkat Segala sesuatu Menggunakan Kuesioner 1. Tingkat Ordinal
Pengetahuan yang diketahui Kuesioner tingkat Tingkat Pengetahuan
Diet pasien pasien tentang - pengetahuan Diet Pengetahuan Baik jika skor
pembatasan asupan hipertensi dengan Diet Hipertensi 76 - 100%
garam, lemak dan jumlah 23 pertanyaan (puteh, 2015) 2. Tingkat
karbohidrat, serta yang terdiri 2 tipe, pengetahuan
Banyak makan- yaitu fovourable dan Cukup jika skor
makanan yang unfavourable dengan 56 - 75%
mengandung serat. pilihan jawaban 3. Tingkat
(Puteh, 2015). benar (B) atau salah pengetahuan
(S) yang diadopsi kurang jika skor
dari penelitian Puteh, < 55%.
M (2015) (Arikunto,2010)
Definisi Operasional
Definisi
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Tingkat Kuesioner Kuesioner baku dengan 10 Kuesioner 1. Stress ringan Ordinal
Stres pengukuran tingkat pertanyaan yang terdiri dari 2 PSS (total skor 1-14)
stress PSS tipe, favourable dan (cohen, 2. Stress sedang
(Perveived Stress) unfavourable dengan jawaban 1988) (total skor 15-25)
adalah instrumen tidak pernah, hampir tidak 3. Stress berat (total
yang digunakan pernah, kadang-kadang, cukup skor >26)
pada variabel sering, dan sangat sering. (Cohen, 1988)
tingkat stress, 1. Favourable merupakan
(Cohen, 1988) pertanyaan bersifat positif.
Kategori jawaban :
a.Tidak pernah: bernilai 0,
b.Hampir tidak pernah:
bernilai 1
c.Kadang-kadang:bernilai 2,
d.Cukup sering:bernilai 3,
e. Sangatsering:bernilai 4
2. Unfavourable merupakan
pertanyaan bersifat negatif.
Kategori jawaban :
a.Tidak pernah:bernilai 4,
b.Hampir tidak pernah
bernilai 3,
c.Kadang-kadang:bernilai 2,
d.Cukup sering: bernilai 1,
e.Sangat sering: bernilai 0
(Cohen, 1988)
Definisi Operasional

Definisi
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Tekanan Pasien lansia ≥ 60 Pengukuran tekanan Sphygnomano 1. Derajat 1 jika Ordinal
Darah Pasien tahun yang telah darah berdasarkan meter tekanan darah
HT terdiagnosa HT hasil rekapitulasi (Shaleh, 2014) > 140-159 dan
(Muwarni; Wiwin, pencatatan tekanan atau / 90-99
2010) darah pasien lansia mmHg tanpa
dengan hipertensi komplikasi
(Shaleh, 2014). 2. Derajat 2 jika
tekanan
> 160/100 mmHg)
tanpa komplikasi
(JNC VII, 2015)
3. Hipertensi dengan
komplikasi (CVA,
PJK, CKD,
retinopati
hipertensive,
CHF, HHD)
(ICD-X, 2017)
BAB IV METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian kuantitatif non eksperimental yang menggunakan metode
deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional,
dimana subjek penelitian diamati, diukur dan dimintai jawaban satu kali saja
menggunakan penelitian deskriptif (Wibowo, 2014).

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di- wilayah kerja Puskesmas Dau,
Kecamatan Dau, Kab. Malang Tahun 2017 sebanyak 10 desa, pada
bulan Oktober – Desember 2017.

Populasi dan Sampel


Populasi :
Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia dengan hipertensi yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Dau, yaitu terdiri dari
10 desa, dan berobat ke Puskesmas DAU, berjumlah 440 orang.
Rumus
Slovin

Keterangan:
n : Ukuran sampel/jumlah
responden
N : Ukuran populasi
e : Presentase Sumber : Sugiono (2011)

