Você está na página 1de 25

SUHANDY SISWOYO, ST., MT.

PENGERTIAN
Analisis Butir Soal merupakan proses pengumpulan,
peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa
untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko,
1996 : 308)
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan tes
melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta
untuk mengatahui secara diagnostik pada siswa apakah soal
mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan
(Aiken, 1994 : 63)
Jadi, tujuan utama analisis butir soal dalam sebuah tes adalah
untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes
atau dalam pembelajaran
MANFAAT SOAL YANG TELAH DITELAAH
1. Dapat membantu para pengguna tes dalam
evaluasi atau tes yang digunakan
2. Sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan
lokal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa di
kelas
3. Mendukung penulisan butir soal yang efektif
4. Secara materi dapat memperbaiki tes di kelas
5. Meningkatkan validitas soal dan reliabilitas
Manfaat yang lain :
1. Menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai
dengan yang diharapkan
2. Memberi masukan kepada siswa tentang
kemampuan dan sebagai dasar untuk bahan diskusi
di kelas
3. Memberi masukan kepada guru tentang kesulitan
siswa
4. Memberi masukan pada aspek tertentu untuk
pengembangan kurikulum
5. Merevisi materi uang dinilai atau diukur
6. Meningkatkan keterampilan penulisan soal
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegunaan analisis
butir soal adalah :
1. Untuk menentukan soal-soal yang cacat atau tidak
berfungsi penggunaannya
2. Untuk meningkatkan butir soal melalui tiga
komponen analisis yaitu tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan pengecoh soal, serta meningkatkan
pembelajaran melalui ambiguitas soal dan
keterampilan tertentu yang menyebabkan siswa
sulit.
CARA ANALISIS BUTIR SOAL
Analisis butir soal dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) cara
yaitu :
1. Analisis butir soal secara kualitatif
2. Analisis butir soal secara kuantitatif
ANALISIS BUTIR SOAL SECARA
KUALITATIF
Pada prinsipnya analisis soal secara kualitatif
dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soalnya
(tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Penelaahan ini
biasanya dilakukan sebelum soal diujikan/digunakan
Aspek yang diperhatikan didalam penelaahan secara
kualitatif adalah setiap soal ditelaah dari segi, materi,
konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci
jawaban/pedoman penskorannya
TEKNIK ANALISIS SECARA KUALITATIF
Teknik yang dapat dipergunakan ada 2, yaitu :
1. Teknik moderator
merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat
satu orang sebagai penengah/wasitnya.
2. Teknik Panel
Merupakan suatu teknik memvalidasi butir soal yang setiap
butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penilisan butir
soalnya, yaitu ditelaah dari segi materi, konstruksi,
bahasa/budaya, kebenaran kunci jawaban/pedoman
penskorannya yang dilakukan oleh beberapa penelaah.
Nomor Butir A B C D E F G … JUMLAH KEPUTUSAN

1 3 3 2 3 3 2 3 18 Soal Baik
2 2 1 3 2 2 1 1 13 Soal
diperbaiki
3 1 1 1 1 1 1 1 7 Soal diganti
dst
Keterangan :
A : guru yang mengajarkan materi
B : ahli materi
C : pengembang kurikulum
D : ahli konstruksi tes
E : ahli bahasa
F : ahli psikologi
G : ahli lingkungan..
Nilai =
3 : baik
2 : diperbaiki/direvisi
1 : diganti
Keputusan :
15 – 21 : soal baik
8 – 14 : soal diperbaiki
0 – 7 : soal diganti
ANALISIS BUTIR SOAL SECARA
KUANTITATIF
Adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik
dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini
diperoleh dari siswa yang mengerjakan soal-soal itu.
Analisis/penelaahan soal secara kuantitatif ini dilakukan
setelah soal diujikan.
Ada 2 (dua) pendekatan dalam analisis kuatitatif, yaitu :
1. Pendekatan secara klasikal/tradisional
2. Model respon butir soal (Item Response Modelling)
Analisis Butir Soal Secara Klasik
Adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari
jawaban siswa guna meningkatkan mutu butir soal yang
bersangkutan.
Kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah,
dapat dilaksanakan sehari-hari, dengan kecepatan tinggi
dengan komputer, banyak program komputer yang
murah untuk menganalisisnya.
Aspek yang diperhatikan dalam analisis butir soal secara
klasik adalah setiap butir ditelaah dari segi :
1. Tingkat kesukaran butir
2. Daya pembeda butir
3. Penyebaran pilihan jawabannya (untuk soal bentuk
obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan
jawaban
CONTOH ANALSIS BUTIR SECARA KUANTITATIF

NO SISWA 1 2 3 .... 50 SKOR

1 A B B C D 45
2 B B A D C 43 27% KA
3 C A C B B 41

... ... ... ...