Sampel
Teknik Desa
27
Sumbersekar,𝑛𝑖 = 440 . 81 ; 𝑛𝑖 = 5 responden
pengambilan
sampel Desa
51
Mulyoagung, 𝑛𝑖 = 440 . 81 ; 𝑛𝑖 = 9 responden
menggunakan
proporsional 18
Desa Gadingkulon, 𝑛𝑖 = 440 . 81 𝑛𝑖 = 3 responden
cluster random
sampling 38
Desa Landungsari, 𝑛𝑖 = . 81 ; 𝑛𝑖 = 7 responden
440
41
Desa Selorejo, 𝑛𝑖 = . 81 ; 𝑛𝑖 = 7 responden
Pengambilan 440
sampel yang Desa Tegalweru, 𝑛𝑖 =
29
. 81 ; 𝑛𝑖 = 6 responden
jumlah setiap 440
area penelitian Desa Petungsewu, 𝑛𝑖 =
26
. 81 ; 𝑛𝑖 = 5 responden
tidak homogen 440
dan berarea 32
Desa Karangwidoro, 𝑛𝑖 = 440 . 81 ; 𝑛𝑖 = 6 responden
secara
20
proporsional Desa Kucur, 𝑛𝑖 = . 81 ; 𝑛𝑖 = 4 responden
440
dan secara 19
acak Desa Kalisongo, 𝑛𝑖 = . 81 ; 𝑛𝑖 = 3 responden
440
(Sugiyono, 139
2005). Puskesmas Dau, 𝑛𝑖 = . 81 ; 𝑛𝑖 = 26 responden
440
Hasil Uji Validitas
dan Reliabilitas N
Variabel Tingkat rhitung rtabel Keterangan Alpha Cronbach Keterangan
o
Pengetahuan Diet 1 0,488 0,404 Valid
Hipertensi 2 0,442 0,404 Valid
3 0,512 0,404 Valid
4 0,466 0,404 Valid
5 0,473 0,404 Valid
6 0,458 0,404 Valid
7 0,488 0,404 Valid
8 0,445 0,404 Valid
9 0,473 0,404 Valid
10 0,432 0,404 Valid
11 0,504 0,404 Valid
12 0,489 0,404 Valid 0,842 Reliabel
13 0,492 0,404 Valid
14 0,489 0,404 Valid
15 0,483 0,404 Valid
16 0,443 0,404 Valid
17 0,504 0,404 Valid
18 0,524 0,404 Valid
19 0,526 0,404 Valid
20 0,422 0,404 Valid
21 0,441 0,404 Valid
22 0,420 0,404 Valid
Hasil Uji Validitas
dan Reliabilitas
Variabel Tingkat
Stress

Alpha
No rhitung rtabel Keterangan Keterangan
Cronbach
1 0,786 0,404 Valid
2 0,618 0,404 Valid
3 0,543 0,404 Valid
4 0,605 0,404 Valid
5 0,541 0,404 Valid
0,820 Reliabel
6 0,775 0,404 Valid
7 0,568 0,404 Valid
8 0,569 0,404 Valid
9 0,596 0,404 Valid
10 0,600 0,404 Valid
Pengolahan Data

COLLECTING

EDITING

CODING

ENTRY DATA

CLEANING
Analisa Data

Analisis
Multivariat :
Regresi
Analisis Logistik jika
Bivariat : Uji jika p ≤ 0,05
Korelasi  signifikan
Spearman
 Koefisien korelasi : Atau chi
0,00-0,25  sangat square hitung
Analisis lemah
Univariat  0,26-0,50 
> chi square
( distribusi Hubungan cukup tabel
 0,51-0,75 
variabel Hubungan Kuat
penelitian)  0,75-0,99 Hubungan
sangat kuat
Alur Penelitian
Pasien lansia dengan hipertensi yang bertempat tinggal
wilayah kerja Puskesmas Dau, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang Tahun 2017pada periode Oktober-
Desember 2017

Sampling ( proporsional cluster random) dihitung menggunakan rumus


Sugiyono (2005) diperoleh sebanyak 81orang

DesaignPenelitian
(Cross Sectional study)

Pengukuran Variabel Penelitian


Pemberian kuisioner

Tingkat Pengetahuan Diet hipertensi Tingkat Stress


(Kuisioner diadopsi dari Puteh, M (Kuisioner dariPerceived Scale Stres
(2015)) (Cohen, 1988))

Pencatatan Tekanan Darah


(JNC VII, 2015)
Pencatatan Komplikasi
(ICD X,

Analisa Data

Hasil
Analisis Univariat
(Karakteristik Responden) :
Usia Frekuensi Prosentase
KarakteristikSampel
(n) (%)
Umur
60-64 tahun 31 38,3
65-69 tahun 32 39,5
70-74 tahun 15 18,5
75-79 tahun 3 3,7

Usia responden terbanyak terdapat pada golongan usia


65 – 69 tahun yaitu sebesar 39,5 %
Analisis Univariat
(Karakteristik Responden) : Jenis
Kelamin
Karakteristik Sampel Frekuensi (n) Prosentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 43 53,1

Perempuan 38 46,9

Jenis kelamin responden dengan hipertensi lebih banyak


diderita pada laki- laki sebanyak 43 orang (53,1%)
Analisis Univariat (Karakteristik
Responden) : Tingkat Pendidikan

Karakteristik
Frekuensi (n) Prosentase (%)
Sampel
Pendidikan
Tidaksekolah 6 7,4
SD 19 23,5
SMP 25 30,9
SMA 23 28,4
S1 8 9,9

Tingkat pendidikan terbanyak responden yaitu SMP


sejumlah 25 orang (30,9%)
Analisis Univariat (Karakteristik
Responden) : Pekerjaan

Karakteristik Sampel Frekuensi (n) Prosentase (%)


Pekerjaan
Buruh 9 11,1
Ibu rumah tangga 22 27,2
Pedagang 11 13,6
Pensiunan PNS 8 9,9
Petani 12 14,8
Wiraswasta 19 23,5

Pekerjaan responden terbanyak yaitu ibu rumah tangga


sebanyak 22 orang (27,2%)
Analisis Univariat (Karakteristik
Responden) : Lama menderita Hipertensi

Karakteristik
Frekuensi (n) Prosentase (%)
Sampel

Lama menderita
Hipertensi

1-5 tahun 44 54,3

6-10 tahun 29 35,8

11-15 tahun 8 9,9

Responden menderita hipertensi kebanyakan 1-5 tahun


yaitu sebanyak 44 orang (54,3%)
Analisa Deskriptif Dominan
Pertanyaan yang di jawab salah

Presentase jumlah sampel


yang menjawab salah
Topik Pertanyaan dibandingkan dengan
keseluruhan sampel (n=81)

Makanan asin dan berpengawet 59 %

Makanan berlemak 55%


Makanan berserat 42%
Analisa Deskriptif Penyebab Stress

Presentase Jumlah sampel


TOPIK PERTANYAAN dibandingkan total
keseluruhan sampel

sering marah karena diluar 39%


kehendak mereka

sering marah marah kepada 33%


anggota keluarganya

keinginan mereka tidak tercapai 32%


Distribusi Frekuensi Variabel
Penelitian
TINGKAT
PENGETAHUAN TINGKAT STRESS
Baik Cukup Kurang Ringan Sedang Berat

10%
22%
28% 31%

41% 68%
Distribusi Frekuensi Variabel
Penelitian
DERAJAT TEKANAN DARAH
Derajat 1 Derajat 2 Komplikasi

13%

51%
36%
BIVARIAT
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Derajat
Tekanan Darah 25 22
20
16 15
Tekanan Darah
15
11 Derajat 1
10 9 Tekanan Darah
Derajat 2
5 3 2 3 Tekanan Darah
0 Komplikasi
0
Baik Cukup Kurang
Tingkat Pengetahuan

Variabel independen Variabel dependen Nilai korelasi Sig.


Tingkat pengetahuan Derajat Tekanan Darah 0,616 0,000

Karena nilai signifikansi (0,000 < 0,05) atau rhitung (0,616) > rtabel (0,220)
disimpulkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
Derajat Tekanan darah. Koefisien korelasi sebesar 0,616 berada pada kriteria
hubungan yang kuat, Semakin kurang tingkat pengetahuan lansia maka derajat
tekanan darah akan cenderung semakin tinggi, sebaliknya semakin baik tingkat
pengetahuan lansia maka derajat tekanan darah akan cenderung semakin
rendah.
BIVARIAT
Hubungan Tingkat Stress dengan Derajat Tekanan
Darah 30
25 22
20 27
14 Derajat 1
15
Derajat 2
10 Komplikasi
6 5
5 4 3
0
0
Ringan Sedang Berat

Variabel independen Variabel dependen Nilai korelasi Sig.