33 P A A B A 27
27% KB
34 Q C D E E 26
35 R D E E E 25
KUNCI B B D D
1. Tingkat Kesukaran (TK)
Adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk indeks.
Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dunyatakan
dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 –
1,00 (Aiken, 1994 : 66)
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh,
berarti semakin mudah soal itu.
Perhitungan indeks tingkat
kesukaran
Rumus mencari TK pada soal obyektif
Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal
Tingkat kesukaran (TK) 
jumlah siswa yang mengikuti tes

Rumus mencari TK pada soal uraian


Jumlah skor siswa pada suatu soal
Mean 
Jumlah siswa yang mengikuti tes
Mean
Tingkat Kesukaran (TK) 
Skor maksimum yang telah ditetapkan pada pedoman penskoran
Sebagai pedoman umum, klasifikasi tingkat kesukaran
soal dapat dicontohkan sebagai berikut :
0,00 – 0,30 soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 soal tergolong mudah
Tingkat Kesukaran butir soal memiliki 2 (dua)
kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan kegunaan
bagi pengujian dan pengajaran (Nitko, 1996 : 310-313)
Kegunaan TK bagi pengujian dan pengajaran
1. Pengenalan konsep yang diperlukan untuk
diajarkan ulang
2. Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan
pada kurikulum sekolah
3. Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang
bias
4. Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal
2. Daya Pembeda (DP)
Adalah kemampuan suatu butir dapat membedakan
antara siswa yang telah menguasai materi yang
ditanyakan dan siswa yang tidak/kurang/belum
menguasai materi yang ditanyakan
Manfaat Daya Pembeda (DP) adalah :
1. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui
data empiriknya
2. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir dapat
mendeteksi/membedakan kemampuan siswa
Indeks Daya Pembeda
Indeks DP biasanya dinyatakan dalam bentuk proporsi.
Semakin tinggi indeks DP berarti semakin mampu soal yang
bersangkutan membedakan siswa yang telah memahami
materi dengan siswa yang belum memahami materi
Rumus Mencari DP
Rumus mencari daya pembeda soal bentuk pilihan ganda

BA - BB 2 (BA - BB)
DP  Atau DP 
1 N
N
2
Disamping rumus tersebut, untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan
ganda dapat dipergunakan rumus korelasi point biseral ( r pbis) dan korelasi biseral
(r bis), sebagai berikut :

Xb  Xs Yb  Ys nb ns
rpbs  pq Atau rbis  
SDt SDt un n 2  n
Rumus daya pembeda soal untuk
bentuk uraian
Mean kelompok atas - Mean kelompok bawah
DP 
Skor maksimum
DP dapat menggambar tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar
siswa yang dudah memahami materi yang diujikan dengan siswa yang
belum/tidak memahami materi yang diujikan. Adapun kalasifikasinya adalah
sebagai berikut :
0,40 – 1,00 soal diterima/baik
0,30 – 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,20 – 0,29 soal diperbaiki
0,00 – 0,19 soal tidak dipakai/dibuang
3. Penyebaran (distribusi) jawaban
Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam
penelaahan soal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
berfungsi tidaknya jawaban yang tersedia. Suatu pilihan
jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila
pengecoh :
a. Paling tidak dipilih 5 % peserta tes/siswa
b. Lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum
paham materi
ANALISIS SOAL PG
SOAL KEL A B C D E OMIT KEY TK DP
1 KA 0 10 0 0 0 0 B 0,85 0,30
KB 1 7 1 1 0 0
2 KA 0 5 5 0 0 0 B 0,40 0,20
KB 2 3 3 1 1 0
3 KA 0 1 9 0 0 0 D 0,15 -0,30
KB 0 2 3 3 2 0
50 KA 1 2 3 3 1 0 D 0,25 0,10
KB 1 2 3 2 2 0

TK1=(BA+BB): N
= (10+7) : 20 KRITERIA DAYA PEMBEDA:
= 0,85 KRITERIA TK: 0,40 – 1,00 = soal baik
0,00 – 0,30 = sukar 0,30 – 0,39 = terima & perbaiki
DP1= (BA-BB):½N
= (10-7) : ½ x 20 0,31 - 0,70 = sedang 0,20 – 0,29 = soal diperbaiki
= 0,30 0,71 – 1,00 = mudah 0,19 – 0,00 = soal ditolak
ANALISIS SOAL URAIAN
DAN TES PRAKTIK
Soal 1 Soal 2
NO. SISWA
(Skor maks 6) (Skor maks 5)
1 A 6 5
2 B 5 4
3 C 3 2
4 D 3 2
5 E 2 1
Jumlah 19 14
Rata-rata 3,80 2,80
TK 0,63 0,56
DP 0,47 0,56

TK1 = Rata-rata : skor maks DP1= (Rata-rata KA – Rata-rata KB) : skor maks.
= 3,8 : 6 = 0,63 = [(11:2) – (8:3) ] : 6 = (5,5-2,7):6 = 0,47
TK2 = 2,8 : 5 = 0,56 DP2= [ (9:2) – (5:3) ] : 5 = (4,5-1,7) : 5 = 0,56

Você também pode gostar