Tingkat Stres Lansia Derajat Tekanan Darah 0,454 0,000

Koefisien korelasi sebesar 0,454 berada pada kriteria hubungan yang cukup kuat,
Semakin tinggi tingkat Stres Lansia maka derajat tekanan darah akan cenderung
semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah/ ringan tingkat Stres Lansia maka
derajat tekanan darah akan cenderung semakin rendah.
Hasil Regresi Logistik

Estimate Std. Wald df Sig. 95% Confidence


Error Interval
Lower Upper
Bound Bound

[TD = 1] 7,714 1,515 25,929 1 ,000 4,745 10,683


Threshold
[TD = 2] 10,796 1,820 35,170 1 ,000 7,228 14,364
Pengetahuan 2,045 ,430 22,570 1 ,000 1,201 2,888
Location
Stres 1,958 ,571 11,756 1 ,001 ,839 3,077
Analisa data Multivariat

Pada variabel Tingkat Pengetahuan diperoleh nilai


Wald sebesar 22,570 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai
ini lebih besar dari nilai Chi Square Tabel (3,841) atau
nilai signifikansi kurang dari alpha (0,050). Hasil ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
Tingkat Pengetahuan terhadap Tekanan Darah.

Pada variabel Tingkat Stres Lansia diperoleh nilai Wald


sebesar 11,756 dengan nilai signifikansi 0,001. Nilai ini
lebih besar dari nilai Chi Square Tabel (3,841) atau nilai
signifikansi kurang dari alpha (0,050). Hasil ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
Tingkat Stres Lansia terhadap Tekanan Darah.
Analisa data Multivariat

Koefisien Tingkat Pengetahuan (2,045) yang


bertanda positif menunjukkan bahwa semakin
kurang / tidak baik Tingkat Pengetahuan Lansia
maka akan mengakibatkan kecenderungan
Derajat Tekanan Darah yang semakin tinggi.

Koefisien Tingkat Stress Lansia (1,958) yang


bertanda positif menunjukkan bahwa semakin
tinggi Tingkat Stress Lansia maka akan
mengakibatkan kecenderungan Derajat Tekanan
Darah yang semakin tinggi.
Uji Simultan
Model -2 Log Chi- df Sig.
Likelihood Square
Intercept Only 78,882

Final 27,451 51,431 2 ,000

Nilai Chi Square hitung (51,431) dan lebih dari nilai Chi Square

Tabel (5,991) dan nilai signifikansi (0,000) kurang dari alpha (0,050)

menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara Tingkat

Pengetahuan dan Tingkat Stres terhadap Tekanan Darah.


Koefisien Determinasi

Cox and Snell ,470


Nagelkerke ,546
McFadden ,323

Hasil koefisien determinasi Nagelkerke diperoleh sebesar

0,546atau 54,6%. Nilai ini menunjukkan besarnya pengaruh Tingkat

Pengetahuan dan Tingkat Stres terhadap Tekanan Darah yaitu sebesar

54,6%. Sedangkan pengaruh sisanya yang sebesar 45,4%, Derajat

Tekanan Darah dipengaruhi oleh faktor lain selain variabel independen

yang diteliti pada penelitian ini.


Pembahasan : Karakteristik
Responden (Usia)
Usia berkaitan dengan Arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi
hipertensi. Semakin tua kaku karena itu darah pada
seseorang maka setiap denyut jantung dipaksa
semakin besar resiko untuk melalui pembuluh darah
terserang hipertensi yang sempit daripada
biasanya.naiknya tekanan darah
(Ali, 2003). (Sigarlaki, 2006)

Penelitian Hasurungan dalam


Rahajeng dan Tuminah (2009)
menemukan bahwa pada lansia
dibanding usia 55-59 tahun dengan
usia 60-64 tahun terjadi peningkatan
risiko hipertesi sebesar 2,18 kali dan
usia 65-69 tahun 2,45 kali.
Pembahasan : Karakteristik
Responden (Jenis Kelamin)

Kadar kolesterol HDL rendah


Perempuan akan mengalami dan tingginya kolesterol Low
Jenis kelamin juga
peningkatan resiko tekanan Density Lipoprotein (LDL)
merupakan salah satu faktor
darah tinggi (hipertensi) mempengaruhi terjadinya proses
yang mempengaruhi
setelah menopouse yaitu aterosklerosis dan
tekanan darah (Rosta, 2011).
usia diatas 45 tahun. mengakibatkan tekanan darah
tinggi (Anggraini dkk, 2009).

Hasil penelitian Wahyuni dan


Eksanoto (2013), perempuan
cenderung menderita hipertensi
daripada laki-laki. Pada penelitian
tersebut sebanyak 27,5% perempuan
mengalami hipertensi, sedangkan
untuk laki-laki hanya sebesar 5,8%.
Pembahasan : Karakteristik Responden
(Tingkat Pendidikan)

kurangnya pengetahuan pada


seseorang yang
Tingkat pendidikan
berpendidikan rendah
berpengaruh terhadap gaya
terhadap kesehatan dan sulit
hidup yaitu kebiasaan
atau lambat menerima
merokok, kebiasaan minum
informasi (penyuluhan) yang
alkohol, dan kebiasaan
diberikan oleh petugas
melakukan aktivitas fisik
sehingga berdampak pada
seperti olahraga
perilaku/pola hidup sehat
(Anggara dan Prayitno, 2013).

Hasil Riskesdas tahun 2013 dalam Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan (2013) menyatakan bahwa penyakit hipertensi cenderung tinggi
pada pendidikan rendah dan menurun sesuai dengan peningkatan
pendidikan.
Pembahasan : Karakteristik
Responden (Pekerjaan)
Pembahasan : Karakteristik
Responden (Lama Menderita
Hipertensi)
Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan
gejala selama bertahun-tahun.

Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit


sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna
(Wilson, 2005).

Responden pada penelitian ini tidak tahu sejak kapan mereka


menderita hipertensi karena mereka tidak pernah memeriksakan
tekanan darahnya. Responden hanya memeriksakan tekanan
darah saat ada keluhan saja.
Pembahasan Tingkat Pengetahuan Diet
Hipertensi Lansia dengan Hipertensi

Pengetahuan merupakan domain yang penting


untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan adalah faktor intern yang
mempengaruhi terbentuknya perilaku. Perilaku
seseorang tersebut akan berdampak pada status
kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan konsep tersebut dapat dijelaskan
bahwa semakin meningkatnya pengetahuan
pasien tentang diet hipertensi akan mendorong
seseorang untuk berperilaku yang lebih baik
dalam mengontrol hipertensi sehingga tekanan
darahnya tetap terkendali. Perilaku yang baik
tersebut bisa diterapkan dengan mengubah gaya
hidup seperti membatasi makanan yang berlemak
dan mengurangi makanan bergaram.
Pembahasan Tingkat
Stres dapat
meningkatkan tekanan
darah secara
Stres Lansia dengan intermiten. Apabila stres
berlangsung lama dapat
Hipertensi mengakibatkan
peningkatan tekanan
darah yang menetap
(Suyono, 2001).
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Diet Hipertensi
dengan Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi

Pendapat Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan faktor


yang paling langgeng mempengaruhi prilaku seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan 11 dari 23 (47,8%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan
kurang memiliki tekanan darah pada derajat 2, dan 9 dari 23 (39,1%) responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang sudah mengalami komplikasi dari hipertensi, artinya pengetahuan
lansia yang kurang, cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi, bahkan dapat menimbulkan komplikasi dari hipertensi. (Sacks ,2010)

Hal ini dikarenakan, pengetahuan lansia yang kurang berhubungan dengan perawatan pada
dengan kurang baik, atau dapat pula diartikan bahwa pengetahuan yang kurang menyebabkan
kurangnya dalam pencegahan peningkatan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.
(Sacks 2010)

Pengetahuan yang kurang pada akhirnya menyebabkan dalam penatalaksanaan pencegahan


peningkatan tekanan darah pada lansia menjadi rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Sacks
(2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang kurang tentang diet hipertensi
mempengaruhi gaya hidup seseorang mengkonsumsi makanan yang seharusnya dilarang atau
dikurangi porsinya untuk mencapai taraf kesehatan yang maksimal.
Hubungan Antara Tingkat Stres dengan
Tekanan Darah Lansia penderita Hipertensi
Hubungan antara tingkat stres dengan tekanan
darah diduga melalui aktivitas saraf simpatis,
yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
bertahap.

Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung,


cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut dan rasa
bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepas hormon
adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih
kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat (Hawari, 2002).

emosi-emosi kuat dan stres yang hebat dan berkelanjutan


menjelma menjadi reaksi somatic yang langsung mengenai
system peredaran darah sehingga mempengaruhi detak
jantung dan peredaran darah (Semium, 2008).

Respon fisiologis dari stres akan meningkatkan frekuensi nadi, tekanan darah,
pernafasan, dan aritmia. Selain itu pelepasan hormone adrenalin sebagai
akibat stres berat akan menyebabkan naiknya tekanan darah dan
meningkatkan kekentalan darah yang membuat darah mudah membeku dan
mengumpal sehingga meningkatkan risiko komplikasi seperti penyakit arteri
koroner. (Suparto, 2010).
Pengaruh Tingkat Stres dan Tingkat
Pengetahuan Diet Hipertensi Terhadap
Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi

Hal ini sesuai dengan pendapat


Berdasarkan hasil pengujian
Setiawati dan Dermawan
regresi logistik didapatkan
(2008), pengetahuan
koefisien tingkat pengetahuan
merupakan hasil dari proses
sebesar (2,045) sedangkan
pembelajaran dengan
koefisien tingkat stres sebesar
melibatkan indra penglihatan,
(1,958), hal ini menunjukkan
pendengaran, penciuman dan
bahwa tingkat pengetahuan
pengecap. Pengetahuan akan
lebih berpengaruh terhadap
memberi penguatan terhadap
tekanan darah lansia hipertensi
individu dalam setiap
daripada tingkat stres terhadap
pengambilan keputusan dan
tekanan darah lansia hipertensi.
dalam perilaku.

Semakin tinggi pendidikan


seseorang maka orang tersebut
Hasil penelitian ini juga sesuai akan semakin luas pula
dengan teori yang dikemukakan pengetahuannya, namun bukan
oleh Notoatmodjo (2003), berarti seseorang yang
pengetahuan itu sendiri berpendidikan rendah akan
dipengaruhi oleh faktor mutlak berpengetahuan rendah
pendidikan formal. pula, sebab pengetahuan tidak
Pengetahuan sangat erat mutlak diperoleh melalui
hubungannnya dengan pendidikan formal saja tetapi
pendidikan. dapat diperoleh melalui
pendidikan informal (Yuldeni,
2016).
Hasil koefisien determinasi
Nagelkerke diperoleh sebesar 0,546 atau
54,6%. Nilai ini menunjukkan besarnya
pengaruh tingkat pengetahuan dan
tingkat stres terhadap derajat tekanan Hasil penelitian ini sesuai dengan
darah yaitu sebesar 54,6%. Sedangkan (Sadock & Sadock, 2003), hipertensi merupakan
pengaruh sisanya yang sebesar 45,4%, penyakit yang etiologinya multifaktorial. Terdapat
hal ini menunjukkan bahwa derajat beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
tekanan darah dipengaruhi oleh faktor seseorang menjadi hipertensi. Faktor resiko
lain selain variabel independen yang terbagi menjadi 2 yaitu faktor resiko yang dapat
diteliti pada penelitian ini. dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah
diet, tingkat stres, obesitas, kebiasaan merokok.
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
adalah genetik, usia dan jenis kelamin.
Kesimpulan

Tingkat pengetahuan dan tingkat stres memiliki


pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah
pasien lansia. Hipertensi dengan tingkat
pengetahuan memiliki pengaruh lebih besar
dibandingkan tingkat stres terhadap tekanan
darah pada pasien lansia dengan hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas DAU.
Saran

perlunya dilakukan peningkatan


pengetahuan dan pencegahan Dalam penelitian selanjutnya,
stres melalui berbagai diharapkan untuk mengetahui
pendekatan seperti penyuluhan, faktor-faktor lain yang
pembuatan media cetak berupa mempengaruhi tekanan darah
poster, banner atau leaflet di pasien lansia dengan hipertensi.
sarana pelayanan kesehatan. Selain itu, perlunya
Dibentuk kader-kader terdekat mempertimbangkan kelemahan-
(keluarga atau tetangga) sebagai kelemahan dalam penelitian ini.
pengawas makan-makanan pasien
lansia dengan hipertensi.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar